1 Taksonomi Bloom
Taksonomi yang digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog pendidikan
yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses
pembelajaran. Taksonomi Bloom muncul pada tahun 1950-an yang mana diketahui bahwa
evaluasi belajar di sekolah terdapat banyak butir soal yang diberikan pada peserta didik hanya
meminta peserta didik tersebut mengutarakan hapalannya saja. Sementara menurut
Bloom,hapalan hanya tingkat rendah dalam kemampuan berpikir dan masih banyaklevel tinggi
yang seharusnya dapat dicapai peserta didik, agar dalam proses pembelajarannya dapat
dihasilkan peserta didik kompeten di bidangnya.
Taksonomi merupakan sederetan kata yang menunjukkan urutan suatu klasifikasi.
Taksonomi bertujuan mengetahui keragaman aspek pembelajaran yang disusun secara hirarkis
mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks (Tjahjadarmawan, 2017).
Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat
rendah hingga tinggi. Menurut Bloom dan Krathwohl terdapat tiga ranah yang harus dikuasai
oleh peserta didik yaitu, ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan ranah afektif (Husamah, dkk.,
2018).
1. Ranah Kognitif. Kognitif merupakan kemampuan seseorang untuk memperoses dan
menggunakan informasi dengan berpikir ataukemampuan intelektualnya. Kemampuan
kognitif ini merupakandasar dari taksonomi Bloom (Tjahjadarmawan, 2017).
2. Ranah Afektif. Afektif merupakan peran perasaan dan sikap dalam proses pembelajaran
(Tjahjadarmawan, 2017).
3. Ranah Psikomotorik. Psikomotorik yaitu keterampilan fisik menggunakan gerak otot.
Keterampilan ini akan menghasilkan sederetan taksonomi pada tiap ranah (Tjahjadarmawan,
2017).
Terdapat enam kategori perilaku dalam taksonomi Bloom yang sederhana sampai dengan
yang lebih kompleks. Berikut adalam taksonomi Bloom ranah kognitif sebelum revisi (Gunawan
& Palupi, 2012):
1. Pengetahuan (Knowledge)/ C-1
Pengetahuan merupakan aspek yang melibatkan proses mengingat kembali hal-hal yang spesifik
dan universal, mengingat kembali metode dan proses, atau mengingat kembali pola, struktur atau
setting. Pengetahuan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: (1) pengetahuan tentang hal-hal
pokok; (2) pengetahuan cara memperlakukan hal-hal pokok; dan (3) pengetahuan tentang hal
yang umum dan abstraksi.
2. Pemahaman (Comprehension)/C-2
Pemahaman bersangkutan dengan inti dari sesuati, ialah sebuah bentuk pengertian atau
pemahaman yang menyebabkan seseorang mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan, dan
dapat menggunakan bahan atau ide yang sedang dikomunikasikan itu tanpa harus
menghubungkannya dengan bahan lain. Pemahaman dibedakan menjadi tiga yaitu, penermehana
(translasi) yaitu kemampuan untuk memahami suatu ide yang dinyatakan dengan cara lain dari
pada pernyataan asli yang dikenal sebelumnya; penafsiran (interpretasi) yaitu penjelasan atau
rangkuman atas suatu komunikasi; dan ekspolasi yaitu meluaskan kecenderungan melampaui
datanya untuk mengetahui implikasi, konsekuensi, akibat, pengaruh sesuai dengan kondisi suatu
fenomena pada awalnya.
3. Penerapan (Application)/C-3
Peserta didik harus memiliki kemampuan menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori,
prinsip di dalam berbagai situasi.
4. Analisis (Analysis)/C-4
Analisis diartikan sebagai pemecahan suatu permasalahan menjadi unsure-unsur penyusunnya,
sehingga ide tersebut relative menjadi lebih jelas dan hubungan anta ride-ide lebih eksplisit.
Kategori analisis dibagi menjadi tiga yaitu: (1) analisis elemen; (2) analisis hubungan; dan (3)
analisis prinsip pengorganisasian.
5. Sintesis (Synthesis)/C-5
Sintesis merupakan pemaduan elemen-elemen dan bagian-bagian untuk membentuk suatu
kesatuan. Sintesis bersangkutan dengan penyusunan bagian-bagian atau unsure-unsur sehingga
membentuk suatu keseluruhan atau kesatuan yang sebelumnya tidak tampak jelas.Kategori
sintesis dibagi menjadi tiga yaitu: (1) penciptaan komunikasi yang unik; (2) penciptaan rencana;
(3) penciptaan rangkaian hubungan abstrak.
6. Evaluasi (Evaluation)/C-7
Evaluasi adalah menentukan nilai materi dan metode untuk tujuan tertentu. Evaluasi
bersangkutan dengan penentuan secara kuantitatif atau kualitatif tentang nilai materi atau metode
untuk suatu maksud dengan memiliki tolok ukur tertentu. Evaluasi ada dua ketegoti yaitu, (1)
evaluasi berdasarkan bukti internal dan (2) evaluasi berdasarkan bukti eksternal.
Taksonomi Bloom ranah kognitif bila digambarkan dari yang paling sederhana sampai yang
paling kompleks dapat dilihat dari Gambar 1.
Taksonomi Bloom kemudian di revisi karena beberapa alasan seperti, terdapatnya kebutuhan
untuk mengarahkan kembali fokus para pendidik pada handbook, bukan sekedar sebagai
dokumen sejarah, namun sebagai karya yang dalam banyak hal telah mendahului zamannya.
Kemudian adanya kebutuhan untuk memadukan pengetahuan-pengetahuan dan pemikiran-
pemikiran baru dalam sebuah kerangka kategorisasi tujuan pendidikan. Taksonomi juga
merupakan sebuah kerangka berpikir khusus yang menjadi dasar untuk mengklasifikasi tujuan-
tujuan pembelajaran. Kemudian ada proporsi yang tidak sebanding dalam penggunaan taksonomi
pendidikan untuk perencanaan kurikulum dan pembelajran dengan penggunaan taksonomi
pendidikan untuk asesmen. Lalu pada kerangka pikir taksonomi karyaBenjamin Bloom lebih
menekankan 6 kategorinya daripada sub-subkategori. Terakhid karena ketidakseimbangan
proporsi subkategori dari taksonomi Bloom (Gunawan & Palupi, 2012).
Berikut Gambar 2 perbedaan taksonomi Bloom sebelum dan sesudah revisi.
Gambar 1. Taksonomi Bloom Ranah Kognitif
Sumber: Gunawan & Palupi (2012)
Perbedaan mendasar antara taksonomi yang barudengan taksonomi yang lama adalah
dalam hal pemisahan antara dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Dalam taksonomi
lama dua dimensi tersebut disatukan dalam kategori pengetahuan sehingga kategori pengetahuan
berbdea dari kategori-kategori yang lain. Sementara pada taksonomi yang baru dimensi
pengetahuan dan dimensi proses kognitif dipisahkan. Dimensi pengetahuan hanya memuat jenis-
jenis pengetahuan sedangkan dimensi proses kognitif membuat macam-macam proses kognitif.
Pemisahan ini menjadikan kedua dimensi menjadi luas cakupannya dan jelas kedudukannya
(Widodo, 2005).
Dalam taksonomi yang baru pengetahuan dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu:
pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan procedural, dan pengetahuan
metakognitif. Pengetahuan metakognitif merupakan jenis pengetahuan yang tidak terdapat pada
taksonomi yang lama (Widodo, 2005).
1. Pengetahuan Faktual merupakan unsure-unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu
tertentu yang bisa digunakan oleh akhli di bidang tersebut untuk saling berkomunikasi dan
memahami bidang tersebut. Pengetahuan faktual pada umumnya merupakan abstraksi level
rendah.
2. Pengetahuan konseptual merupakan saling keterkaitan antara unsure-unsur dasar dalam
struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersama-sama. Pengetahuan konseptual
mencakup skema, model pemikiran, dan teori baik yang implicit maupun eksplisit.
3. Pengetahuan procedural merupakan pengetahuan tentang bagaimana mengerjakan sesuatu.
Sringkali pengetahuan procedural berisi tentang langkah-langkah yang harus diikuti dalam
mengerjakan suatu hal tertentu.
4. Pengetahuan metakognitif. Pengetahuan ini mencangkup pengetahuan tentang kognisi secara
umum dan pengetahuan tentang diri sendiri. Siswa nantinya dituntut lebih menyadari dan
bertanggung jawab terhadap diri dan belajarnya.
Dimensi proses kognitif dalam taksonomi baru dibagi menjadi 6M, yaitu (Widodo, 2005):
1. Menghafal. Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang.
Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatnya.untuk mengkondisikan
agar mengingat bisa menjadi bagian belajar bermakna, tugas mengingat hendaknya selalu
dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas dan
terisolasi. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu mengenali dan mengingat.
2. Memahami. Mengkonstruk makna berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, atau
mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran
desa. Dalam kegiatan ini ada tujuh proses yaitu: menafsirkan, memberikan, contoh,
mengklasifikasikan, meringkas, menarik inferensi, membandingkan, dan menjelaskan.
3. Mengaplikasikan. Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau
mengerjakan tugas. Oleh karena itu mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan
procedural. Terdapat dua macam kategori yaitu menjalankan dan mengimplementasikan.
4. Menganalisis. Menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsure-unsur dan menentukan
bagaimana saling keterkaitan antara unsure-unsur tersebut. terdapat tiga kategori yaitu
menguraikan, mengorganisis, dan menentukan pesan tersirat.
5. Mengevaluasi. Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada.
Terdapat dua proses dalam kategori ini yaitu, memeriksa dan mengkritik.
6. Membuat. Menggabungkan beberapa unsure menjadi suatu bentuk kesatuan. Terdapat tiga
macam proses dalam kategori ini yaitu, membuat, merencanakan, dan memproduksi.
Dalam KD 3.9 menganalisis perubahan iklim dan dampaknya bagi ekosistem dimensi proses
kognitif ialah M4 yaitu menganalisis. Pada proses tersebut terdapat tuga macam proses kognitif
yang mencakup menganalisis yang dapat digunakan dalam instrument penilaian yaitu,
menguraikan, mengorganisir, dan menemukan pesan tersirat dari materi perumahan iklim dan
dampaknya bagi ekosistem.
Sumber Rujukan:
Gunawan, Imam., & Palupi, A. Retno. 2012. Taksonomi Bloom revisi ranah kognitif:
kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan penilaian. Jurnal Pendidikan Dasar dan
Pembelajaran, 2 (02). 98-115.
Husamah., P, Yuni., Restian, Arina., & Sumarsono, Puji. 2018. Belajar & Pembelajaran.
Malang: UMM Press.
Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2017. Best Practice Guru dalam Tugas Pembelajaran di
Sekolah. Yogyakarta: Deepublisher.
Widodo, A. 2005. Taksonomi Tujuan Pembelajaran. Didoktis, 4(2). 61-69.