Evaporator Prinsip Dan Alat
Evaporator Prinsip Dan Alat
Tujuan Evaporator :
memekatkan larutan yang mengandung
zat yang sulit mengup (non-volatile
solute) dan pelarut yang mudah
menguap (volatile solvent) dengan cara
menguapkan sebagian pelarutnya .
Pelarut yang biasa ditemui sebagian besar
sistem larutan air.
Di industri
susu bubuk
digunakan
dua tahap
proses
Drying
Evaporasi
- Memproses cairan encer sampai menjadi
cairan pekat (untuk sampai kadar 50%)
- Proses ini dibatasi oleh kekentalan cairan
atau kemungkinan terjadinya
pengendapan karena larutan terlalu
pekat
- Kebutuhan panas untuk penguapan air
relatif sedikit
Pengeringan/Drying
- Bisa memproses sampai kadar air
padatan sangat rendah dan produk bisa
berupa padatan bisa
memproses baik cairan maupaun
padatan.
- Kebutuhan panas relatif besar
biaya penguapan air dengan dryer kira-
kira sampai 9x biaya penguapan air
dengan evaporator.
Pada industri susu bubuk :
- Tahap pertama dengan evaporasi
sampai dihasilkan larutan pekat
- Tahap berikutnya dengan drying
untuk memperoleh susu bubuk
susu
Dryer bubuk
(kadar padatan 95%)
Basis perhitungan : 1000 kg larutan encer
susu
Padatan pada susu encer : 10% x 1000 kg
= 100 kg
Padatan dalam susu pekat = padatan dalam
susu encer = padatan dalam susu bubuk =
100 kg
Susu pekat hasil evaporasi :
= (100/50) x 100 = 200 kg
Jumlah air teruapkan dlm evaporator
= 1000 – 200 = 800 kg
Jumlah susu bubuk :
= (100/95) x 100 = 105 kg
Didasarkan pada :
perbedaan titik didih yang sangat besar
antara zat-zat yang terlarut dengan
pelarutnya
Energi
terbesar dalam evaporator adalah
untuk penguapan usaha-usaha
penghematan panas perlu dilakukan (misal:
pemanfaatan uap yang timbul untuk
pemanas evaporatora)
PEMILIHAN JENIS EVAPOATOR
Faktor-faktor dalam pemilihan evaporator
a. Kapasitas produksi yang disyaratkan
b. Viskositas umpan dan kenaikkan
viskositas selama penguapan
c. Produk yang diinginkan : padatan, slurry
atau larutan pekat
d. Sensitifitas bahan/produk terhadap panas
e. Apakah larutan ang diproses fouling
(menimbulkan kerak) atau non-fouling
f. Apakah larutan dapat menimbulakn busa
(foaming)
g. Apakah harus dilakukan pemanasan
langsung/direct heating
Bandingakan :
Pipa dengan ID = 2 cm, panjang ,L = 300 cm
a. Penuh dengan cairan
Luas pemukaan pipa : π.ID.L
= π.(2)(300) = 600 cm2
Volum cairan : (π/4)(ID2).L
= (π/4)(22)(300) = 300. π cm3
Perbandingan (luas/vol) =600π /300 π
= 2/cm
b. Tebal film ; 0,2 cm
Luas permukaan pipa : π.ID.L
= π.2.300 = 600. π cm2
Volum cairan : π.ID.L..0,2
= π.2.300.0,2 = 120. π cm3
Perbandingan (luas/vol) = (600 π)/120 π
= 5/cm
Jika Δt cukup kecil
Dimana :
A = luas transfer panas
U = koefisien perpindahan panas overall
Q = jumlah panas yang ditransfer
Penambahan luas permukaan
Penghematan dapat
dilakukan dengan :
Menggunakan beberapa evaporator
yang disusun seri (multiple-effect)
Prinsip :
beberapa evaporator tersusun seri dan
terhubung satu dengan yang lain, tetapi
masing-masing beroperasi pada tekanan
yang berbeda.