ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN Tn. Y DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN PEMENUHAN OKSIGEN
DI RUANG RAWAT INAP CAMAR
RSPAU dr. S. HARDJOLUKITO
Disusun Oleh:
NITA SILABAN (20400094)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan istirahat.
2)Makan dan minum yang cukup; 3)Eliminasi (buang air besar dan kecil);
sesuai dengan agama dan kepercayaan; 12) Bekerja sedemikian rupa sebagai
rasa ingin tahu yang mengarah pada perkembangan yang normal, kesehatan,
Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara
atmosfir hingga sampai ke tingkat sel melalui alveoli paru dalam proses
Tn. Y (34 tahun) merupakan salah satu klien yang berada di Ruang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Sebagai salah satu tugas program ners dalam mata kuliah KDP.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan tugas ini adalah sebagai berikut:
C. Manfaat Penulisan
D. Metode Penulisan
1. Wawancara
2. Observasi
3. Studi Dokumentasi
4. Studi Kepustakaan
E. Sistematika Penulisan
Penunjang, Penatalaksanaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi
batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap
dalam udara ruangan adalah 21%. Tujuan terapi oksigen adalah memberikan
B. Etiologi
deformitas tulang dan dinding dada, nyeri, cemas, penurunan energy atau
C. Patofisiologi
Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar
dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen
tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan
D. Manifestasi klinis
posterior, frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan
gejala adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan
1) Faktor fisiologis
2) Faktor perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang
sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil
dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa
berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak
10
dan pola napas. Tahap perkembangan klien dan proses penuaan yang normal
usia sekolah dan remaja, Dewasa muda dan dewasa pertengahan dan Lansia.
3) Faktor lingkungan
tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat
yang meningkat.
panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung
4) Gaya hidup
dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan
penyakitparu.
11
5) Status kesehatan
6) Narkotika
pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila
kedalaman pernapasan.
c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan sel jaringan.
12
saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian
atas meliputi: hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena
adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang
(otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran
napas. Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau
F. Pemeriksaan fisik
1. Mata
endokarditis)
2. Kulit
c. Edema.
d. Edema periorbital.
a. Sianosis
b. Clubbing finger.
5. Hidung
6. Vena leher
7. Dada
saluran/rongga pernapasan
14
8. Pola pernapasan
H. Pemeriksaan Penunjang
I. Penatalaksanaan
c. Suctioning
b. Pemberian oksigen
b. Pemberian oksigen
c. Suctioning
16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn. Y DENGAN ASTMA BRONCHIALE
DI RUANG CEMPAKA RSUD WATES YOGYAKARTA
V. Riwayat keluarga
Diantara anggota keluarga yang lain menurut pengakuan pasien adalah ibunya yang
mempunyai penyakit serupa dengan penyakit yang dialami pasien sekarang
VI. Genogram
Ket : : pasien
: Laki laki
: Perempuan
VII. Pola Kesehatan Klien Saat Ini
1. Keluarga klien mengatakan klien mempunyai jaminan kesehatan, jika sakit klien
lebih sering meminum obat warung daripada memeriksakan ke fasilitas kesehatan
2. Nutrisi dan Cairan
Nutrisi
a. Frekuensi makan : 3 X dalam sehari dengan nasi, lauk, sayur
b. Berat Badan / Tinggi Badan : 66 kg / 170 Cm
c. BB dalam 1 bulan terakhir : ( ) Tetap
d. Jenis Makanan : mengikuti diit dari RS
e. Makanan yang disukai : Tempe, ayam
f. Makanan Pantang : Tidak makan makanan yang manis
g. Nafsu Makan : ( )Baik
h. Masalah Pencernaan : Tidak ada
i. Riwayat operasi : Tidak ada
j. Diit RS : Nasi () Habis
18
5. Eliminasi
Eliminasi fekal/bowel
a. Frekuensi : 1 × perhari
b. Waktu : Pagi
c. Warna : Kuning kecoklatan
d. Ggn. Eliminasi bowel : Tidak ada
e. Kebutuhan pemenuhan ADL Bowel : Mandiri
Eliminasi Urin
a. Frekuensi : 4-6 kali/hari
b. Warna : Kuning jernih
c. Ggn. Eliminasi bladder : Tidak ada
d. Riwayat dahulu : Tidak ada
e. Penggunaan kateter : Tidak
f. Kebutuhan pemenuhan ADL bladder : Dengan bantuan
6. Pola Hubungan dan Komunikasi
- Keluarga mengatakan sebelum sakit Tn Y selalu mengikuti pengajian setiap
minggu legi, mengikuti perkumpulan RT setiap tanggal 15, dan mengikuti
perkumpulan tani setiap tanggal 16.
- Keluarga mengatakan jika tetangga sering mempercayakan sawahnya untuk
dikelola oleh Tn Y.
- Pasien selalu mengikuti kegiatan gotong royong setiap hari minggu.
7. Koping Keluarga
Apabila ada masalah klien lebih senang menyelesaikan secara kekeluargaan agar
tercipta keputusan yang terbaik.
8. Kognitif dan persepsi
Sensori, persepsi, dan kognitif
a. Ggn. Penglihatan : Tidak
b. Ggn. Pendengaran : Tidak
c. Ggn. Penciuman : Tidak
d. Ggn. Sensasi taktil : Tidak
e. Ggn. Pengecapan : Tidak
20
BB / TB : 65 kg/ 170 cm
LLA 30 cm
LK 60 cm
2. Kulit
Turgor kulit elastis
3. Kepala
Bentuk kepala normal, tidak ada luka, tidak ada ketombe, tidak rontok. Selama
sakit pasien belum pernah keramas.
4. Mata
Konjungtiva merah muda, tidak memakai kacamata, tidak ada secret di mata.
Mata normal.
5. Telinga
Bentuk telinga simetris kanan dan kiri. Pasien tidak memakai alat pendengaran,
telinga bersih
6. Hidung
Ada sedikit sekret. Tidak ada sinus. Terpasang selang oksigen, pernafasan cuping
hidung
7. Mulut dan Tenggorokan
Bicara jelas, tidak ada sariawan dan radang tenggorokan. Mulut kering dan tidak
lembab
8. Leher
Tidak ada pembesaran tiroid, tidak punya riwayat penyakit amandel atau
tonsillitis.
9. Thoraks
Jantung dan Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris, simetris antara perkembangan dada kanan
dan kiri, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada luka
Palpasi : ictus cordis teraba, tidak teraba tacti premitus
Perkusi : Jantung terdengar suara redup, perkusi paru resonasi terdengar di
seluruh permukaan paru
Auskultasi : Tidak ada bunyi jantung tambahan, suara paru vasikuler
22
Abdomen
Inspeksi : bentuk datar, simetris, tidak ada luka
Palpasi : Tidak adanya pembesaran hepar
Perkusi : Adanya suara tympani
Auskultasi : Terdengar suara bising usus 10x/menit
10. Ekstermitas
Tidak ada edema, tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm
Kekuatan otot
4 4
4 4
11. Genitalia
Bersih, tidak ada lesi
12. Anus dan rectum
Tidak ada hemoroid
13. Neurologi
Klien dalam keadaan sadar penuh
a. Test nervus I (Olfactory) : klien dapat membedakan bau alkhohol dan bau
minyak angina
b. Test nervus II (Optikus) : klien dapat membaca nama mahasiswa dengan
jelas tanpa menggunakan alat bantu kacamata
c. Test Nervus III, IV, VI ( Oculomotorius, Trochlear dan Abducens) : Pupil
klien mengecil saat disenter, mata klien dapat melirik ke kiri dank e kanan
tanpa menoleh
d. Test nervus V( Trigeminus) : klien dapat mengatupkan gigi dan mengunyah
dengan baik
e. Test nervus VII (Facialis) : klien dapat membedakan rasa asin, manis dan
pahit. Pada saat diminta untuk tersenyum, bentuk mulut klien terlihat
simetris
f. Tes nervus VIII (Acustikus) : klien dapat mendengar perkataan perawat
dengan jelas
23
X. Pemeriksaan Radiologi
Dilakukan tanggal 11 Januari 2021
Thorak AP
- Kedua apex pulmo tenang
- Kedua sinus c.f lancip
- Besar cor normal
Kesan bronchitis kronis
Pemeriksaan EKG
24
XI. Pengobatan :
a. Terapi yang diberikan
No Nama Terapi Dosis Kegunaan
1 IVFD RL 20 tpm Resusitasi cairan
2 Injeksi 3 x62,5 mg IV Anti radang
metilprednisolon
3 Injeksi ondansetron 3 x1gram IV Melindungi lambung,
mencegah muah, ,muntah
4 Injeksi pantoprazole 1 x1 vial IV Melindungi lambung,
mencegah muah, ,muntah
5 Nebulizer combivent 1 flash 4 kali/24 jam Mengencerkan dahak
6 Oksigenasi O2 9 lpm Menjaga kepatenan jalan
Sungkup nafas
b. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Sputum dalam Ketidakefektifan
Klien mengatakan masih terasa jumlah yang bersihan jalan nafas
agak sesak berlebihan
DO :
Ku sedang
TTV
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 112 x/m
- RR 30x/m
- SpO2 89 %
Suara nafas vesikuler menurun,
terdapat ronkhi dan whezzing
pada area paru kanan atas, tidak
ada sianosis, terpasang oksigen,
batuk berdahak
c. Diagnosa Keperawatan
25
e. Dokumentasi
Hari/tgl Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi
keperawata
n
Kamis Ketidakefe 11.05 1. Memposisikan pasien S: Klien
11 ktifan jalan untuk memaksimalkan mengatakan
Februari nafas ventilasi napasnya sangat
2021 11.08 2. Mengidentifikasi pasien sesak
perlunya pemasangan O : Keadaan
alat nafas buatan pasien lesu, napas
3. Menggunakan nebulizer dalam dan cepat
untuk pengenceran dengan tarikan
sputum dinding dada,
4. Mengeluarkan secret SpO2 92 %,
dengan batuk atau respirasi 29 x/m,
suction saat ini pasien
5. Mengauskultasi suara dalam posisi
nafas, catat adanya suara fowler, terpasang
nafas tambahan O2 2 lpm
6. Mengatur intake cairan A:
27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
manusia. Dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam metabolism sel tubuh.
28
Kekurangan oksigen dapat menyebabkan hal yang berarti bagi tubuh, salahsatunya
karena itu setiap perawat harus paham dengan manifestasi tingkat pemenuhan
oksigen pada kliennya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait