Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bekerja merupakan suatu hal sentral dalam hidup manusia di berbagai


kebudayaan, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa setiap budaya memiliki nilai dan
konsepsi tersendiri dalam memaknai suatu pekerjaan. Kita dapat melihat bahwa
bagaimanapun bekerja merupakan suatu hal yang penting dan signifikan untuk
mayoritas orang dengan melihat pertimbangan bahwa individu mendedikasikan
hidupnya untuk bekerja.
Tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam usia kerja (workingage
population). Sedangkan menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2
disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan aktivitas
kerja manusia baik pada industri, manufaktur dan kontruksi, yang melibatkan mesin,
peralatan, penanganan material, pesawat uap, bejana bertekanan, alat kerja bahan
baku dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-
cara melakukan pekerjaan, maupun industri jasa, yang melibatkan peralatan
pembersih gedung, sarana transportasi, dan lain-lain (Meggison dalam
Mangkunegara, 2002:138).
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta
praktiknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik atau mental, maupun sosial
dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-
gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja,
serta terhadap penyakit-penyakit umum. Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin
berubah, bukan sekadar “kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga
mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan
pekerjaannya (total health of all at work).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ialah suatu pemikiran dan usaha
untuk menanggung keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani ataupun rohani.Dengan
keselamatan dan kesehatan kerja maka beberapa pihak diinginkan dapat melakukan
pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan disebutkan aman bila apa pun yang
dilakukan oleh pekerja itu, kemungkinan yang mungkin nampak dapat dijauhi.
Pekerjaan disebutkan nyaman bila beberapa pekerja yang berkaitan dapat melakukan
pekerjaan dengan merasa nyaman dan kerasan, hingga tidak mudah
lelah.Keselamatan dan kesehatan kerjaadalah salah satu segi perlindungan tenaga
kerja yang ditata dalam Undang-Undang Nomor 13 Th. 2003.
Keselamatan dan kesehatan kerja dapat menciptakan terwujudnya
kesejahteraan tenaga kerja yang lebih baik. Penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja ini mulai ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan dengan cara
penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari arti penting
keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk perusahaan. Apabila kecelakaan itu
terjadi maka akan menimbulkan kerugian. Salah satunya yaitu kerugian dari segi
ekonomi adalah segala kerugian yang bisa dinilai dengan uang, seperti rusaknya
bangunan, peralatan, mesin, dan bahan, biaya pengobatan, perawatan atau santunan
lain bagi tenaga kerja yang menderita sakit atau cidera serta hari kerja yang hilang
karena operasional perusahaan terhenti. Sedangkan kerugia dari segi non ekonomi
dapat terjadi pada tenaga kerja baik menimbulkan kecacatan bahkan kematian yang
dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan industri itu sendiri.
Kesehatan dan keselamatan kerja telah menjadi salah satu pilar penting
ekonomi makro maupun mikro, karena keselamatan dan kesehatan kerja tidak bisa
dipisahkan dari produksi barang dan jasa. Untuk itu perusahaan harus menekan risiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, karena kecelakaan akan menyebabkan
kelambatan produksi, padahal ketepatan waktu dapat menghemat biaya yang besar,
sebaliknya ketidaktepatan dalam memenuhi jadwal dapat berakibat kerugian yang
besar pada perusahaan dan pelanggan.
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan
yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap
proses. Kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan suatu kejadian yang tidak
dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan
atau harta benda (Suma’mur, 2009).
Penyebab kecelakaan kerja secara umum adalah karena adanya kondisi yang
tidak aman dan tindakan tidak aman dari pekerja. Khusus mengenai unsafe action
(tindakan tidak aman) ini sangat erat kaitannya dengan faktor manusia atau terjadi
karena kesalahan manusia. Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh dua hal yaitu,
unsafe action dan unsafe condition. Unsafe action (tindakan tidak aman) sangat erat
kaitannya dengan faktor manusia berupa budaya K3 atau merupakan semua tindakan
yang dilakukan seseorang dimana tindakan tersebut dapat membahayakan diri sendiri,
orang lain, peralatan maupun lingkungan yang ada disekitarnya. Sedangkan unsafe
condition (kondisi tidak aman) merupakan penyimpangan dari standar yang dipatuhi
untuk menghindari terjadinya kecelakaan ditempat kerja (Luthfil dkk, 2016).
Kecelakaan terjadi diakibatkan adanya kondisi bahaya yang berkaitan dengan
mesin, lingkungan kerja, proses produksim sifat pekeraan dan cara kerja (Sepang,
2013). Salah satu penyebab tingginya angka kecelakaan kerja adalah tidak
menggunakan APD saat bekerja.Menurut data Organisasi Perburuhan Internasional
sekitar dua juta orang kehilangan nyawa mereka setiap tahun akibat kecelakaan,
lukaluka, atau penyakit di tempat kerja. Angka tersebut setara dengan 5.000 pekerja
per hari atau tiga orang setiap menitnya. Dari sekitar 270 juta kecelakaan kerja yang
terjadi, 355 ribu diantaranya merupakan kecelakaan fatal, dan 160 juta penyakit
akibat pekerjaan terjadi setiap tahun (ILO, 2013).
Untuk, D., Salah, M., Syarat, S., Memperoleh, G., Ekonomi, F., & Bisnis, D. (2017).
Jurusan ilmu ekonomi fakultas ekonomi dan bisnis islam universitas islam
negeri alauddin makassar 2017. Universitas Islam negeri Alauddin Makassar.

Wahyuni, N., Suyadi, B., & Hartanto, W. (2018). PENGARUH KESELAMATAN


DAN KESEHATAN KERJA ( K3 ) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
KARYAWAN PADA PT . KUTAI TIMBER INDONESIA ( Studi Kasus Pada PT .
Kutai Timber Indonesia Kota Probolinggo ). 12(Vol 12 No 1), 99–104.
https://doi.org/10.19184/jpe.v12i1.7593

Penilaian, P., Kepentingan, T., Kualitas, D., Ditinjau, L., Hadiningrat, N., Istimewa,
D., Organisasi, K., Karyawan, P., Binatang, K., Clinic, B., Beauty, L.,
Relationship, T., Work, B., & Women, W. (2013). Table of Contents. Psikologi
Industri Dan Organisasi, Vol 2(Vol 2 No. 3), 158.

Redjeki, S. (Ed.). (2016). Kesehatan dan keselamatan kerja (1st ed.).

Penerapan, A., Dan, K., Kerja, K., Proyek, B., Bangunan, K., Di, G., & Ambon, K.
(2019). Jurnal simetrik vol.9, no.2, desember 2019. ANALISIS PENERAPAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP BIAYA PROYEK
KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI KOTA AMBON, 9(2), 242–249.

Gula, P., & Arasoe, B. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK GULA BONE
ARASOE. 19(2), 292–299.

Pekerja, P., Mobil, B., & Kendari, K. (2016). FAKTOR-FAKTOR YANG


BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA
BENGKEL MOBIL KOTA KENDARI TAHUN 2016. 1–10.

Cv, D. I., & Tiga, C. (2018). ANALISIS KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA
PENGELASAN DI CV. CAHAYA TIGA PUTRI. 3(1), 66–75.

Magang, L. A. (2019). DESKRIPSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN


DESKRIPSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN.

Damayanti, R., & Ramandhani, E. (2018). GAMBARAN KECELAKAAN KERJA


DI INDUSTRI BAJA X GRESIK INDONESIA. Journal of Industrial Hygiene
and Occupational Health, 2(2), 152. https://doi.org/10.21111/jihoh.v2i2.1886

Anda mungkin juga menyukai