OLEH :
KELOMPOK 3
1. Anggun Resky S Akib, SKM
2. Enna Aslina, SKM
3. Fery Anthony, SKM, MKM
Salah satu peningkatan kejadian Malaria di Indonesia terjadi di Provinsi Lampung yang
merupakan daerah endemis Malaria. Annual Malaria incidence (AMI) Provinsi Lampung
6,62‰ (2002) dan 6,92‰ (2003). Hampir semua kabupaten yang ada di Provinsi
Lampung merupakan
III. Tujuan
Tujuan Umum : Mengentahui efektifitas kelambu berinsektisida (LLINs) yang
telah dibagikan secara masal kepada masyarakat untuk masa pemakaian 1 tahun, 2
tahun dan 3 tahun dalam upaya pengendalian penyakit malaria di Dusun Pulau
Pahawang, Kecamatan Punduh Pedada, Kab. Pesawaran, Prov. Lampung.
Tujuan Khusus :
Mendukung program Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan tentang penggunaan kelambu sebagai upaya pengendalian vektor
Malaria dan pencegahan penyakit malaria dengan melakukan uji efektivitas
kelambu yang dibagikan secara masal di Desa Pulau Pahawang.
Mengetahui mapping breeding place (habitat) nyamuk Anopheles sp di desa Pulau
Pahawang.
Mengetahui kepadatan jentik di desa Pulau Pahawang.
Mengetahui Pengetahuan Sikap dan Perilaku Masyarakat di Desa Pulau Pahawang
terhadap pengendalian penyakit malaria terkait dengan penggunaan kelambu
LLINs dan pengendalian malaria.
IV. Sasaran Uji
Sasaran uji yang digunakan dalam uji ini adalah : Nyamuk Anopheles sp, di daerah
Pulau Pahawang Kabupaten Pesawaran.
VII. Pelaksana
Kegiatan uji efektifitas kelambu LLINs pada Desa Pulau Pahawang dilaksanakan oleh
BTKL Jakarta, Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten Pesawaran dan Pengelola Program Malaria Puskesmas.
VIII. Metode Uji
Metode yang digunakan dalam uji efektifitas kelambu ini dengan metode uji Bioassay
(uji Efikasi dengan menggunakan nyamuk hidup).
X. Matrik Kegiatan
Rencana Kegiatan Uji Efektifitas Kelambu
XI. Pengamatan
Hasil Pengamatan Uji Efektifitas Kelambu dengan bahan aktif permetrin :
Tabel 1.
Hasil uji Efektifitas Kelambu Berinsektisida ( LLINs)
Spesies Nyamuk Uji : An. Sundaicus, Desa Pahawang Kab. Pesarawan
(Usia Kelambu 1 Tahun)
JMLH
JML JML
KNOCK % %
SISI KELAMBU ULANGAN NYAMUK KEMATIAN
DOWN 1 JAM 24 JAM
UJI 24 JAM
1 JAM
Sisi Atas 1 5 2 2 40 40
2 5 3 4 60 80
3 5 3 3 60 60
Sisi Kanan 1 5 0 4 0 80
2 5 3 4 60 80
3 5 4 5 80 100
Sisi Kiri 1 5 3 4 60 80
2 5 2 4 40 80
3 5 5 5 100 100
Sisi Depan 1 5 4 2 80 40
2 5 2 3 40 60
3 5 3 4 60 80
Sisi Belakang 1 5 0 4 0 80
2 5 2 2 40 40
3 5 4 4 80 80
JUMLAH 75 40 54 53.333 72
Hasil uji Uji bioassay efektifitas kelambu LLINs masa penggunaan 1 (satu) tahun
dengan bahan aktif permetrin dilakukan sesuai prosedurnya yaitu dengan
memberikan kontak nyamu terhadap kelambu selama 3 menit dan setelah
dilakukan pengamatan selama 24 jam mengakibatkan kematian nyamuk Anopheles
sp sebesar 74,67%, sedangkan nyamuk control semuanya (100%) hidup. Hasil uji
ini sejalan dengan penelitian Malima et al. (2008) yang melaporkan bahwa di
Tanzania, kelambu Olyset yang baru memiliki tingkat mortalitas tinggi yaitu 73,9%
terhadap Anopheles funestus dan 62,7% terhadap Anopheles gambiae.
Menurut WHO Kelambu berinsektisida dikategorikan efektif apabila memiliki
tingkat kematian > 80%. Berarti uji yang telah dilakukan dengan tingkat kematian
Anopheles 74,67% tergolong dalam kategori tidak efektif. Namun demikian Sreehari
et al. (2007) melaporkan bahwa penggunaan kelambu LLINs bebahan aktif
permetrin dapat mereduksi kepadatan nyamuk Anopheles culicifacies yang istirahat
di dalam rumah, dan juga mereduksi masuknya nyamuk ke dalam rumah.
XIII. Penutup
Demikian laporan hasi uji efektifitas kelambu di pulau pahawang Kabupaten Pesawaran.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan khususnya bagi
penulis dan bagi pembaca lainnya.