Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

UJI EFIKASI KELAMBU MALARIA DI PULAU PAHAWANG


KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

OLEH :
KELOMPOK 3
1. Anggun Resky S Akib, SKM
2. Enna Aslina, SKM
3. Fery Anthony, SKM, MKM

PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL ENTOMOLOGI KESEHATAN AHLI


BBPK CILOTO KEMENKES RI
TAHUN 2021
I. Pendahuluan
Malaria adalah penyakit parasit yang terjadi di daerah tropis
dan sub tropis. Penyebabnya adalah parasit Plasmodium dan ditularkan oleh nyamuk
Anopheles betina. Penyebaran Malaria di dunia sudah sedemikian luas yaitu menjangkau
antara garis bujur 60o di utara dan 40o di selatan (Depkes. RI, 2006). Area penularan
penyakit malaria meliputi lebih dari 100 negara yang beriklim tropis dan sub tropis.
Penduduk
yang tinggal di daerah berisiko terkena penularan malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar
atau sekitar 41% dari populasi penduduk dunia (WHO, 2000). Setiap tahun jumlah kasus
Malaria berjumlah 300 sampai dengan 500 juta dan mengakibatkan 1,5 sampai dengan
2,7 juta kematian terutama di Afrika sub Sahara. (Harijanto P.N, 2000).
Kasus malaria terbanyak terdapat di Afrika dan beberapa Negara Asia, Amerika
Latin, Timur Tengah dan beberapa bagian Negara Eropa. Indonesia merupakan salah satu
Negara yang masih berisiko terhadap malaria. Dengan demikian sampai saat ini malaria
merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Pada tahun 2007 di Indonesia terdapat 396
Kabupaten/Kota endemis Malaria dari 495 Kabupaten/Kota yang ada, dengan perkiraan
sekitar 45% penduduk berdomisili di daerah yang berisiko tertular Malaria. Jumlah kasus
pada tahun 2006 sebanyak 2 juta orang dan pada tahun 2007 menurun menjadi 1.774.845
(Depkes, 2009). Prevalen kasus Malaria di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 6,0%
(Riskesdas, 2013).

Salah satu peningkatan kejadian Malaria di Indonesia terjadi di Provinsi Lampung yang
merupakan daerah endemis Malaria. Annual Malaria incidence (AMI) Provinsi Lampung
6,62‰ (2002) dan 6,92‰ (2003). Hampir semua kabupaten yang ada di Provinsi
Lampung merupakan

Daerah endemis Malaria. Kabupaten Pesawaran merupakan daerah endemis


malaria dengan angka kesakitan yang berfluktuasi dari tahun ke tahun. AMI Kabupaten
Pesawaran 13,7‰ (2003) dan 13,2‰ (2004) dengan proporsi penderita rawat jalan di
seluruh puskesmas di Kabupaten Pesawaran 3,71% (2003) dari sepuluh penyakit terbesar
yang rawat jalan ke Puskesmas (Dinkes. Prov. Lampung, 2003). Pada bulan Juli 2014
terjadi peningkatan Kasus Malaria di wilayah kerja Kabupaten Pesawaran yaitu di
Puskesmas Pedada, Desa Kepulauan Pahawang yang menyebabkan 2 orang meninggal
dunia. Jumlah kaus Malaria di Kabupaten Pesawaran pada tahun 2014 sebanyak 417
kasus (Dinkes. Prov. Lampung, 2015).
Upaya untuk menekan angka kesakitan dan kematian dilakukan melalui program
pemberantasan Malaria. Salah satu program intervensi yang dilakukan Pemerintah
Daerah Lampung untuk menurunkan kejadian Malaria adalah dengan membagikan
kelambu (kelambunisasi) secara masal kepada masyarakat yang tinggal di area endemis
Malaria. Upaya ini dilakukan untuk melindungi atau memberikan proteksi kepada
masyarakat terhadap gigitan nyamuk sebagai vektor penularan penyakit Malaria. Terkait
dengan upaya kelambunisasi tersebut, ada beberapa jenis kelambu berinsektisida yang
dibagikan secara masal dengan harapan selain berfungsi melindungi juga berfungsi
membunuh nyamuk sehingga berguna mengendalikan populasinya.
Terdapat dua jenis kelambu berinsektisida : ITN (Insecticide Treated Net) dan LLINs
(Long Lasting Insecticidal Nets). ITN perlu dicelup ulang setelah tiga kali pencucian.
Sedangkan LLINs tahan sampai 3-5 tahun dan bisa dicuci sampai 20 kali. Penggunaan
kelambu berinsektisida (LLINs) disebut juga insektisida tahan lama. Cara ini merupakan
salah satu diantara cara yang efektif dalam mencegah gigitan nyamuk vektor Malaria, karena
selain sebagai penghalang secara fisik terhadap nyamuk, aktifitas insektisida yang terdapat di
dalamnya juga dapat membunuh nyamuk. Sasaran utama kelambu LLINs adalah ibu dan
anak balitanya. Menurut petunjuk pemakaiannya kelambu LLINs dapat digunakan dalam
jangka waktu 3-5 tahun dengan frekuensi pencucuian sebanyak 20 kali.
Efektifitas kelambu berinsektisida sangat tergantung dari kontak langsung dengan nyamuk
terhadap kandungan bahan aktif insektisidanya. Beberapa merk dagang kelambu
berinsektisida yang dibagikan secara masal kepada masyarakat memiliki kandungan bahan
aktif insektisida yang berbeda- beda, diantaranya berupa bahan aktif permetrin dan delta
metrin. Usia kelambu dan cara pemakaian/perawatan kelambu juga sangat mempengaruhi
efektifitasnya.
Saat ini belum banyak diketahui dengan jelas bagaimana sesungguhnya efektifitas
kelambu dilihat dari sisi kandungan bahan aktif insektisidanya maupun usia
pemakaian/perawatannya. Oleh karenanya perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui efektifitas pemakaian kelambu LLINs dalam mengendalikan populasi nyamuk
Anopheles sp. di Desa Pulau Pahawang, Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran,
Provinsi Lampung
II. Dasar Hukum
Dasar hukum untuk melaksanakan kegiatan ini adalah :
1. UU Nomor 4 tahun 1984, tentang Wabah Penyakit Menular;
2. UU Nomor 36 tahun 2009, tentang Kesehatan;
3. PP Nomor 40 tahun 1991, tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular;
4. Permenkes Nomor 1501 tahun 2010 tentang Jenis Penyakit Menular tertentu Yang
Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya;
5. Permenkes Nomor 50 Tahun 2017 tentang Standard Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit serta Pengendaliannya;
6. Kepmenkes no. 293/Menkes/SK/IV/2009 tentang Eliminasi Malaria.

III. Tujuan
Tujuan Umum : Mengentahui efektifitas kelambu berinsektisida (LLINs) yang
telah dibagikan secara masal kepada masyarakat untuk masa pemakaian 1 tahun, 2
tahun dan 3 tahun dalam upaya pengendalian penyakit malaria di Dusun Pulau
Pahawang, Kecamatan Punduh Pedada, Kab. Pesawaran, Prov. Lampung.
Tujuan Khusus :
 Mendukung program Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan tentang penggunaan kelambu sebagai upaya pengendalian vektor
Malaria dan pencegahan penyakit malaria dengan melakukan uji efektivitas
kelambu yang dibagikan secara masal di Desa Pulau Pahawang.
 Mengetahui mapping breeding place (habitat) nyamuk Anopheles sp di desa Pulau
Pahawang.
 Mengetahui kepadatan jentik di desa Pulau Pahawang.
 Mengetahui Pengetahuan Sikap dan Perilaku Masyarakat di Desa Pulau Pahawang
terhadap pengendalian penyakit malaria terkait dengan penggunaan kelambu
LLINs dan pengendalian malaria.
IV. Sasaran Uji
Sasaran uji yang digunakan dalam uji ini adalah : Nyamuk Anopheles sp, di daerah
Pulau Pahawang Kabupaten Pesawaran.

V. Peralatan dan Bahan


Adapun alat penelitian yang digunakan sebagai berikut :
1. Spesies Nyamuk
2. Beberapa permukaan dinding yang di semprot
3. Aspirator Bengkok
4. Selotif
5. Kotak Nyamuk.
6. Timer
7. Larutan air gula & kapas
8. Karet Gelang
9. Kain Kasa dan Kapas
10. Sling Higrometer
11. Temperatur
12. Kain Untuk Pelembab

VI. Penerima manfaat


 Dukungan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dalam rangka
pengendalian kejadian penyakit malaria di wilayah kerjanya
 Sebagai baseline data dalam rangka penentuan kebijakan Pemerintah Daerah
Kabupaten Pesawaran terkait dengan pengendalian penyakit Malaria di wilayah
kerjanya.
 Masyarakat di Desa Pulau Pahawang, Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten
Pesawaran, Provinsi Lampung mendapatkan advokasi dan edukasi terkait dengan
pengendalian penyakit malaria.

VII. Pelaksana
Kegiatan uji efektifitas kelambu LLINs pada Desa Pulau Pahawang dilaksanakan oleh
BTKL Jakarta, Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten Pesawaran dan Pengelola Program Malaria Puskesmas.
VIII. Metode Uji
Metode yang digunakan dalam uji efektifitas kelambu ini dengan metode uji Bioassay
(uji Efikasi dengan menggunakan nyamuk hidup).

IX. Cara Pengumpulan Sampel


Penangkapan nyamuk dengan menggunakan aspirator, lalu nyamuk ditempelkan

X. Matrik Kegiatan
Rencana Kegiatan Uji Efektifitas Kelambu

No. Uraian Kegiatan Bulan April 2017


Hari 1-2 Hari 3-4 Hari 5 Hari 6
1 Persiapan V
2 Pengumpulan V
Nyamuk dan
pengujian kelambu
3 Pembuatan laporan V
4 Evaluasi kegiatan V

XI. Pengamatan
Hasil Pengamatan Uji Efektifitas Kelambu dengan bahan aktif permetrin :
Tabel 1.
Hasil uji Efektifitas Kelambu Berinsektisida ( LLINs)
Spesies Nyamuk Uji : An. Sundaicus, Desa Pahawang Kab. Pesarawan
(Usia Kelambu 1 Tahun)
JMLH
JML JML
KNOCK % %
SISI KELAMBU ULANGAN NYAMUK KEMATIAN
DOWN 1 JAM 24 JAM
UJI 24 JAM
1 JAM
Sisi Atas 1 5 2 2 40 40
2 5 3 4 60 80
3 5 3 3 60 60
Sisi Kanan 1 5 0 4 0 80
2 5 3 4 60 80
3 5 4 5 80 100
Sisi Kiri 1 5 3 4 60 80
2 5 2 4 40 80
3 5 5 5 100 100
Sisi Depan 1 5 4 2 80 40
2 5 2 3 40 60
3 5 3 4 60 80
Sisi Belakang 1 5 0 4 0 80
2 5 2 2 40 40
3 5 4 4 80 80
JUMLAH 75 40 54 53.333 72

XII. Hasil uji

Hasil uji Uji bioassay efektifitas kelambu LLINs masa penggunaan 1 (satu) tahun
dengan bahan aktif permetrin dilakukan sesuai prosedurnya yaitu dengan
memberikan kontak nyamu terhadap kelambu selama 3 menit dan setelah
dilakukan pengamatan selama 24 jam mengakibatkan kematian nyamuk Anopheles
sp sebesar 74,67%, sedangkan nyamuk control semuanya (100%) hidup. Hasil uji

ini sejalan dengan penelitian Malima et al. (2008) yang melaporkan bahwa di
Tanzania, kelambu Olyset yang baru memiliki tingkat mortalitas tinggi yaitu 73,9%
terhadap Anopheles funestus dan 62,7% terhadap Anopheles gambiae.
Menurut WHO Kelambu berinsektisida dikategorikan efektif apabila memiliki
tingkat kematian > 80%. Berarti uji yang telah dilakukan dengan tingkat kematian
Anopheles 74,67% tergolong dalam kategori tidak efektif. Namun demikian Sreehari
et al. (2007) melaporkan bahwa penggunaan kelambu LLINs bebahan aktif
permetrin dapat mereduksi kepadatan nyamuk Anopheles culicifacies yang istirahat
di dalam rumah, dan juga mereduksi masuknya nyamuk ke dalam rumah.

XIII. Penutup
Demikian laporan hasi uji efektifitas kelambu di pulau pahawang Kabupaten Pesawaran.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan khususnya bagi
penulis dan bagi pembaca lainnya.

Anda mungkin juga menyukai