Prodi : Kebidanan
Semester : 3 (tiga)
Kelas : Ambon
Nama Kelompok :
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul
"bimbingan dan doa pada ibu hamil dan melahirkan" tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Peyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Tujuan.............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Bimbingan Dan Doa Bagi Ibu Hamil, Melahirkan, Bayi Baru Lahir, Dan Menghadapi
Sakaratul Maut
A. Ibu Hamil........................................................................................................................
B. Ibu Melahirkan................................................................................................................
C. Bayi Baru Lahir..............................................................................................................
D. Menghadapi Sakaratul Maut...........................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan dan melahirkan merupakan kodrat alami (Sunnatullah) bagi kaum wanita.
Hampir semua wanita akan mengalami dua masa yang cukup “melelahkan” ini, kecuali
mereka yang mengalami penyakit tertentu atau karena faktor-faktor lain yang menyebabkan
sperma dan ovum tidak mampu bertemu dan berkembang di dalam rahim seorang
wanita.Setiap wanita mengalami perkembangan fisik secara bertahap. Walaupun pada bulan-
bulan pertama beban yang dipikul tidak begitu terasa berat dan melemahkan kekuatan
jasmaninya, namun pada beberapa wanita telah mengalami perubahan fisik yg cukup berat. Ia
sering merasa mual, muntah, pusing dan mengidam. Bagi wanita hamil, perjalanan dari hari
ke hari terasa panjang dan lama. Kondisi ini menjadikan sebagian wanita hamil mengalami
kelelahan, dan kelemahan. Kondisi seperti ini merupakan perkembangan jasmani yang wajar,
Allah SWT tidak menjadikan kehamilan sebagai hukuman tetapi sebagai karunia dan rahmat.
Oleh karena itu, wanita yang sedang hamil sangat dituntut adanya ketulusan hati, kesediaan
menderita, penuh kesabaran dan ketabahan, kepasrahan penuh pada Allah SWT dan penuh
harap akan rahmat-Nya.
Sebagai tenaga kesehatan nantinya kita akan menghadapi berbagai macam keadaan
pasien, termasuk ibu hamil yang akan menghadapi persalinan. Kehamilan merupakan kodrat
yang akan dialami seorang wanita, baik sekali ataupun lebih dalam hidupnya. Namun ada
juga wanita yang tidak mendapatkan kesempatan untuk menghadapi proses kehamilan dan
melahirkan, baik disebabkan karena factor penyakit ataupun keinginan si wanita itu sendiri.
Maka perlulah kita sebagai petugas kesehatan nantinya memberikan bimbingan serta edukasi
bagaimana cara pendekatan kita terhadap sang pencipta dalam keadaan menghadapi proses
melahirkan bayi. Karena hal ini penting agar kita sebagai petugas kesehatan maupun ibu yang
akan melahirkan diberi kemudahan serta keselamatan dalam proses melahirkan
B. Tujuan
1. Mengetahui Bimbingan Dan Doa Bagi Ibu Hamil
2. Mengetahui Bimbingan Dan Doa Bagi Ibu Melahirkan
3. Mengetahui Bimbingan Dan Doa Bagi Bayi Baru Lahir
4. Mengetahui Bimbingan Dan Doa Menghadapi Sakaratul Maut
BAB II
PEMBAHASAN
Kehamilan dan melahirkan merupakan kodrat alami (Sunnatullah) bagi kaum wanita. Hampir
semua wanita akan mengalami dua masa yang cukup “melelahkan” ini, kecuali mereka yang
mengalami penyakit tertentu atau karena faktor-faktor lain yang menyebabkan sperma dan
ovum tidak mampu bertemu dan berkembang di dalam rahim seorang wanita.
Setiap wanita mengalami perkembangan fisik secara bertahap. Walaupun pada bulan-bulan
pertama beban yang dipikul tidak begitu terasa berat dan melemahkan kekuatan jasmaninya,
namun pada beberapa wanita telah mengalami perubahan fisik yg cukup berat. Ia sering
merasa mual, muntah, pusing dan mengidam. Bagi wanita hamil, perjalanan dari hari ke hari
terasa panjang dan lama. Kondisi ini menjadikan sebagian wanita hamil mengalami
kelelahan, dan kelemahan. Kondisi seperti ini merupakan perkembangan jasmani yang wajar,
Allah SWT tidak menjadikan kehamilan sebagai hukuman tetapi sebagai karunia dan rahmat.
Oleh karena itu, wanita yang sedang hamil sangat dituntut adanya ketulusan hati, kesediaan
menderita, penuh kesabaran dan ketabahan, kepasrahan penuh pada Allah SWT dan penuh
harap akan rahmat-Nya.
Begitu juga saat melahirkan anak sangatlah sarat dengan kondisi menegangkan, penuh
dengan kekhawatiran, kecemasan dan ketakutan dan kesusahan. Bahkan beberapa kaum
wanita yang ditakdirkan untuk “mati Syahid” ditengah-tengah “medan jihad” melahirkan.
Ketika wanita sedang hamil, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai suatu
langkah awal untuk menjamin anak yang ada di dalam kandungan agar senantiasa berada
dalam keadaan sehat dan seterusnya menuju kearah mendapatkan anak yang soleh/solehah.
Dalam perspektif Islam, disamping usaha-usaha lahiriah, do’a memegang peran yang penting
dan sangat menentukan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dan diamalkan oleh wanita selama menghadapi kehamilan, adalah sebagai
berikut :
1. Memperbanyak mengingat Allah SWT dengan memohon ampun dan taubat
Ibu hamil dianjurkan untuk banyak bermunajat kehadirat Allah SWT dan berdo’a kepada-
Nya semoga anak dalam kandungan senantiasa sehat dan agar dimudahkan melahirkan,
Do’anya adalah sbb:
”dengan nama Allah yang maha Pemurah lagi maha Pengasih. Ya Allah, peliharalah anakku
selama didalam kandungan dan sembuhkanlah ia, Engkau maha Penyembuh, tiada sembuhan
melainkan penawar-Mu, sembuh yang tidak meninggalkan kesan buruk ya Allah, lahirkanlah
ia dari kandunganku dengan kelahiran yang mudah dan sejahterah. Ya Allah jadikanlah ia
sehat sempurna, Ya Allah perbaikilah akhlaknya, fasihkanlah lidahnya dan merdukannlah
suaranya untuk membaca Al-Qur’an dan hadis dengan berkat Nabi Muhammad S.a.w.”
Perbanyak melakukan ibadah, berbuat kebaikan dan meninggalkan larangan Allah SWT,
seperti : Shalat malam, shalat-shalat sunat, senantiasa menutup aurat. Sementara suami juga
dianjurkan memperbanyak ibadah, puasa sunat terutama senin dan kamis.
Surah Al-Fatihah, Surah Yasin, Surah At-Taubah, Surah Yusuf, Surah Maryam, Surah
Luqman, surah an-Nahl ayat 78 dan surah al-A’raf ayat 189
Dengan membaca surah dan ayat tersebut, selain sebagai ibadah ia juga bisa memudahkan
dalam menghadapi persalinan, mendapat anak yang sehat dan sempurna, anak yang soleh dan
solehah, anak yang patuh dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Seorang wanita hamil juga yang hampir melahirkan sangatlah membutuhkan do’a, wirid-
wirid dan dzikir-dzikir, baik yang sama dengan wirid harian ataupun yang dikhususkan
baginya. Hal ini perlu untuk menstabilkan perasaan dan memberikan kekuatan secara “ghaib”
bagi kaum wanita dalam menjalani kehamilan dan menghadapi masa melahirkan. Ada banyak
literatur yang dapat dijadikan panduan bagi ibu hamil dan hendaknya literatur tsb harus
memiliki rujukan yang shahih dari hadits-hadits Rasulullah Saw, sehingga tidak perlu ragu-
ragu akan terjebak kedalam perbuatan bid’ah yang dilarang, karena telah melakukan ritualitas
agama yang tidak dituntunkan oleh Nabiyullahu al-Mustafa. Salah satu do’a-do’a, wirid-wirid
dan dzikir-dzikir yang dianjurkan adalah membaca Al-Mathurat terutama setiap pagi dan
sore.
Doa lain yang baik dibaca: surat Al furqon 74 (ini mungkin doa sehari hari kita yah)
Doa lain : "Robbi auzi'nii anasykuro ni'matakallatii an'amta alaiyya wa 'alaa
waalidayya wa an a'mala shololihan tardhoh wa ashlihlii fii dzurriyyatii. innii tubtu
ilaika wa inni minal muslimin".
Artinya:
Ya Allah Tuhan kami berilah kami ilham untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang telah
Engkau anugerahkan kepada kami dan kepada anak cucu kami. Sungguh kamu bertaubat
kepada MU dan sungguh kami adalah termasuk golongan orang yang berserah diri.
Artinya:
Dengan menyebut nama Allah yg Maha Pengasih lagi Maha penyayang.
Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam Ya Allah tambahkanlah kesejahteraan
kepada penghulu kami Nabi Muhammad SAW Sebagai pengobat dan penawar hatiku
Penyehat dan penyegar badanku Sebagai sinar dan cahaya pandangan mata Sebagai penguat
dan santapan rohani Dan kepada keluarganya dan para sahabatnya berikanlah keberkahan dan
keselamatan Ya Allah semoga Engkau lindungi bayi ini selama ada dalam kandungan ibunya
Dan semoga Engkau memberikan kepada bayi dan ibunya Allah yang memberi kesehatan.
Tidak ada kesehatan selain kesehatan Allah, kesehatan
yang tidak diakhiri dengan penyakit lain Ya Allah semoga Engkau ciptakan bayi ini dalam
kandungan ibunya dgn rupa yg bagus Dan semoga Engkau tanamkan hatinya bayi ini iman
kepadaMu ya Allah dan kepada Rosul Mu Ya Allah semoga Engkau mengeluarkan bayi ini
dari dalam kandungan ibunya pada waktu yg tlah ditetapkan dlm keadaan yg sehat dan
selamat Ya Allah semoga Engkau jadikan bayi ini sehat, sempurna, berakal cerdas dan
mengerti dalam urusan agama Ya Allah semoga Engkau memberikan kepada bayi ini umur
yang panjang, sehat jasmani dan rohani, bagus budi perangainya, fasih lisannya Serta bagus
suaranya untuk membaca dan Al Quran
Dan tinggikanlah derajatnya Dan luaskanlah rizkinya Dan jadikanlah bagi manusia yg
sempuran selamat di dunia dan akhirat. Dengan berkahnya Nabi besar Muhammad SAW dan
segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam Aaamin, aamin aamin yaa robbal
aalamin Kabulkanlah doa kami, kabulkanlaah doa kami kabulkanlah doa kami, ya Allah seru
sekalian alam.
1. Disunnahkan memberi kabar Gembira dan mengucapkan selamat kepada orang yang
dikaruniai anak.
Disunnahkan memberi kabar gembira dan mengucapkan selamat kepada orang yang
dikaruniai anak, Allah SWT berfirman :
Artinya : “maka kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang sabar”
(Ash-Shoffat[37] : 101)
Dan dianjurkan untuk mendo’akan kesejahteraan bagi orang yang dikaruniai anak dan anak
yg baru lahir, antara do’a/ucapannya adalah :
Artinya : Semoga Allah memberkati karunia-Nya syukurilah atas pemberian ini, penuhilah
keperluannya dan rezkikannlah masa depannya.
Kemudian setelah do’a ini diucapkan, maka disunnahkan pula untuk yang dikaruniai anak
menyahutnya dengan ucapan :
Artinya : Mudah-mudahan engkau juga diberkati Allah serta dilimpahi keberkatan kepadamu
2. Mengumandangkan Adzan ditelinga kanan bayi
Dalam hadits riwayat timidzi yang artinya : dari abu Rafii, ia berkata “saya pernah melihat
rasulullah Saw. Menbaca adzan pada telinga Hasan bi Ali takkala dilahirkan oleh Fatimah,
seperti adzan shalat”
Dalam Ash-shohiihain dari hadits abu burdah dari musa, ia berkata : “ aku dikaruniai seorang
anak kemudian aku membawanya kepada Nabiyullahu Saw. Maka beliau menamainya
Ibrohim lalu mentakniknya dengan sebutir kurma.”
Mentaknik artinya mengambil kurma, lalu mengunyahnya hingga lembut, lalu mengambilnya
dari mulut dan meletakkan diatas jari telunjuk dan memasukkannya kedalam dimulut sang
bayiserta dengan perlahan-lahan jari itu digerakkan kekiri dan kekanan didalam mulut bayi.
Adapun orang yang melakukan taknik ini diutamakan kepada mereka yang taqwa dan sholeh.
Hikmah dari mentaknik ini adalah untuk menguatkan anggota mulut bayi supaya lebih
mampu untuk menghisap susu ibunya.
Adalah antara amalan yang disunnahkan untuk dilakukan keatas diri bayi baru lahir sebaik-
baiknya adalah pada hari ketujuh kelahirannya.
Ketika Fatimah melahirkan hasan dan husin : “timbanglah Rambut Husin dan sedekahkanlah
seberat timbangan perak” (HR : Al-Hakim)
Ketika Fatimah melahirkan Hasan, baginda bersabda yang bermaksud : “cukurlah rambutnya,
sedekahlah seberat timbangan (rambutnya) itu dengan perak” (HR : Ahmad)
Hikmahnya adalah :
1. Bisa menguatkan pertumbuhan rambut seterusnya, menghilangkan selaput kepala
(sejenis cairan yang menutupi kulit kepala) dan juga dapat memberi kekuatan dan
ketajaman pada penglihatan mata, bau dan pendengaran.
2. Dari sudut kemasyarakatan, memberi peluang untuk bersedekah dengan timbangan
rambut tersebut (rambut yang dicukur), disamping itu menunjukkan rasa syukur
kepada Allah atas karunia-Nya.
5. Berkhitan
“Fitrah (kesucian) itu ada lima; khitan, mencukur bulu kemaluan, memangkas rambut,
memotong kuku dan mencabut bulu ketiak” (HR : Bukhori dan Muslim).
Menurut Imam Abu Hanifa dan Imam Hasan Al-basri bahwa khitan itu sunah hukumnya,
berdasarkan hadits yang maksudnya :
“Bekhitan itu sunnah bagi kaum lelaki dan baik bagi kaum wanita” (HR : Ahmad)
Sementara Imam Syafie, Imam Hanafi dan setengahnya yang lain mengatakan bahwa khitan
itu hukumnya wajib, berdasarkan hadits yang bermaksud :
“siapa yang menganut Islam, hendaklah ia berkhatan sekalipun ia dari golongan dewasa”
Sementara khitan bagi perempuan hukumnya adalah suatu kelebihan (keutamaan), sesuai
dengan hadits tersebut diatas (HR : Ahmad)
Sedangkan waktu berkhitan ada yang berpendapat dilakukan sepekan pertama sejak
kelahiran, dan ada juga yang mengatakan sampai mendekati baligh. Yang lebih afdhol adalah
dihari ketujuh, berdasarkan hadits yang bermaksud :
“Baginda Rosulullah Saw. Melaksanakan aqiqah pada hasan dan husin serta mengkhatan
keduanya dalam waktu tujuh hari (setelah kelahiran)” (HR : Baihaqi)
Sunnah Rosulullahu Saw. Menyebutkan ada tiga ragam waktu menamai anak : ketika anak
lahir, tiga hari setelah kelahiran, menamainya dihari ketujuh kelahirannya. Perbedaan ini
adalah Ikhtilaf Tanawwu (perselisihan pendapat dengan beberapa alternatif yang sama-sama
benar). Dimana ini menunjukkan bahwa urusan ini longgar dan segala puji hanya milik Alloh
robbul’alamin.
Memberi nama adalah hak ayah, sedang ibu tidak ada hak untuk menolaknya. Kalau
keduanya bertentangan, maka ayah dimenangkan. Sedangkan jika ada mufakat keduanya,
terdapat kelonggaran untuk saling merelakan.
“sesungguhnya kalian akan dipanggil kelak dihari kiamat dengan nama-nama kalian dan
nama ayah kalian, maka baguskanlah nama kalian” (HR : Abu Dawud)
Beliau juga bersabda :
“berilah nama dengan nama para nabi, dan nama yang paling disukai Alloh adalah; ‘Abdulloh
dan ‘Abdurrahman. Sedangnkan nama yang paling benar adalah Harits dan Hamman.
Sementara nama yang paling buruk adalah Harb dan Murroh”
1. Hendaklah nama yang dipilih itu memberi pengertian dan maksud yang baik.
Sehubungan dengan itu, dilarang menamakan anak dengan maksud dan pengertian
yang buruk yg bisa mengurangi kehormatan atau mungkin menjadi ejekan dan
memalukan anak tsb.
2. Jangan menamakan anak dengan nama yang mencemarkan atau nama yang susah
untuk dimengerti maknanya.
3. Jangan menamakan anak dengan nama-nama yang khusus kepada nama Allah, mis;
Ahad, Ar-Rahman, Al-Khalid dsb.jika nama itu akan diberikan pada anak,
hendaknya disertai dengan nama lain didepannya, mis; Abdurrahman, Abdul
Khalid dsb.
4. Jangan menggunakan nama yang dikaitkan dengan abdul (hamba) kepada selain
Allah, mis; abdul Uzza (hamba kepada berhala Uzza), abdul Nabi (hamba kepada
Nabi) dsb. Ulama sepakat bahwa itu adalah haram hukumnya.
5. Hindari dari menamakan anak dengan nama-nama orang kafir atau nama-nama
yang menyerupai dengan nama orang yang bukan islam, mis: jhon, sally, cristin
dsb.
Aqiqah adalah amalan Sunnah sesai dengan hadits rosulullah, yang maksudnya :
Dari Salman bin’Amir Abdh-Dhibbi, ia berkata : Rosulullahu Saw bersabda,”setiap anak ada
Aqiqohnya, maka tumpahkanlah darah karenanya dan sinngkirkanlah kotoran darinya”
Beliau juga bersabda, “setiap anak tergadai dengan Aqiqohnya; yang disembelih dihari
ketujuh (kelahiran)nya, saat ia diberi nama dan dicukur rambutnya.” (HR : semua para
penyusun kitab sunan dan menurut Imam at-Tirmizi, hadits hasan-sahih)
Beliau juga bersabda, “untuk bayi lelaki dua ekor kambing yang sama besar dan untuk bayi
perempuan satu ekor.” (HR : Ahmad)
Adapun waktu penyembelihan hewan ‘Aqiqah, yakni pada hari ketujuh, jika tidak bisa pada
hari keempat belas, jika tidak bisa maka dihari kedua puluh satu, dan jika belum tersedia bagi
mereka tidak apa-apa dilakukan sesudah itu.
Tujuan ‘Aqiqah adalah menghidupkan salah satu sunnah Rosulullah Saw dan mengikuti
ajaran yan g beliau bawa.
1. ‘Aqiqah itu melepas ikatan anak itu dari tergadaikan dan baru ditebus dengan
‘Aqiqah-nya. Maksud dari tergadai adalah bahwa anak itu tergadaikan (tertahan)
dari memberi syafaat kedua orangtuanya (menurut Imam Ahmad, Imam Ath’ bin
Abu Rabah)
2. ‘Aqiqah merupakan tebusan untuk menebus bayi yang baru dilahirkan seperti Allah
SWT menebus ‘Ismail as. Dengan qibas. Binatang yang disembelih hendaklah
dipersembahkan kepada Allah SWT sebagai suatu ibadah seperti halnya Qurban
1. Menuju Kematian
Hendaknya setiap saat, setiap hamba harus berusaha untuk mempersiapkan diri dalam
menhadapi kematian. Karena kematian akan datang tiba-tiba tanpa mengira waktu dan sebab
penyakit tertentu, kita tidak akan mengetahui kapan akan dipanggil untuk menghadap Allah,
maka setiap manusia yang masih hidup seharusnya mempersiapkan diri dengan berbagai
bekal untuk melakukan perjalanan panjang ini; dengan menabung amal shalih, tetap berjalan
dijalan Allah dan menjauhkan diri dari berbagai hal yang akan membawa diri pada
kemurkaan-Nya. Allah berfirman yang artinya :
(seperti dikutip dari : Mawaa’dah Ibnu Jauzi: Al Yaqutah, hlm:63, cet. Daar Al-Fadhilah)
1. Salah satu perbuatan yang mengingatkan manusia pada kematian, adalah dengan
berziarah kubur.,
Dari Abu Hurairah ra., ia mengatakan bahwa: Rasulullah saw. Berziarah ke kubur ibunya.
Maka beliaupun menangis, hal itu membuat orang-orang yang berada disekelilingnya juga
menangis. Pada saat itu, nabi berkata :
“Aku minta idzin kepada Allah untuk memintakan ampunan baginya. Akan tetapi, Allah
tidak mengidzinkanku. Kemudian, aku meminta idzin kepada Allah untuk menziarahi
kuburnya. Maka, Allah pun mengidzinkanku. Oleh karena itu ziarahilah kuburan. Karena,
ziarah kubur akan mengingatkan kita pada kematian” (HR. Muslim).
2. Penulisan Wasiat
Hendaklah setiap hambal Allah mempercepat penulisan wasiatnya. Hal tsb sesuai dengan
sabda Rasulullah saw. :
“tidak selyaknya bagi seorang muslim yang menginap sebanyak dua malam.
Kemudian ia memiliki sesuatu yang untk diwasiatkan, kecuali telah mencatat
wasiatnya tersebut di dekat bagian kepalanya (bantal)” (Muttafaq Alaihi).
Dan disunatkan pula orang yang memberikan warisan untuk memberikan wasiat kepada
kerabatnya yang tidak mendapatkan hak waris, sesuai denga firman Allah SWT :
Tetapi hendaklah wasiat ini tidak lebih dari sepertiga harta yang hendak diwariskan.
Orang yang sakit hendaknya menerima sakit yang diberikan oleh Allah dengan lapang dada.
Disamping itu, ia juga harus berusaha bersabar dalam menerima segala ketentuannya. Sabda
Rasulullah yang artinya :
“sungguh menakjubkan perkara orang-orang beriman yang tidak dimiliki oleh siapapu. Jika
mereka mendapat kebaikan, maka mereka bersyukur. Dan itu baik baginya. Seandainya
mereka ditimpa keburukan (musibah), mereka akan bersabar. Dan itu baik baginya”
(HR. Muslim).
Apabila sakit dirasakan oleh seorang hamba semakin parah, maka ia tidak diperbolehkan
untuk mengharapkan datangnya kematian. Dari Anas ra. Dari Rasulullah saw., beliau
bersabda :
“janganlah salah seorang diantara kalian mengharapkan kematian, hanya karena mendapatkan
bahaya yang diturunkan Allah padanya. Seandainya ingin tetap memilih kematian, hendaknya
ia berkata,’Ya Allah berikannlah kehidupan padaku, seandainya kehidupan tersebut memang
terbaik untukku. Dan cabutlah nyawaku. Seandainya kematian memang jalan yang terbaik
untukku,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Adapun hikmah dibalik larangan mengharapkan kematian adalah: bahaya yang akan diterima
oleh seorang hamba akan berimbas pada bahaya yang bersifat duniawi. Adapun
mengharapkan kematian karena takut timbulnya finah dalam agama, atau dengan harapan
dirinya terlepas dari dosa terhadap Allah, maka hukumnnya boleh-boleh saja.
5. Sakaratul Maut
Apabila seseorang telah merasakan akan datangnya maut, maka sebaiknya ia melafalkan
kalimat,”La ilaaha illallah,’, sedangkan orang yang berada disekelilingnya membantunya
dengan menuntunnya (mentalqin), apabila yang sakit lupa. Sabda rasulullah saw. :
“Talqinlah orang yang akan mati diantara kalian, dengan mengucapkan La Ilaaha
Illallah,”
(HR. Muslim).
Dan dari Abu Muadz bin Jabal ra., bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda :
“barang siapa yang akhir kehidupannya ditutup dengan membaca La Ilaha Illahllah,
maka ia akan masuk surga,” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
Para ulama berpendapat,” Apabila telah membimbing orang yang akan meninggal dengan
satu bacaan talqin, maka jangan diulangi lagi. Kecuali apabila ia berbicara dengan bacaan-
bacaan atau materi pembicaraan lain. Setelah itu barulah diulang kembali, agar bacaan La
Ilaha Illallha menjadi ucapan terakhir ketika menghadapi kematian. Para ulama mengarahkan
pada pentingnya menjenguk orang sakarat maut, untuk mengingatkan, mengasihi, menutup
kedua matanya dan memberikan hak-haknya.(Syarhu An-nawawi Ala Shahih Muslim :
6/458)
Disunnahkan bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi kerongkongan orang yang
sedang sakaratul maut tsb dengan air atau minuman. Kemudian disunnahkan juga untuk
membasahi bibirnya dengan kapas yg telah diberi air. Karena bisa saja kerongkongannya
kering karena rasa sakit yang menderanya, sehingga sulit untuk berbicara dan berkata-kata.
Dengan air dan kapas tsb setidaknya dapat meredam rasa sakit yang dialami orang yang
mengalami sakaratul maut, sehingga hal tsb dapat mempermudah dirinya dalam
mengucapkan dua kalimat syahadat. (Al-Mughni : 2/450 milik Ibnu Qudamah)
“apabila kalian hadir untuk menjenguk orang yang sedang sakit atau hendak
meninggal, maka katakanlah yang baik-baik. Karena, para malaikat akan mengamini
apa yang kalian katakan,”
(HR. Muslim)
Kemudian disunnahkan untuk menghadapkan orang yang tengah sakaratul maut kearah
kiblat. Sebenarnya ketentuan ini tidak mendapatkan penegasan dari hadits Rasulullah Saw.,
hanya saja dalam beberapa atsar yang shahih disebutkan bahwa para salafus shalih
melakukan hal tersebut. Para Ulama sendiri telahmenyebutkan dua cara bagaimana
menghadap kiblat :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan merupakan proses mengandung seorang bayi di dalam rahim ibu, maka
dari itu mereka perlu mendapat perlakuan serta bimbingan untuk mempersiapkan
kelahirannya, dan mempersiapkan kehadiran sang bayi saesuai dengan ajaran islam.
Orang yang sakit tetap dapat melaksanakan ibadah semampunya. Seperti berzikir,
bershalawat, membaca doa-doa, maupun melaksanakan shalat sekalipun. Jika masih maupun
dan sanggup, wajib dalam melaksanakan shalat fardhu dengan berdiri sekalipun bersandar ke
dinding atau ke tiang atau tongkat. Orang yang sakit wajib melaksanakan semua kewajiban
shalat tepat pada waktunya menurut kemampuannya.
B. Saran
Sebagai petugas kesehatan kita harus mampu memenuhi kebutuhan spiritual pasien.
Memberikan edukasi dan pengertian tentang bagaimana mendampingi wanita melahirkan
secara ikhlas, Tidak membedakan latar belakan perbedaan agama kepada setiap pasien
DAFTAR ISI
https://malapsbid-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/malapsbid.wordpress.com/2009/10/21/bimbingan-bagi-ibu-
hamil-melahirkan-bayi-baru-lahir-dan-bimbingan-menghadapi-sakaratul-maut/amp/?
amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16084435627438&_ct=1608446998322&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F
%2Fmalapsbid.wordpress.com%2F2009%2F10%2F21%2Fbimbingan-bagi-ibu-hamil-
melahirkan-bayi-baru-lahir-dan-bimbingan-menghadapi-sakaratul-maut%2F
http://nengucritt.blogspot.com/2012/03/bimbingan-doa-untuk-ibu-hamil.html?m=1
http://agustiyana0108.blogspot.com/2015/12/makalah-membimbing-orang-sakit.html?m=1