Anda di halaman 1dari 3

Pemeriksaan fisik adalah proses medis yang harus dijalani saat diagnosis penyakit.

Hasilnya dicatat
dalam rekam medis yang digunakan untuk menegakkan diagnosis dan merencanakan perawatan
lanjutan. Pemeriksaan fisik akan dilakukan secara sistematis, mulai dari kepala hingga kaki (head to toe)
yang dilakukan dengan empat cara (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi).

Ruang lingkup pemeriksaan fisik ini akan terdiri dari pemeriksaan tanda vital (suhu, denyut nadi,
kecepatan pernapasan, dan tekanan darah), pemeriksaan fisik head to toe, dan pemeriksaan fisik per
sistem tubuh (seperti sistem kardiovaskuler, pencernaan, muskuloskeletal, pernapasan, endokrin,
integumen, neurologi, reproduksi, dan perkemihan)

Pernapasan adalah suatu kondisi mengembang dan mengempisnya paru-paru secara teratur akibat
peristiwa masuknya udara yang berisi zat asam (O2) ke dalam paru-paru dan keluarnya udara berisi CO2,
serta air dari sisa-sisa oksidasi paru-paru. Nilai pernapasan merupakansalah satu indicator untuk
mengetahui fungsi sitem pernapasan, yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan
karbondioksida dalam peru-paru, pengeturan keseimbangan asam basa, serta melihat jumlah
pernapasan (inspirasi yang diikuti ekspirasi).

SOP PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERNAPASAN

Tujuan : Untuk mengetahui apakah ada kelainan dalam sistem pernapasa, untuk mengetahui kecukupan
oksigen, irama napas, dan frekuensi napas.

Alat dan bahan : 1. Sarung tangan 2. Stetoskop 3. Jam tangan

Prosedur kerja : 1. Salam terapeutik: a. Perkenalan b. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan c. Jelaskan
tujuan tindakan d. Kontrak waktu 2. Tutup sampiran 3. Cuci tangan 6 langkah 4. Atur posisi klien semi
fowler 5. Suruh klien membuka baju 6. General inspection (inspeksi secara umum) a. Bentuk dada b. Ada
sesak atau tidak c. Batuk atau tidak d. Ada luka atau tidak 7. Inspeksi tangan a. Lihat kuku klien apakah
ada sianosis atau tidak b. Temukan kedua jempol tangan pada bagian punggungnya. Pada jari normal,
antara pangkal kuku dapat bertemu. Tetapi pada clubbing finger, pangkal kuku tidak dpt bertemu,
membentuk sudut 165 derajat 8. Memeriksa denyut nadi 9. Memeriksa respirasi

10. Inspeksi tremor menandakan adanya asterixis (retensi oksigen), caranya dengan menyuruh klien
menjulurkan tangan kedepan 11. Inspeksi mata Tarik kelopak mata bagian bawah dengan menggunakan
ibu jari. Amati keadaan konjungtiva dan kantong konjungtiva bagian bawah, lihat apakah anemis atau
tidak 12. Inspeksi mulut Menganjurkan klien untuk membuka mulut dan menjulurkan lidah, lihat apakah
kebiruan atau tidak, jika kebiruan itu menandakan adanya sianosis. 13. Anjurkan pasien untuk
menengok ke kiri. Identifikasi vena jugularis. Lihat apakah ada pembengkakan pada JVP atau tidak. 14.
Amati apakah ada pergeseran trakea 15. Close inpection (inspeksi secara dekat) a. Bentuk dada b. Skars
c. Luka d. Lebam 16. Palpasi apex beat (irama jantung) pada ICS 5 17. Palpasi Palpasi : Palpasi pada
thoraks digunakan untuk mengkaji keadaan kulit pasien, adanya nyeri tekan, massa, kesimetrisan
ekspansi dada, taktil fremitus / vokal premitus. a) Palpasi kesimetrisan dinding dada. Letakkan kedua
telapak tangan pada dinding dada. Anjurkan pasien nafas dalam. Rasakan gerakan dinding dada dan
bandingkan antara dada kanan dan kiri. Kemudia kaji pula pada daerah punggung dengan cara yang
sama. Biasanya pada pasien yang mengalami nyeri pada costae dan sternum, baik karena adanya
krepitasi maupun farktura, pergerakan dinding dada tidak akan sama antara kanan dan kiri. b) Palpasi
taktil fremitus.

Letakkan kedua telapak tangan pada kedua lapang paru. Kemudian minta pasien mengucapkan “tujuh
puluh tujuh” atau “sembilan puluh sembilan” (angka ini bila diucapkan akan menimbulkan vibrasi yang
kuat). Kemudian letakkan kedua telapak tangan pada dinding dada yang sama tetapi secara bersilang.
Kegiatan ini dilakukan di semua lapang paru. Palpasi ini dilakukan untuk memeriksa getaran udara pada
dinding paru. Normalnya getaran suara terasa sama pada kedua lapang paru. Abnormalitas terjadi bila
salah satu sisi atau keduanya vibrasinya lemah. 18. Perkusi : Perkusi dilakukan dengan cara mengetuk
jari tengah tangan yang tidak dominan oleh jari tengah tangan dominan. Perkusi pada dinding thoraks
dilakukan pada intercostal space (ICS)/celah antara tulang rusuk. Perkusi dinding thoraks tidak boleh
dilakukan pada sternum karena akan menimbulkan nyeri dan mudah fraktur. 19. Penilaian suara perkusi
thoraks : a. Sonor / resonan : suara paru normal b. Redup : Terjadi konsolidasi paru c. Pekak : terjadi bila
paru terisi cairan, suara ini normal bila terdengar pada ICS 3-5 midsternal sinistra karena terdapat
jantung. d. Hipersonor/hiperresonan : Terjadi bila ada timbunan udara yang berlebihan. 20. Auskultasi :
Suara normal pada auskultasi pada paru. Bunyi Nafas

Inspirasi = Bunyi Ekspitasi

Lokasi Vesikuler

Ekspirasi Inspirasi > ekspirasi

Lembut

Sebagian area paru

Bronkovesikuler
Inspirasi = ekspirasi

Sedang

ICS 1 dan 2 sternal line sinistra dan dextra

Trakeal

Inspirasi = ekspirasi

Sangat keras

Di atas trakea pada

Bronkial

Inspirasi < ekspirasi

Keras

leher Di bawah manubrium stern

21. Kaji respon klien 22. Buka sampiran 23. Cuci tangan 6 langkah 24. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai