Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PEMUPUKAN RAMAH LINGKUNGAN


PRODUKSI PUPUK ORGANIK CAIR DARI AIR CUCIAN BERAS

Dosen Pengampu:
Ir. Budianto, MP
Indrawati, SP, MP

PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
PERTANIAN 5C

Oleh:

HERU WAHYUDI

NIRM: 04.01.18.094

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-nya kepada saya sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan mengenai “Produksi Pupuk Organik Cair Dari Daun
Lamtoro Dan Buah Nanas”

Laporan ini telah di susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan


dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk
itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar dapat memperbaiki laporan ini.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan


manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pacitan 10 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN..................................................................................................2

1.1 Latar Belakang............................................................................................2

1.2 Tujuan......................................................................................................... 3

1.3 Manfaat.......................................................................................................3

BAB II................................................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4

2.1 Pupuk Organik Cair ( POC )........................................................................4

2.2 Air cucian Beras..........................................................................................5

BAB III.................................................................................................................. 7

METODE PELAKSANAAN..................................................................................7

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum.....................................................................7

3.2 Alat dan Bahan............................................................................................7

3.3 Langkah Kerja.............................................................................................7

BAB IV................................................................................................................. 9

PEMBAHASAN....................................................................................................9

4.1 Kondisi Fisik POC Setelah Proses Fermentasi............................................9

BAB V................................................................................................................ 12

KESIMPULAN & SARAN...................................................................................12

5.1 Kesimpulan...............................................................................................12

5.2 Saran........................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

LAMPIRAN.........................................................................................................15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pupuk organik cair merupakan larutan yang berisi satu atau lebih zat
yang dibutuhkan oleh tanaman yang mudah larut. Pupuk ini berasal dari
larutan pembusukan sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia. Pupuk
organik cair mengandung unsur hara Fosfor, Nitrogen, dan Kalium yang di
butuhkan oleh tanaman, serta memperbaiki struktur tanah dan
mikroorganisme di dalam tanah. Pemberian pupuk organik cair dapat lebih
merata dan kepekatannya dapat diatur sesuai kebutuhan. Serta dikuatkan
Menurut hasil penelitian Riansyah (2012), tentang pemanfaatan limbah nilam
sebagai pupuk cair dapat meningkatkan unsur N, C, P, K yang di butuhkan
oleh tumbuhan
Wadah tempat fermentasi berlangsung biasa disebut fermentor.
Secara konvensional, fermentor dapat dibuat dari drum, tong atau ember.
Namun, untuk membuat fermentor yang baik, fermentor harus kuat, tidak
bocor, awet, dapat menahan tekanan, dan menjaga suhu. Oleh karena itu,
perlu adanya pembuatan fermentor pupuk organik cair yang baik dan
sederhana sehingga petani dapat membuat pupuk organik cair skala home
industry.

1.2 Tujuan
1. Untuk melaksanakan praktikum produksi pupuk organic cair ( POC )
dengan komposisi air cucian beras.

1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui pupuk organik cair dengan komposisi menggunakan
air cucian beras
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pupuk Organik Cair ( POC )


Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak
beredar di pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun
atau disebut sebagai pupuk cair Foliar yang mengandung hara makro dan mikro
esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn dan bahan organik). Pupuk
organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, juga
membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk
tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif
pengganti pupuk kandang (Yuanita, 2010).
Kelebihan pupuk organik cair adalah unsur hara yang terdapat di
dalamnya lebih mudah diserap tanaman (Murbandono, 1990). Pupuk organik cair
adalah larutan hasil dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari
sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih
dari satu unsur. Pada umumnya pupuk cair organik tidak merusak tanah dan
tanaman meskipun digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk cair juga
dapat dimanfaatkan sebagai aktivator untuk membuat kompos (Lingga dan
Marsono, 2003).
Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak
beredar di pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun
yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo,
Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair mempunyai beberapa
manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil
daun sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan
nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman
menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
kekeringan, merangsang pertumbuhan cabang produksi, meningkatkan
pembentukan bunga dan bakal buah, mengurangi gugurnya dan, bunga, dan
bakal buah (Huda, 2013).

2.2Air cucian beras

Manfaat Air Cucian Beras Untuk Menyuburkan Tanaman


Manfaat Air Cucian Beras Untuk Menyuburkan Tanaman
https://ilmubudidaya.com/cara-membuat-pupuk-cair-dari-air-cucian-beras
Limbah organik ini sering kita buang begitu saja karena dianggap kooran yang
tidak bermanfaat. Memang benar, tujuan mencuci beras sebelum dimasak
adalah untuk membersihkan beras dari kotoran. Jika hobi berkebun, sebaiknya
mulai hari ini jangan lagi membuang air leri (air cucian beras). Air cucian beras /
air leri mengandung beberapa nutrisi yang dibutuhkan tanaman dan dapat
membuat tanaman menjadi lebih subur. Selain, nutrisi, air cucian beras atau leri
juga mengandung beberapa jenis bakteri yang bermanfaat untuk tanaman.

Komposisi air beras 90 % karbohidrat yang berupa pati, juga mengandung


vitamin, mineral dan protein, 80 % protein beras disebut protein glutein. Kulitas
proteinglitein cenderung berupa zat lisin. Lisin sendiri merupakan asam amino
esensial terbatas. Beberapa literature mengatakan bahwa air beras
mengandung 100 % karbohidrat dalam jumlah tinggi akan membentuk proses
terbentunya hormone tumbuh berupa auksin, gibbereline dan alanine. Ketiga
jenis hormone tersebut bertugas merangsang pertumbuhan pucuk daun,
mengangkut makanan ke sel – sel terpenting daun dan batang.

Dari struktur mikrobiologi, air beras juga punya keanekaragaman bakteri


antagonis, artinya bisa melawan bakteri jahat/patogen. Juga dapat menginvasi
sel telur hama kutu-kutuan menjadi pecah sebelum waktunya. Tak ayal daun
yang selalu diaplikasikan dengan air cucian beras sebagai pupuk cair hayati
cenderung sehat dan subur.

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


 Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2020
 Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di rumah, Desa Pagerejo Kecamatan
Ngadirojo Kabupatenn Pacitan

3.2 Alat dan Bahan


 Alat
1. Aqua botol
2. Timba
3. Ember

 Bahan
1. Air cucian beras
2. Gula (gula pasir atau gula merah) ½ kg
3. Air 20 liter
4. Aktivator/EM4 200 ml

3.3 Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan


2. Campurkan semua bahan
3. Mencampur bahan yang telah dihaluskan dengan aktivator, gula dan air
ke dalam ember atau tempat fermentasi lainnya.
4. Menutup botol dengan plastik, kemudian menutupnya.
5. Melakukan proses fermentasi. Proses ini biasanya membuatuhkan waktu
antara 3 – 7 hari.
6. Setelah matang, lakukan penyaringan.
BAB IV
PEMBAHASAN

1.1 Kondisi Fisik POC Setelah Proses Fermentasi


Setelah dilakukan fermentasi selama kurang lebih 7 hari setelah
pembuatan, plastic penutup dibuka. Tercium aroma harum seperti bau
tape, kemudian dilakukan pengadukan. Pada saat pengadukan tercium
aroma harum semakin kuat. Warna berubah menjadi kuning kecoklatan,
dan teksturnya berubah menjadi kental.

BAB V
KESIMPULAN & SARAN

1.1 Kesimpulan
1. Praktikum ini dilakukan agar mahasiswa tau cara pembuatan
pupuk organic cair, mengetahui kandungan yang ada di dalam
pupuk organic cair

1.2 Saran
Dalam praktikum budidaya ini diharapkan kedepanya lebih ada
pendampingan dan bimbingan secara lebih intensif, untuk
memaksimalkan keterapilan dan pengetahuan yang diperoleh
mahasiswa mengenai kegiatan pembuatan pupuk organic cair.
DAFTAR PUSTAKA

Murbandono. 1990. Membuat Kompos. Jakarta : Penebar Swadaya.


Nugroho, A. 2012. Pengaruh Bahan Organik Terhadap Sifat Biologi Tanah.
Skripsi. Politeknik Negeri Lampung.
Nurhayati, dkk. 2014. BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XI. Bandung: Yrama
Widya.
Palimbungan, Nataniel, dkk. 2006. “Pengaruh Ekstra Daun Lamtoro Sebagai
Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Sawi”. Jurnal.vol.2.no.2.
Plantamor, 2012. Informasi Spesies Tanaman Alpukat.
http://www.plantamor.com. Diakses 25 Januari 2021.
Purwanto, Imam. 2007. Mengenal Lebih Dekat Leguminoseae. Yogyakarta:
Kanisius.
Riansyah, E. 2012. “Pemanfaatan Lindi Sampah Sebagai Pupuk Cair”. Skripsi.
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim, Surabaya.
Suyanti. 2010. Aneka Olahan Buah Nenas, Peluang yang Menjanjikan. Publikasi
Elektronis Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Indonesia
Yuanita, D. 2010. Cara Pembuatan Pupuk Organik Cair.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dewi-yuanita-lestarissi-
msc/carapembuatan-pupuk-organik-cair.pdf. diakses 25 Januari 2021.
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PEMUPUKAN RAMAH LINGKUNGAN
PEMBUATAN ZPT AUKSIN DARI BAWANG MERAH

Dosen Pengampu:
Ir. Budianto, MP
Indrawati, SP, MP

PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
PERTANIAN 5C

Oleh:

HERU WAHYUDI

NIRM: 04.01.18.094

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN


KEMENTERIAN PERTANIAN

2020/2021

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-nya kepada saya sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan mengenai “Pembatan ZPT Auksin Dari Bawang
Merah”

Laporan ini telah di susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan


dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk
itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar dapat memperbaiki laporan ini.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan


manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pacitan, 25 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Tujuan......................................................................................................... 2

BAB II................................................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3

2.1 Pengertian ZPT...........................................................................................3

2.2 Macam-macam ZPT....................................................................................4

2.3 Kandugan Bawang Merah...........................................................................6

BAB III..................................................................................................................8

METODE PELAKSANAAN..................................................................................8

3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan..................................................................8

3.2 Alat dan Bahan............................................................................................8

3.3 Metode Pelaksanaan...................................................................................8

BAB IV................................................................................................................. 9

HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................9

BAB V................................................................................................................ 10

KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................10

5.1 Kesimpulan...............................................................................................10

5.2 Saran........................................................................................................10

LAMPIRAN.........................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bawang merah merupakan sayuran yang mempunyai nilai
ekonomis yang cukup tinggi, dengan permintaan konsumen yang cukup
besar. Terdapat tiga varietas unggul Jawa Timur yang banyak dipakai
petani yaitu, Bauji, Philipine, dan Thailan. Kemampuan produksi bawang
merah di Indonesia yang mencapai 958.595 ton per tahun pada tahun
2013, dengan Jawa Timur mampu menyumbangkan 240.911 ton (BPS,
2014).
Pertumbuhan akar yang cepat akan memungkinkan sumber stek
memperoleh nutrisi untuk menunjang pertumbuhannya. Untuk
mempercepat pertumbuhan perakaran pada proses penyetekan, maka
perlu dipacu dengan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT). Pemberian
ZPT pada proses penyetekan tanaman buah tin bertujuan untuk
memperoleh perakaran yang banyak dalam waktu yang relatif cepat
(Wudianto, 1988).
Dalam hal ini, ZPT yang berperan penting dalam proses
pertumbuhan akar adalah ZPT dari golongan auksin. Auksin adalah zat
pengatur tumbuh yang berperan dalam proses pemanjangan sel,
merangsang pertumbuhan akar, menghambat pertumbuhan tunas lateral,
mencegah absisi daun dan buah (Hartmann, et al. 1997).
Auksin eksogen dapat diperoleh secara sintetis dan alami, contoh
auksin sintesis adalah Indole Acetic Acid (IAA), Indole Butyric Acid (IBA),
dan Naphthalene Acetic Acid (NAA) (Hartman, et al. 1997), sedangkan
auksin alami salah satunya dapat diperoleh dari ekstrak bawang merah
(Siskawati dkk., 2013). Pada bawang merah mengandung hormon auksin
yang dapat memacu pertumbuhan akar pada stek tanaman. Selain itu,
pada bawang merah yang telah dihancurkan akan terbentuk senyawa
allithiamin. Senyawa tersebut dapat berfungsi memperlancar
metabolisme pada jaringan tumbuhan dan dapat bersifat fungisida dan
bakterisida (Wibowo, 1988). Oleh karena itu, pemberian ekstrak bawang
merah pada awal stek batang tanaman diharapkan dapat memacu
pertumbuhan akar pada stek batang tanaman buah tin menjadi lebih
cepat.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tahapan pembuatan ZPT dari bawang merah
2. Untuk mengetahui kandungan dan manfaat ZPT bawang merah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian ZPT


ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) adalah Zat yang dihasilkan secara
buatan (sintetis) dengan campur tangan manusia ataupun melalui
rekayasa dan biasanya ZPT ini berhubungan dengan kimia". Secara
umum hormon adalah molekul-molekul yang kegiatannya mengatur
reaksi-reaksi metabolik penting.
Zat pengatur tumbuh tanaman berperan penting dalam
mengontrol proses biologi dalam jaringan tanaman (Davies, 1995;
Gaba, 2005). Perannya antara lain mengatur kecepatan pertumbuhan
dari masingmasing jaringan dan mengintegrasikan bagian-bagian
tersebut guna menghasilkan bentuk yang kita kenal sebagai tanaman.
Aktivitas zat pengatur tumbuh di dalam pertumbuhan tergantung dari
jenis, struktur kimia, konsentrasi, genotipe tanaman serta fase fisiologi
tanaman (Satyavathi et al., 2004; George, 1993; Dodds dan Roberts,
1982).
Pada tahun 1982, Went dalam Abidin (1987) menemukan sesuatu
zat yang berperan dalam hubungannya dengan fototropisme yang
disebut auksip. Selanjutnya dikemukakan ohne wuchstoff kein
wachstum - Tanpa zat pengatur tumbuh berarti tidak
ada.pertumbuhan. Di alam stimulasi auksin pada pertumbuhan
koleoptil atau pucuk tanaman. Lebih lanjut telah dikemukakan bahwa
indoleacetaldehyde.telah diidentifikasikan sebagai bahan auksin aktif
dalam tanaman Auksin d"t.t" pertumbuhan dan perkembangan
tanaman sangat ditentukan oleh struktur molekul, yaitu : adanya
struktur cincin yang tidak jenuh; adanya rantai keasaman; adanya
gugus karboksil (COOH) dari struktur cincin; dan adanya pengaturan
ruangan antara struktur cincin dengan rantai keasaman (Kaeffli,
Thimann dan Went 1966 dalam Abidin, 1987).
Auksin merupakan senyawa dengan ciri-ciri mempunyai
kemampuan dalam mendukung terjadinya perpanjangan sel pada
pucuk dengan struktur kimia indole ring, banyaknya kandungan
auksin di dalam tanaman sangat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman (Abidin, rgsT). Auksin sebagai salah satu zat pengatur
tumbuh bagi tanaman mempunyai pengaruh terhadap :
pengembangan sel, fototropisme, geotropime, apikal dominansi,
pertumbuhan akaq partenokarpi, absission, pembentukan kalus dan
respirasi.

2.2 Macam-macam ZPT


ZPT terbagi beberapa macam sesuai dengan jenis, kandungan dan
manfaatnya, berikut merupakan Jenis-jenis ZPT :
1. Auksin
Auksin merupakan ZPT yang berperanan dalam
perpanjangan sel pucuk/tunas tanaman. Selain memacu
pemanjangan sel yang menyebabkan pemanjangan batang dan
akar, peranan auksin lainnya adalah kombinasi auksin dan
giberelin memacu perkembangan jaringan pembuluh dan
mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga
mendukung pertumbuhan diameter batang.
Auksin mempengaruhi pertambahan panjang batang,
pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar, perkembangan
buah,  dominansi apikal,fototropisme dan geotropisme.
Selain itu auksin (IAA) sering dipakai pada budidaya tanaman
antara lain untuk menghasilkan buah tomat, mentimun dan terong
tanpa biji; dipakai pada pengendalian pertumbuhan gulma
berdaun lebar dari tumbuhan dikotil di perkebunan jagung  dan
memacu perkembangan meristem akar adventif dari stek mawar
dan bunga potong lainnya.
2. Sitokinin
Sitokinin berperanan dalam pembelahan sel (sitokinesis). 
Golongan sitokinin, sesuai namanya, merangsang atau terlibat
dalam pembelahan sel.   Senyawa dari golongan ini yang pertama
ditemukan adalah kinetin.
Sitokinin alami  misalnya kinetin dan zeatin,  Sitokinin
alami dihasilkan pada jaringan yang tumbuh aktif terutama pada
akar, embrio dan buah. Sitokinin yang diproduksi di akar
selanjutnya diangkut oleh xilem menuju sel-sel target pada
batang. Kinetin banyak ditemui pada bulir jagung yang muda,
sedangkan zeatin banyak ditemui pada air kelapa.
Sitokinin berperanan dalam mempengaruhi pertumbuhan
dan diferensiasi akar, mendorong pembelahan sel dan
pertumbuhan secara umum, mendorong perkecambahan dan
menunda penuaan.

3. Giberelin
Giberelin merupakan ZPT yang berperan dalam
mendorong perkembangan biji, perkembangan kuncup,
pemanjangan batang dan pertumbuhan daun, mendorong
pembungaan dan perkembangan buah, mempengaruhi
pertumbuhan dan diferensiasi akar.
Giberelin dikenal juga dengan nama asam giberelat,
mempunyai  peranan dalam pembelahan sel dan atau
perpanjangan sel tanaman.  Senyawa pertama yang ditemukan
memiliki efek fisiologi adalah GA3 (asam giberelat 3). GA3
merupakan substansi yang diketahui menyebabkan pertumbuhan
membesar pada padi yang terserangfungi Gibberella fujikuroi.
Giberelin juga berperan dalam memacu pembungaan pada
beberapa tanaman, mematahkan dormansi biji serta memcu
perkecambahan biji.

4. Etena
Etena atau dikenal juga dengan nama etilena merupakan
zat pengatur tumbuh  yang berwujud gas pada suhu dan tekanan
ruang.  Etena berperan dalam mempercepat pemasakan buah.
Contohnya dengan pemeraman merupakan usaha untuk
menaikan konsentrasi etilena di sekitar jaringan buah sehingga
buah cepat masak.  Contoh lainya adalah pengarbitan pada
pemeramana akan usaha pembentukan asetilena (gas karbid)
yang di udara akan tereduksi oleh gas hidrogen menjadi etilena.
Contoh Etilena yang sudah dibuat orang antara lain
Ethepon (asam 2-kloroetil-fosfonat)  yang diperdagangkan dengan
nama Ethrel dan beta-hidroksil-etilhidrazina (BOH). Etilena juga
dapat menyeragamkan pembungaan pada tanaman semusim,
misalnya pada tanaman nanas.

5. Inhibitor
Inhibitor merupakan zat pengtur tumbuh yang berperan
dalam penghambatan proses biokimia dan proses fisiologis bagi
aktivitas keempat Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) diatas.  Secara
alami Inhibitor adalah asam absisat (ABA), yang selanjutnya
diproses menjadi metabolit ABA . Inhibitor sintetik yang dibuat
untuk menghambat metabolisme atau menunda metabolisme
tanaman antara lain MH (2-kloroetil) amonium klorida,  Contohnya
Cyocel dan Chlormequat),SADH, ancymidol, asam triiodobenzoat
(TIBA) dan morphacyn.

2.3 Kandugan Bawang Merah


Bawang merah (Allium cepa var ascalonicum (L) Back)
merupakan sejenis tanaman yang dapat dijadikan bumbu berbagai
masakan di dunia, berasal dari Negara Iran dan Pakistan kemudian
dibudidayakan di daerah dingin, sub-tropis maupun tropis. Beberapa
kandungan senyawa yang penting dari bawang merah antara lain
kalori, karbohidrat, lemak, protein, dan serat makanan. Serat
makanan dalam bawang merah adalah serat makanan yang larut
dalam air, disebut oligcfruktosa.
Kandungan vitamin bawang merah adalah vitamin A, vitamin B1
(tiamin), vitamin B2 (G, riboflavin), vitamin B3 (niasin), dan vitamin C.
Bawang merah juga memiliki kandungan mineral diantaranya adalah:
belerang, besi, klor, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, natrium,
silikon, iodium, oksigen, hidrogen, nitrogen, dan zat vital non gizi yang
disebut air. Bawang merah juga memiliki senyawa kimia non-gizi yang
disebut flavonglikosido dan saponi (Irianto, 2009).
Dalam umbi bawang terkandung pula ikatan asam amino yang
tidak berbau dan tidak berwarna yang dapat larut dalam air. Ikatan
asam amino ini disebut alliin. Karena pengaruh enzim alliinase yang
terdapat dalam sel umbi yang luka, alliin ini dapat berubah menjadi
zat yang mengandung belerang yang disebut allicin. Dengan vitamin
B.1 allicin ini akan membentuk ikatan allithiamine yang lebih mudah
diserap oleh sel tubuh manusia daripada vitamin B.1 itu sendiri.
Bawang merah juga mengandung senyawa volatil yang disebut zat
eteris yang diduga dapat bersifat bakterisida dan fungisida terhadap
cendawan dan bakteri tertentu (AAK, 1998). Bawang merah juga
memiliki senyawa folatil berupa sulfur yang dapat memedihkan mata
ketika kita mengupasnya.
Tanaman ini juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa
hormon auksindan giberelin. Bawang merah mengandung allicin,
vitamin B1 (thiamin) untuk pertumbuhan tunas, riboflavin untuk
pertumbuhan tanaman, dan auksin serta rizhokalin yang dapat
merangsang pertumbuhan akar
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


a. Lokasi
Praktikum pembuatan ZPT ini dilaksanakan di rumah Desa Pagerejo
Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan

b. Waktu Pelaksanaan
Praktikum dilaksanakann pada hari Senin 25 Januari 2021.

3.2 Alat dan Bahan


a. Alat :
1. Ulekan
2. Baskom
3. Saringan
b. Bahan :
1. Bawang merah 15 siung
2. Air 1 L

3.3 Metode Pelaksanaan


Adapun langkah-langkah pembuatan ZPT Bawang merah adalah sebagi
berikut :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Kupas bawang merah
3. Masukan bawang merah ke dalam ulekan
4. Ulek bawang merah sampai halus
5. Setelah halus saring bawang merah dan air menggunakan saringan ke
dalam baskom.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hormon auksin berperan dalam merangsang pembesaran sel,


pertumbuhan aksis longitudinal, dan sintesis DNA kromosom pada tanaman.
Fungsinya adalah untuk merangsang pembentukan akar, contohnya pada stek
dan cangkok. Selain itu, digunakan pula pada repotting tanaman, yaitu
pemindahan tanaman. Bibit tanaman yang dipindahkan tanpa menggunakan
polybag dengan cara pencabutan tentu saja akan mengalami pergerakan akar.
Untuk memicu tumbuhnya kembali akar baru diperlukan hormon auksin. Hormon

ini juga berperan dalam merangsang proses perkecambahan benih.


Adapun cara penggunaan ZPT bawang merah adalah sebagai berikut :

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. ZPT dari bawang merah memiliki kandungan auksin yang lumayan
tinggi yang berguna utuk merangsang pertumbuhan akar baru.
2. ZPT dari bawang merah dapat diaplikasikan untuk kegiatan
perbanyakan vegetative karena kandungan auksin nya yang cukup
tinggi.
5.2 Saran
Dalam praktikum budidaya ini diharapkan kedepanya lebih ada
pendampingan dan bimbingan secara lebih intensif, untuk memaksimalkan
keterapilan dan pengetahuan yang diperoleh mahasiswa mengenai pemupukan
secara ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
George, E.F. 1993. Plant Propagation by Tissue Culture. Part 1. The Technology
Exegetic. England.
Hartmann, H.T., Kester. D.E., & Davies, R.T. (1997). Plant propagation.
Principles and practices. Englewood Cliffs, New Yersey: Regent Prentice
Hall.
Satyavathi, V.V., P.P. Jauhar, E.M. Elias, and M.B. Rao. 2004. Genomics,
molecular genetic and biotechnology efects of growth regulators on in
vitro plant regeneration. Crop Sci.
Siskawati E, Riza Linda, Mukarlina. 2013. Pertumbuhan Stek Batang Jarak
Pagar (Jatropha curcas L.) dengan Perendaman Larutan Bawang Merah
(Allium cepa L.) dan IBA (Indol Butyric Acid). Jurnal Protobiont 2013 Vol 2
(3): 167 – 170. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas
Tanjungpura. Pontianak.
Wibowo, S. 1988. Budidaya Bawang: Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang
Bombay. Jakarta: Penebar Swadaya.
Wudianto, R. 1998. Membuat Stek, Cangkok dan Okulasi. Jakarta. Penebar
Swadaya.

LAMPIRAN
1
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) memiliki peran
yang sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Zat Pengatur
Tumbuh atau hormon (fitohormon) tumbuhan
merupakan senyawa organik yang bukan hara,
ZPT dalam jumlah sedikit dapat memacu,
menghambat dan dapat merubah proses
fisiologi tumbuhan. Zat Pengatur Tumbuh
memberikan kontribusi penting dalam dunia
pertanian
Cara Buat ZPT Alami

Air Kelapa.
Air kelapa mengandung hormon sitokinin. Untuk meningkatkan
kandungan sitokinan pada air kelapa biasanya pembuatan ZPT
air kelapa ditambahkan bahan lidah buaya.
Alat dan Bahan
1. Air kelapa 500 ml
2. Lidah buaya 400 gr
3. Tutup Botol Molase (Tetes Tebu) atau bisa diganti dengan
Gula Merah atau Gula Pasir 50gram.
4. Blender Untuk Menghaluskan Bahan (Atau boleh juga
dengan cara ditumbuk untuk menghaluskan)
5. Botol Air Mineral Ukuran Besar
6. MOL atau EM4
Cara Pembuatan
Pertama haluskan bahan menggunakan blender, masukkan lidah
buaya dan air kelapa kedalam blender kemudian dihaluskan. Jika
menggunakan gula merah, haluskan gula merah menggunakan
air panas. Panaskan air sedikit saja, tidak lebih dari 100ml, lalu
masukkan gula merah, kemudian aduk sampai mencair.
Setelah gula merahnya dingin, masukkan kedalam campuran air
kelapa dan gula merah yang sudah diblender. Aduk sampai rata,
atau bisa juga dengan memasukkannya kembali kedalam
blender agar benar-benar homogen.

Anda mungkin juga menyukai