Kelompok 3
Manajemen Transfer Kelas A
Ahdika Liramadhini Asia (F1220003)
Alfiansyah Adam (F1220004)
Berliana Mustika Sari (F1220008)
Indri Br Girsang (F1220021)
Irvan Narabewa (F1220024)
I. KEPRIBADIAN
Kepribadian (personality) adalah jumlah total cara-cara dimana seseorang
individu beraksi atas dan berinteraksi dengan orang lain. Pengukuran
kepribadian dalam proses perekrutan penting dilakukan agar manajer dapat
memprediksi siapa yang terbaik untuk sebuah pekerjaan.
Alasan yang penting mengapa manajer perlu mengetahui cara
menghitung kepribadian adalah bahwa riset telah menunjukkan kegunaan uji
kepribadian dalam keputusan perekrutan dan membantu manajer
memprediksi siapa yang terbaik untuk sebuah pekerjaan. Alat yang
digunakan untuk mengukur kepribadian adalah melalui survei laporan diri di
mana individu mengevaluasi dirinya sendiri dalam serangkaian faktor, seperti
“Saya sangat khawatir tentang masa depan”. Meskipun hasil survei dari
survei laporan diri dan survei peringkat pengamat lainnya berkorelasi, riset
menyatakan survei peringkat pengamat lebih baik dalam memprediksi
kesuksesan dalam pekerjaan. Sebaiknya manajemen menggunakan survei
laporan diri dan survei peringkat pengamat dalam menentukan keputusan
penting.
Sebuah debat awal dalam riset kepribadian adalah apakah kepribadian
merupakan faktor hereditas (keturunan) atau lingkungan. Kepribadian
tampaknya merupakan hasil dari keduanya.
Hereditas (heredity) adalah faktor yang ditentukan saat konsepsi; biologis,
fisik dan pembentukan psikologis inheren. Hereditas merujuk pada faktor-
faktor berupa figur fisik, fitur wajah, jenis kelamin, temperamen, komposisi
otot, dan refleks, level energi, dan ritme biologis yang dipengaruhi oleh orang
tua. Pendekatan genetik berpendapat bahwa penjelasan akhir dari
kepribadian seorang individu adalah struktur molekul gen, yang terletak
dalam kromosom. Penelitian membuktikan bahwa hereditas mempengarui
sekitar 50% dari kesamaan kepribdian antara anggota dan lebih dari 30%
kesamaan dalam minat kerja dan hiburan.
Karakteristik-karakteristik kepribadian merujuk kepada perilaku seseorang,
termasuk rasa malu, agresif, penyerahan diri, malas, ambisius, setia, dan
takut. Usaha awal untuk mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan
karakteristik-karakteristik utama sering menghasilkan daftar panjang yang
sulit direalisasikan.
DARK TRIAD
Faktor lima besar dalam kepribadian merupakan faktor-faktor yang
diinginkan dalam dunia sosial. Peneliti telah menemukan bahwa tiga fitur
yang tidak diinginkan sosial yang kita miliki dalam tingkatan yang beragam
dan relevan terhadap perilaku organisasi, yaitu Machiavillianisme, narsisme,
dan psikopat. Merujuk pada sifat negatifnya, peneliti melabelinya sebagai
Dark Triad, meskipun ketiganya tidak selalu terjadi bersamaan.
1. Machiavellanisme
Seorang individu yang memiliki kepribadian machiavellanisme cenderung
menggunakan cara-cara yang kurang tepat demi mencapai hasil yang
diinginkan, seorang yang termasuk kategori machiavellanisme mempercayai
bahwa tercapainya tujuan atau hasil dapat membenarkan segala
cara.Mereka cenderung berperilaku agresif dan kontraproduktif. Menurut
beberapa riset,seorang machiavellanisme lebih sering memanipulasi,lebih
banyak menang,serta mampu mempengaruhi orang lain. Namun
kemenangan yang mereka raih hanya bersifat jangka pendek,karena
maciavellanisme tidak disukai oleh banyak orang.
2. Narsisme
Narsisme ada suatu kepribadian seseorang dimana orang tersebut
memilki rasa berlebihan akan pentingnya diri, ingin dikagumi secara
lebih,dan cenderung angkuh. Seseorang yang narsis memiliki motivasi kerja,
keterlibatan kerja, dan kepuasan hidup yang lebih tinggi dibanding orang
lainnya.Selain itu mereka yang berkepribadian narsis mampu beradaptasi
dan mengambil keputusan lebih baik ketika dihadapkan pada keputusan
yang kompleks. Namun dalam konteks etis, seorang pemimpin yang memiliki
kepribadian narsis dinilai tidak etis dan tidak efektif karena mereka
cenderung berpikir mereka memimpin dengan lebih baik dibanding
pemimpin-pemimpin lainnya,yang justru mampu menurunkan kinerja mereka
sendiri.
3. Psikopat
Dalam konteks perilaku organisasi,psikopat didefinisikan sebagai perilaku
kurang peduli terhadap orang lain,dan kurangnya rasa bersalah atas
perilakunya yang membahayakan orang lain. Seorang dapat dikatakan
sebagai psikopat ketika mereka menilai motivasi seseorang. Dalam
mematuhi norma sosial, kesiapan untuk menipu demi memperoleh hasil yang
diinginkan, imulsivitas dan ketidakpedulian terhadap orang lain.
Berdasarkan sebuah studi,kepribadian psikopat memiliki korelasi yang
positif terhadap kemajuan organisasi namun tidak terkain dengan aspek
yang mempengaruhi kesuksesan dan efektivitas, hal itu disebabkan karena
seorang psikopat cenderung berperilaku licik,dan menggunakan taktik-taktik
keras seperti ancaman dan manipulasi,dan perilaku kerja bullying, dimana
perilaku tersebut membantu mereka untuk memperoleh kekuasan dalam
organisasi.
PENDEKATAN-PENGHINDARAN
Kerangka kerja pendekatan-penghindaran menggunakan motivasi
sebagai karateristik kepribadian. Motivasi pendekatan dan penghindaran
merupakan reaksi dari adanya rangsangan atau stimulus. Kerangka
pendekatan-penghindaran membantu memprediksi perilaku kerja dan
mencakup beragam motif kita saat bertindak. Contohnya tekanan kompetitif
memunculkan motivasi pendekatan dan motivasi penghindaran, motivasi
pendekatan berupa motivasi untuk bekerja lebih keras untuk memenangkan
kompetisi,sedangkan motivasi penghindaran berupa pengalihan dan
hilangnya motivasi karena rasa takut untuk kalah. Kinerja seorang individu
dipengaruhi oleh motivasi yang mendominasi apakah motivasi pendekatan
atau motivasi penghindaran.
VI. NILAI
Nilai (value) menunjukkan alasan dasar bahwa “cara pelaksanaan
atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara pribadi atau sosial
dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan.” Nilai
memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu
mengenai hal-hal yang menyampaiakn yang baik, benar, atau diinginkan.
Nilai memiliki sifat isi dan intensitas.
Sifat menyampaikan bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir dari
kehidupan adalah penting. Sifat intensitas menjelaskan betapa pentingnya
hal tersebut. Ketika menggolongkan nilai seorang individu menurut
intensitasnya, kita mendapatkan sistem nilai orang tersebut.