Skripsi Murni BR
Skripsi Murni BR
OLEH :
NPM : 1510121239
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
petunjuk-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi
ini dengan sebaik- baiknya. Shalawat beriring salam kepada junjugan kita Nabi Muhammad SAW yang
telah membimbing umat-Nya kejalan Islam dan ilmu pengetahuan. Penulisan skripsi ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Hukum
Universitas Warmadewa dengan judul “Aspek Yuridis Peran Badan Permusyawaratan Desa (Bpd)
Dan Kepala Desa Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Yang Baik Di Desa Tegallalang
Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar)”.
Dalam rangka proses tersusun nya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
terhormat:
2. Ibu Anak Agung Sagung Laksmi Dewi , SH, MH, selaku Dosen
3. Ibu Luh Putu Suryani ,SH,MH selaku Dosen pembimbing II yang telah
ini.
4. Bapak / Ibu Dosen serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Hukum
Universitas Warmadewa.
5. Kedua orang tua penulis yang telah banyak berkorban baik moril
6. Rekan-rekan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang juga
Akhir kata, besar harapan kami semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan khususnya Ilmu Hukum dan bermanfaat bagi banyak orang
yang membutuhkan.
ABSTRAK
Berdasarkan UU No.32 tahun 2004 pemerintah desa merupakan garda terdepan dari pemerintah pusat, kerena
pemerintah desa berhubungan langsung dengan masyarakat desa. Sehingga diharapkan secara efektif dapat
menjalankan tugas-tugas pemerintah pusat, baik secara hukum dan politik untuk mewujudkan
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih baik dan akuntabel sesuai dengan aspirasi masyarakat.
Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan sehari-hari pemerintah desa dapat bekerja sama dengan BPD.
BPD mempunyai peran normative sebagai alat control pemerintah desa. Akan tetapi, dalam konteks good
governance, pendekatan kemitraan (partnership) lebih relevan ketimbang pendekatan konfrontatif, yang
memungkinkan terjadi kesejajaran antara pemerintah desa (eksekutif) dan BPD (legeslatif), tanpa harus
mengurangi makna control BPD. Sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa, peran BPD memiliki
posisi yang strategis dalam menjawab kebutuhan masyarakat sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat
desa setempat. Perannya sangat besar dalam mempercepat keberhasilan pemerintahan desa yang baik
terutama dalam melaksanakan otonomi desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kajian yuridis peran
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Kepala Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yang baik
di Desa Balesari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang. Dengan kerja sama yang sinergi dan seirama
antara Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Kepala Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,
maka akan tercapai pemerintahan desa yang baik. Demikian pula apabila pemerintah pusat (eksekutif) dapat
bekerja sama seiring dan sejalan dengan DPR Pusat (legeslatif) maka tidak mustahil akan terwujud
pemerintahan negara yang baik pula. Penelitian ini menggunakan Metode penelitian deskriptif, yaitu metode
penelitian dengan cara melakukan gambaran serta menguraikan dengan jelas keadaan yang sebenarnya
terjadi berdasarkan fakta yang ada di lapangan, adapun teknik pengumpulan data menggunakan teknik
observasi, yang meliputi wawancara dan dokumentasi. Setelah data terhimpun, kemudian dilakukan
penyajian dan analisa data. Analisa data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif, yaitu upaya untuk
memberikan gambaran serta uraian berdasarkan data yang terkumpul untuk kemudian disimpulkan dan
diinterpretasikan.
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN.....................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................................iii
ABSTRAK.................................................................................................................v
PERSEMBAHAN.....................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..............................................................................................vii
DAFTAR ISI..............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL......................................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN...........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian...................................................................4
D. Batasan Masalah.............................................................................................5
E. Kerangka Teori...............................................................................................6
F. Kerangka Konseptual.....................................................................................11
G. Tinjauan Pustaka............................................................................................13
A. Profil Desa......................................................................................................30
B. Keadaan Sosial Masyarakat...........................................................................33
C. Keadaan Ekonomi..........................................................................................36
BAB V PENUTUP....................................................................................................58
A. Kesimpulan....................................................................................................58
B. Saran...............................................................................................................59
C. Penutup...........................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................61
Lampiran-Lampiran................................................................................................62
DAFTAR TABEL
SK : Surat Keputusan
UU : Undang-Undang
KM : Kilo Meter
Ha : Hektar
2
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
PENDAHULUAN
Keberhasilan dari suatu pemerintahan terletak pada pemerintahannya itu sendiri. Pemerintah dalam dalam
pembuatan kebijakan, dituntut untuk melibatkan seluruh unsur masyarakat untuk mengetahui secara langsung sejauh
mana, seperti apa kondisi dan apa yang sesungguhnya menjadi kebutuhan masyarakatnya. Begitu pula pada
pemerintahan desa. Berdasarkan PP No. 72 Tahun 2005 tentang desa, yang isinya menyebutkan bahwa Pemerintahan
Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hubungan antara BPD dengan pemerintah desa adalah mitra, artinya antara BPD dan kepala Desa harus bisa
bekerja sama dalam penetapan peraturan desa dan APBDes. BPD mempunyai tugas konsultatif dengan kepala
desa untuk merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan desa, selain
itu BPD juga berkewajiban untuk membantu memperlancar pelaksanaan tugas kepala desa. Mengingat bahwa BPD dan
Kepala desa itu kedudukannya setara maka antara BPD dan kepala desa tidak boleh saling menjatuhkan tetapi harus
dapat meningkatkan pelaksanaan koordinasi guna mewujudkan kerjasama yang mantap dalam proses pelaksanaan
pemerintahan desa.
Pemerintah Desa dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat harus benar-benar
memperhatikan hubungan kemitraan kerja yang seirama dan sinergi. Kemitraan dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Desa di sini berarti bahwa dalam melaksanakan tugas pemberian pelayanan kepada masyarakat, semua aparatur
Pemerintahan Desa, baik itu Kepala Desa, Sekretaris Desa, dan BPD harus benar-benar memahami kapasitas yang
menjadi kewenangan maupun tugasnya masing-masing. Sehingga dalam melaksanakan penyelenggaraan Pemerintahan
Desa semua aparatur pemerintah desa dalam hubungannya dapat bersinergi dan bermitra dengan baik dan tepat dalam
meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang profesional dan akuntabel. Dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Desa di Indonesia memang seringkali mengalami persoalan-persoalan yang timbul terkait dengan
hubungan tersebut, seperti hubungan antara Kepala Desa dengan BPD.
Pemerintah Desa merupakan lembaga yang memiliki peran dan potensi yang cukup besar dalam mengelola dan
menjalankan pemerintahan di desa. Pemerintah Desa selaku eksekutif di desa, berperan aktif dalam menentukan
kebijakan maupun pelaksanaan pemerintahan di desa. Selain itu, Pemerintah Desa harus mampu membangun kemitraan,
baik dengan BPD, pihak swasta maupun masyarakat itu sendiri. Pemerintahan Desa perlu memiliki pemimpin yang
memberikan pembinaan kepada masyarakatnya dalam menyelenggaraan roda pemerintahan, dalam ketentuan peraturan
pemerintah tentang Desa bahwa Pemerintah mengakui dan menghormati kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak
tradisionalnya sepanjang hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip- prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana kajian yuridis BPD dan kepala desa dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang baik di Desa Balesari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang. Pola hubungan
sejajar antara BPD dan Kepala Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang- undangan, di Desa Balesari dalam pelaksanaannya diwarnai oleh praktek-praktek
hubungan kerja yang kurang harmonis dan menunjukkan kecenderungan terjadinya
dominasi BPD dan juga Kepala Desa tanpa harus melibatkan berbagai “stakeholder”. Dominasi
ini terjadi karena adanya persepsi yang salah dan cenderung menyimpang akan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Disisi lain, ketentuan perundang-undangan yang
mengatur mengenai fungsi dan kewenangan BPD juga telah memberikan peluang terjadinya over
capacity dari anggota BPD. Dalam hal ini Kedua instrument, BPD dan Kepala Desa kurang
memahami Tupoksinya masing-masing.
Wujud kongkret dari terjadinya hubungan yang tidak harmonis antara BPD dengan Kepala
Desa terlihat dalam proses-proses penyusunan dan penetapan peraturan desa, penyusunan dan
penetapan Anggaran Pendapatan dan belanja Desa (APBD), pelaksanaan peraturan desa dan
pelaksanaan pertanggungjawaban Kepala Desa. Hubungan kerja BPD dan Kepala Desa di Desa
Balesari dalam proses-proses tersebut, menunjukkan adanya ketergantungan yang begitu besar
dari Kepala Desa atas persetujuan yang diberikan oleh BPD. Di mana BPD di Desa Balesari
hanya berupa lembaga yang menyetujui, kurang berperan aktif dalam menjalankan tugas dan
fungsinya. Sehingga seringkali kondisi demikian menimbulkan ketidaksinkronan antara BPD
dengan Kepala Desa. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan BPD dan Kepala Desa di
Desa Balesarisering terjebak dalam perbedaan dan pertentangan yang mengarah kepada
terjadinya konflik, di antaranya adalah adanya sikap dan perilaku khususnya Kepala Desa yang
masih ingin mempertahankan kekuasaan, terbatasnya kualitas sumber daya manusia, lemahnya
komunikasi dan koordinasi, keterbatasan anggaran operasional BPD, rendahnya partisipasi
masyarakat, kendala yuridis serta kendala politis.
Dari keterangan dan paparan di atas terlihat bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan yang
baik di Desa Balesari
Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang adalah
sesuatu yang sangat penting. Karena itu sudah menjadi
kewajiban pemerintahan desa untuk menampung
aspirasi masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang baik.
Berdasarkan uraian identifikasi masalah yang
diajukan, penelitian ini dibatasi pada kajian yuridis
peran Badan Permusyawaratan Desa dan Kepala Desa
dalam penyelenggaraan Pemerintah Desa yang baik di
Desa Balesari Kecamatan Windusari Kabupaten
Magelang
5
A. Rumusan Masalah
di atas, maka pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan, bagaimana
kajian yuridis peran Badan Permusyawaratan Desa dan Kepala Desa dalam
sendiri terutama dan menjadi bahan masukan dan rujukan bagi anggota BPD,
Pemerintah Desa maupun pembaca lainnya. Selain itu juga dapat menambah
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau
a. Bagi Desa
b. Bagi Masyarakat
c. Bagi penulis
pemilihan BPD.
C. Batasan Masalah
Supayah lebih terarah, terkonsep dan tidak terjadi perluasan pada pokok
pembahasan dalam penulisan skripsi ini, oleh sebab itu penulis memberi batasan
masalah pembahasan dalam skripsi ini hanya terfokus pada sistem pemilihan
D. Kerangka Teori
Hutington dan Joan M Nelson memberi tafsiran yang lebih luas dengan
sporadik, secra damai atau dengan kekerasan, legal atau illegal, efektif atau
tidak efektif.8
kegiatan seorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam
6
7 Ramlan Surbekti, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Widisarana Indonesia,
Miria Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2008, hlm. 367
8
Ibid, hlm. 368
8
policy). Dari beberapa pendapat para ahli tersebut maka yang diaksud
partisipasi aktif dan partisipasi pasif. Partisipasi aktif adalah mengajukan usul
Artinya, orang yang tidak berpartisipasi dan menarik diri dari proses politik.
dalam pemilihan umum. Ketiga, gladiator. Artinya, mereka yang secara aktif
kontak tatap muka, aktivis partai dan pekerjaan kampanye, dan aktivis
masyarakat.9
2) Teori Demokrasi
dari negara yang 1 (satu) dengan negara yang lain. Demokrasi sudah menjadi
9
Ibid, Ramlan Surbekti, Memahami Ilmu Politik... hlm. 143.
9
dan sistem politik yang dianggap ideal.10 Oleh sebab itu, tidak dapat dibantah
bahwa demokrasi merupakan asas dan sistem paling baik dalam sistem politik
atau jalur yang sangat tidak demokratis, meskipun diatas kertas menyebut
pada proses pemilihan pemimpin di desa. Hal ini dikemukakan oleh salah
10
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi Dan Konstitusionalisme, (Jakarta: Konstitusi Press,
2005), hlm. 141.
11
Ni‟matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2010), hlm. 259.
12
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2008), hlm. 105.
13
Demokrasi normatif menyangkut rangkuman gagasan-gagasan atau idealisme tentang
demokrasi yang terletak di dalam alam filsafat, sedangkan demokrasi empirik adalah
pelaksanaannya di lapangan tidak selalu paralel dengan gagasan normatifnya. Lihat Nikmatul
Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 260.
10
diantaranya:
alternatif;
yang ideal harus memenuhi beberapa kriteria, menurut Robert Dahl, kriteria
berpartisipasi.
setara.
14
Neneng Yani Yuningsih, Demokrasi Dalam Pemilihan Kepala Desa ? Studi Kasus Desa
Dengan Tipologi Tradisional, Transisional, Dan Modern Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-
2013. Jurnal Politik, Vol. 1 No. 2, februari 2016, hlm. 237.
15
Ubaedillah dan Abdul Rozak, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
Madani. (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hlm.67.
11
politik.
warga/pemilih.16
masyarakat desa.18
16
Neneng Yani Yuningsih, Demokrasi Dalam... hlm 238.
17
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa BAB I Pasal I Bagian (3)
18
La Ode Dedihasriadi Dan Andi Novita Mudriani Djaoe, Efektivitas Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Sabi Sabila
Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolakala Timu, Jurnal Al-„Adl, Vol. 11 No. 1, Januari 2018, hlm.
25.
12
(BPD) atau yang disebut dengan nama lainnya adalah lembaga yang
peran dan fungsinya tersebut, dijelaskan dalam PP. No. 72 Tahun 2005,
19
20
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa BAB I Pasal I Bagian (4)
Ibid, Pasal 55
21
Moch. Solekhan, penyelenggaraan Pemerintahan Desa Berbasis Partisipasi
Masyarakat, (Jatim: Setara Press, 2014), hlm. 52.
13
a. Persiapan;
b. Pencalonan;
d. Penetapan.
Adapun pemilihan secara langsung ini sama halnya dengan pemilihan pada
umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.22 Sedangkan pemilihan Anggota BPD
a. Persiapan;
b. Pencalonan;
c. Musyawarah; dan
d. Penetapan.23
E. Kerangka konseptual
1) Analisis
keseluruhan.
22
Peraturan Bupati Batanghari Nomor 71 Tahun 2017 Tentang Badan Permusyawaratan
Desa (BPD), BAB III Pasal 23.
23
Ibid, BAB IV Pasal 92.
14
2) Sistem
Definisi sistem menurut para ahli konsep dasar sistem diantaranya adalah:
lainnya.
24
http://elib.unikom.ac.id/gdl.jbptunikompp-gdl-mohhabibin-28322-4-unikom-i.pdf.
25
Yunaetianggraeni Elisabet dan Irviani Rita, Pengantar Sistem Informasi, (Yogyakarta:
CV. Andi Ofset. 2017), hlm. 1
15
adalah satu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang
juga dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau
F. Tinjauan Pustaka
dipaparkan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang telah
26
27
Jeperson Hutahaean, Konsep Sistem Informasi. (Yogyakarta: Depublish, 2014), hlm. 1
Hanif Al Fatta, Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Untuk Keunggulan
Bersaing Perusahaan Dan Organisasi Modern. (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2007), hlm 3.
28
Peraturan Bupati Batanghari Nomor 71 Tahun 2017 Tentang BPD BAB I Pasal I No. 9
16
Semarang Ditinjau Dari Perspektif Gender”. Metode dalam penelitian ini yaitu
undang-undang No. 6 Tahun 2014 dikarenakan BPD di Desa ini lebih dahulu
Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 Tentang Badan Permusyawaratan
Desa yang mana selain terfokus kepada persiapan membentuk BPD yang ideal
Kedua, Penelitian lain yang dilakukan oleh Ryan Anggara (2018),30 dengan
29
Ahmad Wildan Sukhoyya, dkk, “Pemilihan Wanita Dalam Badan Permusyawaratan
Desa Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Di Kabupaten Semarang
Ditinjau Dari Perspektif Gender,” Journal Of Law. Vol. 7 No. 1, 2018
30
Ryan Anggara, Badan Permusyawaratan Desa Di Desa Neglasari Kecamatan Banjar
Kota Banjar Dalam Melaksanakan Fungsi Pengawasan Kinerja Kepala Desa, (Skripsi Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2018.)
17
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research), adapun hasil dari
penelitian ini yaitu dalam melaksanakan fungsi pengawasan kinerja kepala Desa
berjalan dengan cukup baik, dan taat terhadap peraturan yang ada yaitu Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 Tentang Badan Permusyawaratan
Desa.
pengamatan serta studi kasus. Adapun hasil dari penelitian ini adalah bahwasanya
dengan peraturan yang ada bahwa BPD berfungsi sebagai menetapkan peraturan
namun peran BPD di Desa ini belum cukup optimal sebagai perpanjangan tangan
masyarakat Desa, karena peraturan Desa yang telah dibentuk dalam dua tahun
penetapan peraturan Desa, BPD dan perangkat Desa dalam hal mengambil
31
Prayoza Saputra, Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam
Pembentukan Peraturan Desa (Studi Kasus Di Desa Tridayasakti Kecamatan Tambun Selatan
Kabupaten Bekasi). (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014).
18
Desa untuk menampung aspirasi yang diberikan oleh masyarakat Desa guna
Keempat, Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ombi Romli dan Elly
deskriftif kualitatif, hasil dari penelitian ini adalah banyaknya kekurangan yang
sumber daya manusianya, tunjangannya dan juga sarana prasarana pendukung dari
sebuah kegiatan membuat keberadaan BPD di Desa ini kurang efektif berjalan.
Kecilnya pendapatan tunjangan anggota BPD membuat anggota BPD tidak fokus
hidupnya.
dilakukan oleh Ahmad Wildan Sukhoyya, Ryan Anggara, Prayoza Saputra, Ombi
Romli dan Elly Nurlia yaitu sama-sama meneliti tentang pemilihan anggota BPD,
keterlibatan perempuan dalam keanggotaan BPD dan peran anggota BPD disuatu
Desa, baik dalam hal menerima aspirasi masyarakat maupun mengawasi kinerja
penelitian yang lainnya yaitu peneliti hanya terfokus pada pemilihan anggota BPD
dengan menggunakan dua sistem yang telah ditetapkan oleh Bupati Batanghari
32
Ombi Romli dan Elly Nurlia, lemahnya badan permusyawaratan desa (BPD) dalam
melaksanakan fungsi pemerintahan desa (studi desa tegelwangi kecamatan menes kabupaten
pandeglang, Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 3. No. 1, April 2017.
BAB II
METODE PENELITIAN
Kabupaten Gianyar, kode Pos 36652. Peneliti mengambil lokasi ini karena
peneliti merupakan warga asli Desa tempat dilakukannya penelitian ini, sehingga
Kegiatan penelitian ini dimulai sejak disahkannya penelitian ini yaitu pada 22
B. Pendekatan Penelitian
(field research), dimana yang dimaksud dengan penelitian lapangan ini yaitu
penelitian yang mengangkat data dan permasalahan yang ada dalam kehidupan
masyarakat. Dalam hal ini menjelaskan realitas yang ada yaitu tentang bagaimana
Tegallalang
19
20
dalam hal pengumpulan data), dan kajian model campuran memadukan dua
beberapa fase proses penelitian. Strategi metode campuran yang digunakan dalam
bersangkutan.
1. Jenis Data
Jenis Data yang digunakan dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini
a. Data Primer
b. Data Sekunder
atau pengelolaan data yang bersifat studi dokumentasi atau data yang
berbentuk sudah jadi.34 Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari
2. Sumber Data
Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dari subjek mana
data diperoleh. Sumber data dalam penelitian disesuaikan dengan fokus dan
tujuan penelitian. Adapun yang menjadi sumber data primer penelitian ini
34
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial Kuantitatif dan Kualitatif,
(Jakarta: GP Press, 2008), hlm. 253
22
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah warga asli Desa Tegallalang, yang
berjumlah 833 jiwa terdiri dari 440 Lk dan 393 Pr dan memiliki 211 Kepala
Keluarga yaitu 191 Lk dan 20 Pr dengan jumlah suara pemilih 444 suara.
2. Sample
Sampel dalam penelitian ini yaitu pemilik hak suara pilih pada pemilihan
anggota BPD Desa Tegallalang, namun mengingat waktu, tenaga, dana dan
n= N
1 + Ne2
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
35
Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2014), hlm. 61
23
n= N
1 + Ne2
= 444
1 + 444 (0,1)2
= 444
1 + 44 (0,01)
= 444
1 + 4,44
= 444
5,44
= 81,61
= 82 Orang/Sample.
Teknik sampling dalam penelitian ini berupa teknik cluster sampling dan
pasal 5 ayat 1 yaitu tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh adat, ketua RT,
36
Ibid, hlm. 118.
37
Peraturan Bupati Batanghari Nomor 71 Tahun 2017 tentang Badan Permusyawarata
Desa, BAB 2 Pasal 5 Ayat (1).
24
a. Kuisioner (Angket)
tipe pilihan, yaitu peneliti memberikan kuisioner yang harus dijawab oleh
responden dengan cara memilih salah satu jawaban yang telah tersedia. 38
Tujuan dari kuisioner ini adalah untuk memperoleh data, angket disebarkan
sebagai berikut:
38
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2007), hlm. 78.
25
Tabel 1.1
Kisi-Kisi Angket
kepemimpinan calon
mempromosikan diri
suara.
bobot dengan pengukuran skala likert, dengan rating sekala sebagai berikut:39
Tabel 2.1
Kriteria Penilaian
Sering/Setuju (S) 4
b. Wawancara
peneliti dalam wawancara ini adalah buku catatan, handphone, dan camera.
39
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi (Mixed Methods),
(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 9.
27
c. Dokumentasi
dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur dengan tepat apa
yang diukur. Untuk mengukur validitas suatu data dalam penelitian ini, maka
Rxy = –
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
40
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009),
hlm. 329.
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,
41
Disusun)
N = Jumlah Responden.
jumlah responden 82 orang. Hasil uji coba ini kemudian dicari dengan
2. Reliabilitas
yang ada pada indikator ini tidak berubah-ubah atau disebut dengan
r1= 2.rb
1+rb
Keterangan:
r1 = reliabilitas instrumen
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
1) Penyusunan data;
2) Klasifikasi data;
3) Pengolahan data;
4) Penyimpulan data.43
5) Analisis Angket.
1) Penyusunan Data
data yang dikumpulkan itu sudah memadai atau belum dan data yang didapat
2) Klasifikasi Data
42
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Jakarta: Gajah Mada Universitu
Press, 1993),
43
hlm. 174
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1985), hlm. 151
30
3) Pengolahan Data
4) Penyimpulan Data
Kegiatan ini dilakukan dengan cara dengan cara menghubungkan data atau
fakta yang satu dengan yang lain sehingga dapat ditarik kesimpulan dan jelas
masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti
yang diperlukan dan dibutuhkan sudah diperoleh, kemudian akan difilter mana
data yang diperlukan atau dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini dan
5) Analisis Angket
Dalam analisis angket ini, data yang telah dikumpulkan akan dianalis
dengan cara membandingkan jumlah skor total angket dikali dengan 100%,
objek yang diteliti. Maka teknik analisis yang dibulatkan cukup dengan
44
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm.
45
252.
Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada, 2005), hlm 43.
31
P= x 100%
Keterangan:
H. Sistematika Penulisan
menjadi pijakan bagi penulis skripsi, baik mencakup Latar Belakang, maupun
pemikiran tentang tema yang dibahas. BAB I mencakup latar belakang masalah,
BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu penutup yang terdiri dari
kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan daftar pustaka,
I. Jadwal Penelitian
penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal
TAHUN 2019
September/Oktobe
No Kegiatan Maret/April Juli/Agustus
r
November/Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul x
Pembuatan
2 x
Proposal
Perbaikan
3 X
Proposal
4 Surat Izin Riset x
Pengumpulan
5 x
Data
Pengolahan
6 x x
Data
Pembuatan
7 x x
Laporan
Bimbingan dan
8
Perbaikan
Agenda dan
9 Perbaikan
Skripsi
Perbaikan dan
10
Penjilidan
BAB III
A. Aspek Geografis
1) Sejarah Desa
Provinsi Bali, Desa ini tergolong sebagai Desa yang diklasifikasikan sebagai
Desa Swakarya, di mana Desa ini merupakan peralihan nama dari Dusun
pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Bapak Nawawi HD yang menjabat
sebagai Kepala Desa pada masa itu, setelah 13 tahun menjabat sebagai Kepala
oleh pihak Kecamatan yaitu Bapak Ishak Zakaria selama dua tahun masa
oleh Bapak Ahmad Yani pada tahun 2000, berselang tiga tahun masa
PJS bapak Ahmad selama dua tahun. Setelah dua tahun berjalan PJS
terpilihlah Bapak Ahmad sebagai Kepala Desa pada pemilihan Kepala Desa
33
34
Gianyar Provinsi Bali terletak dibagian Barat Daerah Batanghari dengan garis
Lintang 1,672820 Lintang Selatan dan 102,875070 Bujur Timur dengan luas
Tabel 4.1
Mersam
46
Kantor Desa Tegallalang, Dokumentasi Monografi Desa Tegallalang, pada 22 Agustus
2019
35
Tabel 5.147
No Kegunaan Luas
6 Aliras Sungai 8 ha
Tabel 6.148
Jarak (KM) Desa Olak Ibu Kota Ibu Kota Ibu Kota
Kemang Kecamatan Kabupaten Provinsi
Desa Olak 0 6 76 138
Kemang
Kecamatann
Ibu Kota 76 20 0 56
Kabupaten
Provinsi
47
Ibid, Kantor Desa Tegallalang
48
Ibid, Kantor Desa Tegallalang
36
B. Aspek Demografis
Kabupaten Gianyar terhitung pada bulan Agustus 2019 berjumlah 833 jiwa.
Tabel 7.1
1 Perempuan 393
2 Laki-Laki 440
Jumlah 833
guna menampung aspirasi dan juga keluh kesah dari masyarakat Desa
penduduk tidak sesuai dengan jumlah KK yang tertera di dokumen Data Desa
KK yang terhitung sesuai dengan data nikah di Desa tersebut yaitu hanya
49
Kantor Desa Tegallalang, Monografi Desa bulanan dalam Tahun 2019, Pada 22
Agustus 2019
37
Tabel 8.1
Jumlah KK di Desa Tegallalang50
No Keterangan KK Jumlah
1 Laki-Laki 191
2 Perempuan 20
Jumlah 211
manusia harus menjadi perhatian paling penting. Pada saat ini SDM Desa
pekerjaan.51
b. Pendidikan
50
Wawancara bersama Bapak Muzi. Amd selaku Kasi Pemerintahan Desa Tegallalang,
pada 22 Agustus 2019, pukul 09:15 WIB.
51
Sumber Data: Keadaan Sosial Masyarakat Desa Tegallalang
38
Tegallalang:
Tabel 9.1
No Taraf Jumlah/Orang
1 Taman Kana-Kanak 80
2 Sekolah Dasar 154
3 SMP/SLTP 26
4 SMA/SLTA 36
5 AKADEMI (D1-D3) 6
6 SARJANA (S1-S3) 6
Jumlah 228
Tabel 10.1
No Taraf Jumlah/Orang
1 Pondok Pesantren 50
2 Madrasah 50
3 Pendidikan keagamaan -
5 Kursus keterampilan -
Jumlah 100
52
Kantor Desa Tegallalang, Monografi Desa bulanan dalam Tahun 2019, Pada 22
Agustus 2019
53
Ibid kontor Desa Tegallalang
=39
c. Kehidupan Beragama
Tegallalangterdiri dari:
Tabel 1.2
Sarana Peribadatan54
1 Masjid 2
2 Mushola 1
Jumlah 3
3) Budaya Masyarakat
menjunjung tinggi nilai kebudayaan yang di warisi oleh para leluhur, hal ini
terbukti masih berlakunya tatanan budaya serta kearsipan lokal pada setiap
proses pernikahan, khitanan, panen raya serta prosesi cuci kampug jika salah
tatanan adat dan istiadat dan budaya local ini adalah Lembaga Adat Desa
Baru (LAD), lembaga ini masih aktif, baik dalam kepengurusan maupun
Kantor Desa Tegallalang, Monografi Desa bulanan dalam Tahun 2019 (Bidang
54
C. Aspek Ekonomi
Sumber Daya Manusia maupun Sumber Daya Alam. Namun yang paling
menonjol yaitu Suber Daya Alam dengan mata pencaharian 90% masyarakat
sebagai petani karet, kelapa sawit, sawah dan palawija membuat Desa ini
sendiri.55
D. Aspek Pemerintahan
Tegallalang
55
Sumber Data: Potensi Unggulan Desa Tegallalangtahun 2015-2020
41
Tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah dan perintah dari Camat maka di
terpilih tahun 2001 telah usai maka dilakukan lagi pengrekrutan ulang
anggota BPD pada tahun 2007, namun pada saat pengrekrutan ini istilah BPD
Pemerintahan Daerah.
Kehadiran BPD di Desa ini menjadi dorongan baru bagi Demokrasi Desa,
kebijakan secara partisipasi masyarakat dan alat kontrol yang efektif terhadap
pemerintahan Desa. Kehadiran BPD di Desa ini dengan fungsi dan wewenang
Kepala Desa yang pada kala itu seperti “penguasa tunggal” tidak lagi terjadi
dan diharapkan bibit-bibit yang baru akan muncul akan merasa terawasi
adanya fungsi yang tepat serta adanya penetapan wewenang dan tanggung
antara tugas yang satu dengan tugas yang lainnya, sehingga diperoleh
Olak Keman, terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Bendahara dan anggota.
43
Tabel 2.2
Struktur Organisasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Tegallalang
Wakil Ketua
SAHARUDIN
Sekretaris
SAMSURI
Anggota Anggota
MASTURO
MARBAWI
(BPD) diantaranya:
a. Fungsi BPD
Kepala Desa;
” Peraturan menteri dalam negeri nomor 110 tahun 2016 tentang badan permusyawaratan
desa BAB V Pasal 31.
44
b. Tugas BPD
Adapun tugas BPD yang diatur pada Permendagri yang sama pada
Kepala Desa;
pemerintahan Desa;
perundang-undangan.57
57
Ibid, Pasal 32.
45
c. Wewenang BPD
aspirasi;
kewenangannya;
RAPB Desa;
Perwakilan
haru ditetapkan dengan jumlah gasal, paling sedikit 5 orang dan paling
lanjutan dari sistem pemilihan Anggota BPD terdahulu yaitu pemilihan pada
tahun 2001, 2007 dan 2013. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Kepala Desa
Tegallalangsebagai berikut:
58
Wawancara Bersama Bapak Ahmad Kepala Desa Tegallalang, pada tanggal 22
Agustus 2019, pukul 08:00 WIB.
47
48
ini nantinya sudah diatur dan ditetapkan dalam peraturan Bupati Batanghari,
Desa itu sendiri baik itu sekretaris Desa, Kasi Pemerintahan, Kasi Kesra,
Kaur Umum, Kaur Keuangan, Kadus dan juga RT dimana Kades sebagai
unsur Perangkat Desa paling banyak 3 (Tiga) orang dan unsur masyarakat
paling banyak 8 (Delapan) orang.59 Dari pernyataan Kades beserta isi dari
59
PERBUB Batanghari Nomor 71 Tahun 2017 Tentang Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) BAB IV Pasal 93 Ayat 1
49
kemampuan calon lain yang memiliki skill dalam bidang pemerintahan itu
60
Wawancara Bersama Bapak Sanusi, Kasi Pemerintahan Desa Tegallalang, pada
tanggal 22
61
Agustus 2019, pukul 08:00 WIB.
Wawancara dengan Bapak Muzi. A.md. Kasi Pemerintahan Desa Tegallalang, pada
22 Agustus 2019. Pukul 10:12 WIB.
62
Jika bakal calon yang memenuhi persyaratan masing-masing keterwakilan wilayah dan
keterwakilan perempuan lebih dari 8 (Delapan) orang, panitia melakukan seleksi tambahan dengan
50
Batanghari dimana di Desa yang peneliti teliti Anggota BPD yang terpilih
salah satunya yaitu istri Kades di Desa itu sendiri, hal ini dikarenakan
sebagai anggota BPD di Desa tersebut. Bapak Muzi, A.Md selaku Kasi
Desa ini, hal ini dikarenakan masih adanya sifat Nepotisme yang tinggi di
menggunakan kriteria tingkat pendidikan, pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan, usia dan
persyaratan lain yang ditetapkan oleh Panitia Kecamatan. Lihat PERBUB Batanghari No. 71
Tahun 2017 Tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD) BAB I Pasal 60 Ayat I.
51
Gianyar, dimana yang awal mulanya pemilihan Anggota BPD hanya dapat
Anggota BPD dengan sistem secara langsung ini merupakan kali pertama
“Dikarenakan beberapa Faktor dan kendala dari pusat maka dari itu kita
baru bisa menjalankan sistem pemilihan secara langsung ini sekarang
(2019), salah satu masalahnya yaitu tidak ada ketersediannya alat
komputer untuk melaksanakan pemilihan ini, dan juga ketidak tahuan
baik dari panitia dan masyarakat akan hal pengimputan data nantinya
setelah pemilihan berakhir.”
63
wawancara bersama Bapak Ahmad Kepala Desa Tegallalang, pada 22 Agustus
2019,pukul 08:45 WIB.
52
bahwa sebenarnya sistem pemilihan secara langsung ini sudah lama adanya,
berdemokrasi di Desa ini sesungguhnya sudah mulai lahir dan sudah mulai
dijalankan, ini terbukti dari pemilihan anggota BPD yang dilakukan dengan
“Sistem pemilihan BPD secara langsung ini menurut saya sangat bagus
karena di setiap wilayah ada perwakilannya, ini artinya di setiap
wilayah (RT) terdapat satu perwakilan Anggota BPD yang dapat
mendengarkan serta mengamati keluh kesah, aspirasi, serta keinginan
masyarakat di masing-masing wilayah tersebut."65
Perwakilan belum terlaksana, dan dapat terlaksana pada saat sistem secara
64
wawancara bersama Bapak Ahmad Kepala Desa Tegallalang, pada 22 Agustus
2019,pukul 08:55 WIB.
65
Wawancara bersama Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)
Kusaipul Anwar, S.Pd.i, pada 23 Agustus 2019, pukul 9:30 WIB.
53
Dusun 1 (Satu) dimana wilayah Dusun ini terletak di seberang sungai, perlu
tenaga dan juga waktu bagi masyarakat jika ingin berkonsultasi dengan
Tegallalang
1. Hasil Wawancara
BPD, warga Desa Tegallalangmerasa acuh tak acuh dalam hal pemilihan
2. Uji Validitas
skor yang diperoleh pada masing-masing item pertanyaan dengan skor total
berdasarkan pada nilai rhitung > rtabel sebesar 0,154, untuk df = 82-2 = 80; α =
Tabel 3.2
Tabel 4.2
Tabel 5.2
Dari ketiga tabel uji Validitas angket di atas yang terdiri dari tiga dimensi
validitas yang lebih besar dari r-tabel (0,217) yang maknanya semua item
dalam penelitian.
56
3. Data Responden
memiliki hak suara pada pemilihan anggota BPD baik pada tahunn 2013
suara pada saat pemilihan. Kurangnya sosialisasi dan arahan dari aparatur
Desa membuat masyarakat acuh tak acuh akan pemilihan anggta BPD di
Tabel 6.2
Pendorong Perilaku
Partisipasi
NO
NO SS % S % TT % TS % STS %
ITEM
1 1 0 0 0 0 11 18 39 57 32 80
2 2 1 5 22 38 26 43 27 40 6 15
3 3 19 95 36 62 23 3 2 3 2 5
Persentase
5% 50% 38% 40% 15%
Rata-rata
57
Perilaku Pendorong
Partisipasi
38% 40%
50%
15
5% %
2013 dikarenakan tidak terpilih sebagai pemilik suara pada pemilihan kala
itu.
No
No Item SS Karakter
% S % TT % TS % STS %
1
2
1
2
1
Partisipasi
6 5 12 26
15 88 29 69 25
35
34
42
3
49 8
3
30
10 37
48%
3 3 1 6 8 19 23 31 41 48 9 33
Persentase 34 33%
Rata-rata 6% 19%
% 34% 48% 33%
19
%
6
%
Tabel 8.2
Faktor-faktor partisipasi
no
no SS % S % TT % TS % STS %
item
1 1 6 22 13 19 28 26 27 29 8 24
2 2 10 37 30 45 27 25 7 8 8 24
3 3 1 4 12 18 29 27 27 34 13 39
4 4 10 37 12 18 25 23 31 34 4 12
Persentase
Rata-Rata 30% 19% 25% 32% 24%
Faktor-faktor
30%
Partisipasi
32% 24
19 %
% 25%
partisipasi
sedangkan 67 orang atau 19% menjawab setuju, sedangkan 109 atau 25%
menjawab tidak tahu, 92 atau 32% menjawab tidak setuju dan 33 atau 24%
pemilihan anggota BPD tahun 2013 dan 2019 dikarenakan ada salah satu
berdasarkan atas visi dan misi yang dicanangkan oleh si pencalon, ini
Dari hasil analisis data penelitian yang telah dipaparkan diatas dapat di
b. Karakter Partisipasi
dijanjikan oleh calon anggota BPD baik berupa materi, jabatan dan
di Desa tersebut.
c. Faktor-Faktor Partisipasi
Desa tersebut. Maka dari itu 25% dari warga tersebut merupakan yang
yaitu faktor keluarga dan sifat acuh tak acuh dengan perkembangan
Desa yang cukup melesat. Adapun ketika ada suatu informasi baru
BAB V
PENUTU
A. Kesimpulan
masyarakat. Hal ini dikarenakan praktik KKN yang masih meraja lela di
Desa tersebut dan sikap apatis dari warga mengenai pengawasan terhadap
B. Saran
dan juga memberikan kesempatan kepada warga untuk ikut berperan aktif
C. Penutup
Segala puji bagi Allah SWT tuhan sekalia alam atas petunjuk dan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, bahkan
masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan yang ada dalam penulisan
ini. Maka dari itu dari sudut hati yang paling dalam serta kerendahan hati,
segala kritikan dan teguran yang membina untuk masa yang akan akan,
amatlah penulis hargai demi kebaikan skripsi ini yang lebih baik.
Rabbal Alamin.
65
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Aksara, 2007.
Offset, 2007.
2005.
Utama, 2008.
Karya, 2011.
66
Persada, 2010.
Alfabeta, 2009.
2. Peraturan Perundang-Undangan
3. Jurnal Terkait
Neneng Yani Yuningsih, Demokrasi Dalam Pemilihan Kepala Desa ? Studi Kasus
Jawa Barat Tahun 2008-2013. Jurnal Politik, Vol. 1 No. 2, februari 2016.
4. Artikel Terkait
http://elib.unikom.ac.id/gdl.jbptunikompp-gdl-mohhabibin-28322-4-
unikom-i.pdf
68
Lampiran I
DAFTAR INFORMAN
No Nama Jabatan
Lampiran II
ISTRUMEN WAWANCARA
Lampiran III
KETERANGAN:
Pilihan Jawaban :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TT = Tida Tahu
TS = Tidak Setuju
Data Responden:
Nama :
Usia :
Status : a. Menikah
b. Belum Menikah
Agama :
Pendidikan Terakhir :
71
Pernyataa:
No Pernyataan SS S TT TS STS
Partisipasi masyarakat
1
saya tidak mengikuti pemilihan anggota BPD tahun 2013
2 saya merasa masa bodoh terhadap pemilihan anggota BPPD
tahun 2013
3 saya merasa masa bodoh terhadap pemilihan anggota BPPD
tahun 2019
karakter partisipasi
4 saya menggunakan hak pilih saya pada pemilihan anggota
BPD tahun 2019
saya menggunakan hak pilih saya pada pemilihan anggota
5 BPD tahun 2019 karena kesadaran saya sebagai warga Desa
Tegallalang
saya menggunakan hak pilih saya atas dasar suruhan orang
6
lain
faktor-faktor partisipasi
7 saya memperoleh informasi mengenai pemilihan anggota
BPD dari aparatur pemerintahan Desa
8 saya menggunakan hak pilih saya karena ada salah satu
keluarga saya yang mencalon sebagai Anggota BPD di sana
9 saya menggunakanhak pilih saya karena mendapatkan
sejumlah materi
10 saya merasa aparatur pemerintah desa aktif dan terbuka
dalam pemberian informasi mengenai pemilihan BPD
72
Lampiran IV
1.1 & 2.1 . Pengisian Angket Pertanyaan Oleh Bapak Saharudin dan Muslim
selaku Perwakilan Warga Desa Tegallalangdan perwakilan Remaja/Pemuda
Desa Tegallalang
(3.1) (4.1)
7.3 3 & 4.1 : pengisian Angket pertanyaan oleh Ibn Misium dan Da’i Taufik
selaku pewakilan pegawai Negeri Sipil dan tokoh agama Desa Tegallalang
73
(5.1) (6.1)
Foto 5.1 & 6.1 Calon Anggota BPD dan suasana partisipasi masyarakat pada
pemilihan Anggota BPD Desa Tegallalang
(7.1) (8.1)
Foto 7.1 & 8.1 Daftar Hadir Online pemilih dan Calon Anggota BPD Perwakilan
Perempuan
74
Curiculum Vitae
A. Identitas diri
Nama Murni
Nim Sip. 162396
Tempat/tanggal Tegallalang 09/12/1997
lahir
Perumahan Villa Duren Emas
Alamat
Kec. Jaluko kab. Muaro jambi
Ds. Tegallalang, Kec. Maro Sebo
1. Alamat asal
Ulu Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali,
kode Pos 36655
B. Riwayat pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD N 189/1 Tegallalang : 2004-2010
b. SMP N 9 BATANGHARI : 2010-2013
c. MAS PKP Al-Hidayah Kota Jambi : 2013-2016