Anda di halaman 1dari 30

RUMUSAN DAN SOLUSI

FOCUSED GROUP DISCUSSION (FGD)


DPD PARTAI GOLKAR PROVINSI BALI

TENTANG PEMBANGUNAN
DI PROVINSI BALI

DENPASAR, 30 DESEMBER 2019


KATA PENGANTAR

Kegiatan Focused Group Discussion (FGD)


Reeksi Akhir Tahun: Catatan Kritis P
embangunan Bali 2019, yan
g dilaksanakan oleh DPD Partai GOLKAR
Provinsi Bali pada tanggal 30 Desember
2019 di Denpasar, merupakan upaya
untuk memberikan kontribusi pemikiran
terhadap pelaksanaan pembangunan di
daerah Bali. Secara keseluruhan, Partai
GOLKAR mengapresiasi pembangunan yang tengah berjalan,
namun juga tidak lepas dari beberapa catatan kritis sekaligus
solusi demi tercapai hasil pembangunan yang maksimal.
Terimakasih kami ucapkan atas partisipasi dari seluruh
pakar, tokoh dan para pemangku kebijakan yang telah
menyampaikan pokok- pokok pikirannya dalam FGD
sebagaimana telah dirumuskan dalam buku sederhana ini.
Mohon maaf bila ada hal-hal yang kurang berkenan. Semoga
hasil FGD ini dapat memberikan kontribusi positif
terhadap pembangunan daerah demi tercapai kesejahteraan
masyarakat Bali.

Plt. Ketua
DPD Partai GOLKAR Provinsi Bali

(Gde Sumarjaya Linggih, SE., M.AP.)


I. PENDAHULUAN
Pembangunan di wilayah Provinsi Bali merupakan
pembangunan yang konsisten dilaksanakan secara
terarah, terencana dan berkesinambungan. Sebagai
bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
Provinsi Bali berkewajiban menyelaraskan rencana dan
implementasi pembangunannya dengan rencana
pembangunan jangka panjang nasional dan rencana
pembangunan jangka panjang daerah Provinsi Bali yang
lebih lanjut dituangkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Bali yang
mengakomodasi visi dan misi pembangunan Gubernur
dan Wakil Gubernur Bali Periode 2018-2023 yakni
Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
Nangun Sat Kerthi Loka Bali merupakan visi
pembangunan Bali yang tertuang dalam RPJMD
Provinsi Bali tahun 2018-2023 melalui Peraturan
Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2019 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Semesta
Berencana Provinsi Bali Tahun 2018-2023.
Kondisi obyektif di bidang ekonomi secara
internasional masih mengalami stagnasi ekonomi, dan
hal ini tentu berpengaruh juga terhadap kondisi
ekonomi nasional yang pada akhirnya kondisi daerah
Bali khususnya terpengaruh atas perkembangan
tersebut.
Sejumlah persoalan masih dihadapi Bali saat ini
dan ke depan yaitu ketimpangan antar-wilayah,
ketersediaan air bersih, maraknya toko modern
berjejaring, menurunnya kualitas lingkungan, daya

1
saing SDM, kemacetan lalu lintas, persoalan sampah
yang

2
belum tertangani secara optimal, menurunnya investasi
dari tahun ke tahun, ketimpangan jumlah wisatawan
dengan pendapatan PHR, dan sebagainya.
Bertitik tolak dari kondisi obyektif ini, DPD Partai
Golongan Karya Provinsi Bali mengambil prakarsa
untuk melakukan focused group discussion (FGD)
Reeksi Akhir Tahun: Catatan Kritis Pembangunan Bali
2019. Melalui rumusan hasil FGD ini akan diberikan
masukan dan solusi baik kepada Gubernur dan Wakil
Gubernur Bali, DPR-RI dan DPD-RI Dapil Bali, DPRD
Provinsi Bali, Bupati dan Walikota, serta DPRD
Kabupaten/Kota se- Bali yang meliputi kajian dan
solusi di bidang ekonomi, politik, dan social-budaya.

II. KAJIAN DAN SOLUSI DI BIDANG EKONOMI


Walaupun perkembangan situasi dan kondisi
ekonomi internasional yang masih stagnan dan hal ini
berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi
nasional (tahun 2018 sebesar 5,17 %) dan triwulan ke-3
tahun 2019 sebesar 5,02 %, tetapi untuk pembangunan
ekonomi di wilayah Provinsi Bali tahun 2018 dan
triwulan ke-3 tahun 2019 tercapai sebesar 5,34% (di
atas capaian pertumbuhan ekonomi nasional), kita
bersama berikan apresiasi atas capaian pembangunan
Ekonomi Bali tahun 2019.
Namun demikian, apabila kita ingin mengkaji
secara konprehensif, indikator-indikator yang mesti
dijadikan alat ukur adalah perkembangan di tingkat
internasional dan nasional, capaian pada tahun
sebelumnya, baik nasional maupun d
a e r a h , rencana/target yang ingin dicapai pada tahun
2019 serta kondisi ideal yang diharapkan untuk
mencapai target pembangunan secara komprehensif.
Ditinjau dari segi capaian tingkat nasional kita
harus bersyukur bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi
Bali berhasil dibangun di atas capaian tingkat nasional.
Namun, apabila dibandingkan dengan target yang harus
dipenuhi melalui RPJMD tahun 2019 sebesar 6,4% hal
ini memerlukan kerja keras yang lebih sungguh-
sungguh lagi semua pihak yang terkait.
Selanjutnya apabila dikaitkan dengan indikator
keberhasilan di bidang pembangunan ekonomi tingkat
pengangguran yang tercapai terendah kedua di
Indonesia, tingkat kemiskinan paling rendah di
Indonesia dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
yakni 74,77 dan gini ratio sebesar 0,3666 (golongan
sedang menuju tinggi) maka sudah sepatutnya kita
semua memberikan apresiasi kepada Pemerintah
Provinsi Bali atas capaian pembangunan di bidang
ekonomi.
Catatan kritis yang berhasil kami gali melalui
FGD adalah diharapkan semua pihak terkait bekerja
keras secara komprehensif untuk bisa mencapai
tingkat pertumbuhan ekonomi sesuai dengan target
RPJMD 2019 (6,4%) bahkan apabila memungkinkan
mencapai 7% mengingat tingkat inasi tetap konsisten
pada 3,5%. Artinya, apabila tingkat pertumbuhan
ekonomi mencapai 6% - 7% dikurangi 3,5% inasi maka
hal itu akan berdampak secara positif untuik
meningkatkan kesejahteraaan masyarakat Bali.
Di samping meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Bali yang juga harus diperhatikan adalah memperkecil
tingkat gini ratio sampai dengan di bawah 0,35%,
sehingga kesenjangan yang ada bisa dipersempit, yang
berarti pula pemerataan pembangunan bisa dinikmati
oleh seluruh masyarakat Bali.
Untuk mencapai kedua hal tersebut di atas yakni
pertumbuhan ekonomi 6-7% dan memperkecil tingkat
gini ratio diusulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Mendorong peningkatan konsumsi dan daya
beli masyarakat dengan cara menekan inasi,
dan meningkatkan nilai tukar petani,
merealisasikan tingkat upah minimum regional
(UMR) serta menjaga ketersediaan suplai
kebutuhan pokok masyarakat pada hari-hari
biasa maupun pada hari-hari besar keagamaan.
Dan mulai dikaji dibentuk Lembaga Usaha
Penyangga Stabilitas Kebutuhan Pokok yang
ditugaskan oleh Pemerintah Provinsi Bali.
2. Mendorong investasi di Bali Utara, Timur dan
Barat. Untuk itu, Pemerintah Daerah Provinsi
Bali perlu membuat kebijakan moratorium
(menghambat) investasi di Bali Selatan hingga
tercapai pemerataan. Pemerintah Provinsi Bali
juga perlu membuat kebijakan anggaran
dengan memberikan porsi lebih pada tiga
wilayah s e b a g a i m a n a d i m a k s u d d i
atas untukmendorong percepat
a n p e m e r a t a a n pembangunan.
3. Mendorong dan meningkatkan secara maksimal
investasi daerah melalui sistem pelayanan
terpadu perizinan yang cepat, murah dan
pelayanan profesional, memangkas birokrasi
yang menghambat di tingkat provinsi maupun
di kabupaten/kota, serta menegakkan regulasi
secara konsisten dan kepastian hukum. Di
balik keberhasilan pembangunan ekonomi
dengan indicator yang melebihi keberhasilan
secara nasional, terdapat persoalan
menurunya invest asi, sehingga perlu
solusi untuk mendorong iklim investasi
dengan regulasi yang
sederhana yaitu melalui omnibuslaw dan
memperpendek rantai birokrasi.
4. Meningkatkan kemampuan belanja pemerintah
daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota
melalui peningkatan kemampuan sumber-
sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang sah
dan tidak memberatkan masyarakat dengan
cara memperjuangkan kontribusi
pariwisata, memperjuangkan revisi UU No.33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah, memperjuangkan revisi UU
No.28 Tahun 2009 tentang Pajak dan
Retribusi Daerah, memperjuangkan maksimal
terwujudnya UU tentang Provinsi Bali, serta
memperjuangkan penyisihan dan distribusi
pajak hotel dan restoran (PHR) melalui
Pemerintah Provinsi Bali.
5. Mendorong peningkatan ekspor daerah melalui
pengembangan potensi ekspor daerah di bidang
pertanian antara lain buah-buahan seperti
manggis dan lain-lain, vanili Bali, produk
industri olahan dan maksimalisasi fungsi dan
peranan Bandara Ngurah Rai sebagai Bandara
Cargo yang menangani ekspor.
6. Sektor penerbangan, kapasitas dan daya
tampung Bandara Ngurah Rai sudah mencapai
titik maksimal, sedangkan kemungkinan
menambah Run Way sangat mustahil, oleh
karena itu perlu dikaji dan dipertimbangkan
dengan sungguh-sungguh untu
kmemperpanjangrunwaydenga
nmemepertimbangkan berbagai
dampaklingkungan yang ditimb
u l k a n , s e r t a menindaklanjuti
realisasi pembangunan Bandara Udara di
Kabupaten Buleleng.
7. Di bidang pariwisata, jumlah wisatawan yang
datang tidak linier dengan pendapatan PHR,
sehingga perlu dilakukan pendataan terhadap
perizinan hotel dan restoran secara akurat, dan
selanjutnya menertibkan hotel dan restoran
dan villa yang tidak berizin.
8. Di bilang SDM, sangat penting dilakukan
peningkatan kualitas SDM dengan menguasai
teknologi untuk meningkatkan daya saing
menuju penerapan teknologi 4.0 bahkan
teknologi 5.0.
Di samping hal-hal tersebut di atas, mengingat
keseimbangan struktur ekonomi Bali sangat timpang di
mana sektor primer 14,50%, sekunder 18,80 % dan
tersier 69,71 % disarankan agar dilaksanakan
pengkajian secara komprehensif untuk mewujudkan
keseimbangan baru dalam struktur ekonomi Bali
melalui peningkatan peranan sektor primer dengan
peningkatan kualitas produk pertanian dan teknologi
pertanian, segera mewujudkan lembaga penelitian dan
pengembangan (research and development) di bidang
pertanian, meningkatkan peranan sektor sekunder
melalui peningkatan industri pengolahan hasil
pertanian yang modern dan ramah lingkungan serta
mewujudkan quality tourism.
Terkait persoalan ketimpangan antar wilayah,
terobosan yang dilakukan Gubernur Bali dengan
membangun shortcut Denpasar-Singaraja kita apresiasi,
namun di sisi lain, kelancaran akses Denpasar -
Karangasem dan Denpasar – Gilimanuk sangat perlu
diwujudkan dengan pembangunan shortcut.
Dalam mengatasi kemacetan lalu-lintas, perlu
segera dibangun underpass di persimpangan jalan yang
sangat krodit dan juga segera bisa diwujudkan
ketersediaan angkutan umum (public transport) dengan
akses hingga ke pemukiman penduduk.

III. KAJIAN DAN SOLUSI BIDANG POLITIK


Salah satu alat ukur keberhasilan pembangunan
di bidang politik adalah capaian indeks demokrasi di
wilayah Provinsi Bali dibandingkan capaian indeks
demokrasi tingkat nasional. Capaian indeks demokrasi
di wilayah Provinsi Bali pada tahun 2018 adalah 82,37%
lebih tinggi dibandingkan capaian indeks demokrasi di
wilayah tingkat nasional yakni sebesar 72,39%. Atas
capaian tersebut maka sudah sewajarnya kita
memberikan apresiasi atas capaian pembangunan di
bidang politik tersebut.
Namun demikian, untuk mewujudkan tingkat
indeks demokrasi yang lebih baik lagi, dibutuhkan
peran aktif semua kekuatan partai politik yang ada di
Bali untuk secara terus-menerus meningkatkan
kualitas kader. Kemudian pelaksana pemilu
meningkatkan kualitas aparatur penyelenggara Pemilu
agar tetap optimal (lebih independen dan lebih
profesional), kendati sistem pemilihan tidak digabung
antara Pilpres dan Pileg.
Stabilitas politik sangat penting untuk kita
wujudkan bersama-sama, karena stabilitas politik
sangat mempengaruhi terwujudnya keberhasilan
pembangunan bidang ekonomi dan bidang lainnya.
Untuk hal tersebut kami menyampaikan usul dan
solusi sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan peran serta partai politik
dalam mewujudkan kualitas kader melalui
berbagai jenjang pendidikan politik, kegiatan
politik, serta kegiatan kemasyarakatan lainnya,
sangatlah penting untuk Pemerintah Provinsi
Bali meningkatkan anggaran politik melalui
bantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD).
2. Untuk mewujudkan kualitas pemilu yang lebih
baik diharapkan para aparat penyelenggara
pemilu tetap menjaga independ
e n s i , profesionalisme, dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM).
3. Untuk mewujdkan peningkatan kualitas
demokrasi, bukan semata-mata pada
demokrasi procedural, maka perlu dilakukan
peningkatan indeks demokrasi yang bersifat
substansial yaitu meningkatkan
kemandirian masyarakat, meningkatkan
kecerdasan masyarakat pemilih, dan
hubungan kesetaraan, sehingga tidak
bersifat patron client.

IV. KAJIAN DAN SOLUSI BIDANG BUDAYA


Dibentuk dan diberlakukannya Perda Nomor 4
Tahun 2019 tentang Desa Adat dan perhatian nyata
melalui peningkatan anggaran di bidang adat, seni, dan
agama melalui APBD tahun 2019, dibentuknya secara
tersendiri Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Bidang
Pemajuan Desa Adat, merupakan kebi
j a k a n pembangunan di bidang adat, agama, seni dan
budaya yang patut diapresiasi bersama. Namun
demikian, pembangunan dan penguatan desa adat
mesti juga diikuti oleh pembangunan maksimal di
bidang kesejahteraan masyakat daerah Bali. Sinergitas
kedua kebijakan ini merupakan hal yang prinsip dan
penting, karena walaupun adat kuat tetapi
masyarakatnya tidak sejahtera maka hal tersebut
tidak maksimal. Begitu juga sebaliknya. Berkenaan
dengan hal tersebut di atas, maka disampaikan usul
dan solusi sebagai berikut:
1. Memperkuat usaha-usaha ekonomi berbasis
budaya Bali seperti Lembaga Perkreditan Desa
(LPD).
2. Mendorong tumbuh dan berkembangnya jiwa
dan semangat entrepreneurship di kalangan
generasi muda Bali dengan cara membangun
kerjasama dengan seluruh universitas negeri
maupun swasta di Bali, antara lain dalam
bentuk Inklubator Bisnis Universitas. Di mana
masing- masing universitas ditugaskan untuk
merekrut, melatih, dan membina calon
entrepreneur tersebut. Pemerintah Daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota menyiapkan
dukungan anggaran dana bergulir melalui
APBD masing- m a s i n g d a n c a l o n e n t r
e p r e n e u r y a n g direkomendasi oleh
masing-msing universitas dibantu melalui dana
bergulir daerah. Apabila berkembang, di
dukung lebih lanjut oleh Penjaminan Kredit
Daerah (Jamkrida) Bali dan lembaga-lembaga
keuangan bank dan non-bank yang ada di Bali.
Hal ini penting dilakukan agar peluang-
peluang usaha yang tumbuh dan
berkembang di Bali sebagai dampak dari
perkembangan pembangunan di bidang
ekonomi dan budaya bisa ditangkap dan
dikembangkan oleh generasi muda Bali yang
pada akhirnya diharapkan berperan sebagai
pilar ekonomi dan budaya Bali.

V. KAJIAN DAN SOLUSI BIDANG SOSIAL


Keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi
dan budaya akan berpengaruh negatif terhadap upaya
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
manakala aspek-aspek sosial tidak terdeteksi dan tidak
tertangani dengan baik. Oleh karena itu kita berikan
apresiasi atas kinerja aparat kepolisian dan masyarakat
yang telah
berhasil menekan premanisme, tetapi masih dirasakan
belum maksimalnya penanganan penyakit-penyakit
sosial lainnya, seperti maraknya peredaran narkoba dari
perkotaan hingga pedesaan, seringnya muncul kasus-
kasus kriminal sebagai dampak dari konsumsi
minuman keras, serta “fenomena gunung es” HIV/AIDS
di mana antara data yang muncul di permukaan dengan
fakta yang terjadi di masyarakat terkait korban
penyakit HIV/AIDS yang diperkirakan jauh lebih besar.
Maka, disampaikan usul dan solusi sebagai berikut:
1. Agar aparat terkait mengambil langkah tegas
untuk menindak pihak-pihak yang bertindak
sebagai pengedar narkoba tanpa pandang bulu.
2. Meningkatkan penanganan melalui
pencegahan, pembinaan dan pendidikan seks di
kalangan remaja melalui pelibatan desa adat,
sekolah, organisasi kemasyarakatan dan
pihak-pihak terkait lainnya.
3. Meningkatkan edukasi di kalangan generasi
muda dan penindakan dengan tegas tindak
kriminal yang diakibatkan oleh konsumsi
minuman keras.
4. Masalah sampah, akhir-akhir ini menjadi
fenomena sosial yang sangat berpengaruh
terhadap citra Bali sebagai daerah tujuan
wisata dan penangananan masalah sampah ini
menjadi permasalahan yang mendesak karena
secara intens menjadi sorotan internasiomal,
oleh karena demikian penanganan masalah
sampah yang terapadu dan terintegrasi baik
dari hulu
sampai hilir mutlak harus segera ditangani.
Gubernur telah mengeluarkan Pergub terkait
penanganan sampah perlu ditindaklanjuti
dengan melibatkan semua pihak, termasuk
Bupat/Walikota, desa adat dan lembaga serta
komunitas masyarakat dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi, edukasi, dan partisipasi
masyakat. Penanganan sampah jangan hanya
dipandang sebagai pengeluaran biaya, akan
tetapi perlu dipandang sebagai benet.
Demikianlah Rumusan dan Solusi Focused Group
Discussion (FGD) DPD Partai Golongan Karya Provinsi
Bali terkait pembangunan yang dilaksanakan di Provinsi
Bali tahun 2019 disampaikan untuk dapat menjadi
rujukan oleh pihak-pihak terkait. (*).

DEWAN PIMPINAN DAERAH


PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI BALI
PLT. KETUA, SEKRETARIS,

(GDE SUMARJAYA LINGGIH) (I NYOMAN SUGAWA KORRY)


NPAPG : 3174070260380017 NPAPG : 517104 054013 0003
Kegiatan FGD DPD Partai GOLKAR Prov. Bali
yang dilaksanakan pada tanggal 30 Desember 2019
dengan menghadirkan berbagai pakar di bidangnya
dan para pemangku kebijakan
KITA SATU
UNTUK
INDONESIA
GOLKAR INDONESIA INDONESIA GOLKAR

Anda mungkin juga menyukai