Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ainurrasyid Fikri

NIM : 190432626033

Offering :C

Mata kuliah : Ekonomi Sumber Daya Manusia

Analisis Masalah Pengangguran di Indonesia

Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia per Agustus 2018-2020


Berdasarkan berita resmi Badan Pusat Statistika
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
2018 2019 2020

TPT Laki-laki TPT Perempuan TPT Perkotaan TPT Pedesaan

Dampak COVID-19 Terhadap Penduduk Usia Kerja, Agustus 2020

Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena COVID-19

Sementara tidak bekerja karena COVID-19

pengangguran karena COVID-19

Bekerja dengan pengurangan jam kerja

0 5 10 15 20 25 30

Dampak COVID-19 Terhadap Penduduk Usia Kerja, Agustus 2020, Total 29,12 Juta Orang
Pengangguran di Indonesia pada tahun 2020 kemarin mengalami peningkatan yang
cukup signifikan. Di tambah lagi dengan adanya pandem Covid-19 ini. Tahun 2020 menjadi
salah satu tahun terberat bagi dunia, termasuk Indonesia. Karena akibat pandemi Covid-19
berdampak buruk pada berbagai sektor, seperti ekonomi, kesehatan hingga
ketenagakerjaan. Hal tersebut juga berpengaruh pad tingkat pengangguran yang ada di
Indonesia. Hal tersebut dikarenakan, adanya banyak sekali perusahaan yang mengalami
kebangkrutan hingga akhirnya terpaksa melakukan PHK massal.
Pandemi Covid-19 menyebabkan capaian penurunan angka pengangguran Indonesia
dalam kurun 10 tahun terakhir berbalik arah. Berdasarkan Badan Pusat Statistika (BPS) ,
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2020 sebesar 7,07 persen, meningkat 1,84
persen poin dibandingkan dengan Agustus 2019. Penduduk yang bekerja sebanyak 128,45
juta orang, turun sebanyak 0,31 juta orang dari Agustus 2019. Lapangan pekerjaan yang
mengalami peningkatan persentase terbesar adalah Sektor Pertanian (2,23 persen poin).
Sementara sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu Sektor Industri Pengolahan
(1,30 persen poin). Pada Agustus 2020, TPT laki-lakisebesar 7,46 persen, lebih tinggi
dibanding TPT perempuan yang sebesar 6,46 persen. Dibandingkan Agustus 2019, TPT laki-
laki naik 2,22 persen poin, sedangkan perempuan naik sebesar 1,24 persen poin. TPT
perkotaan sebesar 8,98 persen lebih tinggi hampir dua kali TPT di daerah perdesaan (4,71
persen). Dibandingkan Agustus 2019, TPT perkotaan naik 2,69 persen poin, sedangkan
perdesaan naik sebesar 0,79 persen poin.
Penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 dikelompokkan menjadi empat
komponen yaitu a) Penganggur; b) Bukan angkatan kerja yang pernah berhenti bekerja pada
Februari-Agustus 2020; c) Penduduk yang bekerja dengan statussementara tidak bekerja;
dan d) Penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja. Kondisi c) dan d)
merupakan dampak pandemi Covid-19 yang dirasakan oleh mereka yang saat ini masih
bekerja, sedangkan kondisi a) dan b) merupakan dampak pandemi Covid-19 pada mereka
yang berhenti bekerja. Maka dari pengelompokan tersebut, berdasarkan data Badan Pusat
Statistika (BPS), terdapat 29,12 juta orang (14,28 persen) penduduk usia kerja yang
terdampak Covid-19, terdiri dari pengangguran karena Covid-19 (2,56 juta orang), Bukan
Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 (0,76 juta orang), sementara tidak bekerja karena
Covid-19 (1,77 juta orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja
karena Covid-19 (24,03 juta orang).
1. Faktor Penyebab Meningkatnya Pengangguran di Indonesia Selama Tahun 2020
1.1 Jumlah Pengangguran mengalami Peningkatan
Berdasarkan sumber dari CNBC, Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia telah
merilis Laporan Tahun 2020 yang berisikan informasi penting seputar ketenagakerjaan.
Dalam laporan tahunan tersebut terdapat 6 bagian utama. Mulai dari kebijakan Kemenaker,
potret makro ketenagakerjaan, reformasi birokrasi, refleksi kinerja Kemenaker, hingga
beberapa rangkuman dari peristiwa penting sepanjang tahun 2020 lalu. Dalam laporan
tersebut juga disebutkan jumlah pengangguran di Indonesia selama tahun 2020. Rupanya
jumlah pengangguran mengalami kenaikan dan saat ini jumlah totalnya mencapai 9,77 juta
orang. Data dari BPS juga menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka atau TPT
sebesar 7,07%. Jumlah tersebut meningkat 1,84% jika dibandingkan dengan tahun 2019 lalu.
1.2 Jumlah Angkatan Kerja Juga Meningkat
Peningkatan TPT tentunya dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah angkatan kerja
yang ada di Indonesia. BPS mencatat pada bulan Agustus 2020 jumlah angkatan kerja di
Indonesia sebanyak 138,22 juta orang. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 2,36 juta
orang jika dibandingkan jumlah yang tercatat pada bulan Agustus 2019 lalu. Dengan
meningkatnya jumlah angkatan kerja, maka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga
ikut mengalami kenaikan sebesar 0,24% persen poin menjadi 67,77%.
1.3 Penyebab Tingginya Tingkat Pengangguran di Indonesia Selama Tahun 2020
Dalam laporan Analisis Hasil Survei Dampak Covid-19 Terhadap Pelaku Usaha yang
dirilis oleh BPS diketahui beberapa fakta penting. Salah satu fakta pentingnya adalah
sebanyak 35,56% perusahaan yang disurvei oleh BPS telah mengurangi jumlah pegawai yang
bekerja pada tahun 2020. Masalah ekonomi yang terjadi akibat pandemi membuat banyak
perusahaan kesulitan untuk bertahan. Mengurangi pegawai pun akhirnya harus dilakukan
agar perusahaan bisa tetap survive lebih lama. Laporan tersebut juga menyebutkan
informasi mengenai apa saja sektor usaha yang paling terdampak Covid-19. Sektor
industrilah yang paling terdampak adalah Akomodasi dan Makan Minum hingga 92,47%.
Kemudian disektor Jasa Lainnya sebesar 90,90% dan sektor Transportasi dan Pergudangan
sebesar 90,34%.
2. Solusi Untuk Menanggulangi Masalah Tingginya Tingkat Pengangguran
Menurut saya Diperlukannya Intervensi pemerintah dalam menangani masalah
serius ini karena jika tidak tingkat pengangguran akan terus meningkat di tahun 2021 ini
juga, memang diperlukan waktu yang panjang untuk mengatasi masalah pengangguran ini
ditambah akibat pandemi Covid-19. Pemerintah meningkatkan kebijakan fiskal yang cukup
guna mengintervensi daya beli masyarakat dan kondisi finansial pelaku usaha sektor riil,
agar pengangguran bisa ditekan semaksimal mungkin dan efek peningkatan pengangguran
terhadap stabilitas pasar domestik bisa diminimalisasi. Intervensi tersebut bisa dilakukan
melalui perluasan subsidi dan bantuan seperti kartu sembako, kartu prakerja, dan lainnya
untuk memberikan efek stimulus pada pandemi Covid-19. Cara lainnya adalah dengan
percepatan dan perluasan stimulus kredit kepada sektor riil dari yang sudah terjadi saat ini,
memberikan restrukturisasi dan keringanan bunga terkait kredit usaha.
Pada sisi produksi atau penjualan diperlukannya pemberian bantuan modal, agar
dunia usaha mampu bertahan ditengah-tengah Pandemi Covid-19. Contoh saja negara-
negara maju seperti Jerman, negara tersebut memberikan suntikan dana langsung kepada
para pelaku usaha yang merupakan paket stimulus ekonomi pemerintah untuk mengatasi
dampak negatif ekonomi di sektor riil sehingga jumlah usaha yang mati bisa ditekan
bersamaan dengan tingkat tingginya PHK dan pengangguran yang ada di negara tersebut.
Disisi konsumsi atau permintaan, perlu adanya stimulus konsumsi seperti bantuan sosial
yang selama ini sudah ada perlu ditingkatkan untuk meningkatkan permintaan dan daya beli
masyarakat yang rendah sehingga mampu menekan kelesuan ekonomi atau deflasi
Sumber Referensi
https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/11/05/1673/agustus-2020--tingkat-pengangguran-
terbuka--tpt--sebesar-7-07-persen.html
https://tirto.id/angka-pengangguran-2020-terburuk-apa-yang-bisa-dilakukan-jokowi-fKQg
https://www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-pers/turunkan-angka-pengangguran-menteri-
suharso-ingatkan-sulawesi-utara-perhatikan-isu-mismatch-sdm-pasar-tenaga-kerja-dan-
kualitas/

Anda mungkin juga menyukai