Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PERANAN PENGAMALAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

TUTOR : Fredy Hermanto.,S.Pd.,M.Pd

OLEH

NAMA :
NIM :

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(MKDU4111)

UNIVERSITAS TERBUKA

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik ketika negara
Indonesia didirikan,dan hingga sekarang di era globalisasi,Negara Indonesia tetap
berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara.Sebagai dasar negara tentulah
pancasila harus menjadi acuan Negara dalam menghadapi tantangan global dunia yang
terus berkembang.

Di era globalisasi ini peran pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga
eksistensi kepribadian bangsa indonesia,karena dengan adanya globalisasi batasan
batasan diantara negara seakan tak terlihat,sehingga berbagai kebudayaan asing dapat
masuk dengan mudah ke masyarakat.

Hal ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa indonesia,jika kita
dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari dampak globalisasi tentunya
globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena dapat menambah wawasan dan
mempererat hubungan antar bangsa dan negara di dunia.Tapi jika kita tidak dapat
memfilter dengan baik sehingga hal-hal negatif dari dampak globalisasi dapat merusak
moral bangsa dan eksistensi kebudayaan indonesia.

Dari faktor-faktor tersebutlah di butuhkan peranan pancasila sebagai dasar dan pedoman
negara dalam menghadapi tantangan global yang terus meningkat diera globalisasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Pancasila
2. Makna sila-sila Pancasila
3. Kedudukan Pancasila di Indonesia
4. Pengamalan dan penghayatan Pancasila
5. Pancasila di era globalisasiFenomena Globalisasi
6. Pancasila Sebagai Pedoman Dalam Menghadapi Globalisasi

1.3 Tujuan
Maksud dan tujuan penulisan ini diharapkan pembaca dapat mengambil pedoman dari
nilai-nilai pancasila dalam menghadapi era globalisasi,sehingga bisa mengambil dampak
positif dari globalisasi dan agar tetap bisa menjaga kepribadiaan dan jatidiri bangsa
dalam kehidupan bernegara.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila


Pancasila mengandung arti panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar. Jadi Pancasila
merupakan lima dasar negara yang harus dijadikan pedoman hidup bagi seluruh bangsa Indonesia
dalam menjalani kehidupan . Pancasila selain sebagai dasar negara juga sebagai sumber nilai dari
segala nilai-nilai yang lain, Segala norma-norma atau aturan-aturan harus sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Selain itu Pancasila juga sebagai jiwa bangsa Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia,
sarana tujuan hidup bangsa Indonesia dan pedoman hidup bangsa Indonesia.

2.2 Makna Sila-Sila Pancasila


a. Ketuhanan Ketuhanan menyatakan bahwa bangsa Indonesia harus memiliki Tuhan YME, tetapi
dengan menjamin seluruh warganya untuk memilih agamanya masing-masing dan tidak
memaksakan untuk memilih suatu agama tertentu dan ditekan untuk bertoleransi dalam
beribadah menurut agama masing-masing dan menghargai perbedaan.

b. Kemanusiaan yang adil dan beradabKemanusiaan adalah bagaimana sifat dasar manusia,bersikap
bagaimana layaknya manusia, menempatkan manusia dalam hakekatnya sebagai makhluk Tuhan,
menjunjung tinggi HAM dan mewujudkan keadilan dan beradab

c. Persatuan Persatuan berarti menggalang persatuan dan kesatuan seluruh bangsa Indonesia dari
Sabang sampai Merauke, dengan mewujudkan rasa nasionalisme yaitu rasa bangga kita terhadap
bangsa dan negara atas apa yang dimiliki negara dan menerima kelebihan dan kekuranganya.
Dan memiliki rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa.

d. Kerakyatan Hakikat sila ini adalah Demokrasi, dengan melakukan permusyawaratan dan
mengusahakan putusan bersama secara bulat sebelum melakukan tindakan bersama dan atas
dasar kejujuran bersama tanpa melakukan tindakan yang anarkis dalam menyampaikan pendapat.

e. Keadilan Kemakmuran yang merata bagi seluruh bangsa Indonesia, dengan mengutamakan
kebahagiaan bersama dari apa yang dimiliki dan diperoleh dan terciptalah suatu kedilan sosial
bagi seluruh bangsa Indonesia.

1.3 Fungsi Dan Kedudukan Pancasila


Dalam pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat negara yang
mengandung arti sebagai moral negara dan ideologi negara dan filsafat hidup bangsa yang bersifat
mengharuskan setiap warga negaranya untuk mengamalkanya.

1.4 Fungsi Dan Kedudukan Pancasila


1) Pancasila sebagai jiwa bangsa Jiwa bangsa bagi bangsa Indonesia adalah Pancasilayang lahir
bersamaan dengan bangsa Indonesia dan merupakan sumber daya bagi kehidupan sehari-hari
bangsa Indonesia.

2) Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia Sikap mental, tingkah laku dan amal perbuatan
bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang dapat dibedakan dengan negara lain. Inilah yang
dimaksud dengan kepribadian bangsa. Kepribadian bangsa Indonesia adalah Pancasila.

3) Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa IndonesiaKepribadian bangsa akan menjelma menjadi
pandangan hidup bangsa. Pancasila yang dapat memberi petunjuk untuk mencapai kesejahteraan
dan kebahagiaan bersama, misalnya dalam proses pembangunan Indonesia memilki pandangan
hidup dan tujuan hidup bangsa, yaitu Pncasila.

4) Pancasila sebagai sarana tujuan hidup bangsa Indonesia Kebahagiaan hidup bansa Indonesia
yang ingin dicapai baik hidup manusia pribadi, bermasyarakat, hubungan manusia dengan alam,
hubungan manusia dengan tuhanya sehingga menciptakan masyarakat yang adil dan makmur
sesuai dengan pertimbangan hikmat Tuhan dan kebijaksanaan bangsa.

5) Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Dengan berpedoman kepada Pancasila akan
memelihara nilai-nilai luhur yang menjadi kepribadian bangsa yang harus diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari dan diteruskan oleh generasi bangsa berikutnya di era modern.

1.5 Pancasila Di Era Globalisasi


Tantangan Pancasila sebagai ideologi terbuka di era globalisasi ini telah nampak baik kini
maupun nanti. Seperti terjadi tindakakan sparatis yang terjadi di berbagai wilayah sperti aceh,
Maluku, Papua dan yang lainya. Dan belum lama ini terjadi gerakan-gerakan terorisme yang
mengatsnamakan Agama dan gerakan-gerakan dari NII, yang justru hendak memecah persatuan dan
kesatuan negara kita. Penanganan yang tidak tepat dan tegas terhadap gerakan-gerakan atau tindakan-
tindakan yang dapat memecah persatuan bangsa tersebut akan berdampak pada ancaman eksistensi
pancasila di negara ini. Jika bangsa Indonesia sudah kehilangan jiwanya karena pengaruh lingkungan,
maka hilanglah eksistensi kebangsaan Indonesia.

Di era globalisasi ini Pancasila juga akan di hadapkan olehpermasalahan yang lebih besar yaitu
adanya globalisasi. Sekecil apapun perubahan yang terjadi di dunia akan segera dirasakan oleh bangsa
Indonesia, dan sebaliknya sekecil apapun peristiwa atau masalah yang terjadi di Indonesia akan segera
terlihat oleh dunia, Sehingga Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa harus tetap terjaga
eksistensinya dalam masyarakat bangsa Indonesia agar tidak hilang karena pengaruh globalisasi.

1.6 Fenomena Globalisasi


Globalisasi adalah fenomena dimana batasan-batasan antar negara seakan memudar karena
terjadinya berbagai perkembangan di segala aspek kehidupan,khususnya di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi.Dengan terjadinya perkembangan berbagai aspek kehidupan khususnya di bidang iptek
maka manusia dapat pergi dan berpindah ke berbagai negara dengan lebih mudah serta mendapatkan
berbagai informasi yang ada dan yang terjadi di dunia.

Namun fenomena globalisasi ini tidak selalu memberi dampak positif,berbagai perubahan yang
terjadi akibat dari globalisasi sudah sangat terasa,baik itu di bidang olitik,ekonomi,sosial,budaya,dan
teknologi informasi. Berbagai dampak negatif terjadi dikarenakan manusia kurang bisa memfilter
dampak dari globalisasi sehingga lebih banyak mengambil hal-hal negatif dari pada hal-hal positif
yang sebenarnya bisa lebih banyak kita dapatkan dari fenomena globalisasi ini.

1.7 Pancasila Sebagai Pedoman Dalam Menghadapi Globalisasi


Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri negara ini
haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara,berbagai
tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila juga tidak mampu untuk menggantikankan pancasila
sebagai ideologi bangsa Indonesia,pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia
sebagai dasar negara,itu membuktikan bahwa pancasila merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa
Indonesia.
Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian bangsa,dan
kini mau tak mau,suka tak suka ,bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia.Tetapi
harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jatidiri,kendati hidup ditengah-
tengah pergaulan dunia.Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja
mendatangkan kemajuan,tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut menjadi asing
dengan dirinya sendiri.Mereka kehilangan jatidiri yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari nilai-
nilai luhur pancasila.

Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada lagi batasan-batasan yang jelas antar setiap bangsa
Indonesia,rakyat dan bangsa Indonesia harus membuka diri.

Dahulu,sesuai dengan tangan terbuka menerima masuknya pengaruh budaya hindu,islam,serta


masuknya kaum barat yang akhirnya melahirkan kolonialisme.pengalaman pahit berupa kolonialisme
tentu sangat tidak menyenangkan untuk kembali terulang. Patut diingat bahwa pada zaman modern
sekarang ini wajah kolonialisme dan imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik, tetapi dalam wujud
lain seperti penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak berwujud fisik, tetapi penguasaan politik
dan ekonomi nasional oleh pihak asing akan berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu,
bahkan akan terasa lebih menyakitkan.

Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat dari dunia luar bisa
dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-bangsa lain. Bahkan, negara
sosialis seperti Uni Soviet yang terkenal anti dunia luar tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka
diri. Maka, kini, konsep pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka
diri. Dalam upaya untuk meletakan dasar-dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia bukan hanya
menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk
nilai-nilai sosial politik yang berasal dari kebudayaan bangsa lain.

Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar hanya nilai-
nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang terserap. Sebaliknya,
nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak dengan
tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan
dasar negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-
nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya. Cuma, persoalannya,
dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justeru jati diri bangsa Indonesia tengah berada pada
titik nadir.

Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga budaya atau
nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat-bulat. Nilai-nilai yang datang
dari luar serta-merta dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama
dalam hati sanubari rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang di
Tanah Air yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal, negara Indonesia seperti ditegaskan
dalam pidato Bung Karno di depan Sidang Umum PBB menganut faham demokrasi Pancasila yang
berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat.

Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham liberalisme dan semakin
menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang seharusnya dibangun dan diwujudkan rakyat
dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan sebagai kebebasan tanpa batas. Hak
asasi manusia (HAM) dengan keliru diterjemahkan dengan boleh berbuat semaunya dan tak peduli
apakah merugikan atau mengganggu hak orang lain. Budaya dari luar, khususnya faham liberalisme,
telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa dan rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata
hidup yang serba liberal memaksa bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian.
Akibatnya, seperti terlihat saat ini, konstelasi politik nasional serba tidak jelas. Para elite politik
tampak hanya memikirkan kepentingan dirinya dan kelompoknya semata.

Dalam kondisi seperti itu sekali lagi peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara
memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai mana saja yang bisa diserap untuk
disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang
nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap bangsa di dunia sangat
memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah dan
tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman dalam
memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan tersebut .

Dalam pandangan hidup terkandung konsep mengenai dasar kehidupan yang dicita-citakan suatu
bangsa. Juga terkandung pikiran-pikiran terdalam dan gagasan suatu bangsa mengenai wujud
kehidupan yang dicita-citakan. Pada akhirnya pandangan hidup bisa diterjemahkan sebagai sebuah
kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa yang diyakini kebenarannya serta menimbulkan
tekad bagi bangsa yang bersangkutan untuk mewujudkannya. Karena itu, dalam pergaulan kehidupan
berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia tidak bisa begitu saja mencontoh atau meniru model yang
dilakukan bangsa lain, tanpa menyesuaikan dengan pandangan hidup dan kebutuhan bangsa Indonesia
sendiri.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari makalah ini adalah bangsa dan negara Indonesia tidak bisa menghindari
akan adanya tantangan globalisasi,dengan menjadikan pancasila sebagai pedoman dalam menghadapi
globalisasi bangsa Indonesia akan tetap bisa menjaga eksistensi dan jatidiri bangsa Indonesia.

3.2 Saran
Saran saya sebagai penulis kepada para pembaca diharapkan bisa tetap menjaga kepribadian
bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi,serta bisa mengambil hal-hal positif dari efek
globalisasi dengan tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara sehingga bisa
membantu pembangunan dan perkembangan negara
Daftar Pustaka

Ahmad Muchji,Drs,H.MM.dkk,Jakarta,Pendidikan Pancasila,2006.


http://anggertriwibowo.blogspot.com/2009/10/pancasila-di-era-globalisasi.html
www.wikipedia.org/globalisasi
warsono, Posisi Pancasila Dalam Mapel PKn. Makalah disampaikan dalam seminar nasional Nation
and CharacterBuilding
MS Bakry, Noor, Pancasila Yuridis Kemegaraan, Liberty,
Yogykarta, 1997
MS Bakry, Noor, Orientasi Filsafat Pancasila, Liberty,
Yogyakarta, 1997
Drs. Suhadi S.H, Tanya Jawab Pancasila, Intan, Klaten, 1978

Anda mungkin juga menyukai