Anda di halaman 1dari 10

Meldy Devy Kaunang et al., Analisa Terhadap Pendirian Bangunan di Atas Jalan Umum ….

Analisa Terhadap Pendirian Bangunan di Atas Jalan Umum


The Analysys To Pitced A Building Above Public Way
Meldy Devy Kaunang, Dyah Ochtorina Susanti, & Emi Zulaika
Jurusan Perdata Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Jember
Jl. Kalimantan No.37 Jember 68121
Email : DPU@unej.ac.id

Abstrak

Pelaksanaan pembangunan harus senantiasa memperhatikan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan berbagai unsur
pembangunan seluruh masyarakat dan segala aspeknya, demikian halnya dengan contoh kasus yang diangkat dalam penulisan
ini yaitu Putusan Mahkamah Agung Nomor 358/K/Pdt/2012 menyangkut masalah pendirian bangunan di atas jalan umum
yang merugikan kepentingan umum. Hidayat bin Masrani dan H. Arsyad telah mendirikan bangunan tersebut termasuk
sebagian tanah jalan umum atau Gang 34, tanpa hak dan merugikan kepentingan umum, dan dengan berdirinya bangunan
yang dilakukan oleh Hidayat bin Masrani dan H. Arsyad, akibatnya mempersempit jalan umum atau Gang 34, maka
akhirnya lalu lintas jalan umum untuk kendaraan roda dua tidak bisa berselisihan, apalagi untuk kendaraan roda empat
bilamana adanya kebakaran maka jelas kendaraan roda empat tidak mampu masuk ke dalam gang, sehingga merugikan
kepentingan umum.
Kata Kunci : Pendirian Bangunan, Jalan Umum, Perbuatan Melawan Hukum

Abstract

Implementation of development should always pay attention to harmony , harmony , and balance the various elements of
the development of the entire society and all its aspects , as well as the case raised in this paper is the Supreme Court
Decision No. 358/K/Pdt/2012 concerning the establishment of a building above a public street that harm the public
interest . Hidayat bin Masrani and H. Arsyad has established the building includes a public road or portion of land Gang
34 , without harming the rights and the public interest , and with the establishment of the building is done by Hidayat bin
Masrani and H. Arsyad , consequently narrowing the public street or alley 34 , then finally the general road traffic for two-
wheeled vehicles can not be at variance , especially for a four-wheeled vehicle fires when it is clearly not capable of four-
wheeled vehicles into the alley , to the detriment of the public interest .

Keywords : Establishment Building , Public Road , Unlawful Deeds

Pendahuluan 2) H. Arsyad, bertempat tinggal di Jalan Sepakat RT.15


No.62 Kelurahan Teluk Tiram Darat, Kecamatan
Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini Banjarmasin Darat, Kota Banjarmasin;
merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan Dalam hal ini memberi kuasa kepada Nanang
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan Sophiani, SH., Advokat/ Pengacara, berkantor di Jalan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Komplek Perdagangan Permai I No.62 Kayutangi, Kota
1945. Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan ; Para Pemohon
pembangunan harus senantiasa memperhatikan keserasian, Kasasi dahulu para Tergugat/para Pembanding ; Melawan :
keselarasan, dan keseimbangan berbagai unsur (1) Jasmani, (2) Titih, (3) Achmad Fauzani, (4) Masyuni (5)
pembangunan seluruh masyarakat dan segala aspeknya. Saberan, (6) Muhammad Rahmi, (7) Mukerani, (8) Hujri, (9)
Demikian halnya dengan contoh kasus yang diangkat dalam Rini Iriana Siagian, (10) Tri Cahyanto Agus Prasetio, (11)
penulisan ini yaitu Putusan Mahkamah Agung Nomor M. Sirajudin Noor, (12) Hadiansyah, (13) Mardian, (14)
358/K/Pdt/2012 menyangkut masalah pendirian bangunan di Idrus, (15) A. Syahrani, dan (16) Zainal Hakim D.,
atas jalan umum, dengan kasus posisi sebagai berikut : kesemuanya adalah beberapa warga yang bertempat tinggal
1) Hidayat bin Masrani, Bertempat Tinggal Di Jalan di Jalan Teluk Tiram Darat Gang RW.009 Kelurahan Teluk
Ampera Rt.30 Rw. 08 No.32 Kelurahan Teluk Tiram Tiram, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin,
Darat, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota dan :
Banjarmasin ;

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013, I (1): 1-10


Meldy Devy Kaunang et al., Analisa Terhadap Pendirian Bangunan di Atas Jalan Umum …. 2

1) Pemerintah Kota Banjarmasin Cq. Kepala Dinas Badan Metode Penelitian


Pertanahan Nasional Kota Banjarmasin, berkedudukan
di Jalan A. Yani Km.04 No.41 Kota Banjarmasin; Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah tipe
2) Pemerintah Kota Banjarmasin Cq. Kepala Dinas Tata penelitian yuridis normatif. Pendekatan masalah yang
Kota Dan Perumahan, berkedudukan di Jalan digunakan adalah pendekatan undang-undang (statute
Laksamana Laut R.E. Marthadinata No.2 Kota approuch) pendekatan konseptual (conceptual approach)
Banjarmasin; dan pendekatan kasus (case approach). Skripsi ini
Para Turut Termohon Kasasi dahulu para Turut menggunakan tiga macam sumber bahan hukum, yaitu bahan
Tergugat/para Pembanding ; hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan non
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut hukum. Analisis bahan hukum dengan pengumpulan bahan-
ternyata bahwa sekarang para Termohon Kasasi dahulu bahan hukum dan non hukum sekiranya dipandang
sebagai para Penggugat telah menggugat sekarang para mempunyai relevansi, melakukan telaah atas isu hukum yang
Termohon Kasasi dan para Turut Termohon Kasasi dahulu diajukan berdasarkan bahan-bahan yang telah dikumpulkan,
sebagai para Tergugat dan para Turut Tergugat di muka menarik kesimpulan dalam bentuk argumentasi dalam
persidangan Pengadilan Negeri Banjarmasin pada pokoknya menjawab isu hukum, dan memberikan preskripsi
atas dalil-dalil : berdasarkan argumentasi yang telah dibangun di dalam
Bahwa Penggugat adalah sebagai warga masyarakat kesimpulan.1
yang tinggal di lingkungan RT.36 Kelurahan Teluk Tiram,
Kecamatan Banjarmasin Barat dan setiap harinya melintasi Pembahasan
jalan umum atau gang bernama Gang 34 yang terletak di
Jalan Umum/Jalan Teluk Tiram Darat, Lingkungan RT.36 1. Pendirian Bangunan Di Atas Jalan Umum Sebagai
dengan ukuran pada bagian muka selebar 2,80 m dan pada Perbuatan Melawan Hukum
bagian belakang lebar 2,30 m dan panjang mulai Perbuatan Melawan Hukum dalam Ketentuan
muka/timur ke arah belakang/barat sekitar 60 m. Bahwa Hukum Perdata disebutkan dalam Pasal 1365 KUHPerdata,
jalan umum yang namanya Gang 34 tersebut ternyata maka yang dimaksud dengan perbuatan melawan hukum
sebelah kanan/selatan mulai bagian muka, didirikan adalah suatu perbuatan yang melawan hukum yang
bangunan oleh Tergugat I bersama-sama Tergugat II dilakukan oleh seseorang karena kesalahannya sehingga
sehingga bangunan tersebut pada bagian muka telah menimbulkan akibat yang merugikan pihak lain. Kerugian
menyempit, dan akibatnya mengambil jalan umum/Gang 34 yang ditimbulkan karena perbuatan yang melawan hukum
sebanyak 90 cm dan bangunan tersebut didirikan tersebut antara lain kerugian-kerugian dan perbuatan itu
memanjang ke belakang sepanjang 14,70 m. harus ada hubungannya yang langsung, kerugian itu
Bahwa Penggugat sudah beberapa kali meminta disebabkan karena kesalahan pembuat. Kesalahan adalah
Tergugat I dan Tergugat II agar membongkar bangunan apabila pada pelaku ada kesengajaan atau kealpaan
tersebut sebab telah mendirikan bangunan tersebut termasuk (kelalaian). Perbuatan melawan hukum tidak hanya terdiri
sebagian tanah jalan umum atau Gang 34, tanpa hak dan atas satu perbuatan, tetapi juga dalam tidak berbuat sesuatu.
merugikan kepentingan umum, dan dengan berdirinya Pada ketentuan KUH Perdata ditentukan pula bahwa setiap
bangunan yang dilakukan oleh Tergugat I bersama Tergugat orang tidak saja bertanggungjawab terhadap kerugian yang
II maka akibatnya mempersempit jalan umum atau Gang disebabkan karena perbuatannya sendiri, tetapi juga terhadap
34, maka akhirnya lalu lintas jalan umum untuk kendaraan kerugian yang ditimbulkan karena perbuatan orang-orang
roda dua tidak bisa berselisihan, apalagi untuk kendaraan yang ditanggungnya, atau karena barang-barang yang berada
roda empat bilamana adanya kebakaran maka jelas dibawah pengawasannya.
kendaraan roda empat tidak mampu masuk ke dalam gang, Demikian halnya dengan contoh kasus yang
sehingga merugikan kepentingan umum. Dengan adanya diangkat dalam penulisan ini yaitu Putusan Mahkamah
perbuatan Tergugat I dan Tergugat II mendirikan bangunan Agung Nomor 358/K/Pdt/2012 menyangkut masalah
di atas jalan umum/Gang 34 tanpa hak dengan memakai perbuatan melawan hukum atas pendirian bangunan di atas
jalan umum pada bagian muka selebar 90 cm dan panjang jalan umum, dengan kasus posisi sebagai berikut :
14,70 m telah merugikan kepentingan umum. 1) Hidayat bin Masrani, Bertempat Tinggal Di Jalan
Atas beberapa hal tersebut di atas, penulis tertarik Ampera RT 30 RW 08 No.32 Kelurahan Teluk Tiram
untuk mengkaji dan mempelajari lebih dalam lagi mengenai Darat, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota
pendirian bangunan di atas jalan umum yang merugikan Banjarmasin ;
kepentingan umum dan memformulasikannya dalam bentuk 2) H. Arsyad, bertempat tinggal di Jalan Sepakat RT.15
skripsi dengan judul : Analisa Terhadap Pendirian No.62 Kelurahan Teluk Tiram Darat, Kecamatan
Bangunan di Atas Jalan Umum. Banjarmasin Darat, Kota Banjarmasin;
Rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan Dalam hal ini memberi kuasa kepada Nanang
jurnal hukum ini adalah : (1) Apakah pendirian bangunan di Sophiani, SH., Advokat/ Pengacara, berkantor di Jalan
atas jalan umum tanpa adanya Ijin Mendirikan Bangunan Komplek Perdagangan Permai I No.62 Kayutangi, Kota
(IMB) dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan ; Para Pemohon
hukum ? dan (2) Apa bentuk tanggung jawab dari Hidayat Kasasi dahulu para Tergugat/para Pembanding ; Melawan :
bin Masrani dan H. Arsyad terhadap pendirian bangunan di
atas jalan umum ? 1
Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta, hlm.194

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013, I (1): 1-10


Meldy Devy Kaunang et al., Analisa Terhadap Pendirian Bangunan di Atas Jalan Umum …. 3

(1) Jasmani, (2) Titih, (3) Achmad Fauzani, (4) Masyuni (5) atas nama Abdul Muis Soufyan. Bahwa kemudian oleh
Saberan, (6) Muhammad Rahmi, (7) Mukerani, (8) Hujri, (9) Penggugat I (Jasmani) dimohonkan kepada Turut Tergugat I
Rini Iriana Siagian, (10) Tri Cahyanto Agus Prasetio, (11) (BPN Kota Banjarmasin) untuk diadakan pengukuran ulang
M. Sirajudin Noor, (12) Hadiansyah, (13) Mardian, (14) tentang pembatas tanah Tergugat I mempunyai tanah di
Idrus, (15) A. Syahrani, dan (16) Zainal Hakim D., bagian belakang dengan melintasi Gang 34 dengan tanah
kesemuanya adalah beberapa warga yang bertempat tinggal SHM Nomor 501 dengan Surat Ukur Nomor 36
di Jalan Teluk Tiram Darat Gang RW.009 Kelurahan Teluk TTRM/2000 tanggal 24 Juli 2000 luas 60 m2, dan akhirnya
Tiram, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin, Turut Tergugat I (BPN Kota Banjarmasin) telah
dan : menugaskan nama H. Husni Thamrin pada tanggal 29
1) Pemerintah Kota Banjarmasin Cq. Kepala Dinas Desember 2005 telah diadakan pengukuran ulang Sertifikat
Badan Pertanahan Nasional Kota Banjarmasin, Nomor 501 dan termasuk pengukuran jalan umum (Gang
berkedudukan di Jalan A. Yani Km.04 No.41 Kota 34) dan kemudian oleh Turut Tergugat I telah memasang
Banjarmasin; tiang beton/tiang pembatas pada bagian muka Gang 34,
2) Pemerintah Kota Banjarmasin Cq. Kepala Dinas Tata namun oleh Tergugat I dan Tergugat II sore harinya
Kota Dan Perumahan, berkedudukan di Jalan menghilangkan alias mencabut dengan menyuruh orang lain,
Laksamana Laut R.E. Marthadinata No.2 Kota tanpa memberitahukan kepada Turut Tergugat I dan tanpa
Banjarmasin; meminta persetujuan para Penggugat, dan atas pencabutan
Para Turut Termohon Kasasi dahulu para Turut tersebut pihak Turut Tergugat I juga tidak memberikan
Tergugat/para Pembanding ; sanksi atau pengaduan ke muka Kapoltabes Banjarmasin,
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut padahal menurut hukum barang siapa membuang patok/tiang
ternyata bahwa sekarang para Termohon Kasasi dahulu pembatas yang telah dipasang BPN (Turut Tergugat I) dapat
sebagai para Penggugat telah menggugat sekarang para dipidana.
Termohon Kasasi dan para Turut Termohon Kasasi dahulu Bahwa dikarenakan Turut Tergugat I sudah pernah
sebagai para Tergugat dan para Turut Tergugat di muka memasang tiang pembatas atas jalan umum/Gang 34 maka
persidangan Pengadilan Negeri Banjarmasin pada pokoknya wajar bilamana diperintahkan kepada Turut Tergugat I
atas dalil-dalil : memasang kembali tiang pembatas pada bagian muka Gang
Bahwa Penggugat adalah sebagai warga masyarakat 34 pada bagian sebelah kanan atas berbatasan dengan tanah
yang tinggal di lingkungan RT.36 Kelurahan Teluk Tiram, Masrani/Tergugat I, hal ini agar mengetahui tanah milik
Kecamatan Banjarmasin Barat dan setiap harinya melintasi Tergugat I dan dimana batas tanah yang merupakan jalan
jalan umum atau gang bernama Gang 34 yang terletak di umum.
Jalan Umum/Jalan Teluk Tiram Darat, Lingkungan RT.36 Bahwa kemudian Tergugat I dan Tergugat II tetap
dengan ukuran pada bagian muka selebar 2,80 m dan pada mendirikan bangunan di atas tanah Gang 34 tersebut tanpa
bagian belakang lebar 2,30 m dan panjang mulai hak, yang masuk pada bagian muka 90 cm dan bangunan
muka/timur ke arah belakang/barat sekitar 60 m. Bahwa tersebut memanjang ke belakang 14,70 m, dan diketahui
jalan umum yang namanya Gang 34 tersebut ternyata bangunan tersebut tanpa mempunyai Surat Ijin Mendirikan
sebelah kanan/selatan mulai bagian muka, didirikan Bangunan (IMB) hal ini diketahui dari Turut Tergugat II,
bangunan oleh Hidayat bin Masrani bersama-sama H. dengan suratnya Nomor : 294/Distakor-5/WAS/ 2010
Arsyad sehingga bangunan tersebut pada bagian muka telah tanggal 16 April 2010 dan nomor : 305/Distakor-
menyempit, dan akibatnya mengambil jalan umum/Gang 34 5/WAS/2010 tanggal 20 April 2010. Bahwa sekalipun
sebanyak 90 cm dan bangunan tersebut didirikan Turut Tergugat II telah menyurati para Tergugat, karena
memanjang ke belakang sepanjang 14,70 m. adanya keberatan para Penggugat akan tetapi tetap saja
Bahwa Penggugat sudah beberapa kali meminta H. bangunan tersebut didirikannya tanpa memperdulikan hak-
Arsyad agar membongkar bangunan tersebut sebab telah hak Penggugat dan tanpa harus mematuhi Peraturan Daerah
mendirikan bangunan tersebut termasuk sebagian tanah jalan Kota Banjarmasin Nomor 8 Tahun 2009 tentang Retribusi
umum atau Gang 34, tanpa hak dan merugikan kepentingan dan Ijin Mendirikan Bangunan, dan karena itu wajar pihak
umum, dan dengan berdirinya bangunan yang dilakukan Turut Tergugat II diperintahkan oleh Pengadilan Negeri
oleh Tergugat I bersama Tergugat II maka akibatnya Banjarmasin tidak mengeluarkan IMB.
mempersempit jalan umum atau Gang 34, maka akhirnya Bahwa dengan adanya perbuatan Tergugat I dan
lalu lintas jalan umum untuk kendaraan roda dua tidak bisa Tergugat II mendirikan bangunan di atas jalan umum/Gang
berselisihan, apalagi untuk kendaraan roda empat bilamana 34 tanpa hak dengan memakai jalan umum pada bagian
adanya kebakaran maka jelas kendaraan roda empat tidak muka selebar 90 cm dan panjang 14,70 m maka menurut
mampu masuk ke dalam gang, sehingga merugikan hukum perbuatan tersebut dapat dikategorikan sebagai
kepentingan umum. Dengan adanya perbuatan Tergugat I perbuatan melawan hukum (On Recht Matige Daad) dan
dan Tergugat II mendirikan bangunan di atas jalan merugikan Penggugat yang tidak sedikit dengan rincian :
umum/Gang 34 tanpa hak dengan memakai jalan umum a) Kerugian tanah 90 cm dikali 14,70 m x
pada bagian muka selebar 90 cm dan panjang 14,70 m telah Rp.3.000.000,- m2 = Rp.39.690.000,- (tiga puluh
merugikan kepentingan umum. sembilan juta enam ratus sembilan puluh ribu
Bahwa diketahuinya Gang 34 tersebut dengan lebar rupiah);
muka 2,80 m dan lebar belakang 2,30 m dan panjang sekitar b) Kerugian imateriil tidak kurang
60 m karena berdasarkan Sertifikat Hak Nomor 211 Milik Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013, I (1): 1-10


Meldy Devy Kaunang et al., Analisa Terhadap Pendirian Bangunan di Atas Jalan Umum …. 4

Bahwa bilamana bangunan terus dilaksanakan oleh patok yang dapat dikwalifikasikan sebagai tindak pidana
Tergugat I dan Tergugat II sedangkan perkara tetap berjalan tersebut tidak ditindaklanjuti oleh Kantor Pertanahan,
maka kiranya mohon kepada Majelis Hakim berkenan sehingga Pemerintah Daerah dan Kantor Pertanahan (BPN)
menetapkan dalam putusan sela agar menghentikan kegiatan dalam hal ini adalah sebagai Turut Tergugat dalam hal
bangunan Tergugat I dan Tergugat II di atas tanah Gang 34 terjadinya perbuatan melawan hukum tersebut.
sampai dengan adanya putusan akhir/pokok perkara dan Pendirian bangunan dalam kasus tersebut di atas,
putusan tersebut Uit Voerbar Bij Voorraad (dapat selain sebagai perbuatan melawan hukum (Onrechtmatige
dilaksanakan lebih dahulu) sekalipun adanya upaya hukum Daad) karena melanggar kepentingan umum juga didirikan
verzet dan kasasi. Bahwa gugatan ini diajukan dengan bukti tanpa prosedur dan persyaratan pendirian bangunan yang
autentik dan karenanya hendaknya putusan dalam pokok mensyaratkan adanya Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
perkara dapat diberikan putusan yang dapat dilaksanakan Padahal dalam ketentuan jelas, bahwa bangunan yang
lebih dahulu (Uit Voerbar Bij Voorraad) sekalipun adanya didirikan tanpa IMB dapat dikenai sanksi yang tegas.
upaya hukum banding dan kasasi dari para Tergugat dan Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 Undang
Turut Tergugat. Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Berdasarkan gambaran kasus posisi dan Putusan bahwa : Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil
Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor pekerjaan konstruksi yangmenyatu dengan tempat
66/Pdt.G/2010/PN.Bjm sebagaimana dikuatkan oleh kedudukannya, sebagian atau seluruhnyaberada di atas
Pengadilan Tinggi Nomor 52/PDT/2011/PT.BJM tersebut, dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsisebagai
dapat diketahui bahwa perbuatan Tergugat I dan Tergugat II tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian
mendirikan bangunan termasuk dalam jalan umum/Gang 34 atautempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha,
yang lebar muka 90 cm dan panjang ke belakang 14,70 m kegiatan sosial,budaya, maupun kegiatan khusus. Dengan
dan hal itu mempersempit jalan umum/Gang 34 adalah demikian, rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah
sebagai perbuatan melawan hukum dan merugikan susun, dan rumah tinggal sementara untuk hunian termasuk
kepentingan Penggugat dan kepentingan umum. Jalan dalam kategori bangunan gedung.
umum/Gang 34 tersebut (lebar muka 2,80 m dan belakang Setiap bangunan gedung harus memenuhi
2,30 m) terletak di Lingkungan RT.36 dahulu termasuk di persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai
RT.31 Kelurahan Teluk Tiram, Kecamatan Banjarmasin dengan fungsi bangunan gedung sesuai ketentuan Pasal 7
Barat, Kota Banjarmasin, yang hal ini dilintasi untuk ayat (1) Undang Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
kepentingan umum masyarakat yang tinggal di belakang. Bangunan Gedung. Persyaratan administratif bangunan
Selain itu dari fakta di persidangan juga terungkap gedung meliputi persyaratan status hak atas tanah, status
bahwa Penggugat I (Jasmani) pernah memohonkan kepada kepemilikan bangunan gedung, dan izin mendirikan
Turut Tergugat I (BPN Kota Banjarmasin) untuk diadakan bangunan (Pasal 7 ayat (2) Undang Undang Nomor 28
pengukuran ulang tentang pembatas tanah Tergugat I Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Pembangunan suatu
mempunyai tanah di bagian belakang dengan melintasi Gang gedung (rumah) dapat dilaksanakan setelah rencana teknis
34 dengan tanah SHM Nomor 501 dengan Surat Ukur bangunan gedung disetujui oleh Pemerintah Daerah dalam
Nomor 36 TTRM/2000 tanggal 24 Juli 2000 luas 60 m2, bentuk izin mendirikan bangunan Pasal 35 ayat (4) Undang
dan akhirnya Turut Tergugat I (BPN Kota Banjarmasin) Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
telah menugaskan nama H. Husni Thamrin pada tanggal 29 Memiliki IMB merupakan kewajiban dari pemilik bangunan
Desember 2005 telah diadakan pengukuran ulang Sertifikat gedung, sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 40
Nomor 501 dan termasuk pengukuran jalan umum (Gang ayat (2) huruf b Undang Undang Nomor 28 Tahun 2002
34) dan kemudian oleh Turut Tergugat I telah memasang tentang Bangunan Gedung. Pengaturan mengenai IMB
tiang beton/tiang pembatas pada bagian muka Gang 34, diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36
namun oleh Tergugat I dan Tergugat II sore harinya Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang
menghilangkan alias mencabut dengan menyuruh orang lain, Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Setiap
tanpa memberitahukan kepada Turut Tergugat I dan tanpa orang yang ingin mendirikan bangunan gedung harus
meminta persetujuan para Penggugat, dan atas pencabutan memiliki Izin Mendirikan Bangunan yang diberikan oleh
tersebut pihak Turut Tergugat I juga tidak memberikan pemerintah daerah (Pemda) melalui proses permohonan izin
sanksi atau pengaduan ke muka Kapoltabes Banjarmasin, (Pasal 14 ayat 1 dan ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 36
padahal menurut hukum barang siapa membuang patok/tiang Tahun 2005). Permohonan IMB kepada harus dilengkapi
pembatas yang telah dipasang BPN (Turut Tergugat I) dapat dengan beberapa kelengkapan antara lain :
dipidana. a) Tanda bukti status kepemilikan hak atas tanah atau
Terkait demikian, materi dari putusan tersebut di tanda bukti perjanjian pemanfaatan tanah;
atas, pada hakikatnya adalah adanya perbuatan melawan b) Data pemilik bangunan gedung;
hukum yang dilakukan oleh tergugat berupa pendirian c) Rencana teknis bangunan gedung; dan
bangunan di atas jalan umum yang bukan menjadi haknya d) Hasil analisis mengenai dampak lingkungan bagi
sesuai dengan batas-batas pemilikan tanah, tanpa bangunan gedung yang menimbulkan dampak
menghiraukan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Terkait hal penting terhadap lingkungan.
ini telah diadakan pengukuran ulang tanah dan disertai Terkait kasus tersebut di atas, terhadap orang yang
pemberian patok (tiang batas) oleh Kantor Pertanahan, mendirikan bangunan tanpa adanya IMB, dapat dikenai
namun dicabut secara sepihak oleh tergugat. Pencabutan sanksi. Dalam hal tergugat karena mendirikan bangunan

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013, I (1): 1-10


Meldy Devy Kaunang et al., Analisa Terhadap Pendirian Bangunan di Atas Jalan Umum …. 5

tanpa dilengkapi IMB dapat dikenai sanksi administratif gugatan berdasarkan perbuatan melawan hukum maka harus
dikenakan sanksi penghentian sementara sampai dengan dipenuhi syarat-syarat atau unsur-unsur sebagai berikut :
diperolehnya izin mendirikan bangunan gedung (Pasal 115 1. Perbuatan yang melawan hukum, yaitu suatu
ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005). perbuatan yang melanggar hak subyektif orang lain
Pemilik bangunan gedung yang tidak memiliki izin atau yang bertentangan dengan kewajiban hukum
mendirikan bangunan gedung dikenakan sanksi perintah dari si pembuat sendiri yang telah diatur dalam
pembongkaran (Pasal 115 ayat 2 Peraturan Pemerintah undang-undang. Terkait hal tersebut bahwa
Nomor 36 Tahun 2005). Selain sanksi administratif, pemilik melawan hukum ditafsirkan sebagai melawan
bangunan juga dapat dikenakan sanksi berupa denda paling undang-undang. Terkait dengan kasus yang dikaji
banyak 10% dari nilai bangunan yang sedang atau telah bahwa dengan adanya perbuatan Tergugat I dan
dibangun tersebut. (Pasal 45 ayat 2 Undang Undang Nomor Tergugat II mendirikan bangunan di atas jalan
28 Tahun 2002). umum (Gang 34) tanpa hak telah merugikan
Perbuatan melawan hukum adalah perbuatan yang kepentingan umum. Kepentingan umum tersebut
melanggar kaidah-kaidah tertulis, yaitu perbuatan yang sebagaimana kepentingan yang dimiliki oleh para
bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku dan penggugat sebagaimana dalam gugatan ini yang
melanggar hak subjektif orang lain. Setiap anggota kesemuanya adalah beberapa warga tersebut.
masyarakat tentunya mempunyai kepentingan yang 2. Harus ada kesalahan, syarat kesalahan ini dapat
bermacam-macam dan berbeda serta menimbulkan berbagai diukur secara :
usaha agar tidak melangar hak dan kepentingan orang lain. a) Obyektif yaitu dengan dibuktikan bahwa dalam
Keadaan akan menjadi lain manakala terjadi apabila keadaan seperti itu manusia yang normal dapat
pelaksanaan kepentingan tersebut melanggar hak dan menduga kemungkinan timbulnya akibat dan
kepentingan orang lain, baik dilakukan dengan sengaja, tidak kemungkinan ini akan mencegah manusia yang
sengaja atau karena kelalaian. Pada keadaan demikian akan baik untu berbuat atau tidak berbuat.
timbul benturan kepentingan antara pelaku pelanggaran b) Subyektif yaitu dengan dibuktikan bahwa
dengan orang yang dilanggar kepentingannya dan haknya. apakah si pembuat berdasarkan keahlian yang
Kerugian tersebut dapat berwujud kerugian materiil maupun ia miliki dapat menduga akan akibat dari
kerugian immateriil. perbuatannya.
Terkait dengan kasus dalam putusan yang dikaji Terkait dengan kasus yang dikaji bahwa, kesalahan
dalam skripsi ini bahwa dengan adanya tindakan Tergugat I dan Tergugat II adalah mengandung
pembangunan di atas jalan umum (jalan umum dalam hal ini unsur kesalahan baik secara objektif dan subjektif,
gang 34) lebar muka 90 cm dan panjang ke belakang 14,70 karena dengan hak yang bukan miliknya
m dan hal itu mempersempit jalan umum/Gang tersebut, dipergunakan tidak sebagaimana mestinya
maka akhirnya lalu lintas jalan umum untuk kendaraan roda mengakibatkan kerugian bagi orang lain.
dua tidak bisa berselisihan, apalagi untuk kendaraan roda 3 Selain itu orang yang melakukan perbuatan melawan
empat bilamana adanya kebakaran maka jelas kendaraan hukum harus dapat dipertanggungjawaban atas
roda empat tidak mampu masuk ke dalam gang, sehingga perbuatannya, karena orang yang tidak tahu apa
merugikan kepentingan umum. Dengan adanya perbuatan yang ia lakukan tidak wajib membayar ganti rugi.
Tergugat I dan Tergugat II mendirikan bangunan di atas Sehubungan dengan kesalahan ini terdapat dua
jalan umum/Gang 34 tanpa hak dengan memakai jalan kemungkinan :
umum pada bagian muka selebar 90 cm dan panjang 14,70 a) Orang yang dirugikan juga mempunyai
m telah merugikan kepentingan umum. Kepentingan umum kesalahan terhadap timbulnya kerugian. Dalam
tersebut sebagaimana kepentingan yang dimiliki oleh para pengertian bahwa jika orang yang dirugikan
penggugat sebagaimana dalam gugatan ini yang kesemuanya juga bersalah atas timbulnya kerugian, maka
adalah beberapa warga yang bertempat tinggal di Jalan sebagian dari kerugian tersebut dibebankan
Teluk Tiram Darat Gang RW.009 Kelurahan Teluk Tiram, kepadanya kecuali jika perbuatan melawan
Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin. hukum itu dilakukan dengan sengaja.
Pelanggaran tersebut dapat terjadi disebabkan b) Kerugian ditimbulkan oleh beberapa
adanya perbuatan melawan hukum dari salah satu pihak dan pembuat. Jika kerugian itu ditimbulkan karena
menimbulkan kerugian, maka dapat disepakati dengan jalan perbuatan beberapa orang maka terhadap
penyelesaiannya melalui jalur musyawarah mufakat dan masing-masing orang yang bertanggung jawab
bilamana tidak membawakan hasil dari penyelesaian atas terjadinya perbuatan tersebut dapat
musyawarah mufakat, maka dapat ditempuh melalui jalur dituntut untuk keseluruhannya.
hukum di pengadilan Terkait itu, sisi kepastian hukum dapat Terkait dengan kasus yang dikaji bahwa dengan
dicapai, apabila pihak yang satu tidak merugikan perbuatan Tergugat I dan Tergugat II mendirikan
kepentingan hak orang lain sebagaimana disyaratkan dalam bangunan di atas jalan umum (Gang 34) tanpa hak
Pasal 1365 KUH Perdata. 2 Terkait pasal tersebut bahwa telah merugikan kepentingan umum, dilakukan
untuk mencapai suatu hasil yang baik dalam melakukan secara sengaja dan para Tergugat tersebut telah
memenuhi sebagai subjek hukum yang dapat
dikenai tanggung jawab secara hukum (masuk poin
2
Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan b di atas).
Kontemporer, (Bandung : Citra Aditya Bhakti, 2010), hlm.72

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013, I (1): 1-10


Meldy Devy Kaunang et al., Analisa Terhadap Pendirian Bangunan di Atas Jalan Umum …. 6

4) Harus ada kerugian yang ditimbulkan. Dalam kerugian atas hal tersebut sebagaimana disebutkan
pengertian bahwa kerugian yang disebabkan oleh teori condition sine qua non.
perbuatan melawan hukum dapat berupa : Ada 3 (tiga) kategori perbuatan melawan hukum, yaitu
a) Kerugian materiil, dimana kerugian materiil (1) Perbuatan melawan hukum karena kesengajaan ; (2)
dapat terdiri dari kerugian yang nyata-nyata Perbuatan melawan hukum tanpa kesalahan (tanpa unsur
diderita dan keuntungan yang seharunya kesengajaan maupun kelalaian) dan (3) Perbuatan melawan
diperoleh. Jadi pada umumnya diterima bahwa hukum karena kelalaian.3 Bila dilihat dari model pengaturan
si pembuat perbuatan melawan hukum harus dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tentang
mengganti kerugian tidak hanya untuk kerugian perbuatan melawan hukum lainnya, dan seperti juga di
yang nyata-nyata diderita, juga keuntungan negaranegara dalam sistem hukum Eropa Kontinental, maka
yang seharusnya diperoleh. model tanggung jawab hukum di Indonesia adalah sebagai
b) Kerugian idiil, dimana perbuatan melawan berikut : 4
hukum pun dapat menimbulkan kerugian yang 1. Tanggung jawab dengan unsur kesalahan
bersifat idiil seperti ketakutan, sakit dan (kesengajaan dan kelalaian), seperti terdapat dalam
kehilangan kesenangan hidup. Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
c) Untuk menentukan luasnya kerugian yang Indonesia.
harus diganti umumnya harus dilakukan 2. Tanggung jawab dengan unsur kesalahan,
dengan menilai kerugian tersebut, untuk itu khususnya unsur kelalaian seperti terdapat dalam
pada azasnya yang dirugikan harus sedapat Pasal 1366 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
mungkin ditempatkan dalam keadaan seperti Indonesia.
keadaan jika terjadi perbuatan melawan 3. Tanggung jawab mutlak (tanpa kesalahan) dalam
hukum. Pihak yang dirugikan berhak menuntut arti yang sangat terbatas seperti dalam Pasal 1367
ganti rugi tidak hanya kerugian yang telah ia Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia.
derita pada waktu diajukan tuntutan akan tetapi Suatu pelanggaran terhadap hak subjektif orang lain
juga apa yang ia akan derita pada waktu yang merupakan perbuatan melawan hukum apabila perbuatan
akan datang. tersebut secara langsung melanggar hak subjektif orang lain,
Terkait dengan kasus yang dikaji bahwa dengan serta disyaratkan adanya pelanggaran terhadap tingkah laku,
perbuatan Tergugat I dan Tergugat II mendirikan berdasarkan hukum tertulis dan tidak tertulis yang
bangunan di atas jalan umum (Gang 34) tanpa hak seharusnya tidak dilanggar oleh pelaku dan tidak ada alasan
telah merugikan kepentingan umum, sehingga pembenar menurut hukum. Perbuatan melawan hukum
Penggugat menuntut ganti kerugian atas akibat yang (onrechtmatige daad) diatur dalam Pasal 1365 sampai
ditimbulkan dari perbuatan tersebut dengan Pasal 1380 KUH Perdata. Perbuatan melawan
5) Adanya hubungan kausal antara perbuatan dan hukum titik tolak dasar gugatannya adalah kepentingan
kerugian. Untuk memecahkan hubungan kausal pihak tertentu yang sirugikan oleh perbuatan pihak lainnya,
antara perbuatan melawan hukum dengan kerugian, meskipun diantara para pihak tidak terdapat suatu hubungan
terdapat dua teori yaitu : hukum keperdataaan yang bersifat kontraktual (dalam arti
a) Condition sine qua non, dimana menurut teori kausalitas). Dalam hal ini landasan gugatannya cukup
ini orang yang melakukan perbuatan melawan dibuktikan apakah perbuatan pelaku benar telah merugikan
hukum selalu bertanggung jawab jika pihak lain. Pengajuan gugatan perbuatan melawan hukum
perbuatannya condition sine qua non semata-mata hanya terorientasi pada akibat yang
menimbulkan kerugian (yang dianggap sebagai ditimbulkan yang mengakibatkan pihak lain mengalami
sebab dari pada suatu perubahan adalah semua kerugian. Akibat perbuatan melawan hukum diatur pada
syarat-syarat yang harus ada untuk timbulnya ketentuan Pasal 1365 sampai dengan Pasal 1367
akibat) KUHPerdata. Menurut Pasal 1365 KUH Perdata
b) Adequate veroorzaking, dimana menurut teori menyatakan bahwa : “Tiap perbuatan melanggar hukum,
ini si pembuat hanya bertanggung jawab untuk yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan
kerugian yang selayaknya dapat diharapkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu
sebagai akibat dari pada perbuatan melawan mengganti kerugian”. Sedangkan Pasal 1366 KUHPerdata,
hukum. menyebutkan: “Setiap orang bertanggung-jawab tidak saja
Terkait dengan kasus yang dikaji bahwa dengan untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya,
perbuatan Tergugat I dan Tergugat II mendirikan tetapi juga untuk kerugian yang diesbabkan karena
bangunan di atas jalan umum (Gang 34) tanpa hak kelalaian atau kurang hati-hatinya”.
telah merugikan kepentingan umum, sehingga Lebih lanjut, Pasal 1367 KUHPerdata,
Penggugat menuntut ganti kerugian atas akibat yang menyebutkan bahwa : “Seorang tidak saja bertanggung-
ditimbulkan dari perbuatan tersebut. Dalam Terkait jawab untuk kerugian yang disebabkan karena
hal ini terdapat unsur sebab akibat bahwa oleh perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang
karena perbuatan tersebut menyebabkan kerugian disebabkan karena perbuatan orang-orang yang menjadi
bagi kepentingan umum, maka bangunan yang ada tanggungannya, atau disebabkan oleh orang-orang yang
harus dibongkar dan mewajibkan memberikan ganti
3
Ibid, hlm.81
4
Ibid, hlm.81

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013, I (1): 1-10


Meldy Devy Kaunang et al., Analisa Terhadap Pendirian Bangunan di Atas Jalan Umum …. 7

berada di bawah pengawasannya”. Berdasarkan kutipan 2. Tanggung Jawab dari Hidayat bin Masrani dan H.
pasal tersebut di atas, secara umum memberikan gambaran Arsyad Terhadap Pendirian Bangunan di Atas Jalan
mengenai batasan ruang lingkup akibat dari suatu perbuatan Umum
melawan hukum. Akibat perbuatan melawan hukum secara Hukum bukan saja berupa ketentuan-ketentuan
yuridis mempunyai konsekwensi terhadap pelaku maupun undang-undang, tetapi juga aturan-aturan hukum tidak
orang-orang yang mempunyai hubungan hukum dalam tertulis, yang harus ditaati dalam hidup bermasyarakat.
bentuk pekerjaan yang menyebabkan timbulnya perbuatan Kerugian yang ditimbulkan itu harus disebabkan karena
melawan hukum. Jadi, akibat yang timbul dari suatu perbuatan yang melawan hukum itu; antara lain kerugian-
perbuatan melawan hukum akan diwujudkan dalam bentuk kerugian dan perbuatan itu harus ada hubungannya yang
ganti kerugian terehadap korban yang mengalami. langsung; kerugian itu disebabkan karena kesalahan
Penggantian kerugian sebagai akibat dari adanya pembuat. Kesalahan adalah apabila pada pelaku ada
perbuatan melawan hukum, sebagaimana telah disinggung kesengajaan atau kealpaan (kelalaian). Perbuatan melawan
diatas, dapat berupa penggantian kerugian materiil dan hukum tidak hanya terdiri atas satu perbuatan, tetapi juga
immateriil. Lazimnya, dalam praktek penggantian kerugian dalam tidak berbuat sesuatu. Pada Pasal 1365, 1366 dan
dihitung dengan uang, atau disetarakan dengan uang 1367 KUH Perdata ditentukan pula bahwa setiap orang tidak
disamping adanya tuntutan penggantian benda atau barang- saja bertanggungjawab terhadap kerugian yang disebabkan
barang yang dianggap telah mengalami karena perbuatannya sendiri, tetapi juga terhadap kerugian
kerusakan/perampasan sebagai akibat adanya perbuatan yang ditimbulkan karena perbuatan orang-orang yang
melawan hukum pelaku. Jika mencermati perumusan Dasar ditanggungnya, atau karena barang-barang yang berada
hukum beracara di Pengadilan yang berlaku di Indonesia dibawah pengawasannya. Terkait hal tersebut, menyangkut
sampai dengan saat ini, masih menggunakan aturan hukum pengawas terhadap pendirian bangunan tersebut, maka
acara perdata yang terdapat dalam HIR, Rbg dan RV. 5 Pada dengan demikian melibatkan Para Turut Tergugat dalam hal
ketentuan Pasal 118 HIR dan Pasal 144 Rbg gugatan harus ini :
diajukan dengan surat permintaan, yang ditandatangani oleh 1) Pemerintah Kota Banjarmasin Cq. Kepala Dinas
penggugat atau wakilnya. Pada praktek surat ini dinamakan Badan Pertanahan Nasional Kota Banjarmasin,
surat gugat atau surat gugatan. Terkait gugat harus diajukan berkedudukan di Jalan A. Yani Km.04 Nomor 41
dengan surat, maka bagi mereka yang buta huruf dibuka Kota Banjarmasin;
kemungkinan untuk mengajikan gugatan secara lisan kepada 2) Pemerintah Kota Banjarmasin Cq. Kepala Dinas
Ketua Pengadilan Negeri yang berwenang mengadili perkara Tata Kota Dan Perumahan, berkedudukan di Jalan
(Pasal 120 HIR). Laksamana Laut R.E. Marthadinata Nomor 2 Kota
Pada suatu proses peradilan perdata, salah satu Banjarmasin;
tugas hakim adalah mengkaji apakah suatu hubungan hukum Para Turut Tergugat tersebut dalam kasus ini
yang menjadi dasar gugatan benar-benar ada atau tidak. diberikan teguran/peringatan oleh pengadilan karena tidak
Tidak semua dalil yang menjadi dasar gugatan harus menghiraukan atau mengindahkan pencabutan patok atau
dibuktikan kebenarannya, sebab dalil-dalil yang tidak pembatas hak atas tanah oleh Tergugat. Seharusnya Kantor
disangkal, apabila diakui sepenuhnya oleh pihak lawan, Pertanahan menindaklanjuti adanya pencabutan patok
tidak perlu dibuktikan lagi. Pada soal pembuktian tidak tersebut sebagai perbuatan pidana. Atas pencabutan tersebut
selalu pihak penggugat saja yang harus membuktikan pihak Turut Tergugat I juga tidak memberikan sanksi atau
dalilnya. Hakim yang memeriksa perkara itu yang akan pengaduan ke muka Kapoltabes Banjarmasin, padahal
menentukan siapa diantara pihak-pihak yang berperkara menurut hukum barang siapa membuang patok/tiang
akan diwajibkan untuk memberikan bukti. Pada soal pembatas yang telah dipasang BPN (Turut Tergugat I) dapat
pembuktian hakim diharuskan bertindak arif dan bijaksana dipidana.
dan bersifat netral. Tiap perbuatan melanggar hukum yang
Pelaksanaan putusan hakim pada asasnya sudah menimbulkan kerugian pada orang lain, mewajibkan
mempunya kekuatan hukum yang pasti yang dapat pembuat yang bersalah untuk mengganti kerugian (Pasal
dijalankan, kecuali apabila suatu putusan dijatuhkan dengan 1365 KUH Perdata). Dinamakan perbuatan melawan hukum
ketentuan dapat dilaksanakan terlebih dahulu sesuai dengan apabila perbuatan itu bertentangan dengan hukum pada
Pasal 180 HIR. Perlu juga dikemukan, bahwa tidak semua umumnya. Pengertian perbuatan melanggau hukum menurut
putusan yang sudah mempunyai kekuatan pasti harus pendapat ahli berbeda-beda, namun secara umum masing-
dijalankan, karena yang perlu dilaksanakan hanyalah masing memberikan gambaran karakteristik sifat melawan
putusan-putusan yang bersifat condemnatoir, yaitu yang hukum itu sendiri. Jika menurut Pasal 1365 KUH Perdata,
mengandung perintah kepada suatu pihak untuk melakukan maka yang dimaksud dengan perbuatan melawan hukum
suatu perbuatan. adalah suatu perbuatan yang melawan hukum yang
dilakukan oleh seseorang karena kesalahannya sehingga
menimbulkan akibat yang merugikan pihak lain. Ada juga
yang mengartikan perbuatan melawan hukum sebagai suatu
kumpulan dari prinsip-prinsip hukum yang bertujuan untuk
mengontrol atau mengatur prilaku berbahaya, untuk
memberikan tanggung jawab atas suatu kerugian yang terbit
5
Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang
Perdata, (Jakarta : Sinar Grafika, 2006), hlm.2

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013, I (1): 1-10


Meldy Devy Kaunang et al., Analisa Terhadap Pendirian Bangunan di Atas Jalan Umum …. 8

dari interaksi sosial, dan untuk menyediakan ganti rugi bahkan memiliki kewajiban untuk menghormati (the duty of
terhadap korban dengan suatu gugatan. respect) terhadap kepentingan tersebut. Dalam konteks
Perbuatan Melawan Hukum dapat dijumpai baik menghormati kepentingan tersebut maka pelanggaran
dalam ranah hukum pidana (publik) maupun dalam ranah terhadap kepentingan-kepentingan yang dilindungi dapat
hukum perdata (privat). Sehingga dapat ditemui istilah dikatakan sebagai perbuatan melawan hukum.9
melawan hukum pidana begitupun melawan hukum perdata. Dalam mengkonstruksikan sistem dari hukum
Dalam konteks itu jika dibandingkan maka kedua konsep tentang perbuatan melawan hukum, maka dapat dipilih dari
melawan hukum tersebut memperlihatkan adanya persamaan dua pendekatan awalnya. Pertama ada pendekatan dimana
dan perbedaan. 6 Konsep tanggung jawab hukum (liability) tort digunakan untuk perlindungan terhadap kepentingan (to
akan merujuk pada tanggung jawab hukum dalam ranah protect the interest). Awal pendekatan dalam sistem ini
hukum publik dan tanggung jawab hukum dalam ranah adalah berawal dari membentuk atau menentukan interest.
hukum privat.7 Tanggungjawab hukum dalam ranah hukum Kemudian pelanggaran terhadap kepentingan-kepentingan
publik misalkan tanggung jawab administrasi Negara dan yang dilindungi dikatakan sebagai tort. Umumnya ini
tanggung jawab hukum pidana. Sedangkan tanggungjawab diterapkan pada Negara- negara common law. Pendekatan
dalam ranah hukum privat, yaitu tanggung jawab hukum kedua adalah dengan melakukan pendisainan norma atau
dalam hukum perdata dapat berupa tanggungjawab tindakan umum yang kemudian pelanggaran terhadap norma
berdasarkan wanprestasi dan tanggungjawab berdasarkan tersebut dikatakan tort (to protect a general norm) umumnya
perbuatan melawan hukum. (tort (Inggris) ; onrechtmatige ini diterapkan pada Negara-negara civil law. Pasal 1365
KUHPerdata merupakan norma umum dalam PMH sehingga
daad (Belanda). 8
pendekatan sistem dalam pengembangan sistem PMH
Persamaan pokok kedua konsep melawan hukum dilakukan untuk melingungi norma umum. Perbuatan
itu adalah untuk dikatakan melawan hukum keduanya melawan hukum melindungi kepentingan terhadap pribadi
mensyaratkan adanya ketentuan hukum yang dilanggar. dan harta penggugat.
Persamaan berikutnya adalah kedua melawan hukum Misalkan kepentingan terhadap nama baik dan
tersebut pada prinsipnya sama-sama melindungi kepentingan reputasi. Orang harus menghormati kepentingan atas nama
(interest) hukum. Perbedaan pokok antara kedua melawan baik dan reputasi apabila dilanggar oleh orang lain maka
hukum tersebut, apabila melawan hukum pidana lebih orang yang melanggar kepentingan tersebut berarti
memberikan perlindungan kepada kepentingan umum melanggar kewajiban (duty) dan dapat dikenakan
(public interest), hak obyektif dan sanksinya adalah pertanggungjawaban atas dasar penghinaan. Perbuatan
pemidanaan. Sementara melawan hukum perdata lebih melawan hukum di Indonesia secara normatif selalu merujuk
memberikan perlindungan kepada private interest, hak pada ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata. Rumusan norma
subyektif dan sanksi yang diberikan adalah ganti kerugian dalam pasal ini unik, tidak seperti ketentuan-ketentuan pasal
(remedies). lainnya. Perumusan norma Pasal 1365 KUH Perdata lebih
Tanggungjawab hukum berdasarkan wanprestasi merupakan struktur norma dari pada substansi ketentuan
bersumber dari adanya perjanjian (obligation by contract) hukum yang sudah lengkap. Oleh karenanya substansi
sementara tanggungjawab hukum berdasarkan perbuatan ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata senantiasa memerlukan
melawan hukum bersumber dari hukum/perundang- materialisasi di luar KUH Perdata.
undangan (obligation by law) dalam arti tidak ada hubungan Menurut Robert L. Rabin, sebagaimana dikutip
kontraktual sebelumnya diantara para pihak. Disamping oleh Mas Achmad Santosa dalam tulisannya, bahwa dalam
pembedaan tersebut secara ide kedua tanggung jawab sistem Anglo Saxon, teori pertanggungjawaban yang sangat
tersebut sebenarnya berpusat pada permasalahan bagaimana dominan adalah negligence. Tiada satupun yang dapat
melakukan perlindungan-perlindungan terhadap dimintakan pertanggungjawaban terhadap kerugian
kepentingan-kepentingan (interests) yang berbeda-beda seseorang ataupun kebendaan tanpa adanya unsur kesalahan
dalam masyarakat yang dilindungi oleh hukum dan orang
(fault atau negligence) di pihak tergugat.10
harus menghormati kepentingan-kepentingan tersebut
Secara teoritis, sebagai badan hukum
6
Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara (naturlijkpersoon) dapat dimintai Pertama,
Perdata dalam Teori dan Praktek, (Bandung : Mundur Maju, 1989), hlm pertanggungjawaban dalam makna liability atau tanggung
130
7
Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, cet. 28, (Jakarta:PT.
jawab yuridis atau hukum. Kedua, tanggung jawab dalam
Pradnya Paramita, 2000), hal. 174. Bahwa Hukum Publik adalah makna responbility atau tangung jawab moral (etis) :
pertaturan perundang-undangan yang obyeknya adalah kepentingan- Pertama, konsep pertanggungjawaban strict
kepentingan umum dan yang karena itu , soal mempertahankannya liability sudah dikenal sejak lama, namun dalam
dilakukan oleh pemerintah, sedangkan hukum privat adalah peraturan
perundang-undangan hukum yang obyeknya ialah kepentingan-
kepentingan khusus dan yang soal akan dipertahankannya atau tidak 9
Munir Fuady. Hukum Kontrak ; Dari Sudut Pandang Hukum
diserahkan kepada pihak yang berkepentingan Bisnis Cetakan ke-II. (Bandung: PT. Citra Aditya Bekti, 2001) hlm.138 :
8
Istilah Perbuatan Melawan Hukum merupakan terjemahan dari istilah Menurut ajaran relativitas (teori schutznorm), bahwa dengan adanya
onrechtmatigedaad, namun demikian ada juga yang menterjemahkannya kausalitas antara perbuatan dan kerugian seseorang tidak dapat langsung
perbuatan melanggar hukum. Namun demikian banyak ahli hukum yang dinyatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum. Akan tetapi, perlu
menggunakan istilah perbuatan melawan hukum (Moegni Djojodirjo). dibuktikan juga bahwa norma atau peraturan yang telah dilanggar tersebut
Istilah “melawan” lebih tetap dari “melanggar” karena pada kata melawan dibuat memang untuk melindungi kepentingan korban
melekat kedua sifat aktif maupun pasif. Lihat Moegni Djojodirdjo, 10
Mas Achmad Santosa, Essensi Penerapan Asas Tanggungjawab
Perbuatan Melawan Hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1979)., hal. Mutlak (strict liability) dalam Konteks Penegakan Hukum Lingkungan
13 di Indonesia. Jurnal Hukum Lingkungan, Tahun II No. 1/1995, hal.54

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013, I (1): 1-10


Meldy Devy Kaunang et al., Analisa Terhadap Pendirian Bangunan di Atas Jalan Umum …. 9

perkembangannya konsep negligence lebih dominan sebagai jawab dalam makna responbility dilihat dari segi filosofis
bentuk tanggungjawab. Alasan penerimaan konsep memiliki 3 (tiga) unsur, yakni : 12
tanggungjawab negligence sebagai bentuk tanggungjawab a) Kesadaran (awareness)
dominan adalah alasan moral. Bahwa tidak seorang pun Memiliki arti tahu, kenal, mengerti dapat
dapat dimintakan tanggungjawab jika tidak terdapat unsur memperhitungkan arti guna sampai pada soal akibat
kesalahan (no liability without fault). Dewasa ini, strict perbuatan atau pekerjaan yang dihadapi. Seseorang
liability masuk dalam konsep hukum tentang tort secara baru dapat dimintai tanggung jawab bila yang
umum (the tort law in general). Perbuatan melawan hukum bersangkutan sadar tentang apa yang dilakukannya.
menurut sistem hukum common law dapat dibagi menjadi b) Kecintaan atau kesukaan (affection)
tiga perbuatan :11 Memiliki arti suka, menimbulkan rasa kepatuhan,
a) Intentional Torts : suatu tort yang mensyaratkan kerelaan dan kesediaan, berkorban. Rasa cinta
bahwa pelaku mempunyai kesengajaan yang timbul atas dasar kesadaran apabila tidak ada
menyebabkan kerugian (injury) dan itu dapat kesadaran berarti rasa kecintaan tidak muncul.
dianggap perbuatan melawan hukum c) Keberanian (bravery)
b) Negligent Torts : sikap tindak yang dilakukan Merupakan rasa yang didorong keikhlasan, tidak
secara unreasonably yang mengakibatkan kerugian ragu-ragu dan tidak takut dengan segala rintangan.
kepada pribadi sesorang atau kebendaan seseorang. Suatu keberanian harus disertai dengan
c) Strict Liability Torts : Behavior that is tortious perhitungan, pertimbangan dan kewaspadaan atas
because it causes unlawful personal/property segala kemungkinan. Dengan demikian, keberanian
damage to another, regardless of fault, itu timbul atas dasar tanggung jawab.
reasonableness. Berdasarkan hal tersebut, penggunaan praktis
Perbedaan secara prinsip dari ketiga bagian khusus liability lebih merujuk kepada pertanggungjawaban hukum,
dari tort tersebut, pertama apabila dikatakan intentional torts yaitu tanggung gugat karena kesalahan yang dilakukan oleh
maka sikap tindak yang menimbulkan kerugian dilakukan subjek hukum, sedangkan responbility lebih mengarah
dengan kesengajaan (intentional). Sehingga dalam konsep kepada pertanggungjawaban sosial atau publik. Prinsipnya
sistem hukum common law apabila sebuah tindakan tort bahwa perbedaan antara tanggung jawab dalam makna
dilakukan secara sengaja maka pelakunya dapat dimintakan liability terletak pada sumber pengaturannya. Jika tanggung
punitive damages. Hal ini secara prinsip akan bersinggungan jawab itu belum ada pengaturannya secara eksplisit dalam
dengan pidana. Namun perbedaannya adalah bahwa pidana suatu norma hukum, maka termasuk dalam makna
lebih melanggar hukum tertulis (asas legalitas), sementara responbility, namun jika tanggung jawab tersebut telah
intentional torts dapat melanggar hukum tidak tertulis. diatur dalam norma hukum, maka termasuk dalam liability.
Kedua, dalam Negligent Torts, bahwa tindakan seseoarang Secara umum seseorang hanya bertanggung jawab
itu dilakukan dengan kesalahan dalam arti kelalaian terhadap dirinya sendiri. Tetapi dalam hukum juga dikenal
(negligence) dan unsur yang membatasi adalah adanya konsep bahwa seseorang bertanggungjawab terhadap
kesalahan dan unsur kausalitas. Artinya bahwa kedua unsur perbuatan orang lain, undang-undang mengatur dan
ini adalah mutlak harus dibuktikan. Ketiga, dalam strict menetapkan siapa-siapakah yang dipandang bertanggung
liability, dikatakan apabila ada kerugian yang ditimbulkan, jawab sebagai pembuat. Konsep mempertanggungjawabkan
maka orang tersebut wajib membayar ganti rugi tanpa perlu perbuatan orang lain dalam hukum dikenal denganistilah
dibuktikan unsur kesalahannya. Namun demikian prinsip ini Vicarious liability (atau disebut juga respondent superior
ada pembatasanya yaitu bahwa antara perbuatan dan atau let themaster answer). KUH Perdata juga menganut
kerugiannya tersebut ada hubungan kausalitas. sistem pertanggungjawaban Vicarious liability. Dalam KUH
Ada sebagian orang mengartikan strict liability Perdata tanggung jawab terhadap Perbuatan Melawan
sebagai tanggung jawab mutlak. Penterjemahan tersebut Hukum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
tidak tepat karena akan mencampuradukan dengan konsep 1) Tanggung jawab diri sendiri (Pasal 1365
tanggung jawab mutlak (absolute liability). Oleh karena itu KUHPerdata) ;
sekarang strict liability diterjemahkan tanggung jawab ketat, 2) Tanggung jawab terhadap orang-orang yang
dan absolute liability diterjemahkan tanggung jawab mutlak. menjadi tanggungannya (Pasal 1367 KUHPerdata),
Mengenai apakah strict liability dan absolute liability adalah yaitu tanggung jawab orang tua/wali, tanggung
sama atau berbeda, ada pendapat yang berbeda. Ada pihak jawab majikan terhadap bawahan dan
yang beranggapan bahwa kedua konsep itu sama saja, tanggungjawab guru,
sebagai sama-sama konsep tanggung jawab tanpa kesalahan. 3) Tanggung jawab terhadap Gedung dan binatang
Disisi lain ada yang berpendapat bahwa bahwa kedua yang ada dalam pengawasannya
konsep tersebut berbeda. Dasar-dasar pembenar yang menghapus sifat
Selanjutnya yang kedua, tanggung jawab dalam Perbuatan Melawan Hukum tidak berdasarkan Undang-
makna responbility atau tangung jawab moral (etis), menurut Undang, yaitu : Pertama, adanya persetujuan dari orang
Baharuddin Salam dalam Busyra Asheri kata tanggung yang merasa di rugikan apakah secara tegas atau secara
diam-diam. Kedua, Menderita atau menaggung resiko
sendiri. Selain alasan pembenar di atas, ada juga alasan
11
http://www.nolo.com/dictionary/strict-liability-term.html, diakses 6 12
http://www.nolo.com/dictionary/strict-liability-term.html, diakses 6
Februari 2014 Februari 2014

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013, I (1): 1-10


Meldy Devy Kaunang et al., Analisa Terhadap Pendirian Bangunan di Atas Jalan Umum …. 10

pemaaf (schulduitsluitingsgronden), yaitu hal-hal yang merugikan khususnya adanya perbuatan melawan
menghilangkan sifat bersalah dari pelaku, sehingga pelaku hukum. Kalaupun terjadi permasalahan hukum
tidak dapat dapat dimintai pertanggungjawaban. Alasan menyangkut perbuatan melawan hukum hendaknya
pembenar di atas juga dapat menjadi alasan pemaaf. dapat diselesaikan melalui jalur musyawarah untuk
Terpenuhinya salah satu alasan pembenar dalam Perbuatan mufakat.
Melawan Hukum baik yang berdasarkan undang-undang 2. Kepada masyarakat dalam mengajukan
atau alasan pembenar tidak berdasarkan undang-undang permohonan kasasi dalam peradilan perdata,
berakibat : hendaknya dalam mengajukan kasasi dalam kasus
a) Tanggung jawab hapus seluruhnya/hapusnya pula perdata, pihak pemohon mengetahui syarat-
kewajiban untuk mengganti kerugiaan ; syaratnya dengan baik. Jangan sampai upaya
b) Tidak berlaku surut ; hukum kasasi tersebut sia-sia belaka karena pihak
c) Keadaan yang membenarkan harus mencangkup pemohon kasasi terlambat mengajukan permohonan
Perbuatan Melawan Hukumnya. kasasi sebagaimana telah ditentukan oleh peraturan
Hidayat bin Masrani dan H. Arsyad mempunyai perundang-undangan.
tanggung jawab hukum atas pendirian bangunan di atas jalan 3. Kepada pemerintah hendaknya dapat mengenakan
umum sebagai perbuatan melawan hukum. Dasar hukum sanksi yang tegas terhadap pendirian bangunan
tanggung jawab tersebut adalah Pasal 1365 KUH Perdata tanpa adanya Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
bahwa Tiap perbuatan melanggar hukum yang menimbulkan sehingga jangan sampai terjadi konflik dalam
kerugian pada orang lain, mewajibkan pembuat yang masyarakat. Dalam hal ini perlu ada pengawasan
bersalah untuk mengganti kerugian. Dalam hal ini, Hidayat yang tegas terhadap pemberian dan pelaksanaan
bin Masrani dan H. Arsyad harus membongkar bangunan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) tersebut
yang ada di atas jalan umum, jika mereka lalai diwajibkan
membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.50.000.000,- Daftar Pustaka
(Lima Puluh Juta Rupiah) perbulannya.
Buku Bacaan :
Kesimpulan dan Saran
Abdulkadir Muhammad, 1990, Hukum Perdata Indonesia,
Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Pendirian bangunan di atas jalan umum tanpa hak
dan merugikan kepentingan umum dapat dikualifikasikan Charles Dulles Marpaung., 1985, Pemahaman Mendengar
sebagai perbuatan melawan hukum. Terkait dengan kasus Atas Usaha Leasing, Integritas Press, Jakarta
yang dikaji bahwa dengan perbuatan Hidayat bin Masrani
dan H. Arsyad mendirikan bangunan di atas jalan umum Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Kencana
tanpa hak telah merugikan kepentingan umum, sehingga Prenada Media Group, Jakarta
Penggugat menuntut ganti kerugian atas akibat yang
ditimbulkan dari perbuatan tersebut. Dengan berdirinya Rachmat Setiawan, 1982, Tinjauan Elementer Perbuatan
bangunan yang dilakukan oleh Hidayat bin Masrani Melawan Hukum, Bandung : Alumni.
bersama H. Arsyad maka akibatnya mempersempit jalan
umum atau Gang 34, maka akhirnya lalu lintas jalan umum -------------------------, 1987, Empat Kriteria Perbuatan
untuk kendaraan roda dua tidak bisa berselisihan, apalagi Melawan Hukum dan Perkembangannya Dalam
untuk kendaraan roda empat bilamana adanya kebakaran Yurisprodensi, Varia Peradilan No.16 Tahun II
maka jelas kendaraan roda empat tidak mampu masuk ke Januari.
dalam gang, sehingga merugikan kepentingan umum.
Hidayat bin Masrani dan H. Arsyad mempunyai R. Subekti dan R. Tjitrisudibio, 1992, Kitab Undang-
tanggung jawab hukum atas pendirian bangunan di atas jalan Undang Hukum Perdata, Jakarta : Pradnya
umum sebagai perbuatan melawan hukum. Dasar hukum Paramita
tanggung jawab tersebut adalah Pasal 1365 KUH Perdata
bahwa Tiap perbuatan melanggar hukum yang menimbulkan Ronny Hanitijo Soemitro. 1988, Metode Penelitian Hukum
kerugian pada orang lain, mewajibkan pembuat yang dan Jurimetri. Jakarta: Rinneka Cipta.
bersalah untuk mengganti kerugian. Dalam hal ini, Hidayat
bin Masrani dan H. Arsyad harus membongkar bangunan Soerjono Soekanto.2006, Penelitian Hukum Normatif Suatu
yang ada di atas jalan umum, jika mereka lalai diwajibkan Tinjauan Singkat. Jakarta: PT. Raja Grafindo
membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.50.000.000,- Persada
(Lima Puluh Juta Rupiah) perbulannya.
Terkait dengan hal tersebut, saran yang diberikan dalam Wirdjono Prodjodikoro, 1979, Hukum Perdata Tentang
penulisan ini antara lain : Persetujuan Persetujuan Tertentu, Bandung :
1. Kepada masyarakat hendaknya dapat menjalankan Sumur
hak dan kewajibannya dengan baik tanpa
melanggar kepentingan orang lain dalam kehidupan
bermasyarakat, sehingga tidak terjadi hal-hal yang

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013, I (1): 1-10

Anda mungkin juga menyukai