Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA)

Volume 3, Nomor 1, Juni 2020


e-ISSN : 2598-4934
p-ISSN : 2621-119X
DOI :https://doi.org/10.31539/kaganga.v3i1.1303

PEMBELAJARAN SEJARAH ONLINE MAHASISWA


STKIP PGRI LUBUKLINGGAU DI MASA PANDEMIK COVID 19

Agus Susilo1, Andriana Sofiarini2


STKIP PGRI Lubuklinggau1,2
agussusilosejarah07@gmail.com1

ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mengetahui pembelajaran sejarah online mahasiswa
STKIP PGRI Lubuklinggau di masa Pandemik Covid 19. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskripsi, peneliti menganalisis secara langsung
sistem perkuliahan online mahasiswa pendidikan sejarah di STKIP PGRI
Lubuklinggau. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: 1) pembelajaran sejarah
umum bagi mahasiswa, yaitu pada dasarnya kebanyakan pembelajaran sejarah
dilakukan dengan tatap muka maupun diluar lapangan. Namun karena wabah
Covid 19, pembelajaran sejarah dialihkan ke pembelajaran online. 2)
Pembelajaran Sejarah Online Mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau di Masa
Pandemik Covid 19, yaitu mahasiswa pendidikan sejarah STKIP PGRI
Lubuklinggau diwajibkan melakukan pembelajaran online untuk mendukung.
Keberlangsungan pembelajaran online di masa Covid 19, menjadikan
pembelajaran sejarah semakin menarik. Meskipun demikian, pembelajaran secara
langsung tetap diharapkan dikemudian hari. Simpulan dari hasil penelitian
tersebut yaitu: pembelajaran online dapat menjadi solusi bagi mahasiswa
pendidikan sejarah dalam mengikuti perkuliahan selama wabah Covid 19.

Kata Kunci : Online, STKIP PGRI Lubuklinggau, Pandemik

ABSTRAC
The research purposes is to find out the online history learning of STKIP PGRI
Lubuklinggau students in the Covid Pandemic period 19. This study used a
qualitative description method, researchers directly analyze the lecture system of
history education students at STKIP PGRI Lubuklinggau. The results were
obtained as follows: 1) general history learning for students, which is basically
most of history learning is done face-to-face or outside the field. However, due to
the Covid 19 epidemic, historical learning was shifted to online learning. 2)
Online History Learning STKIP PGRI Lubuklinggau students in the Covid
Pandemic Period 19, namely students of STKIP PGRI Lubuklinggau history
education are required to conduct online learning to support. The continuation of
online learning in the Covid 19 period, made learning history more interesting.
Nevertheless, direct learning is still expected in the future. The conclusions of the
study are: online learning can be a solution for students of history education in
attending lectures during the Covid 19 epidemic.

Keywords: Online, STKIP PGRI Lubuklinggau, Pandemic

24
2020. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3(1): 24-32

PENDAHULUAN Menengah pengembang kurikulum


Pendidikan dalam era globalisasi pendidikan sejarah harus menjawab dua
merupakan Fondasi utama untuk tantangan, yaitu pendidikan sejarah
menjawab tantangan masa depan. sebagai lanjutan dari pendidikan aejarah
Lembaga pendidikan harus mampu di jenjang pendidikan dasar dan sebagai
mempersiapkan sumber daya manusia landasan awal untuk pendidikan
yang unggul dan mampu bersaing akademik bagi yang akan ke perguruan
dengan perkembangan global. Untuk tinggi (Hasan, 2019).
menjawab tantangan masa depan, sikap Menurut I Gde Widja dalam
positif dan inovatif diperlukan agar (Sardiman, 2015), Kehidupan masa
bangsa Indonesia bukan hanya sekedar depan yang ditandai dengan kuatnya
menjadi konsumen IPTEK, budaya dan arus globalisasi dan meluasnya paham
nilai-nilai asing secara pasif, melainkan materialisme telah membawa
memiliki keunggulan yang setara dalam kehidupan masyarakat sekarang ini
hal IPTEK. Pembangunan dan cenderung pragmatis, konsumtif-
Pembinaan Bangsa (Nation and materialistik, berorientasi kepada materi
Character Building) yang progresif fisik-kebendaan, dan mengejar
inilah yang harus terus ditempa secara kepuasan sesaat. Format kehidupan ini
berkesinambungan di setiap lembaga ternyata juga membawa bencana
pendidikan agar dapat menjawab kultural. Nilai-nilai sosial budaya
tantangan era global. Peningkatan keindonesiaan yang telah dibangun
kualitas pendidikan merupakan suatu beratus-ratus tahun seperti, kesantunan
proses yang dilakukan secara dinamis dan kepeduliaan, gotong royong, saling
dan berkesinambungan dalam rangka bermusyawarah, semangat kebangsaan,
meningkatkan kualitas pendidikan jiwa kepahlawanan, rela berkorban,
secara efektif dan efesien (Basyari, keteguhan dan kegigihan serta kerja
2019). keras yang pernah dikembangkan oleh
Pada jenjang Pendidikan para pejuang pendahulu kita terasa
Menengah, Pendidikan Sejarah berada hambar dalam kehidupan bermasyarakat
dalam dua posisi, yaitu melanjutkan dan dan berbangsa dewasa ini.
memantapkan kemampuan dasar Perkembangan e-learning yang
warganegara yang telah dikembangkan masih relatif baru, mengakibatkan
pada jenjang Pendidikan Dasar dan definisi dan implementasi sistem e-
meletakkan landasan untuk mereka learning sangatlah bervariasi dan belum
yang akan melanjutkan pendidikannya ada standar yang baku. Berdasarkan
ke jenjang Pendidikan Tinggi dalam pengamatan dari berbagai sistem
disiplin sejarah. Keluaran Pendidikan pembelajaran berbasis internet,
Sejarah di jenjang Pendidikan implementasi sistem e-learning
Menengah ini memang memiliki fungsi bervariasi mulai dari yang sederhana
untuk melayani kedua kelompok peserta yakni sekedar kumpulan bahan
didik sebagai konsekuensi dari sistem pembelajaran yang ditaruh di web
persekolahan Indonesia yang tidak server dengan tambahan forum
membedakan jalur pendidikan komunikasi lewat e-mail secara terpisah
akademik dan jalur pendidikan umum di sampai dengan terpadu yakni seperti
jenjang Pendidikan Menengah. Dengan portal e-learning yang berisi berbagai
demikian, pada jenjang Pendidikan objek pembelajaran yang diperkaya

25
2020. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3(1): 24-32

dengan multimedia serta dipadukan mengajar online harus tetap siap dalam
dengan sistem informasi akademik, keadaan apapun. Begitu juga bagi
evaluasi, komunikasi, diskusi dan mahasiswa sudah selayaknya
berbagai educational tools lainnya. memanfaatkan media sosial untuk hal-
Dalam kaitan ini, Dosen harus hal yang positif dalam pembelajaran
memiliki pandangan yang lebih luas dan sejarah.
komprehensif agar proses pembelajaran
sejarah menjadi lebih bermakna dan METODE PENELITIAN
memperkaya pengetahuan kesejarahan Metode penelitian kualitatif ini
bagi peserta didik. Mahasiswa muncul karena adanya perubahan
diharapkan tidak hanya memiliki paradigma dalam memandang suatu
pengetahuan yang kognitif saja tetapi realitas/fenomena/gejala. Metode
juga dapat memiliki kecakapan pada kualitatif adalah metode penelitian yang
aspek afektif dan psikomotorik. Salah digunakan secara ilmiah. Hasil dari
satu model pembelajaran yang dapat objek penelitian kualitatif bersifat
mewujudkan tujuan tersebut adalah induktif, dan hasil penelitian kualitatif
model pembelajaran berbasis elektronik lebih menekankan makna dari pada
atau sering disebut e-learning. Dalam generalisasi. Dalam penelitian
model pembelajaran ini mahasiswa kualitatif ini, peneliti melakukannya
dituntut untuk berpikir kritis, kreatif, dengan penelitian kualitatif deskriptif
aktif dan partisipatif (Wibowo, 2014). untuk mengarahkan dalam memberikan
Sejak beberapa pekan yang lalu gejala-gejala, fakta-fakta, dan kejadian-
dengan munculnya wabah Covid 19, kejadian yang sistematis dan akurat
perkuliahan di STKIP PGRI (Hardani et al, 2020).
Lubuklinggau diganti dengan kuliah Dalam penelitian kualitatif,
online atau daring. Hal ini dilakukan audit dalam trial berarti melakukan
dalam upaya mendukung program analisis atau penelusuran kembali
pemerintah dalam memutus tali semua berkas yang telah terkumpul dari
penyakit mematikan Covid 19 yang rangkaian kegiatan penelitian, dan
melanda Indonesia. Kuliah online ini penelusuran tersebut dilakukan bersama
terjadi dalam pembelajaran sejarah dalam bentuk diskusi antar teman
dengan memanfaatkan media sejawat (Arikunto, 2013). Dalam
komunikasi online. Kuliah online ini penelitian kualitatif instrumen utamanya
dilaksanakan jarak jauh agar mampu adalah peneliti sendiri, namun
menjangkau dimanapun mahasiswa selanjutnya setelah focus penelitian
berada. Sebenarnya perkuliahan tatap menjadi jelas, maka memungkinkan
muka dinilai efektif namun untuk dikembangkan instrumen penelitian
memutus wabah Covid 19, kuliah yang sederhana. Menurut Nasution
online harus diambil. Bukan hanya dalam Sugiyono, peneliti sebagai
perkuliahan online saja yang terjadi, instrumen penelitian deskriptif kualitatif
namun juga bimbingan juga dilakukan ini adalah peneliti sebagai alat peka dan
secara online. Komunikasi secara online dapat bereaksi terhadap segala stimulus
tentunya memiliki plus minus dalam dari lingkungan yang harus
pelaksanaannya. Dukungan sinyal diperkirakannya bermakna atau tidak
komunikasi sangat berpengaruh dalam bagi penelitian (Sugiyono, 2018)
kegiatan belajar mengajar. Dosen saat

26
2020. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3(1): 24-32

Penelitian ini dilakukan STKIP untuk mengatur waktu yang seefesien


PGRI Lubuklinggau. Sampel dalam mungkin. Untuk pembelajaran di luar
penelitian ini adalah mahasiswa STKIP ruangan seperti mengunjungi candi,
PGRI yang melakukan kuliah online. makam tokoh bersejarah, benteng, dan
lain-lainnya biasanya diagendakan jauh-
HASIL DAN PEMBAHASAN jauh hari sebelum perkuliahan dimulai.
Pembelajaran Sejarah Umum Bagi Meskipun demikian, bagi daerah-daerah
Mahasiswa yang memiliki situs bersejarah di
Dalam dunia pendidikan, peserta tingkat lokal, biasanya sering dijadikan
didik yang melakukan proses belajar, referensi untuk belajar menambah
tidak melakukannya secara individu, pengetahuannya. Situs-situs lokal
akan tetapi ada beberapa komponen tersebut terkadang menjadi objek dalam
yang terlibat, seperti pendidik atau pembelajaran lokal membahas tentang
pengajar, media dan strategi sejarah lokal atau kearifan lokal yang
pembelajaran, kurikulum, dan sumber lebih dalam dari sebuah situs.
belajar. Pembelajaran yang efektif Pembelajaran sejarah yang ideal
adalah proses belajar mengajar yang adalah sebuah situasi yang
baik dengan berfokus pada peserta didik memfasilitasi mahasiswa agar dapat
dan bagaimana proses pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran sejarah
yang efektif yang mampu memberikan secara optimal. Situasi yang dapat
pemahaman yang baik, kecerdasan, memfasilitasi belajar sejarah dengan
ketekunan, kesempatan, dan mutu serta optimal terdiri atas berbagai aspek yang
dapat memberikan perubahan perilaku saling sinergi dan terintegrasi
yang diaplikasikan dalam kehidupan. menciptakan dorongan dan motivasi
Dalam interaksi kegiatan pembelajaran pada siswa untuk belajar sejarah. Aspek
di kelas, guru mempunyai peranan yang pertama yang perlu disebut adalah
sangat penting. Ia harus berusaha secara Dosen. Adanya Dosen sejarah walaupun
terus menerus membantu peserta didik di era kemajuan teknologi kehadirannya
untuk menggali dan mengembangkan dapat digantikan, akan tetapi untuk
potensinya. Salah satunya dengan cara pembelajaran sejarah tetap diperlukan.
Dosen sebagai pengajar membantu Dosen tidak sekedar sebagai fasilitator
peserta didik dalam memilih dan yang memfasilitasi terjadinya proses
menentukan strategi pembelajaran yang pembelajar, akan tetapi Dosen sejarah
tepat untuk mencapai tujuan adalah seorang desainer bagaimana
pembelajaran (Khanifatul, 2013). proses pembelajaran itu harus dan
Pembelajaran sejarah pada semestinya terjadi. Dalam konteks
umumnya di dunia perguruan tinggi pembelajaran sejarah yang ideal maka
dilaksanakan dengan bertatap muka di guru sejarah haruslah memenuhi
dalam kelas. Ada juga pembelajaran beberapa persyaratan. Persyaratan
sejarah yang dilakukan di luar kelas Dosen sejarah antara lain: 1) harus
seperti dengan mengunjungi daerah memiliki kemampuan akademis (dapat
bersejarah untuk menambah ilmu dan dibaca: menguasai materi). Kemampuan
wawasan kesejarahan mahasiswa. akademis guru setidaknya diindikasikan
Pembelajaran sejarah yang dilakukan di oleh latar belakang pendidikan yang
dalam kelas, biasanya sering dilakukan berasal dari jurusan sejarah atau
dari pada di luar ruangan. Hal ini karena pendidikan sejarah. Tentu saja tidak

27
2020. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3(1): 24-32

dapat dijadikan jaminan bahwa seorang inisiatif sendiri dalam berbagai kegiatan
berlatar pendidikan sejarah pasti yang berkaitan dengan sejarah. Adanya
memiliki kemampuan akademis dengan komunitas-komunitas mahasiswa yang
baik, akan tetapi setidaknya dia dididik memiliki berbagai program terkait
untuk hal tersebut. Pada kemampuan sejarah juga akan menambah
akademis tersirat Dosen betul-betul pengetahuan dan wawasan yang luas
memahami karakter setiap materi. 2) terkait sejarah lokal dan pengembangan
kemampuan didaktik metodik wawasan bagi mahasiswa sejarah
(pedagogis). Kemampuan didaktik khususnya. Mendata area-area
metodik adalah kemampuan guru untuk bersejarah, membersihkan, atau bahkan
melaksanakan pembelajaran sejarah mendokumentasikan adalah kegiatan
(Sayono, 2013). yang biasa dilakukan komunitas sejarah.
Sejarah harus dipelajari sejak Dari hasil di dokumentasi tersebut
dini oleh setiap orang sebagai bentuk nantinya dapat digunakan sebagai media
hubungan antara individu dengan pembelajaran dikelas waktu melakukan
masyarakat atau bangsa. Hubungan presentasi maupun di upload di media
tersebut memerlukan terbentuknya sosial atau akun youtube. Pembelajaran
kesadaran pentingnya sejarah dalam di tingkat perguruan tinggi berbeda
persoalan kehidupan bersama seperti dengan di jenjang sekolah menengah.
solidaritas dan nasionalisme. Dalam Jika di perguruan tinggi lebih
suatu kelompok masyarakat atau dikenalkan dengan penalaran sendiri
bangsa pasti memiliki cita-cita, demi untuk dikembangkan lebih luas dari
terwujudnya cita-cita tersebut sangat pengajarnya, namun jika tingkat sekolah
ditentukan oleh generasi muda. Penerus semuanya masih diberikan langsung
bangsa harus mampu memahami oleh guru tersebut.
sejarah bangsa. Jalur pendidikan Dalam kaitannya dengan
sangatlah efektif untuk menumbuhkan kurikulum, hubungan antara kurikulum,
semangat generasi muda tersebut, pembelajaran, dan penilaian adalah
khususnya pendidikan sejarah yang memiliki hubungan yang sangat erat
menjadi sarana kongkrit untuk dan saling keterkaitan dalam perspektif
menumbuhkan pemahaman pentingnya makro yang menjadikan kurikulum
sejarah. Usaha peningkatan kualitas sebagai unsur sentral bagi keberadaan
pendidikan akan berlangsung baik jika unsur pembelajaran dan penilaian.
didukung oleh kompetensi dan kemauan Kerangka berpikir hubungan ini
para pengelola pendidikan untuk dibangun atas pemahaman terhadap hal
melakukan perbaikan secara terus- berikut ini: pertama, bahwa kurikulum
menerus ke arah yang lebih baik. pada intinya memuat tujuan apa yang
Dengan demikian, inovasi pendidikan akan dicapai, bahan apa yang akan
secara berkesinambungan dalam diajarkan, dan pengalaman belajar apa
program pendidikan termasuk program yang diperlukan untuk mewujudkan
pembelajaran Sejarah merupakan tujuan; kedua, bahwa pembelajaran
tuntutan yang harus segera dilaksanakan pada intinya merupakan aktivitas untuk
(Kusnoto, 2017). menyajikan seluruh muatan kurikulum
Dalam pembelajaran di tingkat dengan menerapkan model-model dan
mahasiswa di perguruan tinggi, metode-metode penyajian secara efektif
biasanya mahasiswa sudah memiliki yang sesuai dengan organisasi

28
2020. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3(1): 24-32

pengalaman belajarnya; dan ketiga, melaksanakan pembelajaran jarak jauh


bahwa penilaian yang terdiri dari atau belajar dari rumah. Hal ini
penilaian internal dan penilaian dilakukan secara nasional karena terjadi
eksternal adalah untuk mengukur wabah Covid 19 yang sangat
keberhasilan pencapaian kurikulum. meresahkan masyarakat umum. Adanya
Pada akhirnya tingkat keberhasilan pembelajaran dari rumah ini diharapkan
pendidikan akan menjadi tolak ukur dapat memutus tari penyebaran penyakit
dalam meningkatkan dari lulusan virus Covid 19 tersebut. Pembelajaran
sejarah (Agung, 2015). yang dilakukan di rumah bukan
dibebankan kepada orang tua, namun
Pembelajaran Sejarah Online tetap pengajar di Sekolah atau kampus
Mahasiswa STKIP PGRI yang memantau dengan media sosial
Lubuklinggau di Masa Pandemik online. Sesuai prosedur dan kesepakatan
Covid 19 bersama, pembelajaran online dilakukan
Perkembangan teknologi sesuai jadwal pembelajaran yang telah
komputer terutama dalam bidang berlaku. Kegiatan online ini bukan
perangkat lunak yang kini kian lama hanya tentang belajar saja, namun juga
makin pesat dan sangat mendukung aktivitas yang berkaitan dengan
dalam pengembangan media pendidikan dilakukan secara virtual
pembelajaran dan juga mempermudah online. Saat ini banyak aplikasi online
guru untuk menyampaikan materi yang digunakan sesuai dengan
dalam bentuk media pembelajaran. kebutuhan dalam kegiatan. Namun
Dalam upaya meningkatkan mutu untuk pembelajaran online tetap
pembelajaran sejarah, media disesuaikan dengan kebutuhan juga,
pembelajaran sejarah sangat dibutuhkan. dilihat dari segi jangkauan, apakah
Kehadiran teknologi komputer dan mendukung atau tidak.
kemajuan internet sangat mendukung Pembelajaran sejarah di STKIP
dalam pengembangan media PGRI Lubuklinggau sejak beberapa
pembelajaran. Pembelajaran dengan waktu lalu dilakukan dengan media
media komputer akan sangat membantu sosial. Sesuai dengan kesepakatan yang
mahasiswa dalam memahami materi diinginkan yang sesuai dengan keadaan
pembelajaran sejarah, karena dengan mahasiswa dipilih media sosial yang
komputer memungkinkan untuk mendukung pembelajaran.
menghadirkan bentuk pembelajaran Pembelajaran dengan media sosial
yang menarik, efektif dan efisien. sendiri tetap dilaksanakan secara virtual
Adanya komputer dapat disajikan media dengan video presentasi. Belajar sejarah
pembelajaran yang memuat materi meskipun dilakukan secara online tidak
pembelajaran tekstual dan visual. membatasi mahasiswa untuk berkreasi
Hadirnya internet semua peserta didik dalam belajar. Pembelajaran sejarah
dapat mengakses pembelajaran sejarah secara online pada mahasiswa STKIP
dimanapun berada (Rokhman et al., PGRI Lubuklinggau tidak mengalami
2015). penurunan dalam belajar. Pembelajaran
Pembelajaran bagi banyak dunia tetap dilakukan sesuai Rancangan
pendidikan dari tingkat dasar sampai Pembelajaran Semester (RPS). Diskusi
perguruan tinggi sejak beberapa waktu mahasiswa tetap berjalan sebagaimana
lalu telah dirubah sistemnya dengan mestinya tanpa hambatan yang serius.

29
2020. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3(1): 24-32

Namun pembelajaran online sendiri wabah Covid 19 ini, banyak Dosen


sebenarnya menuntut mahasiswa untuk sejarah belajar lebih giat dalam
berusaha lebih keras bukan hanya mengaplikasikan keilmuannya.
menelaah materi, namun juga berusaha Mahasiswa harus tetap belajar
mencari sinyal terkait pembelajaran meskipun secara virtual atau online.
yang diikuti. Apapun alasan dalam belajar, harus
Di masa pandemik Covid 19 ini, menjaga kesehatan agar keberhasilan
mahasiswa banyak yang pulang dunia pendidikan merata.
kampung di daerah asalnya. Di mana Motivasi belajar memegang
tidak semua mahasiswa berada di peranan penting dalam memberikan
daerah yang jangkauan sinyal untuk semangat, rasa ingin mengetahui, dan
belajarnya kuat. Maka pembelajaran rasa senang serta bangga dalam belajar,
sendiri disesuaikan dengan keadaan sehingga mahasiswa yang memiliki
mahasiswa, yang pada waktu itu motivasi yang tinggi, mempunyai
bersepakat menggunakan media sosial energy dan semangat yang banyak
WhatsApp. Hal ini karena jangkauan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
media sosial tersebut mendukung dalam belajar yang pada akhirnya akan mampu
pembelajaran. Banyak mahasiswa memperoleh prestasi yang lebih baik.
dalam mengikuti perkuliahan dengan Motivasi itu dapat dirangsang oleh
berbagai kreasinya untuk menampilkan faktor dari luar tetapi motivasi tersebut
pembelajaran online. Tenaga Dosen pun tumbuh dalam diri seseorang. Dalam
dalam mengajar juga tetap mengedukasi kegiatan belajar, motivasi dapat
tanpa mengurangi pembelajaran sejarah dikatakan sebagai daya penggerak di
yang dilakukan. Pembelajaran sejarah dalam diri mahasiswa yang
secara online ini membentuk rasa menimbulkan kegiatan belajar, yang
tanggung jawab yang tinggi dalam menjamin keberlangsungan dari
pembelajaran tersebut. Dukungan antara kegiatan belajar dan yang memberikan
mahasiswa dan Dosennya sangat vital arah pada kegiatan belajar, sehingga
dan berkesinambungan. Jangan sampai tujuan yang diinginkan oleh subyek
pandemik Covid 19 ini menyebabkan belajar dapat tercapai.
pembelajaran sejarah terbengkalai dan Motivasi belajar mahasiswa
tidak sesuai dengan yang diharapkan. adalah untuk mencapai prestasi.
Dunia pendidikan saat ini harus Motivasi dalam mencapai prestasi
lebih terbuka dengan bermacam-macam tersebut dimaknai sebagai dorongan
pembelajaran online dengan untuk menyelesaikan suatu tugas
memanfaatkan media atau aplikasi dengan maksimal berdasarkan standar
online. Pendidikan sejarah harus tetap tertentu yang merupakan ukuran
eksis dan berjalan agar pembelajar tetap keberhasilan atas tugas-tugas yang
dalam panduan yang berlaku. dikerjakan seseorang. Maka standar
Mencerdaskan mahasiswa untuk keberhasilan merupakan kerangka
menjadi manusia yang baik dan berilmu, acuan bagi individu yang bersangkutan
Dosen harus tetap belajar untuk pada saat ia belajar, menjalankan tugas,
mengembangkan keilmuannya. dan memecahkan masalah maupun
Pembelajaran sejarah yang biasanya mempelajari sesuatu. Adapun ciri-ciri
bertatap muka, dilanjutkan dengan motivasi berprestasi dapat direduksi
online tetap terjaga dengan baik. Dari menjadi empat komponen indikator,

30
2020. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3(1): 24-32

yaitu: 1) berorientasi pada keberhasilan, memahami jenis-jenis sumber belajar


2) bertanggung jawab, 3) inovatif, dan 4) yang dibutuhkannya, seperti: 1)
mengantisipasi kegagalan. Keempat meningkatkan motivasi mahasiswa yang
indikator ini dianggap dapat mewakili rendah semangat belajarnya; 2)
indikator-indikator lainnya sebagai hasil pencapaian tujuan pembelajaran,
reduksi (Aman, 2011). sebagai daya dukung kegiatan
Peningkatan kualitas pendidikan pembelajaran; 3) mendukung program
merupakan suatu proses yang dilakukan pembelajaran yang melibatkan kegiatan
secara dinamis dan bersinambungan penyelidikan, seperti belajar yang
dalam rangka meningkatkan kualitas diobservasi, diidentifikasi, didata, dan
pendidikan secara efektif dan efesien. sebagainya oleh mahasiswa dan Dosen;
Tugas pokok pembelajaran sejarah 4) mendukung kegiatan presentasi, yaitu
adalah terkait dengan kesadaran sejarah, penggunaan alat, pendekatan dan
khususnya pembentukan karakter metode, strategi pembelajaran, dan
peserta didik (character building). sebagainya.
Pembelajaran sejarah akan
membangkitkan kesadaran empati SIMPULAN
(emphatic awareness) di kalangan Pembelajaran sejarah di STKIP
peserta didik yakni sikap simpati dan PGRI Lubuklinggau biasanya dilakukan
toleransi terhadap orang lain yang dengan cara bertatap muka. Berbagai
disertai dengan kemampuan mental dan komponen diskusi ilmiah dan
sosial untuk mengembangkan imajinasi, melaksanakan kuliah lapangan sejarah
sikap kreatif, inovatif, serta partisipasi. juga sering dilaksanakan sebagai agenda
Agar pembelajaran sejarah menarik dan program studi pendidikan sejarah.
efektif alangkah baiknya jika Dosen Namun setelah adanya wabah Covid 19,
dapat mengembangkan materi aktivitas pembelajaran secara langsung
pembelajaran serta mempersiapkan dikurangi bahkan diganti dengan
media pembelajaran yang menarik perkuliahan daring atau online. Hal ini
sehingga mahasiswa dapat menerima diambil sebagai antisipasi pemutus
pengetahuan dengan mudah (Basyari, penyebaran wabah Covid 19 yang
2019). sedang melanda dunia dan menyebar
Menurut Rogani dalam Hamid sampai ke Indonesia. Bukan hanya
bahwa media pembelajaran sangat aktivitas belajar mengajar saja yang
penting dalam keberlangsungan diganti online, namun juga aktivitas lain
pembelajaran sejarah (Hamid, 2014). juga tidak diperbolehkan.
Saat ini pembelajaran dilakukan dengan Perkuliahan online bagi
online, namun pembelajaran dengan mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau,
memanfaatkan sumber belajar juga khususnya program studi pendidikan
masih menjadi prioritas belajar. sejarah diterapkan berdasarkan
Berpijak pada peranan media dalam kesepakatan mahasiswa. Saat itu
pembelajaran sejarah, penggunaan mahasiswa dan Dosen sepakat dengan
media sebagai sumber belajar sangat media sosial WhatsApp sebagai
penting mendukung kelangsungan dan penunjang pembelajaran. Suka duka
keberhasilan belajar. Oleh karena itu, pembelajaran online menjadikan sebuah
dari segi nilai kegunaan untuk mencapai pengalaman baru, bahwa pembelajaran
tujuan pembelajaran, dosen perlu online membutuhkan kerja keras yang

31
2020. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3(1): 24-32

luar biasa, dari segi sinyal dan Sejarah Indonesia pada Kurikulum
konteksnya. Namun demikian semangat 2013. ISTORIA: Jurnal Pendidikan
belajar sejarah tidak pernah pudar untuk Dan Ilmu Sejarah, 11(2), 1–13
selalu semangat. Ke depan harapannya Sugiyono, S. (2018). Metode Penelitian
kembali seperti sediakala pembelajaran Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
dengan bertatap muka secara langsung. Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta
DAFTAR PUSTAKA Wibowo, H., S. (2014). Efektivitas
Agung, L. (2015). Sejarah Kurikulum Pembelajaran Sejarah Dengan
Sekolah Menengah di Indonesia. Mengunakan Model Pembelajaran
Yogyakarta: Ombak. E–Learning. Indonesian Journal of
Aman, A. (2011). Model Evaluasi History Education, 3(1), 6–10
Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta:
Ombak
Arikunto, S. (2013). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Basyari, A. (2019). Pengembangan
Media Pembelajaran Sejarah
Berbasis Visualisasi Museum
Sasana Wiratama untuk
meningkatkan kesadaran sejarah
siswa MAN Yogyakarta III. Istoria,
15(1), 32–44
Hardani, D. (2020). METODE
PENELITIAN Kualitatif &
Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka
Ilmu
Hasan, S. H., & Sejarah, P. (2019). Said
Hamid Hasan Pendidikan Sejarah
untuk Kehidupan Abad Ke 21 M.
II(2), 61–72
Khanifatul, K. (2013). Pembelajaran
Inovatif. Yogyakarta: AR-RUZZ
MEDIA
Kusnoto, Y. F., & Minandar, M. (2017).
Pembelajaran Sejarah Lokal.
SOSIAL HORIZON: Jurnal
Pendidikan Sosial, 4(1), 125–137.
Rokhman, M. Nur, D. (2015).
Pengembangan Media Blog
Sejarah untuk Pembelajaran
Sejarah di SMA. ISTORIA: Jurnal
Pendidikan Dan Ilmu Sejarah,
11(1), 53–70.
Sardiman, S. (2015). Menakar Posisi

32

Anda mungkin juga menyukai