Anda di halaman 1dari 2

Perang Topat adalah salah satu kesenian khas lombok yang menjadi simbol perdamaian antara umat

Muslim dan Hindu di Lombok. Perang ini juga mencerminkan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas
karunia yang telah diberikan dalam bentuk kesuburan tanah, cucuran air hujan dan hasil pertanian yang
melimpah.

Tradisii Perang Topat yang merupakan tradisi turun temurun yang mulai dilakukan sepeninggal
penjajahan Bali di Lombok di masa lampau. Tradisi ini di lakukan dengan cara saling lempar dengan
menggunakan ketupat antara Ummat Islam dan Ummat Hindu Lombok.

Peserta yang mengikuti perang topat menggunakan pakaian adat khas Sasak dan Bali ribuan warga Sasak
dan umat Hindu bersama-sama dengan damai merayakan upacara keagamaan yang dirayakan tiap
tahun di Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

prosesi Perang Topat dimulai dengan mengelilingkan sesaji berupa makanan, buah, dan sejumlah hasil
bumi sebagai sarana persembahyangan dan prosesi ini didominasi masyarakat Sasak dan beberapa
tokoh umat Hindu yang ada di Lombok. Sarana persembahyangan seperti kebon odek, sesaji
ditempatkan didalam Pura Kemalik.Prosesi kemudian dilanjutkan dengan perang topat, bertepatan
dengan gugur bunga waru atau dalam bahasa Sasaknya “rorok kembang waru” yakni menjelang
tenggelamnya sinar matahari sekitar pukul 17.30.

Perang Topat yang merupakan acara ritual sekaligus bagian dari Pujawali menggunakan makanan sajian
berupa ketupat yang juga merupakan sesajian dalam upacara. Setelah itu ketupat yang sudah dipakai
untuk perang ini dibawa pulang oleh masyarakat khususnya petani, karena diyakini dapat dipergunakan
sebagai bubus untuk dijadikan pupuk yang ditaburkan di sawah dan kebun pada saat malam hari seraya
mohon doa pada Yang Maha Kuasa untuk mendapatkan kesuburan bumi dan hasil pertanian yang
semakin melimpah.

Ber bagai kegiatan digelar sebelum dan sesudah terlaksananya Perang Topat. Diantaranya gotong
royong masyarakat yang dilaksanakan ummat Hindu dan warga suku Sasak di Pelataran Pura dan
Kemaliq Lingsar. Memasang Abah-Abah atau memasang perlengkapan upacara dan Sabun Rah juga
dilaksanakan ummat Hindu dan Ummat Muslim Ssaak. Napak Tilas Negelingan Kerbau oleh Ummat
Islam Sasak dan Ummat HIndu. Persembahyangan Ummat Hindu dan Perang Topat, Bebeteh/Ngelukar
yang dilaksanakan ummat Hindu dan ummat Muslim-Sasak.

http://lombokbaratkab.go.id/perang-topat-wujud-keluhuran-budaya-dan-toleransi-ummat-
beragama/amp/

perang Topat adalah salaq sekèq kesenian khas sebiya saq menjadi simbol perdamaian antara umat
Muslim dait Hindu leq sebiya. perang ni èndah mencerminkan idap syukur kepada Sang Pencipta atas
karunia saq telah diberikan dalem bentuk kesuburan tanaq, cucuran aiq ujan dait mauq pertanian
saq melimpah.
Tradisi perang Topat saq merupakan tradisi turun temurun saq mulai dilakukan sepeninggal
penjajahan Bali leq sebiya leq musim ngoneq. Tradisi ni leq lakukan kancâ carâ saling sawut kancâ
menggunakan ketupat antara Ummat Islam dait Ummat Hindu sebiya.

Peserta saq mengikuti perang topat menggunakan pakaian adat khas Sasak dait Bali ribuan warga
Sasak dait umat Hindu kancâ aman merayakan upacarâ keagamaan saq dirayakan bilang taun leq
Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, sebiya bat, Nusa Tenggara bat.

prosesi perang Topat dimulai kancâ mengelilingkan sesaji berupa makanan, buaq, dait sejumlah mauq
gumi maraq sarana persembahyangan dait prosesi ni didominasi masyarakat Sasak dait beberapa
tokoh umat Hindu saq araq leq sebiya. Sarana persembahyangan seperti kebon odek, sesaji
ditempatkan didalam Pura kemudian dilanjutkan kancâ perang topat, bertepatan kancâ gugur
kembang waru atau dalem basâ Sasaknya “rorok kembang waru” yakni menjelang tenggelamnya sinar
matahari sekitar empuk 17.30.

perang Topat saq merupakan acara ritual sekaligus bagian éléq Pujawali menggunakan makanan sajian
berupa ketupat saq èndah merupakan sesajian dalem upacarâ. Setelah no ketupat saq wah dipakai
jari perang ni dibawa oleq isiq masyarakat khususnya petani, sèngaq diyakini mauq dipergunakan
maraq bubus jari dijadikan pupuk saq ditaburkan leq bangket dait kebon éléq waktu malem jelo
seraya nunas doa éléq saq besar onang jari mendapatkan kesuburan gumi dait mauq pertanian saq
séré melimpah.

Ber maraq kegiatan digelar sebelum dait sesudah terlaksananya perang Topat. Diantaranya angkat
royong masyarakat saq dilaksanakan ummat Hindu dait warga suku Sasak leq Pelataran Pura dait
Kemaliq Lingsar. Memasang atau memasang perlengkapan upacarâ dait Sabun Rah èndah
dilaksanakan ummat Hindu dait Ummat Muslim Ssaak. Napak Tilas Negelingan Kerbau isiq Ummat
Islam Sasak dait Ummat HIndu. Persembahyangan Ummat Hindu dait perang Topat, saq dilaksanakan
ummat Hindu dait ummat.

Anda mungkin juga menyukai