Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PERENCANAAN GEOMETRIK

Geometrik jalan adalah perencanaan dari suatu ruas jalan secara lengkap,
meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan dan data dasar
yang ada atau tersedia dari hasil survey lapangan dan telah dianalisis dengan suatu
standar perencanaan (Fambella et al, 2009)

Perencanaan geometrik jalan adalah perencanaan route dari suatu ruas


jalan, meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan dan data
dasar yang ada atau tersedia dari hasil survey lapangan dan telah dianalisis serta
mengacu pada ketentuan yang berlaku. (Shirley, 2000, dalam Pramudiana D.,
2007). Dalam perencanaan geometrik jalan, terdapat 2 (dua) :

 Alinyemen Horizontal (situasi/trase jalan).

 Alinyemen Vertikal (potongan memanjang/profile)

Tujuan perencanaan geometrik jalan adalah untuk menghasilkan kondisi


geometrik jalan yang mampu memberikan pelayanan lalu lintas secara optimum
sesuai dengan fungsi jalan. Disamping itu fungsi dari perencanaan ini adalah
berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan dalam berlalu lintas bagi pemakai
jalan (Fambella et al, 2009)

Untuk melakukan suatu perencanaan geometrik jalan terdapat beberapa


kriteria sebagai pertimbangan untuk mengoptimalkan hasil perencanaan.
Parameter-parameter ini merupakan penentu tingkat kenyamanan dan keamanan
yang dihasilkan oleh suatu bentuk geometrik jalan. Parameter-parameter tersebut
adalah:

1) Kendaraan Rencana adalah kendaraan yang dimensi dan radius putarnya


dipakai sebagai acuan dalam perencanaan geometri jalan
2) Kecepatan rencana (VR), pada suatu ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih
sebagai dasar perencanaan geometri jalan yang memungkinkan kendaraan-
kendaraan bergerak dengan aman dan nyaman.

3) Jarak Pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi
pada saat mengemudi sedemikian sehingga jika pengemudi melihat suatu
halangan yang membahayakan, pengemudi dapat melakukan sesuatu untuk
menghidari bahaya tersebut dengan aman. Dibedakan dua Jarak Pandang, yaitu
Jarak Pandang Henti (Jh) dan Jarak Pandang Mendahului (Jd).

2.1.1 Alinyemen Vertikal

Alinyemen vertikal adalah perpotongan bidang vertikal dengan bidang


perkerasan jalan melalui sumbu jalan, yang umumnya biasa disebut dengan
profil/penampang memanjang jalan. (Saodang, 2004).

Jenis lengkung vertikal dilihat dari titik perpotongan kedua bagian yang
lurus (tangen) adalah:

1) Lengkung vertikal cembung, adalah lengkung yang membentuk titik potong


antara 2 tangen yang berada di bawah permukaan jalan.

2) Lengkung vertikal cekung, adalah lengkung yang membentuk titik potong


antara 2 tangen yang berada di atas permukaan jalan. Bentuk lengkung vertikal
yang umum digunakan adalah bentuk lengkung parabola sederhana.

2.2.2 Alinyemen Horizontal

Alinyemen horizontal adalah proyeksi dari sumbu jalan pada bidang


horizontal. Alinyemen horizontal dikenal juga dengan nama “situasi jalan” atau
“trase jalan”. Alinyemen horizontal berupa garis lurus yang dihubungkan dengan
garis lengkung. Garis lengkung dapat berupa busur lingkaran dan busur peralihan,
busur peralihan saja ataupun busur lingkaran saja. (Sukiman, 1999) Ada tiga jenis
bentuk lengkung horizontal, yaitu:
1) Lengkung busur lingkaran sederhana (FC)

2) Lengkung Spiral – Circle – Spiral (SC-S)

3) Lengkung Spiral – Spiral (S-S)

Anda mungkin juga menyukai