Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D.IV KEPERAWATAN MATARAM

CECKLIST MENGATUR POSISI FOWLER

Nama :…………………………………………………………………..
No. Mhs :…………………………………………………………………..

Aspek yang dinilai Nilai


0 1 2
Definisi:
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana
bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan setinggi 75-
90º tanpa fleksi lutut.
Tujuan :
1. Untuk mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
2. Untuk meningkatkan rasa nyaman
3. Untuk meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga
meningkatnya ekspansi dada dan ventilasi paru
4. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi
yang menetap

Indikasi :
1. Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
2. Pada pasien yang mengalami imobilisasi

Kontra Indikasi :
1. Pada pasien refraktur

PELAKSANAAN
Tahap Pre interaksi
a. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien atau
keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam
6. Klien atau keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai
8. Memperlihatkan kesabaran, penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak ( waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan )

b. Persiapan alat dan bahan


1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Footboard (bantalan kaki)
4. Sarung tangan (jika diperlukan)
5. Selimut
c. Persiapan lingkungan
Sampiran
Tahap Orientasi :
1. Beri salam dan memperkenalkan diri
2. Identifikasi nama pasien
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan
Tahap kerja :
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan jika diperlukan
2. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala
dinaikkan
3. Naikkan kepala tempat tidur 75-90º
4. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva
lumbal jika ada celah disana
5. Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien
6. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai
tumit
7. Pastikan tidak terdapat tekanan pada area popliteal dan
lutut dalam keadaan fleksi
8. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan
bantalan kaki
9. Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan
tangan jika klien memiliki kelemahan pada kedua tangan
tersebut
10. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
11. Dokumentasikan tindakan
Tahap Terminasi :
1. Evaluasi perasaan klien (merasa aman dan nyaman) dan
keluhan pasien
2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3. Berikan reinforcemenr sesuai dengan kemampuan
pasien
Tahap Dokumentasi :
Catat sluruh hasil tindakan dalam tindakan keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D.IV KEPERAWATAN MATARAM

CECKLIST MENGATUR POSISI SEMI FOWLER

Nama :…………………………………………………………………..
No. Mhs :…………………………………………………………………..
Aspek yang dinilai Nilai
0 1 2
Definisi:
Posisi semi fowler adalah posisi tempat tidur dengan menaikkan
kepala dan dada setinggi 15-45º tanpa fleksi lutut.

Tujuan :
1. Mobilisasi
2. Memberikan perasaan lega pada klien sesak nafas
3. Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan

Indikasi :
1. Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
2. Pada pasien yang mengalami imobilisasi

Kontra Indikasi :
1. Pada pasien refraktur

PELAKSANAAN
Tahap Pre interaksi
a. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang
prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien atau
keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam
6. Klien atau keluarga diberi kesempatan bertanya
untuk klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai
8. Memperlihatkan kesabaran, penuh empati, sopan,
dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak ( waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan )

b. Persiapan alat dan bahan


1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Footboard (bantalan kaki)
4. Sarung tangan (jika diperlukan)
5. Selimut
c. Persiapan lingkungan
Sampiran
Tahap Orientasi :
1. Beri salam dan memperkenalkan diri
2. Identifikasi nama pasien
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan
Tahap kerja :
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan jika diperlukan
2. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala
dinaikkan
3. Naikkan kepala tempat tidur 15-45º untuk semi fowler
4. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal
jika ada celah disana
5. Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien
6. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit
7. Pastikan tidak terdapat tekanan pada area popliteal dan lutut
dalam keadaan fleksi
8. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan
kaki
9. Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan
jika klien memiliki kelemahan pada kedua tangan tersebut
10. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
11. Dokumentasikan tindakan
Tahap Terminasi :
1. Evaluasi perasaan klien (merasa aman dan nyaman) dan
keluhan pasien
2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3. Berikan reinforcemenr sesuai dengan kemampuan pasien
Tahap Dokumentasi :
Catat sluruh hasil tindakan dalam tindakan keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D.IV KEPERAWATAN MATARAM

==================================================================

CECKLIST MENGATUR POSISI ORTHOPENEA

Nama :…………………………………………………………………..
No. Mhs :…………………………………………………………………..
Aspek yang dinilai Nilai
0 1 2
Definisi:
Posisi orthopenea adalah posisi pasien duduk dengan menyandarkan
kepala pada penampang yang sejajar dada, seperti meja.

Tujuan :
Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas
yang ekstrim dan tidak bisa tidur terlentang atau posisi kepala hanya
bisa pada elevasi sedang

Indikasi :
1. Pasien dengan sesak berat
2. Pasien yang tidak bisa tidur terlentang

Kontra Indikasi :
1. Pada pasien refraktur

PELAKSANAAN
Tahap Pre interaksi
a. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilaksanakan
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien atau
keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis
serta tidak mengancam
6. Klien atau keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai
8. Memperlihatkan kesabaran, penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan
tindakan
9. Membuat kontrak ( waktu, tempat dan tindakan yang akan
dilakukan )
b. Persiapan alat dan bahan
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Bantalan kaki
c. Persiapan lingkungan
Sampiran
Tahap Orientasi :
1. Beri salam dan memperkenalkan diri
2. Identifikasi nama pasien
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan
Tahap kerja :
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan jika diperlukan
2. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala
dinaikkan
3. Naikkan kepala tempat tidur 90º
4. Letakkan bantal kecil di atas meja yang menyilang di atas
tempat tidur
5. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit
6. Pastikan tidak terdapat tekanan pada area popliteal dan lutut
dalam keadaan fleksi
7. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan
kaki
8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
9. Dokumentasikan tindakan
Tahap Terminasi :
1. Evaluasi perasaan klien (merasa aman dan nyaman) dan
keluhan pasien
2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3. Berikan reinforcemenr sesuai dengan kemampuan pasien
Tahap Dokumentasi :
Catat sluruh hasil tindakan dalam tindakan keperawatan

Keterangan :
0 = Tidak dikerjakan
1 = Dikerjakan tidak lengkap/tidak sempurna
2 = Dikerjakan dengan benar/sempurna

Penguji Praktek

(………………………………)

Anda mungkin juga menyukai