Anda di halaman 1dari 16

®

BAB 19
Perkembangan Teori Siklus Bisnis

MAKROEKONOMI, edisi ke-6.


N. Gregory Mankiw

Dimodifikasi Oleh:
L SUPARTO LM

Chapter NineteenFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MAJALENGKA 1


Chapter Nineteen 2
• Interpretasi pasar tenaga kerja : Apakah fluktuasi pada
kesempatan kerja merefleksikan perubahan kuantitas
tenaga kerja yang ditawarkan ?
• Pentingnya guncangan teknolog : Apakah fungsi
produksi perekonomian mengalami pergeseran besar,
eksogen dalam jangka pendek ?
• Netralitas uang : Apakah perubahan jumlah uang
beredar hanya memiliki dampak nominal ?
• Fleksibilitas upah dan harga: Apakah upah dan harga
disesuaikan dengan cepat dan utuh untuk
menyeimbangkan penawaran dan permintaan ?

Chapter Nineteen 3
• Teori siklus bisnis riil menekankan ide bahwa kuantitas tenaga
kerja yang ditawarkan pada waktu tertentu bergantung pada
insentif yang diterima pekerja.
• Keinginan merealokasi jam kerja disebut substitusi tenaga kerja
antarwaktu (intertemporal substitution of labor).

Perhatikan contoh ini :


Anggap W1 adalah upah riil dalam perioda pertama.
Anggap W2 adalah upah riil dalam perioda kedua.
Anggap r adalah tingkat bunga riil.
Jika Anda bekerja di perioda pertama, dan menabung pendapatan Anda,
Anda akan punya (1 + r)W1 setahun kemudian. Jika Anda bekerja di
Chapter Nineteen 4
perioda 2, Anda akan punya W2.
Upah Relatif Antarwaktu = (1 + r) W1
W2

Bekerja di perioda pertama lebih atraktif jika tingkat bunga tinggi


atau jika upah realtif tinggi terhadap upah yang diharapkan di masa
depan.

Menurut teori siklus bisnis riil, semua pekerja melakukan analisis


biaya-manfaat ini ketika memutuskan apakah akan bekerja atau
bersantai di waktu senggang. Jika upah tinggi, atau jika tingkat bunga
tinggi, itu adalah waktu yang baik untuk bekerja. Jika upah atau
tingkat bunga rendah, maka itu adalah waktu yang baik untuk
menikmati waktu senggang.
Chapter Nineteen 5
Kritikus teori siklus bisnis riil percaya :
• Fluktuasi kesempatan kerja tidak merefleksikan perubahan jumlah
orang yang ingin bekerja.
• Kesempatan kerja yang diinginkan tidak sensitif terhadap upah ril dan
tingkat bunga riil—pengangguran berfluktuasi selama siklus bisnis.
• Pengangguran tinggi selama resesi menyatakan bahwa pasar tidak jelas
dan upah tak menyeimbangkan permintaan dan penawaran tenaga kerja.

Kritik terhadap

Pendukung teori ini menjawab : Teori


Sklus Bisnis
• Statistik pengangguran Riil

sulit diinterpretasi.
• Hanya karena tingkat
pengangguran tinggi,
tak berarti substitusi tenaga
kerja antarwaktu tidak penting.
Chapter Nineteen 6
Pentingnya
Guncangan
Teknologi

Chapter Nineteen 7
Teori Siklus
Bisnis Riil

Teori siklus bisnis riil mengasumsikan perekonomian kita


mengalami fluktuasi teknologi, yang menentukan
kemampuan kita mengubah input (modal dan tenaga kerja)
menjadi output (barang dan jasa), dan bahwa fluktuasi
teknologi ini menyebabkan fluktuasi output dan
kesempatan kerja.

Chapter Nineteen 8
Kritikus teori siklus bisnis riil :
• Skeptis bahwa perekonomian mengalami guncangan teknologi besar,
dan menyatakan bahwa perbaikan teknologi terjadi bertahap.
• Percaya kemunduran teknologi itu tidak masuk akal.
Pendukung teori ini menjawab :
• Memandang guncangan
Kritik terhadap
teknologi secara luas. Teori Siklus
• Percaya peristiwa, meskipun bukan Bisnis Riil

teknologi, memiliki dampak


serupa pada perekonomian
(misal, cuaca, peraturan,
harga minyak).

Chapter Nineteen 9
Teori siklus bisnis riil berasumsi bahwa uang itu netral, bahkan dalam
jangka panjang. Yakni, uang diasumsikan tidak mempengaruhi
variabel riil seperti output dan kesempatan kerja.
Pengkritik berpendapat bukti tidak mendukung netralitas moneter
jangka-pendek. Mereka menunjukkan bahwa penurunan pertumbuhan
uang dan inflasi hampir selalu dikaitkan dengan perioda
pengangangguran tinggi.
Pendukung teori ini berpendapat pengkritik mereka dibingungkan oleh
arah sebab-akibat antara uang dan output. Mereka mengklaim jumlah
uang beredar adalah endogen : fluktuasi output dapat menyebabkan
fluktuasi jumlah uang beredar. Contohnya, ketika Y naik, karena
guncangan teknologi, kuantitas uang yang diminta meningkat. Fed bisa
meningkatkan jumlah uang beredar untuk mengakomodasi permintaan
yang lebih
Chapter besar. Ini memberi ilusi netralitas non-uang.
Nineteen 10
Pendukung teori siklus bisnis riil percaya asumsi harga fleksibel
adalah superior secara metodologis terhadap asumsi harga kaku.

Pengkritik menunjukkan bahwa upah dan harga tidak fleksibel.


Mereka percaya bahwa ketidakfleksibelan ini menjelaskan baik
keberadaaan pengangguran dan ketidaknetralan uang. Untuk
menjelaskan mengapa harga kaku, mereka mengandalkan berbagai
teori Keynesian baru yang kita diskusikan berikut.

Chapter Nineteen 11
Perekonomian
Keynesian

Chapter Nineteen 12
Perekonomian Keynesian Baru
Sebagian besar ekonom skeptis terhadap teori siklus bisnis riil dan
percaya bahwa fluktuasi jangka-pendek output dan kesempatan kerja
merepresentasikan penyimpangan dari tingkat alami variabel-variabel ini.
Mereka berpikir bahwa penyimpangan ini terjadi karena upah dan harga
lambat menyesuaikan terhadap perubahan kondisi ekonomi. Kekakuan
ini membuat kurva penawaran agregat jangka-pendek miring ke atas
bukannya vertikal. Hasilnya, fluktuasi permintaan agregat menyebabkan
fluktuasi jangka-pendek pada output dan kesempatan kerja.

Tapi, mengapa harga kaku ? Penelitian Keynesian baru telah mencoba


menjawab pertanyaan ini dengan memeriksa mikroekonomi di belakang
penyesuaian harga jangka-pendek. Dengan begitu, teori tradisional
fluktuasi jangka-pendek dicoba diletakkan pada fondasi teoretis yang
lebih kuat.
Chapter Nineteen 13
Salah satu alasan harga tidak segera menyesuaikan dalam jangka
pendek adalah adanya biaya penyesuaian harga. Untuk mengubah
harga, perusahaan mungkin perlu mengirim daftar harga baru pada
konsumen. Biaya penyesuaian harga ini disebut biaya menu (menu
costs). Ketika perusahaan mengurangi harganya, ia mengurangi
secara marjinal tingkat harga keseluruhan, menaikkan keseimbangan
riil.

Dampak makroekonomi dari suatu penyesuaian harga perusahaan


pada permintaan akan produk perusahaan lain disebut eksternalitas
permintaan agregat (aggregate-demand externality).
Chapter Nineteen 14
Sebagian ekonom Keynesian baru menyatakan resesi berasal dari
kegagalan koordinasi di antara pembuat keputusan. Kegagalan
koordinasi dapat muncul dalam penetapan upah dan harga, karena yang
menetapkannya harus mengantisipasi tindakan pembuat upah dan harga
yang lain. Moral dari cerita ini adalah harga bisa kaku karena orang
mengharapkannya demikian, meskipun tak ada yang menginginkannya.

Tidak semua orang dalam perekonomian menetapkan upah dan harga


baru di waktu yang sama. Melainkan, penyesuaian upah dan harga
sepanjang perekonomian dikejutkan. Pengejutan memperlambat proses
koordinasi dan penyesuaian harga. Pengejutan membuat tingkat upah dan
harga menyesuaikan bertahap, meskipun upah dan harga individual15
Chapter Nineteen
berubah banyak.
Teori siklus bisnis riil (Real business cycle theory)
Perekonomian Keynesian baru (New Keynesian economics)
Substitusi tenaga kerja antarwaktu (Intertemporal substitution of labor)
Residu Solow (Solow residual)
Penimbunan tenaga kerja (Labor hoarding)
Biaya menu (Menu costs)
Eksternalitas permintaan-agregat (Aggregate-demand externality)
Kegagalan koordinasi (Coordination failure)

Chapter Nineteen 16

Anda mungkin juga menyukai