Contoh Draft Proposal Skripsi
Contoh Draft Proposal Skripsi
Melihat faktor masa depan yang penuh dengan ketidakpastian membuat banyak orang
mengalokasikan sebagian dananya untuk berinvestasi. Karena hakikatnya manfaat investasi
akan diterima dimasa mendatang. Sebagai salah satu wahana investasi, pasar modal
merupakan financial assets untuk memobilisasi modal dan sekaligus membuat perusahaan
menjadi lebih profesional. Pasar modal memiliki peran strategis dalam perekonomian
modern, sehingga pasar modal disebut juga sebagai indikator utama perekonomian negara
(leading indicator of economy). Sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia
berpotensi untuk menjadi pasar yang besar untuk mengembangkan industri keuangan syariah
terutama pasar modal syariah. Pasar modal syariah sendiri merupakan investasi yang
instrumennnya merupakan saham syariah yang menyatakan bukti kepemilikan perusahaan-
perusahaan berbasis syariah.
Dewasa ini perkembangan ekonomi syariah telah tumbuh dan berkembang pesat pada
perekonomian Indonesia, baik di kalangan akademisi maupun praktisi. Hal ini juga
berimplikasi pada berkembangnya pasar modal syariah yang merupakan bagian dari industri
keuangan syariah. Salah satu indeks pasar modal berbasis syariah yang digunakan oleh Bursa
Efek Indonesia (BEI) adalah Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diterbitkan oleh
Bapepam-LK sebagai regulator yang berwenang dan bekerjasama dengan Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) pada 12 Mei 2011. Konstituen ISSI adalah
seluruh saham yang tergabung dalam Daftar Efek Syariah (DES) dan tercatat di BEI dimana
saat ini jumlah konstituen ISSI sudah lebih dari 331 saham.ISSI digunakan sebagai sarana
untuk memudahkan dan menarik investor muslim dalam pemilihan investasi di pasar modal
yang seringkali diragukan kehalalannya, meskipun tidak semua investor saham syariah adalah
mereka yang beragama Islam. Secara singkat, pasar modal syariah menggunakan prinsip,
prosedur, asumsi, instrument, dan aplikasi yang bersumber pada nilai Islam yaitu AlQuran
dan As-Sunnah yang kemudian disajikan dalam bentuk Fatwa DSN-MUI terkait pasar modal
syariah. Dari Fatwa tersebut kemudian diaplikasikan oleh lembaga pengawas yaitu Bapepam-
LK serta pelaksana yaitu Bursa Efek Indonesia, emiten, dan investor.
Harga saham adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan keputusan
investor untuk menanamkan modalnya. Harga saham dapat terbentuk dari mekanisme
penawaran dan permintaan pada pasar modal. Menurut Muksal (2015) Harga saham terbentuk
1
tidak cukup hanya dari sisi permintaan dan penawaran (atau bahkan tidak sama sekali) yang
dapat mempresentasikan terbentuknya harga saham tersebut, akan tetapi ada beberapa faktor
yang mungkin berpengaruh terhadap pembentukan harga saham.
Investor dalam melakukan analisis dan menilai saham di pasar modal secara umum
menggunakan 2 (dua) pendekatan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal, yang
secara bersama-sama akan membentuk kekuatan pasar dengan interaksi antara permintan dan
penawaran yang berpengaruh terhadap transaksi saham perusahaan sehingga harga saham
akan mengalami berbagai fluktuasi. Metode analisis tersebut dapat digunakan untuk
mengurangi risiko, selain itu juga untuk menghindari spekulasi yang sangat dekat dengan
maysir yang dilarang dalam prinsip berinvestasi sesuai syariah Islam. Karena pada dasarnya,
kegiatan spekulasi dalam trading saham merupakan tindakan yang tanpa dasar dan analisis
yang jelas, hanya karena rumor atau ikut-ikutan semata. Dengan adanya analisis yang cermat
dalam mengambil keputusan berinvestasi, kegiatan spekulasi dapat dihindari.
2
Menurut Reilly (1992) dalam Oksiana Jatiningsih (2007) mengemukakan ada dua
pendapat mengenai hubungan antara tingkat inflasi dengan harga saham. Pendapat pertama
menyatakan bahwa ada korelasi positif antara inflasi dengan harga saham. Pendapat ini
didasarkan pada asumsi bahwa inflasi yang terjadi adalah demand pull inflation, yaitu inflasi
yang terjadi karena adanya kelebihan permintaan atas penawaran barang yang tersedia. Pada
keadaan ini, perusahaan dapat membebankan peningkatan biaya kepada konsumen dengan
proporsi yang lebih besar sehingga keuntungan perusahaan meningkat. Dengan demikian,
akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membayar deviden dan akan memberikan
penilaian positif pada harga saham. Pendapat yang kedua menyatakan bahwa ada korelasi
negatif antara inflasi dengan harga saham. Pendapat ini didasarkan pada asumsi bahwa inflasi
yang terjadi adalah cost push inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya
produksi. Dengan adanya kenaikan harga bahan baku dan tenaga kerja, sementara
perekonomian dalam keadaan inflasi maka produsen tidak rnetnpunyai keberanian untuk
menaikkan harga produknya. Hal ini akan mengakibatkan keuntungan perusahaan untuk
membayar deviden pun menurun yang akan berdampak pada penilaian harga saham yang
negatif.
Di antara berbagai sektor industry yang terdapat di Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI), ada di dalamnya sektor consumer goods yang menurut penulis merupakan salah satu
sektor industri dengan tingkat pengaruh yang besar, dikarenakan sektor consumer goods
merupakan salah satu sektor industri yang paling sering bersentuhan dengan masyarakat
dikarenakan hasil produksi industri pada sektor ini adalah barang-barang yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat, yang memiliki peran strategis dalam upaya menyejahterakan
kehidupan masyarakat dimana produknya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, baik
berupa barang–barang maupun berupa makanan dan minuman.
Tingkat kapitalisasi pasar yang besar menjadi salah satu alasan yang menjadikan
saham suatu perusahaan memiliki keunggulan dibanding saham-saham dari sektor industri
sejenis, tentunya pencapaian ini tidak terlepas dari kinerja keuangan perusahaan yang sangat
baik yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan. Namun, sebagai investor tidaklah cukup jika
hanya mengetahui suatu saham memiliki prospek yang cerah tanpa mencari tahu dan
menganalisa sendiri apakah benar saham perusahaan tersebut merupakan saham yang layak
dibeli dan dimiliki. Maka investor perlu melakukan analisa terhadap saham ini melalui
berbagai cara dan metode yang akan menghasilkan kesimpulan yang berguna sebagai
3
referensi pengambilan keputusan sebelum melakukan investasi pada saham perusahaan yang
bergerak , terutama di sektor consumer goods. Dalam hal ini, analisis fundamental saham
ialah suatu cara yang paling banyak digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai
kondisi perusahaan apakah perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk tumbuh dan
berkembang di masa mendatang (prospektif) yang diteliti melalui berbagai faktor yakni faktor
makro ekonomi, faktor kondisi industry atau pasar serta faktor perusahaan itu sendiri,
sehingga hasil dari penelitian ini menjadi suatu informasi yang berguna bagi investor dalam
pengambilan keputusan berinvestasi pada saham-saham perusahaan yang bergerak di sektor
barang konsumsi atau consumer goods.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini berjudul
“Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Tingkat Inflasi Terhadap Harga Saham Syariah
(Studi Pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah
Indonesia di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
2. Bagaimana pengaruh Tingkat Inflasi terhadap harga saham syariah pada sektor
Consumer Goods yang terdaftar pada Indeks Saham Syariah Indonesia di Bursa
Efek Indonesia Periode 2011-2015?
4
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
2. Untuk mengetahui pengaruh Tingkat Inflasi terhadap harga saham syariah pada
sektor Consumer Goods yang terdaftar pada Indeks Saham Syariah Indonesia di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015?
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Investor
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk pengambilan keputusan
investasi bagi investor yang ingin menginvestasikan dananya pada pasar modal terutama
pada sektor Consumer Goods. Melalui analisis pengaruh Profitabilitas dan Tingkat Inflasi
terhadap harga saham syariah pada sektor Consumer Goods.
5
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan yang berguna dalam
memperkaya koleksi dalam ruang lingkup karya-karya penelitian dan menambah wawasan
baru bagi pihak akademisi. Serta dapat dijadikan referensi penelitian berikutnya.
E. Hipotesa Penelitian
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan hipotesa pada penelitian ini
yaitu :
F. Ruang Lingkup
G. Asumsi
6
2. Return On Equity atau sering disingkat dengan singkatan ROE merupakan rasio
yang membagi laba setelah pajak dengan rata-rata modal pada sebuah perusahaan.
Rasio ini digunakan untuk melihat tingkat efisiensi perusahaan dalam mengelola
equitynya untuk menghasilkan laba bersih perusahaan.
3. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus menerus. Kejadian
inflasi akan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Hal ini terjadi
dikarenakan dalam inflasi akan terjadi penurunan tingkat pendapatan.
2. Return On Equity
Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk memperoleh
laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini bisa dihitung dengan
membagi laba bersih dengan jumlah ekuitas perusahaan.
3. Tingkat Inflasi
Variabel yang digunakan adalah tingkat inflasi bulanan yang merupakan
perubahan kenaikan harga-harga umum secara terus menerus, yang dilihat dari laju
inflasi yang terjadi di Indonesia dan dinyatakan dalam persen.
7
I. Tinjauan Pustaka
Istilah pasar modal dipakai sebagai terjemahan dari kata “stock market.”, Menurut
Rosenberg (1983): Pasar modal merupakan tempat pembelian dan penjualan surat
berharga (efek) dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan bagi kedua belah pihak
dari sekuritas yang diperdagangkan.
Menurut ketentuan fiqh, istilah modal dapat diartikan sebagai “Segala sesuatu
(kepemilikan harta) yang memungkinkan dapat menghasilkan harta lain” (Syafei,
2004:41).
Sedangkan yang dimaksud dengan pasar modal syariah adalah pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
Instrumen yang diperdagangkan di pasar modal konvensional adalah surat utang dan
surat berharga komersil seperti saham, right, warrant, option, dan sebagainya. Demikian
8
juga yang berlaku di pasar modal syariah, tatapi instrument tersebut sudah disesuaikan
dengan prinsip-prinsip syariah, terutama prinsip bagi hasil.
2. Sekuritas Utang (debt securisation) atau penerbitan surat utang yang timbul atas
transaksi jual beli atau merupakan sumber pendanaan bagi perusahaan.
3. Sekuritas modal, sekuritas ini merupakan emisi surat berharga oleh perusahaan
emiten yang telah terdaftar dalam pasar modal syariah dalam bentuk saham.
Sekuritas modal ini juga dapat dilakukan oleh perusahaan yang sahamnya dimiliki
secara terbatas (nongo public) dengan mengeluarkan saham atau membeli saham.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka efek-efek yang diperdagangkan dalam pasar
modal syariah hanya yang memenuhi kriteria syariah seperti saham syariah, obligasi
syariah, dan reksa dana syariah. Selain itu, terdapat pula instrumen pasar modal syariah
dengan prinsip muqaradah/mudharab funds dan muraqadhah/mudarabah bonds (obligasi
muraqadah/ mudharabah).
Islam sebagai din yang komprehensif (syumul) dalam ajaran dan norma mengatur seluruh
aktifitas manusia di segala bidang. Investasi sebagai salah satu bagian dari aktifitas
perekonomian tidak dapat mengabaikan aspek postulat, konsep, serta diskursus yang
9
menjadikan background dalam pembentukan sebuah pengetahuan yang memiliki
multidimensi yang mendasar dan mendalam. Islam sangat menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan yang memiliki gradasi (tadrij), dari tahapan diskursus (‘ilmu al yaqin),
implementasi (‘ain al yaqin), serta hakikat akan sebuah ilmu (haqq al yaqin). Scheller dalam
trichotomy pengetahuan menjelaskan instrumental (herrschafswissen), pengetahuan
intelektual (beldungswissen), dan pengetahuan spiritual (erlosungswissen) sebagaimana
dituangkan oleh Rich dalam bukunya the knowledge cycle. (Nurul Huda, 2007).
Investasi merupakan salah satu ajaran dari konsep Islam yang memenuhi tadrij dari
trichotomy pengetahuan tersebut. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa konsep investasi
selain sebagai pengetahuan juga bernuansa spiritual karena menggunakan norma syariah,
sekaligus merupakan hakikat dari sebuah ilmu dan amal, oleh karenanya investasi sangat
dianjurkan bagi setiap muslim.
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan
biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan
datang. Menurut Tandelilin (2001), investasi dapat diartikan sebagai komitmen atas sejumlah
dana/ sumber dana lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh
sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang.
Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah
uang. Tujuan investasi yang lain secara lebih khusus lagi adalah untuk mendapatkan
kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang, mengurangi tekanan inflasi dan
dorongan untuk menghemat pajak (Tandelilin, 2001).
3. Harga Saham
Menurut Hendro (2014, hal. 357) saham merupakan penyertaan modal seseorang atau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan. Pemegang saham dapat
memperoleh keuntungan saham berupa 1) dividen yaitu pembagian keuntungan yang
dibagikan perusahaan; 2) Capital gain yaitu selisih antara harga beli dan harga jual, terbentuk
dari aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Maryanne (2009) mendefinisikan harga
saham sebagai harga jual saham sebagai konsekuensi dari posisi tawar antara penjual dan
pembeli saham, sehingga nilai pasar menunjukkan fluktuasi dari harga saham.
10
Harga saham adalah nilai dari penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu
perusahaan. Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham,
maka harganya akan semakin naik. Dan sebaliknya jika semakin banyak investor yang
menjual atau melepaskan maka akan berdampak pada turunnya harga saham (Aniesma,
2012).
Para pemodal tentunya termotivasi untuk melakukan investasi pada suatu
instrumen yang diinginkan, dengan harapan untuk mendapatkan kembalian investasi yang
sesuai. Semakin tinggi harga saham berarti semakin tinggi pula kekayaan pemegang
saham. Harga saham dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut
(Maryanne, 2009).
1. Nominal price yaitu nilai yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar
saham yang dikeluarkan.
2. Initial price merupakan harga sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa efek,
setelah bernegoisasi dengan peminjam emisi (underwriter), akan dijual kepada
masyarakat, setelah itu penjamin emisi juga membuka counter untuk melakukan
penjualan saham emiten.
3. Market price yaitu harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain.
Harga ini terjadi setelah saham tersebut tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dalam
transaksi ini tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin saham.
Keown (2011, hal.269) menjelaskan tentang perhitungan nilai suatu saham yang
tidak memiliki tanggal jatuh tempo atau berlangsung selama bertahun-tahun adalah
sebagai berikut:
D1 D2 Dn
Vcs = + + …
1 2 n
( 1 + kcs) ( 1 + kcs) (1 + kcs)
Jika asumsi pertumbuhan dividen konstan, maka perhitungan nilai saham adalah
sebagai berikut (Keown, 2011, hal.270):
D1
Vcs =
kcs - g
11
Keterangan :
Vcs = nilai saham biasa (harga saham)
D1 = dividen dalam tahun 1
kcs = tingkat pengembalian yang disyaratkan
g = tingkat pertumbuhan
Harga saham dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal
perusahaan. Faktor internal antara lain adalah fundamental perusahaan seperti
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Faktor eskternal meliputi
faktor yang bersifat teknis seperti kondisi dan aktifitas yang terjadi pada pasar modal,
faktor yang bersifat sosial politik seperti kebijakan moneter dan keadaan politik suatu
negara, serta faktor makro ekonomi seperti tingkat umum aktifitas ekonomi, tingkat
inflasi dan tingkat suku bunga (Priatinah dan Kusuma, 2012).
ISSI merupakan indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang
tercatat di BEI. Konstituen ISSI adalah keseluruhan saham syariah tercatat di BEI dan
terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES). Konstituen ISSI direview setiap 6 bulan sekali
(Mei dan November) dan dipublikasikan pada awal bulan berikutnya. Konstituen ISSI juga
dilakukan penyesuaian apabila ada saham syariahyang baru tercatat atau dihapuskan dari
DES. Metode perhitungan indeks ISSI menggunakan rata-rata tertimbang dari kapitalisasi
pasar. Tahun dasar yang digunakan dalam perhitungan ISSI adalah awal penerbitan DES
yaitu Desember 2007. Indeks ISSI diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011.
ROE sangat bergantung pada besar kecilnya perusahaan, misalnya untuk perusahaan
kecil tentu memiliki modal yang relative kecil, sehingga ROE yang dihasilkanpun kecil ,
begitu pula sebaliknya untuk perusahaan besar. ROE ( Return On Equity )
12
membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas yang telah diinvestasikan
pemegang saham perusahaan (Van Horne dan Wachowicz, 2005:225). Rasio ini
menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para
pemegang saham, dan sering kali digunakan dalam membandingkan dua atau lebih
perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif.
ROE sangat menarik bagi pemegang saham maupun calon pemegang saham , dan
juga bagi manajemen Karena rasio tersebut merupakan ukuran atau indicator penting dari
shareholders value cration, artinya semakin tinggi rasio ROE , semakin tinggi pula nilai
perusahaan, hal ini tentunya merupakan daya tarik bagi investor untuk menanamkan
modalnya diperusahaan tersebut.
Menurut Gibson ( 2001:294),” Return On Equity measures the return to the common
stockholders the residual owner”. Pengembalian laba atas ekuitas yang terdiri dari saham
biasa (Return On Common equity) merupakan alat ukur terhadap pengembalian laba
kepada pemegang saham biasa. Rasio ini menggambarkan berapa persen diperoleh laba
bersih bila diukur dari modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik karena berarti
posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian juga sebaliknya.
13
secara efisisen untuk menghasilkan pendapatan. Seperti rasio keuangan tradisional pada
umumnya ROE tidak mempertimbangkan unsur resiko dan jumlah modal yang
diinvestasikan karena ROE hanya melihat sisi laba dan jumlah saham yang beredar.
6. Tingkat Inflasi
a. Definisi Inflasi
Menurut Sukirno (2004:27) Inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku
dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat
inflasi adalah presentasi kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding
dengan tahun sebelumnya. Inflasi merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh
perekonomian. Sampai dimana buruknya masalah ini berbeda diantara satu waktu ke
waktu yang lain. Tingkat inflasi, yaitu presentasi kecepatan kenaikan harga-harga dalam
suatu tahun tertentu, biasanya digunakan untuk menunjukan sampai dimana buruknya
masalah ekonomi yang dihadapi (Sukirno, 2002).
Inflasi merupakan proses yang dinamis. Adanya inflasi mengesankan bahwa tingkat
harga dan variabel-variabel lainnya secara sistematis dan berkesinambungan selalu berada
diluar keseimbangan. Muchtar (1994:315). Menurut Rahardja dan Manurung (2004:164-
166) Untuk mengetahui tingkat inflasi yang berlaku dalam suatu periode tertentu ada
beberapa indikator makroekonomi yang digunakan yaitu:
1. Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index) Indeks Harga Konsumen (IHK)
adalah angka indeks yang menunjukkantingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli
konsumen dalam satu periode tertentu. IHK dihitung berdasarkan harga barang dan jasa
yang dikonsumsi masyarakat dalam satu periode tertentu. Inflasi dapat diperoleh dengan
rumus:
J. Kerangka Pemikiran
14
Berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya, maka variabel yang dipakai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : profitabilitas dan tingkat inflasi sebagai variabel
independen sedangkan untuk varibel dependennya adalah harga saham. Sehingga kerangka
penelitian ini dapat digambarkan seperti pada gambar berikut :
X1
Profitabilitas H1
Y
H3
Harga Saham Syariah
X2 H2
Tingkat Inflasi
K. Hipotesis
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, data
tersebut di peroleh dari situs web Bank Indonesia (http//:www.bi.go.id) dan dari web
Bursa Efek Indonesia (http//:www.idx.co.id)
a. Populasi
Definisi dari populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk di selidiki.
Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit
mempunyai satu sifat yang sama.(Sutrisno; 1996 h 220) Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh saham-saham yang terdaftar ke dalam Daftar Efek Syariah sektor
Consumer Goods selama periode tahun 2011 hingga tahun 2015 yaitu sejumlah 31
emiten.
15
b. Sampel
16
Pengujian terhadap asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah suatu model
regresi tersebut baik atau tidak jika digunakan untuk melakukan penaksiran. Suatu
model dikatakan baik apabila bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), yaitu
memenuhi asumsi klasik atau terhindar dari masalah-masalah multikolinieritas,
heteroskedastisitas, autokorelasi maupun uji linearitas. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini dilakukan uji terhadap asumsi klasik, apakah terjadi penyimpangan-
penyimpangan atau tidak, agar model penelitian ini layak untuk digunakan.
a. Uji Normalitas
b. Uji Heteroskedastisitas
c. Uji Autokorelasi
17
Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dikatakan ada autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lain. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat digunakan dengan uji
Durbin Watson, dimana kriteria pengujian menggunakan Durbin Watson dengan
angka antara -2<d<2 (Singgih Santoso,2010:213), dengan rincian antara lain :
d. Uji Multikolinieritas
Teknik analisis data yang digunakan didalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda adalah teknik
statistik melalui koefisien parameter untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Pengujian terhadap hipotesis baik secara
parsial maupun simultan, dilakukan setelah model regresi yang digunakan bebas
18
dari pelanggaran asumsi klasik. Tujuannya adalah agar hasil penelitian dapat
diinterpretasikan secara tepat dan efisien. Persamaan regresi tersebut adalah sebagai
berikut :
Y =a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan :
Y = Harga Saham Syariah
a = konstanta
b1….b2 = koefisien garis regresi
X1 = Profitabilitas
X2 = Inflasi
e = komponen kesalahan random (random eror)
Karena penelitian ini bersifat fundamental maka nilai koefisien regresi sangat
berarti sebagai dasar analisis. Koefisien b akan bernilai positif (+) jika
menunjukkan hubungan yang searah antara variabel independen dengan variabel
dependen, Artinya kenaikan variabel independen akan mengakibatkan kenaikan
variabel dependen, begitu pula sebaliknya jika variabel independent mengalami
penurunan. Sedangkan nilai b akan negatif jika menunjukkan hubungan yang
berlawanan. Artinya kenaikan variabel independen akan mengakibatkan penurunan
variabel dependen, demikian pula sebaliknya.
19
Ha : b1 ≠ b2 ≠ … ≠ bk ≠ 0
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan
statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
1) Quick Look: bila nilai F signifikansi F lebih kecil dari tingkat signifikansi maka
H0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima
hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara
serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
20
alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen.
2) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis hasil perhitungan dengan nilai
t menurut tabel. Bila nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel, maka H0
ditolak dan menerima Ha. Dimana rumus unttuk menentukan F-hitung adalah
sebagai berikut (Suharyadi, 2009 :229) :
M. Kepustakaan
21