Anda di halaman 1dari 2

Remaja pada umumnya menggunakan media sosial hanya mencari hiburan seperti menonton

video, film, bermain game, dan yang lainnya. Jenis – jenis media sosial yang menyediakan
hiburan seperti itu misalnya youtube, facebook, line, dan lainnya. Media sosial juga seringkali
digunakan oleh remaja untuk mencari informasi yang berkaitan erat dengan pelajaran sekolah.
Misalnya, mencari informasi yang berkaitan dengan pembuatan laporan praktikum maupun
laporan penelitian. Informasi yang dicari biasanya berkaitan dengan teori dan format penyusunan
laporan. Selain informasi yang berkaitan dengan tugas – tugas sekolah, maka para remaja juga
mencari informasi yang terkini seperti berita dan jenis informasi yang lainnya yang seringkali
tidak sesuai dengan usianya.

Tiga platform media sosial paling populer di kalangan remaja adalah YouTube (digunakan oleh
85 persen remaja, menurut survei 2018 Pew Research Center), Instagram (72 persen) dan
SnapChat (69 persen). Menurut laporan 2018 yang dikeluarkan oleh GlobalWebIndex, orang
berusia 16–24 tahun menghabiskan rata-rata tiga jam menggunakan media sosial setiap hari.
kebanyakan remaja saat ini menghabiskan hingga sembilan jam sehari di platform media sosial.
Sementara 30% dari total waktu yang dihabiskan online sekarang digunakan untuk interaksi di
media sosial, dimana sebagian besar waktu online menggunakan ponsel yaitu sekitar 60%.

Ketika membuka media sosial para remaja seperti kalap dan lupa waktu hingga membuat jadwal
kegiatan mereka menjadi berantakan terkadang waktu untuk belajar malah digunakan untuk
bermain media sosial. Remaja yang selalu ingin tahu semua akan merasa nyaman ketika bermain
media sosial dan menyelami semua informasi dari sosial media tanpa disaring terlebih dahulu
dan kemungkinan terburuknya jati diri mereka terpengaruhi oleh informasi buruk yang diterima
dari media sosial.

Bukan tak mungkin remaja yang menjadi korban penganiayaan di online justru malah melakukan
hal yang sama kepada orang lain. Menggunakan media sosial dengan cara yang cerdas adalah
salah satu upaya membentengi diri dari dampak negatif konsumsi media sosial terhadap
kesehatan mental. Kaburnya batasan antara ruang privat dan publik di media sosial berdampak
negatif terutama pada banyak kasus remaja di Indonesia. Perundungan, pengeroyokan yang
tragisnya berujung nyawa justru menjadi simalakama kehadiran media sosial bagi remaja di
Indonesia. Perubahan pola interaksi dengan kehadiran media sosial mengubah nilai-nilai
tradisional. Sayangnya, remaja justru menjadi korban akibat perubahan pola interaksi lewat
media sosial.

Media sosial tidak akan terlepas dari pengaruh positif maupun negatifnya, dampak itu tergantung
dari sipenggunanya sendiri. Walaupun masa remaja merupakan masa yang dapat dikatakan
sangat kritis karena memasuki masa pencarian transisi pencarian jati diri. Namun remaja juga
bisa membatasi diri sendiri dengan norma dan moral yang baik. Pembentukan karakter sejak dini
termasuk saat remaja sangatlah penting bagi masa depan diri remaja itu sendiri dan lebih luas
lagi bagi masa depan bangsa. Remaja sebagai penerus bangsa yang memiliki karakter yang baik,
kuat, dan tangguh tentunya akan bisa membuat Negara ini maju.
Remaja biasanya menggunakan media sosial untuk mencari hiburan, seperti menonton video,
film, dan bermain game. Jenis media sosial yang memberikan hiburan, seperti youtube,
facebook, line, dll. Remaja juga sering menggunakan media sosial untuk mencari informasi yang
berkaitan erat dengan tugas sekolah. Misalnya mencari informasi terkait penyusunan laporan
magang dan laporan penelitian. Informasi yang dicari biasanya berkaitan dengan teori dan format
penyusunan laporan. Selain informasi terkait tugas sekolah, remaja juga mencari informasi
terkini, seperti berita dan jenis informasi lain yang biasanya tidak sesuai dengan usia.

Tiga platform media sosial terpopuler di kalangan remaja adalah YouTube (menurut survei Pew Research
Center tahun 2018 persentasenya 85%), Instagram (72%) dan SnapChat (69%). Menurut laporan 2018
yang dirilis oleh GlobalWebIndex, orang yang berusia antara 16 dan 24 menghabiskan rata-rata 3 jam
sehari menggunakan media sosial. Saat ini, sebagian besar remaja menghabiskan hingga 9 jam sehari di
platform media sosial. Sekarang, 30% dari total waktu online digunakan untuk interaksi di media sosial,
sementara sebagian besar waktu online dihabiskan di ponsel, sekitar 60%.

Ketika membuka media sosial para remaja seperti kalap dan lupa waktu hingga membuat jadwal
kegiatan mereka menjadi berantakan terkadang waktu untuk belajar malah digunakan untuk bermain
media sosial. Remaja yang selalu ingin tahu semua akan merasa nyaman ketika bermain media sosial
dan menyelami semua informasi dari sosial media tanpa disaring terlebih dahulu dan kemungkinan
terburuknya jati diri mereka terpengaruhi oleh informasi buruk yang diterima dari media sosial.

Bukan tidak mungkin bagi remaja yang mengalami pelecehan online melakukan hal yang sama kepada
orang lain. Menggunakan media sosial dengan cara yang bijak adalah untuk meningkatkan kemampuan
Anda dalam melindungi diri dari dampak negatif konsumsi media sosial terhadap kesehatan mental
Anda. Pengaburan batas ruang privat dan publik di media sosial berdampak negatif, terutama di
kalangan remaja di Indonesia. Bullying, pemukulan yang sayangnya berujung pada kehidupan adalah
fenomena yang sama dengan penggunaan media sosial di kalangan remaja Indonesia. Kemunculan
media sosial telah mengubah cara berinteraksi dan mengubah nilai-nilai tradisional. Sayangnya, remaja
menjadi korban dari perubahan cara mereka berinteraksi melalui media sosial.

Media sosial tidak lepas dari dampak positif atau negatifnya, dan dampaknya bergantung pada
pengguna. Bahkan masa remaja merupakan masa yang sangat kritis, karena sudah memasuki masa
transisi untuk mencari jati diri. Namun anak muda juga bisa membatasi diri dengan norma dan moral
yang baik. Pembentukan karakter sejak usia yang sangat muda, termasuk remaja, sangat penting untuk
masa depan remaja itu sendiri dan masa depan bangsa secara keseluruhan. Sebagai penerus negara,
anak muda dengan karakter yang baik, kuat dan tangguh pasti akan mampu memajukan negara.

Anda mungkin juga menyukai