Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit diare atau gastroenteritis merupakan suatu penyakit penting disekitar


masyarakat yang masih merupakan sebab utama kesakitan dan kematian seseorang terutama
pada anak.Hal ini tercemin banyak orang yang menderita penyakit diare atau gastroenteritis
yang masuk keluar dari Rumah Sakit.Akibat dari penyakit diare banyak faktor diantaranya
kesehatan lingkungan, higene perorangan, keadaan gizi, faktor sosial ekonomi, menentukan
serangan penyakit diare, walaupun banyak kasus diare yang mengalami dehidrasi namun
banyak yang meninggal bila tidak dilakukan tindakan-tindakan yang tepat.
Masyarakat pada umumnya selalu menganggap suatu hal penyakit diare adalah sepele,
sedangkan jika mengetahui yang terjadi sebenarnya banyak penderita diare yang mengalami
kematian. Penyakit gastrointeritis merupakan penyakit yang harus sege ra ditangani karena
dapat mengalami dehidrasi berat yang mengakibatkan syok hipovolemik dan mengalami
kematian. Masalah pada penyakit gastrointeritis atau diare yang dapat mengakibatkan
kematian berupa komplikasi lain dan masalah lain yang berkaitan dengan diare belum
sepenuhnya ditanggulangi secara memadai, namun berbagai peran untuk mencegah kematian
yang berupa komplikasi dan masalah lain seperti pelayanan kesehatan yang baik dan
terpenuhi, dalam mencegah penyakit diare dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada
semua warga masyarakat tentang penyakit gastroenteriritis serta peran keluarga dan warga
sekitarnya sangat mendorong turunnya terjadinya penyakit gastroenteritis karena dari
keluargalah pola hidup seseorang terbentuk.
Dengan pola hidup yang sehat dan bersih dapat mencegah terjadinya penyakit
gastrointeritis. Maka dari itu muncul gagasan untuk mengurangi agar tidak muncul penderita
gastroenteritis dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat luas dan dari
latar belakang tersebut penyusun mengambil kasus tersebut sebagai penyusunan makalah
keperawatan medikal bedah dengan judul gastroenteritis.

1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan beberapa rumusan masalah yang akan
dibahas pada bab selanjutnya yaitu
1. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada Gastroenteritis ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami Gastroenteritis ?

C. Manfaat
1. Dapat menjelaskan bagaimana asuhan keperawatan dengan gangguan pencernaan dengan
masalah gastroenteritis.
2. Pembaca dan khususnya penderita gastroenteritis dapat mengerti apa dan bagaimana
gastroenteritis.
3. Pembaca dapat lebih mengatahui bagaimana cara mencegah dan menangani gangguan
pencernaan: gastroenteritis sehingga pembaca dapat menerapkannya.
4. Penulis ingin pembaca luas lebih mengetahui tentang gangguan pencernaan:
gastroenteritis.
5. Penulis lebih mengetahui dan memahami bagaimana asuhan keperawatan pada gangguan
pencernaan: gastroenteritis.

2
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Primary Survey
a) Airway
Klien dengan gastroenteritis biasanya didapatkan kondisi dengan karakteristik
adanya mual dan muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi, alergi atau
keracunan zat makanan
Emergency treatment :

 Pastikan kepatenan jalan napas


 Kaji adanya penyumbatan jalan napas seperti air ludah, muntahan, dan secret.
 Pasien dimiringkan ke kanan untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan.
 Lidah dijaga agar tidak menghalangi jalan nafas atau tergigit.
 Siapkan alat bantu untuk menolong jalan napas jika perlujika terjadi perburukan
jalan napas segera hubungi ahli anestesi dan bawa ke ICU

b) Breathing
Pada klien GE dapat ditemkan abnormalitas metabolik atau ketidak seimbangan
asam basa yang dapat menimbulkan gangguan pernapasan.
Emergency treatment:
 Kaji respiratory rate
 Kaji saturasi oksigen
 Berikan oksigen jika ada hypoksia untuk mempertahankan saturasi > 92%
 Auskultasi dada
 Lakukan pemeriksaan rontgent

3
c) Circulation
Pada klien GED ditemukan penurunan kadar kalium darah di bawah 3,0 mEq / liter
(SI : 3 mmol / L) sehingga menyebabkan disritmia jantung (talukardio atrium dan
ventrikel, febrilasi ventrikel dan kontraksi ventrikel prematur).
Emergency treatment:
 Kaji denyut jantung
 Monitor tekanan darah
 Kaji lama pengisian kapiller
 Pasang infuse, berikan ciaran jika pasien dehidrasi
 Periksakan dara lengkap, urin dan elektrolit
 Catat temperature
 Lakukan kultur jika pyreksia
 Lakukan monitoring ketat
 Berikan cairan per oral
 Jika ada mual dan muntah, berikan antiemetik IV.

d) Disability
Pada klien GE terjadi penurunan tingkat kesadaran karena dehidrasi dengan gejala
seperti gelisah, kulit yang lembab, lengket dan dingin dan berkeringat tidak muncul
sampai total volume darah yang hilang sebesar 10-20% sehingga dapat
menyebapkan terjadinya syok hipovolemik.
Emergency treatment :
 Pantau tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, curah jantung, refleks korneal, batuk
dan muntah, tonus otot dan pergerakan motorik.
 Perhatikan perubahan pasien sebagai respon terhadap stimulus.
 Tinggikan bagian kepala sampai 45 derajat, bergantung pada kondisi pasien.

e) Exposure
Klien GED biasanya mengalami dehidrasi akibatnya dapat terjadi peningkatan suhu
tubuh karena proses infeksi sekunder. 

4
Emergency treatment:

 Kaji riwayat sedetil mungkin


 Kaji makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya
 Kaji tentang waktu sampai adanya gejala
 Kaji apakah ada anggota keluarga atau teman yang terkena
 Apakah sebelumnya baru mengadakan perjalanan?
 Lakukan pemeriksaan abdomen
 Lakukan pemeriksaan roentgen abdominal
 Ambil samper feses untuk pemeriksan mikroskopi, kultur dan sensitivitas
 Berikan anti diare seperi codein atau loperamide sampai hasil kultur diketahui
 Jangan dulu berikan antibiotic sampai dengan hasil kultur diketahui
 Laporkan jika mengalami keracunanan makanan

2. Secoundary Survey
a. Pemeriksaan Fisik
 Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil,
lingkar kepala, lingkar abdomen membesar
 Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
 Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1
tahun lebih
 Mata : cekung, kering, sangat cekung
 Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic
meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau
tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa
minum
 Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis
metabolic (kontraksi otot pernafasan)

5
 Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada
diare sedang .
 Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat >
375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time
memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
 Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ),
frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
 Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang
berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon
yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium :
 Feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
 Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
- AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat,
HCO3 menurun )
 Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
2.  Radiologi : Mungkin ditemukan bronchopemoni

B. Diagnosa Keperawatan
Yang biasa muncul pada pasien Gastroenteritis :
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh b/d output cairan yang
berlebihan.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah.
3. Resiko gangguan integritas kulit b/d iritasi, frekuensi BAB yang berlebihan.

C. Intervensi Keperawatan
Dx 1 : Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh b/d output cairan
yang berlebihan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan
elektrolit dipertahankan secara maksimal

6
Kriteria hasil :
1. Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50  c, RR : < 40 x/mnt )
2. Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.
3. Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

INTERVENSI RASIONAL
Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan Penurunan sirkulasi volume cairan
elektrolit menyebapkan kekeringan mukosa dan
pemekat urine. Deteksi dini
memungkinkan terapi pergantian cairan
segera untuk memperbaiki defisit.

Pantau intake dan output Dehidrasi dapat meningkatkan laju


filtrasi glomerulus membuat keluaran
tidak adekuat untuk membersihkan sisa
metabolisme.

Timbang berat badan setiap hari Mendeteksi kehilangan cairan ,


penurunan 1 kg BB sama dengan
kehilangan cairan 1 lt

Anjurkan keluarga untuk memberi minum Mengganti cairan dan elektrolit yang
banyak pada kien, 2-3 lt/hr hilang secara oral

Kolaborasi : Koreksi keseimbang cairan dan elektrolit,


-  Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit BUN untuk mengetahui faal ginjal
(Na, K,Ca, BUN) (kompensasi).

-  Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan Mengganti cairan dan elektrolit secara
umur adekuat dan cepat.

-  Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, Anti sekresi untuk menurunkan sekresi


antibiotik) cairan dan elektrolit agar simbang,
antispasmolitik untuk proses absorbsi
normal, antibiotik sebagai anti bakteri

7
berspektrum luas untuk menghambat
endotoksin.

Dx 2 :Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah.
Tujuan : setelah dilakukan  tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi
terpenuhi
Kriteria hasil :
a. Nafsu makan meningkat
b. BB meningkat atau normal sesuai umur
INTERVENSI RASIONAL
Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan Serat tinggi, lemak,air terlalu panas /
diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air dingin dapat merangsang mengiritasi
terlalu panas atau dingin) lambung dan sluran usus.

Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari Situasi yang nyaman, rileks akan
bau  yang tak sedap atau sampah, sajikan merangsang nafsu makan.
makanan dalam keadaan hangat

Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi Mengurangi pemakaian energi yang
kegiatan yang berlebihan berlebihan

Monitor  intake dan out put dalam 24 jam Mengetahui jumlah output dapat
merencenakan jumlah makanan.

Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain : Mengandung zat yang diperlukan , untuk
a.  Terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu proses pertumbuhan
b.  Obat-obatan atau vitamin ( A)

Dx 3 :Resiko gangguan integritas kulit b/d iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan.
Tujuan : setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak
terganggu
Kriteria hasil :
a. Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga

8
b. Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar

INTERVENSI RASIONAL
Diskusikan dan jelaskan pentingnya Kebersihan mencegah perkembang biakan
menjaga tempat tidur kuman

Demontrasikan serta libatkan keluarga Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak
dalam merawat perianal (bila basah dan diharapkan oleh karena kelebaban dan
mengganti pakaian bawah serta alasnya) keasaman feces

Atur posisi tidur atau duduk dengan selang


waktu 2-3 jam Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi
penekanan yang lama sehingga tak terjadi
iskemi dan irirtasi .

D. Implementasi
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan akivitas yang telah dicatat dalam rencana
perawatan klien. Agar implementasi / pelaksanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka
perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap
setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawat.

9
ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. R DENGAN GASTROENTERITIS

DI INSTALASI GAWAT DARURAT

A. Pengkajian

1. Identitas Klien

a. Nama : Ny. R

b. Umur : 27 tahun

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. No. RM : 01.32.26.77

e. Pendidikan : SMA

f. Pekerjaan : Karyawan swasta

g. Agama : Hindu

h. Alamat : Padang Tegal, Ubud, Gianyar

i. Tanggal masuk : 3 September 2010

j. Tanggal Pengkajian : 4 September 2010

2. Type rujukan : Klien datang sendiri dengan ibu klien

3. Identitas Penanggung Jawab

a. Nama : Ny. S

b. Umur : 49 tahun

c. Alamat : Padang Tegal, Ubud, Gianyar

d. Hubungan dengan klien : Ibu

10
4. Diagnosa Medis : Gastroenteritis Akut

5. Riwayat Penyakit

a. Keluhan Utama
Mencret ± 3x dari tadi pagi, sakit perut, perut kembung, mual dan muntah ± 5x
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien dikeluhkan diare sejak tadi pagi sebanyak 3 kali, menurut keluarga diarenya
cair ada ampas, tidak ada darah atau lendir. Klien juga mengalami muntah sebanyak
5 kali. Klien juga dikeluhkan batuk berdahak sejak 1 mg yang lalu.
c. Riwayat Keluarga
Keluarga dan klien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang menderita
penyakit serupa.

6. Primary Survay

a. Airway
Jalan nafas paten/spontan , tidak ada obstruksi pada jalan pernafasan

b. Breathing
- Inspeksi : Bentuk dada simetris
Pergerakan simetris
Retraksi intercostal tidak ada
- Palpasi : Benjolan tidak ada, fremitus +/+
- Perkusi : Suara paru sonor
- Auskultasi : Suara nafas vesikuler

c. Circulasi
Kesadaran Umum :
Lemah, turgor kulit menurun, mata cekung, kencing normal, terakhir kencing 1 jam
yang lalu, CRT < 2 dtk
TD : 160/90 mmHg, N :100x/mt, S :36,7◦C, R : 20x/mt

11
d. Disability
Pemeriksaan status neurologis (GCS) : E4 M6 V5

e. Exposure
Tidak ada oedema ekstremitas, terdapat luka pada kaki kanan, sejak 3 minggu yg
yang lalu, luka bekas tusukan infus.

7. Secondary Survay

1) Pemeriksaan fisik

a. Kepala
Bentuk simetris, rambut dan kulit kepala tampak cukup bersih. Kepala dapat
digerakkan kesegala arah, pupil isokor, sklera tidak ikhterik, konjungtiva anemis.
hidung simetris tidak ada secret, mukosa bibir kering, turgor kulit menurun.

b. Leher
Tidak ada kaku kuduk.

c. Paru
1) Inspeksi : bentuk simetris, gerakan antara kanan dan kiri sama
2) Palpasi : fremitus vokal kanan dan kiri sama
3) Perkusi : sonor
4) Auskultasi : vesikuler

d. Abdomen
Perut terasa kembung, mencret ± 3x dari tadi pagi. Pada pemeriksaan abdomen
suara perut tympani, gerakan peristaltik usus meningkat, bising usus meningkat.

12
e. Ekstremitas
Ekstermitas atas dan bawah tidak ada oedem, turgor kulit menurun. Kekuatan otot
ektermitas atas dan bawah dalam batas normal.

2) AMPLE

a. Alergi : Klien dan keluarga mengatakan klien tidak memiliki


alergi, baik makanan ataupun obat-obatan.
b. Medicasi : Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit
mengkonsumsi obat sakit kepala.
c. Pastillnes : Klien pernah di rawat di Rumah Sakit Harapan Bunda.
d. Lastmeal : Klien mengatakan sebelum kecelakaan, klien hanya
minum segelas teh.
e. Environment :Klien tinggal di daerah yang padat penduduknya dan
perkotaan yang penuh kesibukan

8. Pemeriksaan Penunjang

TGL LAB HASIL NORMAL

3/9/201 HGB 12 13,5-17,5 g/l


0 WBC 8,5 4,10-10,9K/ul
RBC 3,69 4-5,2
HCT 34,9 36-46
PLT 342 140-440
GDS 168 70-140 mg/dl
Na+ 135 135-145 gr/mmol
K+ 2,4 3,5-4,5 gr/mmol

3/9/10 Feces
lengkap :
Leucosit Negativ Negative
Ery e Negative
Amoeba Negativ Negative
Cist cell e Negative
Negativ
e

13
Positive

B. Analisis Data

Data Masalah Interpretasi

DS : klien Kekurangan Volume cairan Faktor infeksi oleh kuman


mengatakan diare 3 atau parsit yang berkembang
kali, mual, muntah dalam usus menyebabkan
dan sakit perut hipersekresi air dan elektrolit
DO : ( meningkatkan isi rongga
- Mukosa bibir kering usus) menimbulakan
- Turgor kulit lambat diare/peningkatan frekwensi
- Mata cowong BAB sehingga terjadi
-BAB 3 kali, cair kehilangan cairan tubuh dan
-Natrium : 135 elektrolit, menimbulkan
gr/mmol, Kalium 2,4 ganguan keseimbangan cairan
gr/mmol, Hct 34,9 dan elektrolit.

DS : Pasien Nyeri Akut Akibat dari diare terjadi


mengatakan perunya peningkatan peristaltik usus
sakit yang mengakibatkan perut
DO : terasa keram.
-Pasien , gelisal, rewel
-peristaltik usus
meninggkat
-nyeri tekan pada
perut

C. Prioritas Masalah

1. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan tubuh yang


ditandai dengan konjungtiva anemis, turgor kulit menurun, mukosa bibir kering,
Natrium 135 gr/mmol, Kalium 2,4 gr/mmol, Hct : 34,9.
2. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan peristaltik yang ditandai dengan pasien
mengatakan perutnya sakit , gelisah, nyeri tekan abdomen (+), peristaltik usus
meningkat.

14
D. RENCANA KEPERAWATAN

NO. Diagnosa Tujuan dan Intervensi ( NIC ) Rasional


Keperawatan kriteria hasil
(NOC)
1 Kekurangan Setelah diberikan - Kaji tanda vital - hipotensi (termasuk
Volume cairan asuhan (TD, nadi, suhu). postural), takikardial,
berhubungan keperawatan demam dapat
dengan selama 2x30 menunjukan respon
kehilangan menit diharapkan terhadap dan/ atau
cairan tubuh pasien mampu efek kehilangan
yang ditandai mempertahankan cairan.
dengan, turgor volume cairan
kulit menurun, dengan kriteria - Awasi masukan Memberikan informasi
mukosa bibir hasil : haluaran, karakter, tentang keseimbangan
kering, Natrium - Membran dan jumlah feses ; cairan. Fungsi ginjal
135 gr/mmol, mukosa lembab perkirakan dan control penyakit
Kalium 2,4 - Turgor kulit kehilangan yang tak usus juga merupakan
gr/mmol, Hct : membaik terlihat misalnya pedoman untuk
34,9. - Mata tidak berkeringat. Ukur penggantian cairan.
cowong berat jenis urine ;
- Tidak terjadi observasi oliguria.
gangguan
elektrolit -Observasi kulit Menunjukan
kering berlebihan kehilangan cairan
dan membran berlebih atau
mukosa, penurunan dehidrasi.
turgor kulit,
pengisian kapiler
lambat.
Berikan obat sesuai
indikasi anti diare.

-Kolaborasi dalam Menurunkan


pemberian cairan kehilangan cairan dari
Elektrolit dan usus.
tambahan kalium Elektrolit hilang dalam
jumlah besar,
khususnya pada usus,
area ulkus, dan diare
dapat juga
menimbulkan asedosis
metabolit karena
kehilangan bikarbonat
(HCO3).

15
2 Nyeri akut Setelah diberikan Dorong pasien Mencoba untuk
berhubungan asuhan untuk melaporkan mentoleransi nyeri,
dengan keperawatan nyeri. dari pada meminta
peningkatan selama 2x30 analgesic
peristaltik yang menit diharapkan
ditandai dengan nyeri pasien
pasien berkurang/terkon Kaji laporan keram Nyeri perut hilang
mengatakan trol dengan abdomen atau timbul pada penyakit
perutnya sakit, kriteria hasil : nyeri, catat lokasi, crohn. Nyeri sebelum
gelisah, -Pasien lamanya, intensitas defekasi sering terjadi
peristaltik usus melaporkan (skala 0-10). dengan tiba-tiba,
meningkat, nyeri hilang atau Selidiki dan dimana dapat berat
tekan abdomen terkontrol. laporkan perubahan dan terus menerus.
(+). -Pasien tampak karakteristik nyeri.
rileks/mampu
istirahat dengan Ajarkan teknik Membantu
tepat distraksi dan mengalihkan rasa
-Pasien tidak relaksasi nyeri
gelisah.
Kolaborasi dalam Nyeri bervariasi dari
pemberian obat ringan sampai berat
analgetik sesuai dan perlu penanganan
indikasi. untuk memudahkan
istirahat ade kuat dan
penyembuhan

16
E. CATATAN PERKEMBANGAN

Diagnosa
Hari,tgl,jam Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan

Jumat, 3 sept - Menerima pasien baru S:-


1
2010 jam
12.55 - Mengukur tanda vital O : Turgor kulit baik
Mukosa bibir
- Mengobservasi masukan lembab
haluaran dan jumlah feses Tidak muntah
Tidak ada mencret
- Mengoservasi kulit dan
membram mukosa A : Tujuan Tercapai

13.15 - Memberikan cairan NaCL P : Pertahankan


0,9% 500 cc loading kondisi pasien

13.45 - Memberikan KCL 50


meq dalam NaCL 0,9%
500 cc 20 tts/mnt dan test
antibiotik cefatoxim.

14.00 - Memberikan terapi


metronidazole 500 mg drip
dan cefatoxim 1 gr IV

Jumat, 3 - Kaji laporan kram S : Pasien mengatakan


September abdomen/nyeri nyeri perut sudah
2010 - Catat petunjuk non verbal berkurang
-Mengajarkan teknik
Jam 12.55 distraksi dan relaksasi O : Pasien tamapak
tenang, tidak
2 gelisah.

A : Tujuan Tercapai
sebagian

P : Pertahankan
Kondisi Pasien

17
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

18
DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cecily Lynn. Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC, 2009.

Doengoes, E Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 Jakarta; EGC.

Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta; EGC.

Nursalam Dr. et. Al. 2005 Asuhann Keperawatan Bayi dan Anak. Edisi I Jakarta : Salemba
Medika.

Smeltzer C Suzanne, Brenda G Bare, Keperawatan Medikal Bedah, Penerbit Buku Kedokteran,
Jakarta; EGC.

Sudoyo, W. Aru, dkk., Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2 Edisi IV, Pusat Penerbitan

Departemen Penyakit Dalam FKUI, Jakarta 2006.

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta; EGC

19

Anda mungkin juga menyukai