PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan beberapa rumusan masalah yang akan
dibahas pada bab selanjutnya yaitu
1. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada Gastroenteritis ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami Gastroenteritis ?
C. Manfaat
1. Dapat menjelaskan bagaimana asuhan keperawatan dengan gangguan pencernaan dengan
masalah gastroenteritis.
2. Pembaca dan khususnya penderita gastroenteritis dapat mengerti apa dan bagaimana
gastroenteritis.
3. Pembaca dapat lebih mengatahui bagaimana cara mencegah dan menangani gangguan
pencernaan: gastroenteritis sehingga pembaca dapat menerapkannya.
4. Penulis ingin pembaca luas lebih mengetahui tentang gangguan pencernaan:
gastroenteritis.
5. Penulis lebih mengetahui dan memahami bagaimana asuhan keperawatan pada gangguan
pencernaan: gastroenteritis.
2
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Primary Survey
a) Airway
Klien dengan gastroenteritis biasanya didapatkan kondisi dengan karakteristik
adanya mual dan muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi, alergi atau
keracunan zat makanan
Emergency treatment :
b) Breathing
Pada klien GE dapat ditemkan abnormalitas metabolik atau ketidak seimbangan
asam basa yang dapat menimbulkan gangguan pernapasan.
Emergency treatment:
Kaji respiratory rate
Kaji saturasi oksigen
Berikan oksigen jika ada hypoksia untuk mempertahankan saturasi > 92%
Auskultasi dada
Lakukan pemeriksaan rontgent
3
c) Circulation
Pada klien GED ditemukan penurunan kadar kalium darah di bawah 3,0 mEq / liter
(SI : 3 mmol / L) sehingga menyebabkan disritmia jantung (talukardio atrium dan
ventrikel, febrilasi ventrikel dan kontraksi ventrikel prematur).
Emergency treatment:
Kaji denyut jantung
Monitor tekanan darah
Kaji lama pengisian kapiller
Pasang infuse, berikan ciaran jika pasien dehidrasi
Periksakan dara lengkap, urin dan elektrolit
Catat temperature
Lakukan kultur jika pyreksia
Lakukan monitoring ketat
Berikan cairan per oral
Jika ada mual dan muntah, berikan antiemetik IV.
d) Disability
Pada klien GE terjadi penurunan tingkat kesadaran karena dehidrasi dengan gejala
seperti gelisah, kulit yang lembab, lengket dan dingin dan berkeringat tidak muncul
sampai total volume darah yang hilang sebesar 10-20% sehingga dapat
menyebapkan terjadinya syok hipovolemik.
Emergency treatment :
Pantau tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, curah jantung, refleks korneal, batuk
dan muntah, tonus otot dan pergerakan motorik.
Perhatikan perubahan pasien sebagai respon terhadap stimulus.
Tinggikan bagian kepala sampai 45 derajat, bergantung pada kondisi pasien.
e) Exposure
Klien GED biasanya mengalami dehidrasi akibatnya dapat terjadi peningkatan suhu
tubuh karena proses infeksi sekunder.
4
Emergency treatment:
2. Secoundary Survey
a. Pemeriksaan Fisik
Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil,
lingkar kepala, lingkar abdomen membesar
Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1
tahun lebih
Mata : cekung, kering, sangat cekung
Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic
meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau
tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa
minum
Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis
metabolic (kontraksi otot pernafasan)
5
Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada
diare sedang .
Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat >
375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time
memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ),
frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang
berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon
yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium :
Feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
- AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat,
HCO3 menurun )
Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
2. Radiologi : Mungkin ditemukan bronchopemoni
B. Diagnosa Keperawatan
Yang biasa muncul pada pasien Gastroenteritis :
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh b/d output cairan yang
berlebihan.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah.
3. Resiko gangguan integritas kulit b/d iritasi, frekuensi BAB yang berlebihan.
C. Intervensi Keperawatan
Dx 1 : Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh b/d output cairan
yang berlebihan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan
elektrolit dipertahankan secara maksimal
6
Kriteria hasil :
1. Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt )
2. Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.
3. Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari
INTERVENSI RASIONAL
Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan Penurunan sirkulasi volume cairan
elektrolit menyebapkan kekeringan mukosa dan
pemekat urine. Deteksi dini
memungkinkan terapi pergantian cairan
segera untuk memperbaiki defisit.
Anjurkan keluarga untuk memberi minum Mengganti cairan dan elektrolit yang
banyak pada kien, 2-3 lt/hr hilang secara oral
- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan Mengganti cairan dan elektrolit secara
umur adekuat dan cepat.
7
berspektrum luas untuk menghambat
endotoksin.
Dx 2 :Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi
terpenuhi
Kriteria hasil :
a. Nafsu makan meningkat
b. BB meningkat atau normal sesuai umur
INTERVENSI RASIONAL
Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan Serat tinggi, lemak,air terlalu panas /
diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air dingin dapat merangsang mengiritasi
terlalu panas atau dingin) lambung dan sluran usus.
Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari Situasi yang nyaman, rileks akan
bau yang tak sedap atau sampah, sajikan merangsang nafsu makan.
makanan dalam keadaan hangat
Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi Mengurangi pemakaian energi yang
kegiatan yang berlebihan berlebihan
Monitor intake dan out put dalam 24 jam Mengetahui jumlah output dapat
merencenakan jumlah makanan.
Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain : Mengandung zat yang diperlukan , untuk
a. Terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu proses pertumbuhan
b. Obat-obatan atau vitamin ( A)
Dx 3 :Resiko gangguan integritas kulit b/d iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan.
Tujuan : setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak
terganggu
Kriteria hasil :
a. Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga
8
b. Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar
INTERVENSI RASIONAL
Diskusikan dan jelaskan pentingnya Kebersihan mencegah perkembang biakan
menjaga tempat tidur kuman
Demontrasikan serta libatkan keluarga Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak
dalam merawat perianal (bila basah dan diharapkan oleh karena kelebaban dan
mengganti pakaian bawah serta alasnya) keasaman feces
D. Implementasi
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan akivitas yang telah dicatat dalam rencana
perawatan klien. Agar implementasi / pelaksanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka
perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap
setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawat.
9
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
a. Nama : Ny. R
b. Umur : 27 tahun
d. No. RM : 01.32.26.77
e. Pendidikan : SMA
g. Agama : Hindu
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 49 tahun
10
4. Diagnosa Medis : Gastroenteritis Akut
5. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Mencret ± 3x dari tadi pagi, sakit perut, perut kembung, mual dan muntah ± 5x
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien dikeluhkan diare sejak tadi pagi sebanyak 3 kali, menurut keluarga diarenya
cair ada ampas, tidak ada darah atau lendir. Klien juga mengalami muntah sebanyak
5 kali. Klien juga dikeluhkan batuk berdahak sejak 1 mg yang lalu.
c. Riwayat Keluarga
Keluarga dan klien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang menderita
penyakit serupa.
6. Primary Survay
a. Airway
Jalan nafas paten/spontan , tidak ada obstruksi pada jalan pernafasan
b. Breathing
- Inspeksi : Bentuk dada simetris
Pergerakan simetris
Retraksi intercostal tidak ada
- Palpasi : Benjolan tidak ada, fremitus +/+
- Perkusi : Suara paru sonor
- Auskultasi : Suara nafas vesikuler
c. Circulasi
Kesadaran Umum :
Lemah, turgor kulit menurun, mata cekung, kencing normal, terakhir kencing 1 jam
yang lalu, CRT < 2 dtk
TD : 160/90 mmHg, N :100x/mt, S :36,7◦C, R : 20x/mt
11
d. Disability
Pemeriksaan status neurologis (GCS) : E4 M6 V5
e. Exposure
Tidak ada oedema ekstremitas, terdapat luka pada kaki kanan, sejak 3 minggu yg
yang lalu, luka bekas tusukan infus.
7. Secondary Survay
1) Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Bentuk simetris, rambut dan kulit kepala tampak cukup bersih. Kepala dapat
digerakkan kesegala arah, pupil isokor, sklera tidak ikhterik, konjungtiva anemis.
hidung simetris tidak ada secret, mukosa bibir kering, turgor kulit menurun.
b. Leher
Tidak ada kaku kuduk.
c. Paru
1) Inspeksi : bentuk simetris, gerakan antara kanan dan kiri sama
2) Palpasi : fremitus vokal kanan dan kiri sama
3) Perkusi : sonor
4) Auskultasi : vesikuler
d. Abdomen
Perut terasa kembung, mencret ± 3x dari tadi pagi. Pada pemeriksaan abdomen
suara perut tympani, gerakan peristaltik usus meningkat, bising usus meningkat.
12
e. Ekstremitas
Ekstermitas atas dan bawah tidak ada oedem, turgor kulit menurun. Kekuatan otot
ektermitas atas dan bawah dalam batas normal.
2) AMPLE
8. Pemeriksaan Penunjang
3/9/10 Feces
lengkap :
Leucosit Negativ Negative
Ery e Negative
Amoeba Negativ Negative
Cist cell e Negative
Negativ
e
13
Positive
B. Analisis Data
C. Prioritas Masalah
14
D. RENCANA KEPERAWATAN
15
2 Nyeri akut Setelah diberikan Dorong pasien Mencoba untuk
berhubungan asuhan untuk melaporkan mentoleransi nyeri,
dengan keperawatan nyeri. dari pada meminta
peningkatan selama 2x30 analgesic
peristaltik yang menit diharapkan
ditandai dengan nyeri pasien
pasien berkurang/terkon Kaji laporan keram Nyeri perut hilang
mengatakan trol dengan abdomen atau timbul pada penyakit
perutnya sakit, kriteria hasil : nyeri, catat lokasi, crohn. Nyeri sebelum
gelisah, -Pasien lamanya, intensitas defekasi sering terjadi
peristaltik usus melaporkan (skala 0-10). dengan tiba-tiba,
meningkat, nyeri hilang atau Selidiki dan dimana dapat berat
tekan abdomen terkontrol. laporkan perubahan dan terus menerus.
(+). -Pasien tampak karakteristik nyeri.
rileks/mampu
istirahat dengan Ajarkan teknik Membantu
tepat distraksi dan mengalihkan rasa
-Pasien tidak relaksasi nyeri
gelisah.
Kolaborasi dalam Nyeri bervariasi dari
pemberian obat ringan sampai berat
analgetik sesuai dan perlu penanganan
indikasi. untuk memudahkan
istirahat ade kuat dan
penyembuhan
16
E. CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa
Hari,tgl,jam Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
A : Tujuan Tercapai
sebagian
P : Pertahankan
Kondisi Pasien
17
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam Dr. et. Al. 2005 Asuhann Keperawatan Bayi dan Anak. Edisi I Jakarta : Salemba
Medika.
Smeltzer C Suzanne, Brenda G Bare, Keperawatan Medikal Bedah, Penerbit Buku Kedokteran,
Jakarta; EGC.
Sudoyo, W. Aru, dkk., Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2 Edisi IV, Pusat Penerbitan
19