Anda di halaman 1dari 14

Pengantar Ekonomi Makro

Kelompok VII

Nama Kelompok :

 Marten Ama Kii ( 15 / 2002622010419 )


 Ida Ayu Kade Cintya Mahadewi ( 19 / 2002622010423 )
 I Made Rama Dwiparendra ( 20 / 2002622010424 )

Universitas Mahasaraswati Denpasar


Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas Rahmat-
Nya yang selama ini kita dapatkan, yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi
seluruh umat manusia, oleh karenanya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Ada pula maksud aau tujuan dari penyusunan makalah ini ialah untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah pengantar ekonomi makro. Dalam
penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan bimbingan arahan dari semua pihak.

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan


bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses
pembelajaran. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena
pengetahuan yang kami miliki cukup terbatas. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini, akhir kata
kami ucapkan Terimakasih

Denpasar, Februari 2021


Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................................2
Daftar Isi..........................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
A. PEMBAHASAN......................................................................................................................4
 Berbagai Pendekatan Penentuan Keseimbangan Pendapatan Nasional...............................4
B. Uraian Materi...........................................................................................................................6
1. Arithmatical Demonstration.................................................................................................6
2. Saving – Investment Approach ( Tabungan – Pendekatan Investasi ).................................7
3. Consumption – Investment Approach ( Pendekatan Investasi Konsumsi )..........................8
a. Konsumsi..........................................................................................................................8
b. Investasi..........................................................................................................................10
c. Kurva Investasi...............................................................................................................11
BAB I

A. PEMBAHASAN

 Berbagai Pendekatan Penentuan Keseimbangan Pendapatan Nasional

Keseimbangan pendapatan nasional atau pada istilahnya Equilibrium National Income adalah
suatu keinginan masyarakat untuk melakukan pengeluaran perbelanjaan atau pengeluaran untuk
membeli barang dan jasa, misalnya konsumsi pemerintah, perusahaan yang melakukan investasi,
serta kegiatan ekspor dan impor. Contoh-contoh tersebut sama halnya dengan penawaran barang
dan jasa atau keinginan pemerintah, pengusaha, dan masyarakat untuk menghasilkan barang dan
jasa yang meliputi aggregate supply.
Salah satu cara untuk menentukan besarnya pendapatan nasional adalah dengan metode
perhitungan pendapatan nasional yang sudah ditetapkan. Pemerintah perlu menghitungnya agar
terlihat indeks pendapatan nasional kian meningkat atau menurun. Perhitungan pendapatan
nasional juga bisa bertujuan untuk mengevaluasi kinerja para sumber daya manusia, jadi negara
bisa menilai apakah sumber daya manusia di negara tersebut produktif.
Formula pendapatan (y) BEP :
Y=C
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
C = Fungsi konsumsi : C = a + bY
a = Nilai konsumsi pada saat pendapatan sama dengan 0
b = MPC yakni meningkatnya nilai konsumsi karena terjadi peningkatan pendapatan
Contoh formula :
Y=C
Y = a + bY
(Y–b)Y=a
(1–b)Y=a
a
Y= = ( formula Y BEP )
1−b
Contoh Soal :
Diketahui :
C = 25 +0,75Y
Ditanyakan :
1. Pendapatan Nasional (Y) BEP
2. Nilai konsumsi dan tabungan
Penyelesaian :
1. Pendapatan Nasional (Y) BEP
Y=C
Y = 25 + 0,75Y
Y – 0,75 = 25
0,25 = 25
25
Y= = 100
0,25
2. Nilai Konsumsi (C ) = 25 + 0,75 (100)
= 25 + 75
= 100
3. Nilai Tabungan (S) = Y – C
= 100 – 100
=0
B. Uraian Materi

1. Arithmatical Demonstration
Di dalam ekonomi dikenal istilah fungsi matematis ekonomi merupakan suatu bentuk
hubungan matematis yang menyatakan ketergantungan antara satu variabel dan variabel lain.
Unsur pembentuk fungsi : a. Variabel b. Koefesien c. Konstanta Variabel merupakan pembentuk
fungsi yang mewakili atau mencerminkan faktor tertentu. Ada dua variabel pembentuk fungsi :
a. Variabel bebas : variabel yang mempengaruhi variabel lain.
b. Variabel tidak bebas : variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
Konstanta adalah bilangan atau angka yang berdiri sendiri sebagai bilangan yang tidak terkait
pada suatu variabel tertentu.
Contohnya pengaruh pendapatan seseorang terhadap tingkat konsumsinya. Dalam contoh
tersebut, pendapatan = variabel bebas dan konsumsi = variabel tidak bebas. Jika pendapatan
diberi notasi X dan konsumsi diberi notasi Y maka fungsi konsumsi menjadi berikut.
Y = f(X)
Keterangan :
Y = konsumsi
X = pendapatan
F = fungsi

Bentuk Y=f(X) menunjukan bahwa Y fungsi dari X yang berarti besar kecilnya nilai Y
akan tergantung pada nilai X. Jika fungsi konsumsi tersebut diberi notasi, maka akan tampak
seperti berikut.
Y = 25 + 0.51. X
Keterangan :
Y = konsumsi adalah variabel tidak bebas
25 = kosntanta
0.51 = koefesien
X = pendapatan (variabel bebas)
2. Saving – Investment Approach ( Tabungan – Pendekatan Investasi )
Pendekatan ini merupakan metode untuk menganalisis keseimbangan pendapatan nasional
dengan menggunakan variable investasi dan tabungan.
Dalam perekonomian dua sektor sumber pendapatan yang diperoleh rumah tangga adalah
perusahaan. Pendapatan ini meliputi gaji, upah, sewa, bunga dan keuntungan adalah sama
nilainya dengan pendapatan nasional (Y). Sedangkan investasi (investment) adalah bagian dari
tabungan yang digunakan untuk kegiatan ekonomi menghasilkan barang dan jasa (produksi)
yang bertujuan mendapatkan keuntungan. Jika tabungan besar, maka akan digunakan untuk
kegiatan menghasilkan kembali barang dan jasa (produksi).
Tabungan akan digunakan untuk investasi. Demikianlah, dari ketentuan tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa jika investasi neto positif (investasi bruto lebih besar daripada penyusutan),
perekonomian itu mengalami kemajuan. Jika investasi neto bernilai nol (investasi bruto sama
dengan penyusutan), dikatakan bahwa perekonomian yang bersangkutan berada dalam keadaan
stasioner. Sementara itu, jika investasi neto bernilai negative ( investasi bruto lebih kecil
daripada penyusutan), perekonomian itu mengalami kemunduran. Investasi mempunyai dampak
sangat besar terhadap bertambahnya pendapatan nasional, dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y=C+S
Y=C+I
Sehingga I = S
Keterangan :
Y = pendapatan
C = konsumsi
S = tabungan
I = Investasi
Tiga kemungkinan bentuk hubungan antara besarnya tabungan dengan investasi, yaitu :
a) S = I, tercapai keseimbangan perekonomian suatu negara.
b) S > I, kondisi ini menimbulkan hoarding yaitu suatu kondisi adanya tabungan yang tidak
digunakan/tidak produktif.
c) S < I, kondisi ini menunjukkan kebutuhan dana untuk I (Investasi) tidak dapat ditutupi dengan
dana S (Tabungan) yang ada, kekurangan dana untuk I (Investasi) dapat ditutupi dengan
penciptaan uang/pinjaman.
3. Consumption – Investment Approach ( Pendekatan Investasi Konsumsi )

a. Konsumsi
Konsumsi merupakan tindakan pelaku ekonomi, baik individu maupun kelompok, dalam
menggunakan komoditas berupa barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Mengapa
kita harus memahami konsumsi? Membahas konsumsi sangat penting untuk analisis ekonomi
jangka panjang maupun jangka pendek suatu negara.
Secara agregat, konsumsi merupakan penjumlahan dari pengeluaran seluruh rumah tangga
yang ada dalam suatu perekonomian. Dengan mengetahui total pengeluaran suatu perekonomian,
maka akan dapat diketahui beberapa masalah penting yang muncul dalam perekonomian, seperti
pemerataan pendapatan, efisiensi penggunaan sumber daya dalam suatu perekonomian ,
masalah-masalah lainnya. Dengan demikian, kita dapat menganalisis dan menentukan kebijakan
ekonomi guna memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Secara umum, pengeluaran konsumsi terbagi menjadi konsumsi pemerintah dan konsumsi
rumah tangga. Namun dalam pembahasan kali ini kita lebih menekankan ada konsumsi rumah
tangga, alasannya sebagai berikut. Konsumsi rumah tangga memiliki porsi yang blebih besar
dalam pengeluaran agregat jika dibandingkan dengan konsumsi pemerintah Konsumsi rumah
tangga bersifat endogen, dalam arti besarnya konsumsi rumah tangga berkaitan erat dengan
faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Keterkaitan ini akan menghasilkan teori dan model
ekonomi sendiri untuk konsumsi/ Perkembangan masyarakat begitu cepat menyebabkan perilaku
konsumsi juga berubah cepat sehingga pembahasan tentang konsumsi rumah tangga akan tetap
relevan.
1. Pengertian Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat
konsumsi rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam suatu perekonomian.
Persamaannya C = a + bY

Keterangan :
C = tingkat konsumsi
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional 0
b = kecondongan konsumsi marginal
Y = tingkat pendapatan nasional
2. Kecenderungan Mengkonsumsi (Propensity to Consume) Kecenderungan mengonsumsi
dibedakan menjadi dua yaitu :
- Kecenderungan mengonsumsi marginal
- Kecenderungan mengonsumsi rata-rata

a) Kecenderungan mengonsumsi marginal yaitu perbandingan antara pertambagan


(AC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disporsabel (AY).
MPC = ∆C/∆Yd
Keterangan :
MPC = Marginal Propensity to concume (kecondongan mengosumsi marginal)
∆C = pertambahan konsumsi
∆Yd = pertambahan pendapatan

b) Mengonsumsi Rata-rata (Average Propensity to Consume) Kecenderungan


mengonsumsi rata-rata yaitu perbandingan antara tingkat konsumsi (C) dengan
tingkat pendapatan diposabel serta konsumsi itu dilakukan (Yd).

APC= C/Yd

Keterangan :

APC = konsumsi rata-rata


C = tingkat konsumsi
Yd = besarnya pendapatan disposabel

Untuk lebih jelasnya lihat APC dan MPC di bawah ini :

Tahun Y C APC MPC


2004 110 120 1,09 0,67
2005 140 140 1,00 0,67
2006 170 160 0,94 0,67
2007 200 180 0,90 0,67
2008 230 200 0,87 0,67
Contoh mencari fungsi konsumsi dan menggambar grafiknya

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi


Kita telah mempelajari faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi individu, antara lain
pendapatan yang diterima, tingkat harga, selera. Kali ini, kita akan mencoba membahasnya dari
segi ekonomi makro. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseluruhan konsumsi rumah tangga
diklasigikasikan ke dalam tiga bagian, antara lain faktor ekonomi, demografi, dan faktor
nonekonomi, ada juaga yang membedakan faktor obyektif dan subyektif.

b. Investasi
Investasi merupakan pengeluaran untuk kegiatan produksi atau pada sesuatu dengan harapan
memperoleh keuntungan. Investasi terkadang disebut sebagai kegiatan penanaman modal.
Investasi pada kegiatan produksi yaitu investasi yang meliputi input produksi yang
penggunaanya dalam jangka waktu yang relatif lama dan dapat digunakan dalam proses
produksi.
Contoh investasi adalah pembelian berupa asset financial seperti obligasi, saham , asuransi.
Dapat juga pembelian berupa barang seperti mobil atau property seperti rumah atau tanah. Lebih
luasnya investasi dapat berarti pembelian barang modal untuk produksi dalam suatu usaha
misalnya pembelian mesin. Bahkan pemberian pendidikan dan pelatihan bagi karyawan yang
membuat lebih mahir dalam bekerja bisa dikatakan sebagai investasi. Kesamaan dari semua
investasi diatas adalah harapan memperoleh keuntungan (gain) di kemudian hari.
Mengapa kita perlu berinvestasi? Ada banyak alasan untuk ini, salah satunya adalah
persiapan masa depan sedini mungkin melalui persiapan perencanaan kebutuhan yang
disesuaikan dengan kemampuan keuangan saat ini. Seperti kita tahu sejalan dengan waktu nilai
mata uang bisa berkurang karena adanya inflasi, yaitu misalnya kenaikan harga barang dan jasa,
inflasi inilah salah satu alasan utama mengapa kita perlu berinvestasi, baik atas dana atau aset
yang sudah ada atau yang akan kita miliki agar “nilai”-nya dapat dipertahankan dan tentu saja
diharapkan meningkat. Dari uraian diatas dapat di tarik 4 hal utama alasan berinvestasi yaitu:
• Adanya kebutuhan masa depan atau kebutuhan saat ini yang belum dapat terpenuhi
• Adanya kebutuhan untuk melindungi nilai aset yang telah dimiliki
• Adanya keinginan untuk menambah nilai aset yang sudah ada
• Adanya Inflasi
Apa saja yang dapat mempengaruhi investasi? Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
investasi, diantaranya:
- Suku Bunga Ketika suku bunga bank rendah atau tidak tinggi, calon investor (sebutan bagi
pelaku investasi) memprediksikan hasil investasi lebih besar dari pada jika ditabung dan
memperoleh bunga. Maksudnya adalah jika dana yang digunakan hasil pinjaman, keuntungan
investasi tidak besar, maka akan rugi, karena untuk membayar cicilan dan bunganya (yang
lebih tinggi dari hasil investasi) tidak mencukupi.
- Tingkat Ekspetasi Keuntungan Ekspektasi adalah harapan. Jadi bila harapan keuntungan
tinggi, tingkat investasi juga tinggi.
- Ramalan Keadaan Ekonomi Kebalikan dari tabungan, investasi lebih tinggi pada saat
keadaan ekonomi stabil karena suatu usaha akan lebih mudah dikalkulasikan dan diprediksi
keuntungannya. Kondisi ekonomi yang tidak stabil menyebabkan sektor usaha tidak dapat
diprediksi keuntungannya, bahkan peluang untuk ambruk lebih besar sehingga keinginan
orang untuk berinvestasi akan menurun.
c. Kurva Investasi

Investasi sering disebut juga penanaman modal atau pembentukan modal. Investasi juga
dapat disebut sebagai kegiatan untuk membuka usaha dan menggunakan uang untuk membeli
barang barang modal. Dengan demikian, investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau
pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan
perlengkapan produksi guna menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang
tersedia dalam perekonomian. Besar kecilnya permintaan investasi tergantung pada tingkat
bunga yang berlaku, semakin tinggi tingkat bunga, maka semakin kecil permintaan investasi.
Jadi hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat investasi adalah berbanding terbalik.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan kurva permintaan investasi.

Kurva permintaan investasi perekonomian diperoleh dengan cara menjumlahkan investasi


seluruh perusahaan pada masing masing tingkat bunga. Pada tingkat bunga yang lebih
rendah, semakin banyak proyek investasi menguntungkan bagi masing masing perusahaan,
sehingga total belanja investasi dalam perekonomian meningkat.
Dari kurva permintaan investasi di samping dapat dijelaskan jika tingkat bunga naik
menjadi 10 persen, belanja investasi menurun menjadi $0,5 triliun. Dan jika tingkat bunga
turun menjadi 6 persen, investasi naik menjadi $0,7 triliun. Sepanjang kurva permintaan
investasi yang diasumsikan konstan adalah ekspektasi usaha tentang perekonomian. Jika
perusahaan semakin optimis tentang prospek adanya keuntungan, maka permintaan investasi
naik, dan kurvanya bergeser ke kanan.
Kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan
nasional dinamakan fungsi investasi. Fungsi atau kurva investasi digambarkan sejajar dengan
sumbu datar atau horizontal, yang juga disebut sebagai investasi otonom. Artinya besar
kecilnya pembentukan modal tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan nasional.
Besar kecilnya pengeluaran investasi perusahaan ditentukan oleh faktor-faktor berikut ini.
1. Tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari investasi.
2. Tingkat bunga yang berlaku.
3. Prediksi atau ramalan keadaan ekonomi di masa depan.
4. Kemajuan teknologi suatu negara .
5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya
6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.
Dalam analisis penghitungan pendapatan nasional suatu negara, keseimbangan
perekonomian negara pada perekonomian dua sektor dapat dirumuskan sebagai berikut.
Y=C+I
ATAU
S=I
Keadaan keseimbangan tersebut menunjukkan syarat keseimbangan dalam perekonomian
dua sektor, yaitu pendapatan
Y =pengeluaran konsumsi rumah tangga
C = ditambah dengan pengeluaran investasi perusahaan
I = atau besarnya kebocoran
S = sama dengan besarnya suntikan
I = Dengan adanya investasi,
maka grafik keseimbangan pendapatan dalam perekonomian dua sektor bergeser dari
besarnya Break Even Point atau Break Even Income ( Y = C ) menjadi Y = C + I.
Contoh:
Pada suatu perekonomian negara “Z” diketahui fungsi konsumsi C = 200 miliar + 0,75 Y,
sedangkan besarnya pengeluaran investasi perusahaan (I) sebesar Rp300 miliar.
Tentukan :
1. Besarnya pendapatan nasional keseimbangan
2. Besarnya konsumsi keseimbangan
3. Besarnya tabungan keseimbangan
4. Gambar grafik fungsi konsumsi, tabungan, dan investasi dalam keadaan
keseimbangan.

Anda mungkin juga menyukai