Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 1

 Dwi Rahayu S 1810104028


 Amelty Lisa A 1810104029
 Aerona K 1810104094

Resume Bab 2 Teori Akuntansi

Perumusan Teori Akuntansi


Perumusan teori akuntansi timbul karena adanya kebutuhan untuk memberikan logika
penalaran tentang apa yang yang akan dilakukan oleh akuntan. Dengan kata lain, perubahan prinsip
akuntansi terjadi terutama karena adanya berbagai upaya yang dilakukan untuk memecahkan
berbagai masalah akuntansi dan merumuskan kerangka teoritis untuk praktik akuntansi.
Menurut Hendriksen, teori akuntansi merupakan penalaran logis dalam bentuk seperangkat
prinsip-prinsip yang luas yang memberikan rerangka referensi umum untuk mengevaluasi paktik
akuntansi dan memberikan pedoman dalam mengembangkan praktik dan prosedur akuntansi yang
baru.

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa peranan teori dalam akuntansi sangat berbeda
dengan peranan teori yang digunakan dalam ilmu pasti, dimana dalam ilmu pasti teori
dikembangkan dari hasil observasi empiris. Akuntansi cendeung dikembangkan atas dasar
pertimbangan nilai, yang dipengaruhi oleh factor lingkungan tempat akuntansi dipraktikkan. Teori
tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk kebijakan sebagai landasan dalam praktik akuntansi.
Dalam akuntansi, praktik dapat saja diubah untuk mengakomodasi teori.
Teori memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Memiliki body of knowledge
2. Konsisten secara internal
3. Menyelesaikan dan/atau memprediksi fenomena
4. Menyajikan hal-hal yang ideal
5. Referen yang ideal untuk mengarahkan praktik
6. Membahas masalah dan memberikan solusi

Klasifikasi Perumusan Teori Akuntansi


A. Klasifikasi Teori Akuntansi Menurut Metode Penalaran
1. Pendekatan Deduktif
Pendekatan ini dimulai dari proposisi akuntansi dasar sampai dihasilkan prinsip akuntansi
yang rasional sebagai pedoman dan dasar untuk mengembangkan teknik-teknik akuntansi.
Secara umum, langkah yang digunakan untuk merumuskan teori akuntansi adalah sebagai
berikut.
a. Menentukan tujuan pelaporan keuangan
b. Memilih prostulate akuntansi yang sesuai dengan kondisi ekonomi, politik, dan
sosiologi
c. Menentukan prinsip akuntansi
d. Mengembangkan teknik akuntansi.
2. Pendekatan Induktif
Dalam akuntansi, proses induktif melibatkan kegiatan observasi mengenai data
keuangan yang berkaitan dengan berbagai unit usaha. Dari hasil observasi tersebut,
kemudian dilakukan generalisasi dan dirumuskan prinsip-prinsip akuntansi sesuai
hubungan yang ada. Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan.
a. Mencatat semua observasi
b. Menganalisis dan mengklasifikasikan hasil observasi, sehingga dapat dirumuskan
berbagai kesamaan dan ketidaksamaan
c. Hasil observasi kemudian digeneralisasi
d. Pengujian terhadap generalisasi
3. Pendekatan Etika
Pendekatan ini didasarkan pada konsep kebenaran, keadilan, dan
kewajaran/kejujuran. Walaupun pendekatan ini memiliki banyak manfaat , namun
pendekatan ini pendekatan ini tidak menghasilkan standar yang dapat dijadikan pedoman
dan diterapkan dalam praktik.
4. Pendekatan Sosiologi
Pendekatan ini menekankan pada pengaruh social yang timbul dari teknik-teknik
akuntansi terhadap kesejahteraan soaial dilingkungan tempat akuntansi akan dioperasikan.
5. Pendekatan Ekonomi
Pendekatan ini memusatkan pada pengendalian terhadap perilaku indicator makro
ekonomi sebagai adopsi berbagai teknik akuntansi. Pendekatan ini memiliki kriteria
sebagai berikut.
a. Kebijakan dan teknik akuntansi harus dapat merefleksikan realita ekonomi.
b. Pemilihan teknik akuntansi bergantung pada konsekuensi ekonomi yang timbul dan
pnerapan teknik tersebut.
6. Pendekatan Elektrik
Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan akuntansi dengan cara
menggabungkan berbagai pendekatan yang timbul dari penerapan teknik tersebut.
B. Klasifikasi Berdasarkan Sistem Bahasa
1. Teori Sintaktik
Teori ini berusaha untuk menjelaskan praktik akuntansi dan memprediksi
bagaimana akuntan akan bereaksi pada situasi tertentu atau bagaimana mereka melaporkan
peristiwa tertentu. Dengan demikian teori ini berkaitan dengan struktur proses
pengumpulan data dan pelaporan keuangan.
2. Teori Semantik
Teori ini berkaitan tentang penjelasan mengenai fenomena dan istilah atau symbol
yang mewakilinya. Jadi teori ini memberikan penjelasan mengenai definisi operasional dan
praktik akuntansi.
3. Teori Pragmantik
Teori ini berusaha menjelaskan pengaruh informasi akuntansi terhadap perilaku
pengambil keputusan. Jadi teori ini untuk mengukur dan mengevaluasi pengaruh ekonomi,
psikologi, dan sosiologi pemakai terhadap alternative prosedur akuntansi dan edia
pelaporannya.
C. Klasifikasi Berdasarkan Tujuan
1. Teori Normatif (Preskriptif)
Teori ini berusaha menjelaskan bagaimana seharusnya akuntansi dipraktikkan.
Dengan kata lain, teori normative berusaha untuk membenarkan tentang apa yang
seharusnya dipraktikkan. Teori ini memiliki tujuan sebagai berikut.
a. True Income -> berkonsentrasi pada penciptaan pengukur tunggal yang unik dan benar
untuk aktiva dan laba.
b. Decisions-Usefulness -> untuk membantu proses pengambilan keputusan dengan cara
menyediakan data akuntansi yang relevan atau bermanfaat.
2. Teori Akuntansi Positif
Teori ini beranggapan bahwa kekuasaan dan politik merupakan sesuatu yang tetap
dan system social dalam organisasi merupakan fenomena empiris kongkrit dan bebas
menilai atau tidak bergantung pada manajer dan karyawan yang bekerja dalam organisasi
tersebut.teori ini bertujuan untuk menjelaskan dan mempresiksi praktik akuntansi. Prediksi
terhadap praktik akuntansi berarti teori berusaha memprediksi fenomena yang belum
diamati.
Teori positif berusaha menguji tiga hipotesis berikut.
a. Hipotesis Rencana Bonus
Manajer dengan rencana ini cenderung lebih menyukai metode yang meningkatkan
laba periode berjalan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai sekarang bonus yang
diterima seandainya komite kompensasi dan Dewan Direktur tidak menyesuaikan
dengan metode yang dipih.
b. Hipotesis Hutang / Ekuitas
Pada hipotesis ini, manajer akan memilih metode akuntasi yang dapat menaikkan laba
sehingga dapat mengendurkan batasan kredit dan mengurangi biaya kesalahan teknis.
c. Hipotesis Cost Politik
Hipotesis ini cenderung menggunakan metode akuntansi yang dapat mengurangi laba
periodic dibandingkan perusahaan kecil.
ARTIKEL 5
PENGEMBANGAN TEORI AKUNTANSI BERBASIS FILSAFAT ILMU
Filsafat ilmu merupakan cabang Filsafat yang telah banyak digunakan oleh ahli ekonomi
dan akuntansi untuk mengembangkan baik ilmu ekonomi maupun ilmu akuntansi. Pada awalnya
mengembangkan teori akuntansi didasarkan pada praktek. Seiring dengan perkembangan tuntutan
bisnis terhadap akuntansi, selanjutnya teori akuntansi dikembangkan dengan pendekatan normatif
descriptif. Dalam filsafat ilmu teori dibangun dengan menggunakan preposisi positive dan
hipotesis yaitu diawali dengan observasi selanjutnya melalui proses induksi dihasilkan preposisi
positive. Selanjutnya preposisi positif bersama-sama dengan anggapan apriori dilakukan proses
deduksi untuk menghasilkan preposisi hipotesis.
Selanjutnya hipotesis tersebut diuji untuk menghasilkan teori yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk membuat aturan, prosedur, metode dan sebagainya untuk digunakan dalam
praktek. Mestinya teori akuntansi dibangun berdasarkan pada prosedur seperti ini, sehingga kita
tidak berdebat pada aspek teknis akuntansi, namun harus dipandang dalam spektrum yang lebih
luas yaitu pada landasan filsafati yang digunakan oleh teoari akuntansi.
1. Ilmu Sebagai Aktivitas Penelitian, Ilmu tidak hanya satu aktivitas tunggal saja,
melainkan suatu rangkaian aktivitas sehingga merupakan sebuah proses
2. Ilmu Sebagai Metode Ilmiah, Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup
berbagai tindakan pikiran, pola kerja, tata langkah, dan cara tehnis untuk memperoleh
pengetahuan baru atau memperkembangkan pengetahuan yang ada.
3. Ilmu Sebagai Pengetahuan Sistematis, Ciri sistematis berarti bahwa berbagai
keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai
hubungan-hubungan ketergantungan dan teratur
4. Struktur Ilmu, ada lima kelompok unsur, 1) obyek sasaran, 2) bentuk-bentuk
pernyataan, 3) ragam-ragam proporsi, 4) ciri-ciri pokok, 5) pembagian sistematis.
5. Proses Suatu Teori Berkembang
a. Falsifikasi, trial and error
b. Research Programes, teori dan ilmu akan berkembang melalui penelitian yang
dilakukan
c. Paradigma Kuhn, ilmu dan teori berkembang melalui rangkaian tahapan-
rahapan tertentu
d. Teori Anarki, tidak ada satupun pendekatan yang berhasil menjelaskan secara
tuntas bagaimana suatu ilmu dan teori berkembang
6. Pengembangan Ilmu Akuntansi, chamber menekankan pada gabungan positivisme dan
normativisme
7. Peran Metodologi Dalam Pengembangan Ilmu,
8. Kontribusi Filsafat Ilmu Dalam Pengembangan Ilmu
9. Pendekatan Ontologi, biasa juga disebut pendekatan metafisis yang membicarakan
objek ilmu, hubungan subjek dan subjek.
10. Pendekatan Epistemologis (Theory of knowledge), mempersoalkan bagaimana proses
terjadinya ilmu pengetahuan, termasuk didalamnya sarana ilmiah, sikap ilmiah,
metode, kebenaran ilmiah.
11. Pendekatan Aksiologis,
12. Realitas Ilmu Pengetahuan,
13. Problem-Problem dalam Filsafat Ilmu
ARTIKEL 6
MAINSTREAM ACCOUNTING ANDITS PARADIGM:A CRITICAL ANALYSIS
(PARADIGMA ANDIT AKUNTANSI UTAMA: ANALISIS KRITIS)
Assumptions About the Nature of Science (Asumsi Tentang Hakikat Sains)
1. Ontological and Human Nature Assumptions (Asumsi Ontologis dan Sifat Manusia)
2. Epistemological and Methodological Assumptions (Asumsi Epistemologis dan
Metodologis)
3. The Nature of Society/Social World Assumptions (Sifat Masyarakat / Asumsi Dunia
Sosial)
4. Mainstream Accounting—Consequences and Limitations (Akuntansi Arus Utama —
Konsekuensi dan Batasan)
Akuntansi arus utama yang dikembangkan berdasarkan kepercayaan pada realisme fisik
telah berubah secara bertahap dari realisme ekstrim ke bidang realitas kontekstual. Perubahan ini
telah menggeser penekanan penelitian dari analisis empiris hubungan struktural beton menjadi
model besar keterkaitan antara lingkungan dan organisasi yang dipelajari. Namun, ketiga
pendekatan tersebut masih memiliki ontologi yang sama yaitu realisme fisik yang meyakini bahwa
realitas tersebut ada secara independen dari penelitian akuntansi dan akuntansi. Akibatnya,
akuntan mengambil as yang diberikan dan alami proses sosial politik yang membentuk lembaga
Kerangka kelembagaan dimana akuntansi dipandang sebagai suatu teknologi yang secara ideologis
steril.
Keyakinan ini memberi jalan bagi adopsi positivisme yang menyatakan bahwa penelitian
akuntansi harus memisahkan observasi dan konstruksi teoritis sebagaimana yang telah dilakukan
dalam ilmu-ilmu alam. Dengan demikian, metodologi penelitian yang bertumpu pada pendekatan
hipotetis-de-produktif mendominasi penelitian ilmiah di bidang akuntansi saat ini. Sayangnya,
kepercayaan dominan dari pendekatan cenderung mengabaikan kontroversi dalam filsafat ilmu
sosial tentang realisme dan testabilitas empiris dari teori-teori.
Asumsi bahwa orang memiliki tujuan tunggal dari kecenderungan memaksimalkan utilitas
untuk mengabaikan kompleksitas hubungan sosial di antara orang-orang. dalam organisasi dan
lingkungan sosial di luar organisasi. Diyakini bahwa tujuan konsensual dari maksimisasi utilitas
bergantung pada tujuan investor dan pemegang saham. Tersirat dari asumsi ini adalah keyakinan
bahwa konflik selalu dapat dikelola melalui sistem akuntansi yang tepat.Kondisi ini akan
melahirkan fakta bahwa objektivitas informasi akuntansi merupakan isu yang kontroversial dan
perlu dikaji ulang.

Anda mungkin juga menyukai