Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
RENCANA PENAMBANGAN
c. Nisbah pengupasan
Endapan batu batugamping dengan top soil tidak terlalu tebal membuat nilai
stripping ratio yang menguntungkan sehingga memberikan keuntungan pada
kegiatan penambangan.
53
4.2. Metode Penambangan
Sistem tambang terbuka memiliki beberapa metode yaitu :
1. Open pit, adalah suatu metode penambangan untuk endapan komoditas
tambang dengan cara memindahkan tanah penutupnya dan menggali
komoditas tambang tersebut sehingga menimbulkan pit atau sumur terbuka.
2. Open cast, adalah metode penambangan yang dilakukan dengan cara
penambangan yang mengikuti arah kontur.
3. Quarry, adalah metode tambang quarry diterapkan untuk penambangan
terbuka mineral non-logam industri, contoh endapan pasir di perbukitan,
tanah liat, batu kapur dan andesit.
4. Strip mine, adalah suatu metode tambang terbuka untuk endapan komoditas
tambang yang letaknya mendatar. Strip mine biasanya diterapkan untuk
endapan batubara ataupun endapan lain yang letaknya relative mendatar.
5. Alluvial mine, adalah tambang alluvial adalah tambang terbuka yang
diterapkan untuk menambang endapan-endapan alluvial, misalnya tambang
bijih timah, pasir besi, emas dll.
Dari 5 metode yang ada, PT. Lembo Ade Limestone memilih metode quarry jenis
mineral yang ditambang yaitu batugamping. Metode quarry adalah sistem
tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapan-endapan mineral
industri, antara lain: penambangan batu gamping, marmer, granit, andesit dan
sebagainya. Quarry dapat menghasilkan material atau hasil tambang dalam bentuk
loose/broken materials.
Dimensi batuan yang diproduksi pada sistem penambangan quarry, pada
umumnya adalah mineral yang berbentuk prismatik pendek atau balok-balok yang
memiliki ukuran dan bentuk yang kasar. Quarry pada dasarnya sama dengan open
pit, namun yang membedakannya adalah material yang ditambang. Open pit pada
dasarnya merupakan tambang terbuka yang menambang mineral logam.
Sedangkan quarry pada dasarnya merupakan sistem penambangan terbuka yang
menambang mineral non logam atau batuan, contoh material yang biasanya
ditambang pada quarry yaitu: marmer, batu granit, dan masih banyak lagi yang
lainnya.
54
Produk yang dihasilkan pada sistem quarry pada umumnya merupakan dimensi
batuan nonlogam (Barton, 1968). Pada umumnya, dimensi batuan granit, marmer,
batugamping, batupasir, batugamping, dan slate yang diperkirakan semakin lama
semakin turun atau semakin susah untuk dipotong. Karena kesulitan atau kendala
dan biaya yang berasosiasi dengan proses pemotongan batuan, quarry pada
umumnya lebih mahal dibandingkan dengan metode lain di tambang terbuka,
dengan square set stoping, merupakan biaya terbesar dalam penambangan.
Quarry juga memiliki selektifitas yang tinggi, metode dalam skala kecil, dengan
produktifitas yang rendah.
Bentuk tambang berdasarkan letak endapan mineral industri itu sendiri ada 2
(dua) macam, yaitu:
1. Side Hill Type
Side hill type merupakan bentuk penambangan untuk batuan yang terletak di
lereng-lereng bukit. Medan kerja dibuat mengikuti arah lereng-lereng bukit itu
dengan 2 (dua) kemungkinan, yaitu:
a. Bila seluruh lereng bukit itu akan digali dari atas ke bawah, maka medan
kerja dapat dibuat melingkar bukit dengan jalan masuk (access road)
berbentuk spiral.
b. Bila hanya sebagian lereng bukit saja yang akan di tambang atau bentuk
bukit itu memanjang, maka medan kerja dibuat memanjang pula dengan jalan
masuk dari salah satu sisinya atau dari depan yang disebut straight ramp.
55
a. Material penutup harus dikupas dan dibuang sekaligus sebelum
penambangan dilakukan, berarti diperlukan modal yang besar untuk
membiayai pengupasan material penutup.
b. Karena jalan masuknya miring, kalau operator alat-alat angkut kurang hati-
hati karena ingin dapat premi produksi, maka hal ini akan dapat
menyebabkan kecelakaan, terutama pada jalan masuk yang berbentuk spiral.
56
- Lebar jenjang : 6 meter
- Kemiringan jenjang : 80o.
Gambar 4.3.
Geometri Single Slope
Gambar 4.4.
Geometri Overall Slope
57
metode penambangan PT. Lembo Ade Limestone akan menerapkan metode
tambang terbuka quarry (side hill).
58
terbuka pada proses penambangan sebelumnya). Timbunan lapisan tanah
pucuk ini, nantinya dimanfaatkan pada saat melakukan pekerjaan reklamasi.
No Alat Fungsi
Pemindahan top soil
1. Dump truck
Pengangkutan komoditas
2. Backhoe Alat muat
3. ANFO Alat bongkar
2. Peralatan Pendukung
59
Peralatan pendukung yang dimaksud disini adalah peralatan yang dibutuhkan oleh
perusahaan, untuk mendukung kegiatan penambangan dan pengolahan. Dalam
memilih alat – alat pendukung ini harus meruntut kepada kebutuhan dari
perusahaan. Peralatan pendukung juga terdiri dari peralatan kantor, peralatan
komunikasi, dan alat – alat pelengkap lainnya.
Tabel 4.2
Peralatan Pendukung
No Alat Fungsi
Mengurangi debu berterbangan
1. Mobil tangki air Pemeliharaan jalan
Menyiram tanaman
2. Motor grader Mengurangi adanya genangan air pada saat hujan
3. Kendaraan operasional Mempermudah tranportasi bagi pekerja
4. Genset Pengganti listrik dari PLN
4.6.2 Pemilihan Spesifikasi Alat Muat dan Alat Angkut dan Kebutuhan Peralatan
Beberapa hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan spesifikasi teknis peralatan
adalah :
1. Karakteristik endapan dan lapisan penutup.
2. Aspek teknis dan ekonomis.
Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, operasi penambangan menggunakan
peralatan dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Dumptruck
Merk : HINO
Type : Hino Dutro 230HD PS
Kapasitas : 29,6 m3
Panjang : 6,026 m
Tinggi : 2,165 m
Lebar : 2,50 m
b. Backhoe
Merk : Komatsu
Type : PC 200-8
Tinggi : 2,985 m
Lebar : 2,8 m
Panjang : 6,27 m
60
Kapasitas : 7,5 m3
Ukuran bucket : 1,17 m
4.7 Penentuan Desain Jalan Tambang
Peralatan utama yang akan digunakan pada penambangan adalah backhoe sebagai
alat muat dan hasil penambangan diangkut menggunakan dumptruck ke lokasi
pabrik pengolahan yang terletak di utara lokasi penambangan. Kemudian setelah
diperoleh batugamping yang sesuai rencana, kemudian diolah sesuai permintaan
pasar. Berikut adalah perhitungan jalan tambang.
1) Lebar Jalan Angkut
L = n.Wt + (n+1) (0,5.Wt)
Keterangan :
L = Lebar jalan angkut minimum, (m)
n = Jumlah jalur
Wt = Lebar alat angkut (total), (m).
Pada spesifikasi alat, lebar Dumptruck Hino Dutro 230HD PS = 2 m, maka
perhitungan lebar jalan angkut minimum adalah :
L = n.Wt + (n+1) (0,5 Wt)
L = 2 x 2,5 + (2+1) (0,5 x 2,5)
L = 8,75 m 9 m
Jarak crest to crest (C-C) = 8 m, crest to toe (C-T) = 2 m, tinggi jenjang (H) = 10
m, lebar jalan (Lt)= 9 m, kemiringan jalan (G) = 10%.
4.8 Jadwal Rencana Produksi dan Umur Tambang
Sesuai dengan jumlah cadangan, batugamping yang tertambang sebesar
12.356.883,00 ton. PT. Lembo Ade Limestone merencanakan produksi yang
terjual 2.000.000 ton/tahun.
Tabel 4.3.
Proses Losses
Losses
Pembongkaran 1.50%
Pemuatan 0.50%
Pengangkutan 2.00%
Pengolahan 6.00%
Total 10.00%
61
Perhitungan umur tambang:
Umur tambang = Cadangan tertambang
Target Produksi
= 12.356.883 ton
2.000.000 ton/tahun
= 5 tahun
Tabel 4.4.
Estimasi Cadangan Terbukti Batugamping
Pushback Target Penjualan (Ton) Produksi Akibat Losses Produksi Pertahun Sisa Produksi Balance Produksi
1 2000000 2690483.40 2690483.40 690483.40
2 2000000 4937852.70 2247369.30 247369.30
3 2000000 7518891.60 2581038.90 581038.90 2356883.00
4 2000000 10005949.80 2487058.20 487058.20
5 2000000 12356883.00 2350933.20 350933.20
Total 12356883.00 2356883.00 0
Rencana pemanfaatan batugamping dari hasil kegiatan penambangan PT. Lembo
Ade Limestone akan dimanfaatkan untuk bahan pokok pembuatan semen dengan
permintaan pasar dalam negeri.
Dikarenakan komoditas batugamping kami memiliki kualitas yang sudah
memenuhi syarat baku mutu sebagai bahan pokok pembuatan semen yang baik.
Sehingga semua batugamping kami memenuhi permintaan pasar dan tidak
diperlukan rencana pemanfaatan komoditas tambang lainnya dan mineral
ikutannya.
1. Pushback tahun ke-1
Pushback tahun ke-1 penambangan dimulai dari elevasi 576 m sampai 526 m,
dengan cara quarry side hill type dengan luas area yang di tambang yaitu
111.725,51 m2. Tonase batugamping akibat faktor kehilangan total 10%
mendapatkan target produksi 2.690.483,4 ton dengan target penjualan 2.000.000
ton. Sisa tonase dimasukkan ke stockpile sebesar 690.483,4 ton.
2. Pushback tahun ke-2
Pushback tahun ke-2 penambangan dimulai dari elevasi 576 m sampai 516 m,
dengan cara quarry side hill type dengan luas area yang di tambang yaitu
149.824,93 m2. Tonase batugamping akibat faktor kehilangan total 10%
mendapatkan target produksi 2.247.369,3 ton dengan target penjualan 2.000.000
ton. Sisa tonase dimasukkan ke stockpile sebesar 247.369,3 ton.
3. Pushback tahun ke-3
62
Pushback tahun ke-3 penambangan dimulai dari elevasi 576 m sampai 506 m,
dengan cara quarry side hill type dengan luas area yang di tambang yaitu
165.593,43 m2. Tonase batugamping akibat faktor kehilangan 10% mendapatkan
target produksi 2.581.038,9 ton dengan target penjualan 2.000.000 ton. Sisa
tonase dimasukkan ke stockpile sebesar 581.038,9 ton.
4. Pushback tahun ke-4
Pushback tahun ke-4 penambangan dimulai dari elevasi 576 m sampai 496 m,
dengan cara quarry side hill type dengan luas area yang di tambang yaitu
173.330,20 m2. Tonase batugamping akibat faktor kehilangan total 10%
mendapatkan target produksi 2.487.058,2 ton dengan target penjualan 2.000.000
ton. Sisa tonase dimasukkan ke stockpile sebesar 487.058,2 ton.
5. Pushback tahun ke-5
Pushback tahun ke-5 penambangan dimulai dari elevasi 576 m sampai 486 m,
dengan cara quarry side hill type dengan luas area yang di tambang yaitu
178.893,78 m2. Tonase batugamping akibat faktor kehilangan 10% mendapatkan
target produksi 2.350.933,2 ton dengan target penjualan 2.000.000 ton. Sisa
tonase dimasukkan ke stockpile sebesar 650.933,2 ton. Sehingga sisa produksi
yang terdapat pada stockpile adalah 2.356.883 ton.
63