Anda di halaman 1dari 11

Sistem Informasi Geografis 

terdiri dari 5 komponen yaitu hardware, software, data, manusia, dan metode yang
digunakan untuk menganalisa. Kelima komponen ini saling terkait dan memiliki peran yang sangat penting
dalam mengatur alur informasi pada system SIG.

Perangkat keras umumnya berupa komputer dimana aplikasi SIG dijalakan. Sekarang, terdapat banyak jenis
komputer, mulai dari desktop PC, laptop, hingga komputer berbasis server. Berikut ini adalah bagian-bagian
dari perangkat keras komputer untuk SIG

 Motherboard: Menjadi pusat dari perangkat keras. Semua komponen dibawah ini harus dihubungkan
ke motherboard agar dapat berfungsi.
 CPU/Processor: Perangkat untuk melakukan fungsi kalkulasi dan proses data
 RAM: sebagai penyimpanan sementara file temporal saat komputer berjalan
 Printer: sebagai alat output dalam bentuk hardcopy
 Hard Disk/SSD: Sebagai tempat penyimpanan data
 Monitor: agar kita dapat melihat secara visual proses dan hasil olahan SIG kita

Selain komputer, hardware juga termasuk alat-alat pendukung proses dan aktivitas yang ada pada SIG.
Contoh hardware lainnya antara lain adalah

 Digitizer: untuk melakukan digitasi dengan mudah


 Scanner: untuk men-scan peta analog menjadi peta digital

Perangkat lunak seperti RDBMS, GUI, dan tools SIG memiliki peran yang penting dalam menunjang
pengelolaan data menggunakan sistem informasi geografis

Komponen SIG berikutnya adalah perangkat lunak yang menjadi tools  untuk mengolah data spasial maupun
aspasial yang sudah dimiliki dalam database. Software membantu untuk melakukan fungsi query, edit,
mengolah, dan menampilkan data SIG kepada pengguna.

Perangkat lunak system informasi geografis sangatlah banyak, namun, yang sering digunakan antara lain
adalah ArcGIS, ArcView, QGIS, dan SAGA GIS. Software tersebut menggunakan RDBMS (relational database
management system) untuk melakukan manajemen basis data.
Berikut ini adalah beberapa komponen dari perangkat lunak dalam sistem informasi geografis

 Software SIG: Bertujuan untuk mengolah data yang ada pada SIG
 RDBMS: Bertujuan untuk menyimpan dengan rapih data-data SIG agar dapat digunakan dan diolah
oleh software
 Query Tools: Alat-alat yang berkerjasama dengan RDBMS untuk melakukan fungsi SQL seperti
query, delete, dan insert.
 GUI: interface antara komputer dan manusia agar pengguna dapat mengakses software tersebut
tanpa harus mendalami coding atau bahasa mesin.
 Layout: Fitur untuk melakukan desain dan layouting kepada peta yang akan dibuat

Salah satu komponen paling penting dan paling mahal dari system informasi geografis adalah data geografis
itu sendiri. Data ini terdiri dari data spasial berupa sistem koordinat, foto, dan peta lama, serta data aspasial
berupa statistik dan deskripsi.

Data yang diolah oleh SIG bisa berupa data raster ataupun data vector. Data raster berupa gambar yang terdiri
dari pixel-pixel kecil sedangkan data vector terdiri dari garis-garis. Data raster dapat diubah menjadi data
vector dengan menggunakan proses digitasi, yaitu tracing dan georeferencing. Georeferencing hanya dapat
dilakukan ketika kita mengetahui sistem proyeksi dan koordinat apa yang digunakan oleh data tersebut.
Berikut ini adalah data-data yang ada pada Sistem Informasi Geografis
 Data Spasial: Gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya
direpresentasikan dalam bentuk grafik, peta, atau gambar dengan format digital dan disimpan dalam
bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
 Data Raster: Data disimpan pada sel-sel (pixel) dengan nilai-nilai tertentu. Nilai ini akan
menggambarkan apa sebenarnya arti dari tiap pixel tersebut. Contohnya adalah foto udara dan foto
satelit.
 Data Vektor: Data diskrit, umumnya berbentuk titik, garis (polyline), atau ruang (polygon) yang
dilengkapi dengan data koordinat x,y,z.
 Data Aspasial: Umumnya berupa data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi-
informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang
saling terintegrasi dengan data spasial yang ada.

Data yang diolah oleh SIG bisa berupa data raster ataupun data vector. Data raster berupa gambar yang terdiri
dari pixel-pixel kecil sedangkan data vector terdiri dari garis-garis. Data raster dapat diubah menjadi data
vector dengan menggunakan proses digitasi, yaitu tracing dan georeferencing. Georeferencing hanya dapat
dilakukan ketika kita mengetahui sistem proyeksi dan koordinat apa yang digunakan oleh data tersebut.

Berikut ini adalah data-data yang ada pada Sistem Informasi Geografis

 Data Spasial: Gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya
direpresentasikan dalam bentuk grafik, peta, atau gambar dengan format digital dan disimpan dalam
bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
 Data Raster: Data disimpan pada sel-sel (pixel) dengan nilai-nilai tertentu. Nilai ini akan
menggambarkan apa sebenarnya arti dari tiap pixel tersebut. Contohnya adalah foto udara dan foto
satelit.
 Data Vektor: Data diskrit, umumnya berbentuk titik, garis (polyline), atau ruang (polygon) yang
dilengkapi dengan data koordinat x,y,z.
 Data Aspasial: Umumnya berupa data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi-
informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang
saling terintegrasi dengan data spasial yang ada.
 Pada tahun 1960, Canada mengembangkan sistem SIG pertamanya yang disebut CGIS atau Canada
Geographic Information System. Sistem ini digunakan untuk menyimpan, mengolah, dan menganalisis
informasi yang dimiliki oleh badan pertanahan Canada.
  
 Data Yang Digunakan dalam Sistem Informasi Geografis
 Terdapat dua jenis data yang umumnya digunakan dalam SIG, yaitu data spasial dan data aspasial.
 Data Spasial
 Foto Udara
adalah salah satu contoh data spasial yang berbentuk raster
 Data spasial adalah data yang memiliki informasi lokasi pada data tersebut. Informasi lokasi ini
umumnya berbentuk sistem koordinat baik itu koordinat geografis ataupun koordinat proyeksi.
 Data spasial umumnya digunakan untuk menunjukkan lokasi dari suatu obyek/kenampakan pada
dunia nyata.
 Terdapat dua jenis data spasial yaitu vektor dan raster. Kedua jenis data ini memiliki perbedaan sifat
dan kegunaannya. Oleh karena itu, penggunaannya sangat tergantung dengan kondisi dan hasil yang
ingin dicapai.
 Data Vektor
 Data vektor adalah data yang direpresentasikan dengan garis, titik, atau polygon. Data vektor
dihasilkan dari digitasi data raster ataupun penggambaran langsung obyek dunia nyata pada peta.
Oleh karena itu, data vektor lebih sulit dibuat dibandingkan dengan data raster.
 Data Raster
 Data raster adalah data yang direpresentasikan dengan piksel dalam sebuah grafik. Data raster
dihasilkan langsung oleh foto udara maupun foto satelit. Oleh karena itu, secara umum, data raster
lebih mudah dibuat dibandingkan dengan data vektor.
  
 Data Aspasial
 Data aspasial adalah data yang tidak memiliki informasi mengenai lokasi data tersebut. Data ini
umumnya digunakan untuk membantu menjelaskan informasi yang terkandung pada data spasial.
 Contoh data aspasial adalah data atribut suatu obyek. Misal pada suatu peta terdapat titik berwarna
hitam pada koordinat tertentu, kita tidak akan tahu titik tersebut bermakna apa tanpa adanya penjelas
yaitu legenda. Legenda adalah salah satu contoh data aspasial.
  
 Proses dalam Sistem Informasi Geografis
 Pada dasarnya, system informasi geografis memiliki 5 proses dasar untuk memanajemen dan
menganalisa data spasial yang dimiliki. Kelima proses tersebut adalah
 Input Data
Proses input data digunakan untuk memasukkan data spasial dan data non-spasial kepada basis data GIS.
Data spasial biasanya berupa peta analog. Untuk SIG harus menggunakan peta digital sehingga peta analog
tersebut harus dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan alat digitizer. Selain proses
digitasi dapat juga dilakukan proses overlay dengan melakukan proses scanning pada peta analog.

 
Manipulasi Data
Tipe data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin perlu dimanipulasi agar sesuai dengan sistem yang
dipergunakan. Oleh karena itu SIG mampu melakukan fungsi edit baik untuk data spasial maupun non-spasial.

 
Manajemen Data
Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah pengolahan data non-spasial. Pengolaha
data non-spasial meliputi penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang memiliki ukuran besar.

 
Query dan Analisis
Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara fundamental SIG dapat melakukan dua
jenis analisis, yaitu analisis proximity dan overlay.

Analisis Proximity
Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer. SIG menggunakan proses
buffering (membangun lapisan pendukung di sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya
hubungan antar sifat bagian yang ada.

 
Analisis Overlay
Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut
sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik.

Analisis overlay umumnya digunakan ketika kita memiliki data persebaran banyak fenomena di suatu daerah.
Nanti, dapat diketahui fenomena mana saja yang tumpang tindih atau mengelompok dan fenomena mana yang
cenderung berdiri sendiri.
 
Visualisasi Data
Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam peta atau grafik. Peta sangatlah
efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi geografis. Oleh karena itu, ahli SIG harus piawai juga
dalam memvisualisasikan hasil dia kedalam bentuk grafis.
 
Komponen Sistem Informasi Geografis
Secara umum, system informasi geografis terdiri dari 5 komponen Utama yaitu

 Hardware
 Software
 Data
 Manusia (brain-ware)
 Metode Pengelolaan dan Pengolahan

 
Sumber Data Sistem Informasi Geografis
Sistem informasi geografis modern menggunakan data digital untuk proses analisis dan penafsirannya. Berikut
ini adalah beberapa metode pengumpulan data untuk analisis SIG.

Digitasi
Digitasi adalah proses mendigitalkan data yang bersifat fisik. Hal ini perlu dilakukan karena mayoritas data
perpetaan masih berada dalam bentuk fisik seperti pada lembaran film atau kertas peta.

Proses ini dapat dilakukan dengan cara memasukkan data fisik seperti foto dan peta kedalam mesin, atau
men-scan data tersebut dan mendigitasinya secara manual dengan aplikasi.
Proses digitasi akan mengubah data raster menjadi data vektor yang dapat diolah dan dianalisis oleh aplikasi
SIG.

 
Survey
Survey juga merupakan bagian yang sangat penting dari SIG. Survey meliputi aktivitas pengambilan data
langsung di tempat

Survey menghasilkan data yang nantinya dapat langsung dimasukkan kedalam basis data SIG dengan
menggunakan coordinate geometry (COGO).
Meskipun telah ada teknologi penginderaan jauh, survey masih sangat dibutuhkan dalam proses pemetaan.
Hal ini disebabkan oleh keberadaan informasi-informasi detail lokasi yang mungkin tidak dapat ditangkap dan
digambarkan oleh penginderaan jauh.

 
Penginderaan Jauh

Helikopter sering
digunakan untuk melakukan foto udara beresolusi tinggi

Penginderaan jauh adalah metode pengambilan informasi dan pencatatan rupabumi suatu wilayah dengan
menggunakan wahana tertentu.
Sesuai dengan namanya, surveyor yang menggunakan penginderaan jauh umumnya berlokasi jauh atau tidak
langsung berada di wilayah survey. Hal ini dapat terjadi karena kemajuan teknologi pada bidang foto udara,
sensor, pesawat, serta satelit.

Penginderaan jauh umumnya dilakukan dengan menggunakan foto udara dari pesawat, foto satelit, atau
teknologi drone. Karena diambil dari ketinggian yang tinggi, umumnya penginderaan jauh menghasilkan basis
peta dengan skala yang cukup kecil. Namun, ada pula wahana yang cukup detail dalam mengambil gambar
seperti satelit quickbird atau penggunaan drone dan kamera pesawat beresolusi tinggi.
 
GPS
GPS atau Global Positioning System adalah sistem penentuan lokasi global yang memanfaatkan satelit untuk
melakukan triangulasi lokasi perangkat.
Global positioning system berkerja dengan cara menerima sinyal dari satelit yang nantinya akan digunakan
untuk melakukan triangulasi lokasi. Oleh karena itu, GPS hanya dapat berfungsi secara akurat jika terdapat 3
atau lebih satelit yang mengirimkan sinyal.

Selain itu, GPS juga harus memiliki koneksi sinyal yang bagus dengan satelit tersebut agar dapat memprediksi
lokasi secara akurat.
Sekarang, GPS sudah memiliki akurasi dibawah 10m sehingga mengurangi galat saat melakukan perhitungan
atau navigasi. GPS navigasi tertentu bahkan sudah mencapai akurasi dibawah 3-5m, sedangkan GPS untuk
survei dan pemetaan sudah memiliki akurasi dalam rentang milimeter.

Meskipun begitu, perangkat GPS yang memiliki kualitas dan akurasi tinggi sangat sulit didapatkan dan memiliki
harga yang mahal. Oleh karena itu, tidak semua orang dapat mengakses sebuah GPS.
 
Manfaat Sistem Informasi Geografis
Sistem informasi geografis memiliki banyak manfaat, terutama pada bidang-bidang yang memerlukan analisis
spasial dari suatu fenomena.

Analisis Tutupan Lahan


Sistem Informasi Geografis dapat membantu kita menentukan tutupan lahan suatu wilayah tanpa
harus kesana
SIG dapat digunakan untuk melakukan analisis tutupan lahan dengan menginterpretasikan foto udara atau
citra satelit.
Dengan adanya informasi mengenai tutupan lahan, pihak pemerintah dan perencana wilayah dapat dengan
lebih mudah memantau tutupan lahan serta kesesuaiannya dengan zonasi yang sudah ditetapkan.

Keunggulan dari menggunakan SIG untuk menganalisis tutupan lahan adalah cakupannya yang sangat luas.
Kita tidak harus berada di lokasi tersebut untuk melakukan analisisnya, tinggal mengirimkan satelit atau
pesawat saja.
 
Analisis Topografi
Ketinggian dan pola ketinggian suatu wilayah dapat diketahui dan dianalisis dengan menggunakan sistem
informasi geografis.
Sumber data yang diperlukan untuk analisis ini adalah citra satelit yang memiliki informasi ketinggian. Untuk
analisis topografi, sangat sulit menggunakan foto udara konvensional karena sulit mengetahui ketinggian suatu
tempat dari sebuah foto.

Output yang dihasilkan dari analisis topografi adalah peta DEM (Digital elevation model) serta peta
topografi suatu wilayah.
Analisis topografi sangat penting dilakukan karena sering digunakan sebagai dasar dari pembuatan peta-peta
lainnya.

 
Analisis Hidrologi
Seorang ahli SIG dapat melakukan analisis dan modelling pergerakan air atau sistem hidrologi pada suatu
wilayah dengan menggunakan sistem informasi geografis.

Informasi aliran air, debit air, serta kualitas air dapat dipadukan dengan informasi ketinggian, kelerengan, serta
morfologi sehingga menciptakan peta aliran air yang lebih komprehensif dan akurat. Dengan informasi ini, ahli
SIG dapat menganalisis siklus air yang terjadi pada suatu lokasi.
Analisis hidrologi umumnya dilakukan ketika peta DEM (Digital Elevation Model) sudah tersedia dari analisis
topografis.

 
Pembuatan Peta

Dengan adanya SIG, pembuatan peta tidak lagi memakan waktu yang sangat lama sehingga lebih
banyak obyek yang dapat dipetakan
Pembuatan peta merupakan salah satu tujuan utama dari pengembangan serta penciptaan aplikasi SIG.
Dengan digunakannya sistem informasi geografis, waktu pembuatan peta dapat dibuat sesingkat mungkin dan
akurasi pada peta dapat dibuat setinggi mungkin.

Hal ini dapat terjadi karena SIG memungkinkan kartografer untuk melakukan overlay, edit, serta pengolahan
data dengan lebih cepat dan ringkas langsung dalam aplikasi. Selain itu SIG juga memungkinkan untuk
melakukan perintah undo dan redo, yang seperti kita ketahui, sangat penting dalam mengolah data.
 
Geostatistika
Geostatistika adalah metode statistik yang diterapkan secara spasial pada bidang 3D sebuah peta.
Geostatistika dapat digunakan untuk menentukan korelasi spasial antar lokasi dengan nilai data yang berbeda-
beda.
Oleh karena itu, geostatistika dapat digunakan untuk menganalisis, mengintrapolasi, serta memprediksi
aktivitas yang akan terjadi dalam ruang spasial. Contoh penggunaan geostatistika dalam SIG adalah
pembuatan DEM, analisis fourier, analisis polygon thiessen, serta analisis tren.
Geostatika juga dapat digunakan untuk melihat kecenderungan aglomerasi, autokorelasi, dan dispersi pada
suatu wilayah. Sekarang, geostatika kerap digunakan untuk mengetahui kepadaan dan persebaran
penduduk yang ada pada suatu lokasi.

 
Analisis Linkage dan Konektivitas
Linkage adalah istilah yang merujuk pada hubungan dua lokasi, sama seperti konektivitas. SIG dapat
dimanfaatkan dalam menentukan linkage serta konektivitas suatu tempat dengan tempat lainnya karena SIG
mencakup data spasial dan data aspasial.

Contoh analisis linkage adalah analisis cost matrix, service area, dan analisis rute terpendek.
Analisis linkage dan konektivitas ini sangat penting dalam menentukan rute transportasi yang baik. Terutama
jika ingin mencari tempat optimal untuk menempatkan industri, menciptakan kawasan ekonomi khusus, atau
bahkan mencari tempat untuk membuka toko.

 
Manajemen Sumber Daya Alam

SIG dapat digunakan


untuk memetakan dan mengelola sumber daya alam suatu wilayah

Pengelolaan sumber daya alam sangat penting untuk kemajuan perekonomian setiap negara. Indonesia
sebagai salah satu negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah tentu saja harus melakukan
pengelolaan yang detail, mulai dari pencatatan hingga eksploitasi.

SIG dapat digunakan untuk melihat lokasi-lokasi deposit sumber daya alam tambang seperti batubara, emas,
ataupun minyak bumi. Informasi ini kemudian dapat dioverlay dengan lokasi pengembangan tambang
serta kawasan ekonomi khusus di tiap wilayah.
SIG juga dapat digunakan untuk memetakan lokasi yang memiliki banyak sumber daya alam hayati seperti
hutan, binatang ternak, ataupun ikan. Informasi ini dapat diselaraskan dengan basis data SIG mengenai
manajemen lingkungan.

 
Analisis Kebencanaan
Sistem informasi geografi dapat digunakan untuk menginventarisasi risiko kebencanaan suatu wilayah secara
spasial. Hal ini sangat penting mengingat rencana pembangunan kita semuanya berbasiskan lokasi spasial.
Berikut ini adalah beberapa manfaat SIG dalam analisis kebencanaan.

 Memantau luas wilayah yang beresiko terkena bencana alam


 Pencegahan terjadinya bencana alam pada masa yang akan datang
 Menyusun rencana pembangunan kembali daerah pasca-bencana
 Penentuan bahaya erosi dan pergerakan tanah
 Prediksi ketinggian banjir atau genangan air
 Prediksi kekeringan suatu wilayah

 
Perencanaan Wilayah dan Kota
Sistem informasi geografis memiliki peran yang sangat penting dalam melakukan perencanaan wilayah dan
kota. Perencanaan memerlukan data yang sangat banyak untuk dapat menciptakan kebijakan dan rencana
pengembangan suatu wilayah. Idealnya, SIG menjadi alat untuk mengolah informasi ini.
Dalam proses perencanaan, kita mengenal data gathering dan analisis data. SIG memegang peranan penting
dalam analisis data dan manajemen data ketika data tersebut sudah diambil. Berikut ini adalah beberapa
manfaat SIG dalam proses perencanaan.

 Aspek sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, tata guna lahan,
pertambangan dan energi
 Aspek perencanaan ruang, seperti perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kawasan industri,
pasar, kawasan permukiman, penataan sistem dan status pertahanan.
 Aspek manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah, seperti manajemen sistem informasi jaringan
air bersih, perencanaan dan perluasan jaringan listrik.
 Aspek pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata suatu daerah.
 Aspek transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian rute alternatif,
perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan kemacetan dan kecelakaaan.
 Aspek sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui luas dan persebaran penduduk suatu wilayah,
mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya, pendataan
dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada suatu kawasan, pendataan
dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan
dan perkantoran.

Oleh karena itu, semua planner harus mahir dalam menggunakan sistem informasi geografis.

 
Manajemen Lingkungan

SIG dapat
digunakan untuk merespons cepat terhadap kebakaran hutan di daerah terpencil
Sistem informasi geografis dapat digunakan untuk manajemen lingkungan yang terintegrasi pada skala luas.

Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas, membentang dari sabang hingga merauke . Terlebih lagi,
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan ekosistem yang sangat beragam dan ekoregion yang sangat
unik. Tentu saja akan sulit jika setiap lokasi harus dijaga dengan menggunakan tenaga manusia.
Oleh karena itu, SIG perlu dimanfaatkan untuk memonitor kualitas lingkungan pada tiap-tiap wilayah. Jika ada
tanda-tanda mengkhawatirkan, pemerintah dapat langsung mengirimkan tim untuk menanggulanginya.

SIG dapat mendeteksi kebakaran hutan secara dini dan mengirimkan tim pemadam kebakaran. SIG dapat
digunakan untuk melihat dampak eksternalitas dari polusi pabrik kepada lingkungan sekitarnya. SIG juga dapat
digunakan untuk melakukan katalog kepada flora dan fauna yang hidup di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai