A. Latar Belakang
Rencana Strategi Child Survival (CS) terdiri dari 3 pesan kunci dan 4
strategi.
Tiga pesan kunci CS adalah:
1. Setiap bayi dan balita memperoleh pelayanan kesehatan dasar
paripurna.
2. Setiap bayi dan balita sakit ditangani secara adekuat.
3. Setiap bayi dan balita tumbuh dan berkembang secara optimal.
B. Pengertian
Penyajian PWS KIA juga dapat dipakai sebagai alat advokasi, informasi dan
komunikasi kepada sektor terkait, khususnya aparat setempat yang berperan
dalam pendataan dan penggerakan sasaran. Dengan demikian PWS KIA dapat
digunakan untuk memecahkan masalah teknis dan non teknis. Pelaksanaan PWS
KIA akan lebih bermakna bila ditindaklanjuti dengan upaya perbaikan dalam
pelaksanaan pelayanan KIA, intensifikasi manajemen program, penggerakan
sasaran dan sumber daya yang diperlukan dalam rangka meningkatkan jangkauan
dan mutu pelayanan KIA. Hasil analisis PWS KIA di tingkat puskesmas dan
kabupaten/kota dapat digunakan untuk menentukan puskesmas
dan desa/kelurahan yang rawan. Demikian pula hasil analisis PWS KIA di
tingkat propinsi dapat digunakan untuk menentukan kabupaten/kota yang
rawan.
C. Tujuan
Tujuan umum :
Terpantaunya cakupan dan mutu pelayanan KIA secara terus-menerus di
setiap wilayah kerja.
Tujuan Khusus :
1. Memantau pelayanan KIA secara Individu melalui Kohort
2. Memantau kemajuan pelayanan KIA dan cakupan indikator KIA
secara teratur (bulanan) dan terus menerus.
3. Menilai kesenjangan pelayanan KIA terhadap standar pelayanan KIA.
4. Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator KIA terhadap target
yang ditetapkan.
5. Menentukan sasaran individu dan wilayah prioritas yang akan
ditangani secara intensif berdasarkan besarnya kesenjangan.
6. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia dan yang potensial untuk digunakan.
7. Meningkatkan peran aparat setempat dalam penggerakan sasaran dan
mobilisasi sumber daya.
8. Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat untuk
memanfaatkan pelayanan KIA.
BAB II
PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM KIA
Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pemantapan
pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut :
A. Pelayanan Antenatal
B. Pertolongan Persalinan
E. Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh
tenaga kesehatan maupun masyarakat.
Faktor risiko pada neonatus adalah sama dengan faktor risiko pada ibu
hamil. Ibu hamil yang memiliki faktor risiko akan meningkatkan risiko
terjadinya komplikasi pada neonatus. Deteksi dini untuk Komplikasi pada
Neonatus dengan melihat tanda-tanda atau gejala-gejala sebagai berikut :
1. Tidak Mau Minum/menyusu atau memuntahkan semua
2. Riwayat Kejang
3. Bergerak hanya jika dirangsang/Letargis
4. Frekwensi Napas < = 30 X/menit dan >= 60x/menit
5. Suhu tubuh <= 35,5 C dan >= 37,5 C
6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
7. Merintih
8. Ada pustul Kulit
9. Nanah banyak di mata
10. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.
11. Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat
12. Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat
13. Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI
14. BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram
15. Kelainan Kongenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit.
Komplikasi pada neonatus antara lain :
1. Prematuritas dan BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr)
2. Asfiksia
3. Infeksi Bakteri
4. Kejang
5. Ikterus
6. Diare
7. Hipotermia
8. Tetanus neonatorum
9. Masalah pemberian ASI
10. Trauma lahir, sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital, dll.
Jumlah ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh
tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja dan kurun waktu tertentu
_ X 100%
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Angka kelahiran kasar (CBR) yang digunakan adalah angka terakhir CBR
kabupaten/kota yang diperoleh dari kantor perwakilan Badan Pusat Statistik
(BPS) di kabupaten/kota. Bila angka CBR kabupaten/kota tidak
ada maka dapat digunakan angka terakhir CBR propinsi. CBR propinsi dapat
diperoleh juga dari buku Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan
Kesehatan 2007 2011 (Pusat Data Kesehatan Depkes RI, tahun 2007).
Jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai
standar oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
_ X 100%
Jumlah sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Jumlah sasaran ibu nifas sama dengan jumlah sasaran ibu bersalin.
Adalah cakupan ibu hamil dengan faktor risiko atau komplikasi yang
ditemukan oleh kader atau dukun bayi atau masyarakat serta dirujuk ke
tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Masyarakat disini, bisa keluarga ataupun ibu hamil, bersalin, nifas itu
sendiri.
Jumlah ibu hamil yang berisiko yang ditemukan kader atau dukun bayi atau
masyarakat di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100%
20% x jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
H. Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri (PK)
Jumlah anak balita sakit diperoleh dari kunjungan balita sakit yang
datang ke puskesmas (register rawat jalan di Puskesmas). Jumlah anak balita
sakit yang mendapat pelayanan standar diperoleh dari format pencatatan dan
pelaporan MTBS
Adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif
menggunakan alat dan obat kontrasepsi (alokon) dibandingkan dengan jumlah
pasangan usia subur di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Jumlah peserta KB aktif di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100%
Jumlah seluruh PUS di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Keterangan :
PUS : Pasangan yang istrinya berusia 15-49 tahun atau lebih dari 49 tahun
masih menstruasi.
Bab IV
PENGUMPULAN, PENCATATAN DAN
PENGOLAHAN DATA KIA
A. Pengumpulan Data
Data pelayanan :
● Jumlah K1
● Jumlah K4
● Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
● Jumlah ibu nifas yang dilayani 3 kali (KF 3) oleh tenaga kesehatan
● Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada umur 6
48 jam
● Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan lengkap (KN
lengkap)
● Jumlah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan faktor risiko/komplikasi yang
dideteksi oleh masyarakat
● Jumlah kasus komplikasi obstetri yang ditangani
● Jumlah neonatus dengan komplikasi yang ditangani
● Jumlah bayi 29 hari 12 bulan yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sedikitnya 4 kali
● Jumlah anak balita (12 59 bulan) yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sedikitnya 8 kali
● Jumlah anak balita sakit yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar
● Jumlah peserta KB aktif
2. Sumber data
Data sasaran berasal dari perkiraan jumlah sasaran (proyeksi) yang
dihitung berdasarkan rumus yang diuraikan dalam BAB III. Berdasarkan
data tersebut, Bidan di Desa bersama dukun bersalin/bayi dan kader
melakukan pendataan dan pencatatan sasaran di wilayah kerjanya.
B. Pencatatan Data
1. Data Sasaran
Data sasaran diperoleh sejak saat Bidan memulai pekerjaan di
desa/kelurahan. Seorang Bidan di desa/kelurahan dibantu para kader dan
dukun bersalin/bayi, membuat peta wilayah kerjanya yang mencakup denah
jalan, rumah serta setiap waktu memperbaiki peta tersebut dengan data baru
tentang adanya ibu yang hamil, neonatus dan anak balita.
Data sasaran diperoleh bidan di desa/kelurahan dari para kader dan dukun bayi
yang melakukan pendataan ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, bayi dan
anak balita dimana sasaran tersebut diberikan buku KIA dan bagi ibu hamil
dipasang stiker P4K di depan rumahnya. Selain itu data sasaran juga dapat
diperoleh dengan mengumpulkan data sasaran yang berasal dari lintas program
dan fasilitas pelayanan lain yang ada di wilayah kerjanya.
Buku KIA
stiker P4K
2. Data Pelayanan
Selain hal tersebut bidan di desa juga mengumpulkan data pelayanan yang
berasal dari lintas program dan fasilitas pelayanan lain yang ada di wilayah
kerjanya.
DIAGRAM ALUR PENCATATAN
PELAYANAN KIA OLEH BIDAN
C. Pengolahan Data
Setiap bulan Bidan di desa mengolah data yang tercantum dalam buku
kohort dan dijadikan sebagai bahan laporan bulanan KIA. Bidan Koordinator
di Puskesmas menerima laporan bulanan tersebut dari
semua BdD dan mengolahnya menjadi laporan dan informasi kemajuan
pelayanan KIA bulanan yang disebut PWS KIA. Informasi per desa/kelurahan
dan per kecamatan tersebut disajikan dalam bentuk grafik PWS KIA yang
harus dibuat oleh tiap Bidan Koordinator.
PWS KIA disajikan dalam bentuk grafik dari tiap indikator yang
dipakai, yang juga menggambarkan pencapaian tiap desa/kelurahan dalam
tiap bulan.
Dengan demikian tiap bulannya dibuat 13 grafik, yaitu :
1. Grafik cakupan kunjungan antenatal ke-1 (K1).
2. Grafik cakupan kunjungan antenatal ke-4 (K4).
3. Grafik cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn).
4. Grafik cakupan kunjungan nifas (KF).
5. Grafik deteksi faktor risiko/komplikasi oleh masyarakat.
6. Grafik penanganan komplikasi obsetrik (PK).
7. Grafik cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1).
8. Grafik cakupan kunjungan neonatal lengkap (KNL).
9. Grafik penanganan komplikasi neonatal (NK).
10. Grafik cakupan kunjungan bayi (KBy).
11. Grafik cakupan pelayanan anak balita (KBal).
12. Grafik cakupan pelayanan anak balita sakit (BS).
13. Grafik cakupan pelayanan KB (CPR).
Di bawah ini dijabarkan cara membuat grafik PWS KIA untuk tingkat
puskesmas, yang dilakukan tiap bulan, untuk semua desa/kelurahan. Bagi
bidan di desa akan sangat penting apabila dapat membuat grafik cakupan dari
PWS KIA diatas di tingkat Poskesdes/Polindes yang diupdate setiap
bulannya. Sedangkan untuk puskesmas, penyajian ke 13 cakupan dalam
bentuk grafik maupun angka akan sangat berguna untuk keperluan analisa
PWS lebih lanjut.
2. Penggambaran Grafik.
90%
X 100
12 bulan
Berikut ini adalah contoh grafik PWS KIA hasil perhitungan tersebut di atas.
Dec -
90%
Nov-
82,5%
Okt -
75% Target 45%
Sep -
67,5%
Ags - 60%
Jul -
52,5%
Jun - 45%
May -
37,5%
Apr -
30,5%
Mar -
22,5%
Feb - 15%
Jan - 7,5%
Kumulatif 6 55 5 4 32 49
5 3 2
%Bulan Ini 1 7,5 5 1 3 8
5 0
% Bulan 1 7,5 6 8 5 7
Lalu 0
Trend
Nama Desa A B C D E PK
M
A. Analisis
Analisis adalah suatu pemeriksaan dan evaluasi dari suatu
informasi yang sesuai dan relevant dalam menyeleksi suatu tindakan yang
terbaik dari berbagai macam alternatif variasi. Analisis yang dapat dilakukan
mulai dari yang sederhana hingga analisis lanjut sesuai dengan tingkatan
penggunaannya. Data yang di analisis adalah data register kohort ibu, bayi dan
anak balita serta cakupan.
1. Analisis Sederhana
Selain di Puskesmas, analisis ini dapat juga dilakukan oleh Bidan di Desa
dimana Bidan di Desa dapat menilai cakupan indikator PWS KIA di desanya
untuk menilai kemajuan desanya. Di Poskesdes seorang Bidan di Desa dapat
membuat grafik cakupan indikator PWS KIA sehingga dia bisa mengikuti
perkembangan dan menindaklanjutinya.
i. Status baik
Adalah desa/kelurahan dengan cakupan diatas target yang
ditetapkanuntuk bulan Juni 2008, dan mempunyai kecenderungan
cakupan bulanan yang meningkat atau tetap jika dibandingkan dengan
cakupan bulan lalu.
Desa/kelurahan-desa/kelurahan ini adalah desa/kelurahan A dan
desa/kelurahan B. Jika keadaan tersebut berlanjut, maka desa/kelurahan-
desa/kelurahan tersebut akan mencapai atau melebihi target tahunan yang
ditentukan.
2. Contoh analisis dan penelusuran data kohort bayi dan anak balita yang
dapat dilakukan oleh bidan untuk meningkatkan kinerja berdasarkan
data dari register kohort :
a. Bayi D umur 6 hari, kehaliran di bidan swasta, kunjungan neonatal 1
oleh bidan wilayah diberikan vit K 1 tetapi belum HB 0, bayi belum
mempunyai buku KIA.
b. Bayi Y umur 6 bulan, kelahiran di bidan wilayah, asuhan BL lengkap,
kunjungan neonatal lengkap, sudah kunjungan bayi I, sudah
imunisasi BCG, Polio 1, DPT-HB 1, Polio 2, DPT-HB 3 dan Polio 4.
Analisis dari 2 contoh data dari kohort di atas adalah sebagai berikut :
Jumlah K K Taksiran P
bumil 1 4 persalinan n
sampai
bulan Juni
2 2 6 2 5
4 3
Bentuk Siapa Dari ibu Siapa ibu Dari ibu
ibu yang yang yang K4
pertanyaa yang K1 akan siapa yang
n tidak siapa melahirkan ibu yang
sederhana K1? ibu bulan ini? tidak Pn
untuk yang
bidan tidak
menganali K4?
sa
Contoh analisis upan pelayanan dari data kohort ibu
cak
Jumla Neonatu
h bayi Kn 1 Kn s K
sampai lengkap dengan B
dengan komplik y
bulan asi
Juni yang
ditangan
i
2 1 7 2 8
4 0
Bentuk Siapa Dari Siapa Dari bayi
pertanyaan neonatus neonatus yang
risiko
sederhan neon yang tinggi yang belum
a untuk atus sudah belum Kby 1
bidan yang Kn 1 terlayani Kn? atau
mengana belu siapa Kby 2
lisa m yang atau
Kn belum Kby 3
1? Kn atau
Apa lengkap Kby 4
j e n ? Apa bagaima
i s jenis na status
pelay pelayan gizi
anan an yang masing-
yang belum masing
belu didapat bayi?
m kan? bagaima
dida na status
patk imunisas
an, i
Vit masing-
K1 masing
atau bayi?
HB 0 apa jenis
atau pelayana
kons n yang
eling belum
meny didapatk
usui an?
Contoh analisis cakupan pelayanan dari data kohort bayi
Analisis seperti ini dinamakan analisis penelusuran per individu yang
dapat membantu Bidan meningkatkan kinerja dan apa yang harus dilakukan
untuk bulan depan terutama untuk meningkatkan cakupan Persalinan oleh
tenaga kesehatan (Pn), Kunjungan neonatal, kunjungan
bayi atau indikator lainnya.
Pada sasaran bayi terdapat sedikit perbedaan penelusuran, karena tiap
indikator program bayi menetapkan interval waktu untuk dipatuhi misalnya
seorang neonatus dimasukkan cakupan Kn1 jika
diberikan layanan Kn1 pada umur 6-48 jam setelah lahir, jika umur 3 hari
belum mendapatkan Kn 1 maka pelayanan yang disusulkan akan
dimasukkan cakupan Kn 2 atau jika sudah umur 8 hari maka dimasukkan
cakupan Kn 3. Maka penelusuran yang dilakukan tidak bisa untuk mengejar
cakupan per indikator jika melebihi interval waktu yang ditetapkan, melainkan
untuk mengejar jenis pelayanan yang harus didapatkan bayi misalnya neonatus
umur 4 hari belum Kn 1 dan pada kelahirannya belum dapat vitamin K1 dan
Hepatitis B1, maka neonatus tersebut dimasukkan cakupan Kn2 sekaligus
diberikan pelayanan vitamin K1 dan imunisasi HB 0.
1
441 P
e
r
12 11 11 108 83 - b
a
i
k
a
2 n
357
10 9 9 80 60 11 s
i
s
t
e
m
3
427 p
12 11 11 117 67 182 e
n
c
a
t
a
t
a
n
4 12 12 11 133 33 - d
443 a
n
p
e
l
a
p
o
r
a
n
P
W
S
-
K
I
A
(
v
a
l
i
d
a
s
i
d
a
t
a
)
.
M
e
n
g
u
s
a
h
a r a s
k h k
a d k a e
n a o
n k s
a m
a n a
n o s
g
a e r /
o b P
r d u
n o
a i m s
s t n i k
e u l e
t s a
s
i M s s d
a i e e
p e s
d
m i
p n
d i
e b 1
r e K
s e n
a m 1
r g u
l u
i i a n n
n k g j
n k u
a a
n i
n n
t n
d
i o d g
b h k a a
a a t n
w o a
a d h n
i g r
u
k a m
e h m k a
a e h
P s
u p t o
s y e
a l
k a n e
e d r a h
s a g
m a a
a k b
s i
/ b a k d
P t e a
u s
o n
s m e /
k i h d
e a a o
l g t
s k
d a a t
e n e
s y r r
a M
3 n e p
t n a
6 g i g d
K a a
u u
n b p s
a s
e h e
j
u r a t
p i
n s k
g e a a
a a r n p
n l s
i a a b
o n g u
l l a m
e i r i
h l
d n ,
i a s
b e
i n b
t
d i u
a t a f
n d p a
/ e s
d n i
o a t p
k e d
g o a
t r
e a l s n
r o a
l n
n i
p k e
g n o
a e a
d n
s n a
a
e n t
a d u
s h s
e i
a k b
t M
i t e a
w e
a a s
p a m
n M
e
b n k b
u e
f B g e
a e u P r
s s u
i d a
i
l
k a r
d s p
a o
e i r
n k
n s a b
n
g t u
k
h a e e m
a n m d i
i
n l
d a
s
i
t p k
a e p
o e s
h e e
k n h
a r
o c t
a i
p h a n
k
a t K
a s
d a b
m u a
t p
a a
a t
a e
s n k
n /
b y K
o e
a t
u a
.
m r d
a a 1 n
i 3
6 a
l k n ● Kunjungan oleh
tenaga
a kesehatan pada k
Bumil e
t B
y p s
e
a e
r
n a l
k s
g g a e
o
a p c
o
r o a
b r
r d r
e a i a
r t
n n
s i
a
a a t
s
l p P e
i
i W r
n S a
p t
- d
e u
K e
d r n r
I
i s g
A Perbaikan
a a sistem pencatatan
l n dan pelaporan
t i ( PWS-KIA (validasi
e data).
n v
n t B
a a
a o u
n l
g k m
i
a o i
d
d h l
a
i
k s
t
i m d
e o a a
s l s
e n
o d y
h n a a
a g t r b
t a a u
a ) k l
n n
. a i
a Bumil dan
bulin di luar t n
k wilayah yang
B mendapatkan
e pelayanan di
e fasilitas d
s d
r k a
e i
k s
e n
P h
o a
t
e a l
n k
o r u
t a
r b e a
r d
d s r
e e
i a b
u r
i t
n
a k t w
e
a t a i
s a
p g l
i n
a i a r
y l n s
a a a
h p l
t
o i
o
r n
y k
k
a o
a
n h o
n
g l
e
m
k h
m a
e
e s
n y n
d d a a
a i r k
p n a e
a a k s
t s a
k t
a
k
n
e d
s a
p e n
e h
l a
k
a t
a
y a
d
a n
e
n
r
a
K
n
a
a
b
g
d u
a
i p
r
a
t
f
e s
a
n e
s
/ t
i
K i
l
o a
i
t p
t
a
a
.
s Mengusah b
akan agar setiap
persalinan dibawa u
ke
Puskesmas/Poskesd m
k es
2 7 i
e K unjun
gan oleh l
s
bidan/dokter pada
e
setiap bufas dan
h neonatus p
a Memberik e
t an hadiah pada r
bumil yang
a i
bersalin di tenaga
n kesehatan k
B s
e a
t
r
e
k
r t
o
s e
o
e r
r
b a
d
u t
i
t u
n
r
a
t s
e i d
t a
a n
d
p
e
n b
d g e
Contoh
lain dari
SKEMA
ALTER
NATIF
TINDAK
LANJUT
Rencana operasional tersebut perlu dibicarakan dengan semua pihak yang
terkait :
DEPKES DITJEN
BINKESMAS
D.
D.
N
RAPAT
PERTEMUAN PWS KOORDINASIPWS GUB
KADIN/KES TK.PROPINSI
TK.PROPINSI PROP ERN
1x1 BULAN 1x1 BULAN
UR
Data ASS
T
Cakupan
Bulanan
PERTEM PWS
UAN PWS D.K.K DOKABU B
TK.KAB/
Data Cakupan RAPAT U
KODYA
1x1 Bulanan KOORDI P
BULAN NASI
TK.KAB/ A
Dr. KODYA
1x1 T
BULAN
PWS I
Istruksi
Tindak S
MINI Lanjut
Non- E
LOKA Teknis
KARY K
PWS
A W
I
RAPAT
KOOR L
DINASI D
A
C
AM
AT
SE
K
WI
LC
AM
PUSKESMAS L JANGKA PUSKESMAS TK.KECAMATAN
1x1 BULAN
PENDEK
Tind Istruksi Tindak
Data Lanjut Non-
ak Cakupan
Bulanan Teknis
Lanj
ut
Tekn RENCANA
is PENGELOLA KIA MOTIVASI
PENGGERAKAN
RENCANA MASYARAKAT
OPERASIONA
KEP DE
AL SA
A
: ARUS INSTRUKSI/KOORDINASI
: ARUS DATA/INFORMASI
Sesuai PP No. 34 th 2004 tentang Otonomi Daerah diharapkan
pelembagaan PWS KIA dilakukan mulai tingkat desa, kabupaten/kota
sehingga PWS KIA dapat dijadikan bahan masukan musrenbang desa dan
kabupaten/kota.
Penyajian PWS KIA pada pertemuan teknis bulanan ditingkat puskesmas (mini
lokakarya) dan kabupaten/kota (pertemuan bulanan dinas kesehatan
kabupaten/kota), untuk menginformasikan hasil yang telah dicapai, identifikasi
masalah, merencanakan perbaikan serta menyusun rencana operasional periode
berikutnya. Pada pertemuan tersebut wilayah yang berhasil diminta untuk
mempresentasikan upayanya.
A. Pertemuan orientasi :
Pertemuan ini merupakan pertemuan dengan tujuan :
● Menyamakan persepsi mengenai PWS KIA
● Menentukan kebijaksanaan propinsi dalam pelaksanaan PWS KIA
● Merencanakan Fasilitasi tingkat kabupaten/kota dan puskesmas
● Menyusun mekanisme pemantauan kegiatan, dll
Pihak yang terlibat meliputi :
● Subdinas/Bidang yang menangani KIA dari Dinas Kesehatan
Propinsi dan Kabupaten/Kota.
● Subdinas/Bidang yang menangani Puskesmas dan RS dari Dinas
Kesehatan Propinsi dan Kabupaten/Kota.
● Subdinas/Bidang yang menangani Pengendalian Penyakit dari
Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten/Kota.
Selain itu, pertemuan juga dapat melibatkan RSU. Hal ini penting karena
PWS KIA mempunyai pendekatan wilayah. Dengan demikian semua pelayanan
KIA dari fasilitas pelayanan di luar puskesmas pun perlu dilibatkan agar dapat
diketahui cakupan pelayanan KIA oleh tenaga kesehatan.
B. Pertemuan Sosialisasi :
Fokus pertemuan ini adalah untuk lintas sektor di tingkat Propinsi,
dengan tujuan untuk sosialisasi tentang PWS KIA, menyepakati peran
lintas sektor dalam PWS KIA dan menyusun mekanisme pemantauan
kegiatan.
Pihak yang terlibat meliputi :
● Dinas Kesehatan
● BAPPEDA
● Badan Pembangunan Masyarakat Desa
● Badan PP dan KB
C. Fasilitasi :
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bantuan teknis berupa
kunjungan ke lapangan atau pertemuan di kabupaten/kota dan puskesmas.
Petugas provinsi dibekali untuk dapat memfasilitasi petugas
kabupaten/kota dan puskesmas. Peserta terdiri dari unsur- unsur lain dari
dinas kesehatan kabupaten/kota seperti : Gizi, Imunisasi, Yankes, Yanfar,
P2PL, dll.
Setiap kali fasilitasi, sebaiknya peserta sekitar 30 orang.
Materi fasilitasi :
o Pedoman PWS KIA
o Kebijaksanaan Program KIA
o Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar
o Perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kegiatan
a. Pertemuan orientasi :
Pertemuan ini merupakan pertemuan dengan tujuan :
● Menyamakan persepsi mengenai PWS KIA
● Menentukan kebijaksanaan propinsi dalam pelaksanaan PWS KIA
● Merencanakan Fasilitasi tingkat kabupaten/kota dan puskesmas
● Menyusun mekanisme pemantauan kegiatan, dll
Pihak yang terlibat meliputi :
● Subdinas/Bidang yang menangani KIA dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
● Subdinas/Bidang yang menangani Puskesmas dan RS dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
● Subdinas/Bidang yang menangani Pengendalian Penyakit dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
● Kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator
Selain itu, pertemuan juga dapat melibatkan RSU dan Unit Pelayanan
Kesehatan Swasta. Hal ini penting karena PWS KIA mempunyai pendekatan
wilayah. Dengan demikian semua pelayanan KIA dari fasilitas pelayanan di luar
puskesmas pun perlu dilibatkan agar dapat diketahui cakupan pelayanan KIA
oleh tenaga kesehatan.
b. Pertemuan Sosialisasi :
Fokus pertemuan ini adalah untuk lintas sektor tingkat kabupaten/kota,
dengan tujuan untuk sosialisasi tentang PWS KIA, menyepakati
peran lintas sektor dalam PWS KIA dan menyusun mekanisme
pemantauan kegiatan.
Pihak yang terlibat meliputi :
● Dinas Kesehatan
● BAPPEDA
● Biro Pembangunan Masyarakat Desa
● Biro PP dan KB
c. Fasilitasi :
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bantuan teknis berupa
kunjungan ke lapangan atau pertemuan di puskesmas. Petugas
kabupaten/kota dibekali untuk dapat memfasilitasi petugas puskesmas.
Materi fasilitasi :
o Pedoman PWS KIA
o Kebijaksanaan Program KIA
o Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar
o Perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kegiatan
a. Pertemuan reorientasi
Pertemuan ini merupakan pertemuan dengan tujuan :
● Menyamakan persepsi mengenai PWS KIA
● Sosialisasi kebijaksanaan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan PWS
KIA
● Merencanakan Fasilitasi ke Desa
● Menyusun mekanisme pemantauan kegiatan, dll
Pihak yang terlibat meliputi :
● Bidan di Desa
● Bidan Koordinator
● Pengelola Program KIA
● Kepala Puskesmas
● Petugas Gizi
● P2PL
● Data Operator
● Farmasi
b. Pertemuan Sosialisasi
Fokus pertemuan ini adalah untuk lintas sektor tingkat kecamatan dan
desa, dengan tujuan untuk sosialisasi tentang PWS KIA, menyepakati
peran lintas sektor dalam PWS KIA dan menyusun mekanisme
pemantauan kegiatan.
Pihak yang terlibat meliputi :
● Puskesmas
● Camat
● Kepala Desa
● Dewan Kelurahan
● LKMD
● PKK
● Koramil
● Polsek
c. Memfasilitasi Bidan di Desa :
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bantuan teknis berupa kunjungan
ke lapangan atau pertemuan di Desa. Petugas Puskesmas memfasilitasi Bidan
di Desa dan lintas sector terkait.
Materi fasilitasi :
o Pedoman PWS KIA
o Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar
o Kebijaksanaan Program KIA
o Perencanaan pelaksanaan dan pemantauan kegiatan
e. Tindak lanjut :
Kegiatan ini bertujuan untuk menindaklanjuti hasil hasil pembahasan
implementasi PWS KIA di tingkat puskesmas .
b. Tindak lanjut :
Kegiatan ini bertujuan untuk menindaklanjuti hasil hasil pembahasan
implementasi PWS KIA di tingkat puskesmas dan desa.
ALUR REGISTRASI BUMIL
OLEH BIDAN DI DESA
B. Pemantauan dan Pelaporan
Laporan yang keluar dari tingkat puskesmas akan diproses sedemikian rupa
pula untuk dapat menjadi konsumsi di tingkat kabupaten, propinsi dan pusat.
Secara lengkap proses operasional sistim komputerisasi dari PWS KIA ini dapat
dilihat pada modul operasional komputerisasi PWS KIA yang ada di dalam
Software PWS KIA.
ANGKA KELAHIRAN KASAR (CBR)
MENURUT PROPINSI
Propinsi 2010 2015
NAD 19.8 19.8
Sumatra Utara 19.6 19.6
Sumatra Barat 20.3 20.3
Riau 21.7 21.7
Jambi 19.2 19.2
Sumatra Selatan 1 1
9 9
Bengkulu 18.8 18.8
Lampung 18.2 18.2
Kep. Bangka Belitung 1 1
8 8
DKI Jakarta 19.2 19.2
Jawa barat 1 1
8 8
Jawa tengah 16.8 16.8
DI Jogjakarta 11.9 11.9
Jawa Timur
Banten 20.5 20.5
Bali 14.4 14.4
Nusa Tenggara Barat
Nusa tenggara Timur 19.8 19.8
Kalimantan Barat 19.7 19.7
Kalimantan Tengah 16.8 16.8
Kalimantan Selatan 18.3 18.3
Sulawesi Utara 14.8 14.8
Sulawesi tengah 18.7 18.7
Sulawesi Selatan 18.2 18.2
Sulawesi tenggara 17.5 17.5
Gorontalo 18.2 18.2
Maluku 21.5 21.5
Maluku Utara 22.2 22.2
Papua 20.1 20.1
Indonesia
Sumber : SUSENAS 2004
Jadwal Imunisasi Dasar
UMUR VAKSIN
0 - 7 HB 0
hari
1 bulan BCG, Polio 1
SELANG
IMUNISA PEMBERI WAKTU MASA DOS
SI AN PEMBERIAN PERLINDUNG IS
IMUNISA MINIMAL AN
SI
TT WUS T - - 0,5
1 cc
T 4 minggu 3 Tahun 0,5
2 setelah T1 cc
T 6 Bulan 5 Tahun 0,5
3 setelah cc
T2
T 1 Tahun 10 Tahun 0,5
4 setela cc
h T3
T 1 Tahun 25 Tahun 0,5
5 setelah cc
T4