Anda di halaman 1dari 18

MENGGUNAKAN MISTAR, MATERAN, DAN METERAN KAIN DALAM

PENGUKURAN

FISKA DASAR 1

THESSALONIKA LUNAR IMANUELLA

MATANA UNIVERSITY

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepadaTuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan

kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini yang berjudul

Menggunakan Mistar, Meteran, dan Meteran Kain dalam Pengukuran tepat

waktu.Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang menggantikan Ujian

Tengah Semester dalam mata kuliah Fisika Dasar 1 di Matana University. Selain

itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi

pembaca tentang Pengukuran

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Matius

M. L. T. selaku dosen pengampu pelajaran Fisika Dasar 1. Tugas yang telah

diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang

ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang

telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan

makalah ini.

Tangerang, 15 Oktober 2020

Thessalonika Lunar Imanuella


I. PENDAHULUAN

Suatu hari seseorang gadis datang kepada ibunya dengan kain berwarna pink

pastel. Kain yang cantik untuk seorang gadis yang cantik.

“Bu, buatkan aku gaun,” katanya. Ibunya lalu mengambil meteran kain dan

mulai mengambil ukuran dari gadis tersebut untuk membuatkan gaun yang cocok

untuk gadisnya.

Kegiatan yang dilakukan oleh Ibu itu adalah kegiatan pemberian nilai pada

sebuah objek atau atribut dengan ketentuan yang jelas. Atau bahasa awamnya,

pengukuran. Pengukuran membutuhkan ketentuan yang jelas antara dimensi,

besaran, dan kapasitas. Pengukuran dapat dilakukan disetiap benda di dunia,

namun yang menghalangi mudah atau tidaknya adalah seberapa kompleks

sesuatu itu ukur.

Misalkan jika gadis tadi memberikan ibunya kain untuk dibuatkan gaun dan

ibunya mengukur badannya untuk nanti digunakan untuk membuat gaun yang

memang pas membalut gadis itu. Dimensi tubuh gadis itu masih lebih mudah

diukur daripada ketika Ernest Rutherford menghitung berapa banyak berkas sinar

katoda yang melewati lempengan emas ketika ia melakukan eksperimennya yang

begitu terkenal. Kompleksitas antara tubuh gadis yang diukur dengan meteran kain

berbeda dengan banyaknya berkas sinar katoda. Namun, tidak menutup


kemungkinan untuk keduanya diukur. Keduanya bisa diukur namun dalam cara,

metode, dan memperhitungkan kekompleksitasnya.

Inilah yang disebut pengukuran.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Konsep pengukuran

Konsep dasar pengukuran dibagi menjadi tiga yaitu pengukuran, data

empiris, dan data terproses.

Pengukuran yang didefinisikan sebagai Proses mendapatkan informasi

tentang nilai variabel suatu proses/sistem atau mendapatkan informasi tentang

nilai dari suatu besaran fisis, informasi yang didapatkan dapat berupa data

kuantitatif maupun kualitatif

Data empiris yaitu Data yang diperoleh langsung dari sistem pengukuran.

Data hasil pengolahan dari data empiris, misal perhitungan dari beberapa

variable.

Konsep pengukuran ini digunakan untuk mendapatkan variable-variable

nilai dari suatu objek, atau seringkali juga sebuah proses. Data-data ini nantinya

dapat digunakan secara lebih lanjut seperti mendesain atau merancang sesuatu,

pengendalian, serta evaluasi dari suatu kegiatan.

Dalam pengukuran, digunakan beberapa istilah untuk memastikan

pengukuran berjalan lancar dan sesuai aturan. Ada yang dinamakan akurasi

(ketelitian) yang artinya ukuran yang menyatakan nilai maksimum keseluruhan eror
yang diperkirakan muncul dalam pengukuran suatu variable. Akurasi digunakan

pada umumnya untuk menentukan ketidaktelitian sesuatu.

Ketentuan akurasi yaitu dia harus dinyatakan dalam satuan yang dapat

diukur, dalam bentuk pembacaan skala penuh (full scale- FS), dalam bentuk

persentase dalam span, dan dalam bentuk persentase terhadap nilai pembacaan.

Ada juga dalam istilah pengukuran digunakan kata presisi. Apa itu?

Merupakan tingkat kedekatan sebuah hasil pengukuran individu dan nilai rata-

ratanya.

Selanjutnya ada sensitivitas. Sensitivitas adalah ukuran yang menyatakan

hubungan antara perubahan keluaran dan perubahan masukan sensor. Contohnya

adalah sensitivitas sebuah sensor suhu yang nantinya dapat menunjukan berapa

ukuran suhu tersebut.

Setelahnya ada resolusi. Resolusi adalah perubahan variabel masukan

terkecil yang dapat diukur. Resolusi dinyatakan sebagai persentase terhadap

kisaran skala penuh. Dalam resolusi nantinya ada Threshold yang merupakan

masukan variable terkecil yang dapat diukur.

Linieritas didefinisikan sebagai simpangan maksimum kurva kalibrasi

terhadap suatu garis lurus. Linieritas dinyatakan sebagai persentase simpangan

maksimum.
Untuk membandingkan suatu ukuran dengan referensinya, kita akan

menggunakan kalibrasi. Kalibrasi ini nantinya dibagi menjadi tiga yaitu

a. Standar primer yaitu kemampuan suatu alat ukur dijadikan patokan

dalam diambilnya kegiatan alat ukur. Dia harus memiliki ketelitian tinggi

sehingga dapat dijadikan acuan bagi alat ukur lain.

b. Standar sekunder yaitu kemampuan alat ukur untuk menggantikan

ketelitian alat ukur jika tidak ditemukanya alat ukur yang memenuhi

standar primer. Alat ukur dengan standar sekunder cenderung memiliki

tingkat akurasi lebih tinggi.

c. Standar lain diketahui

Dalam pengukuran, diperlukan adanya satuan yang menjadi acuan penentu

besaran nilai pengukuran. Dalam fisika dikenal nama dimensi dan satuan. Di mana

dimensi berarti cara penulisan dengan menggunakan simbol besaran dasar.

Dimensi digunakan sebagai crosscheck sehingga dapat dipastikan sebuah turunan

rumus dapat digunakan atau tidak.

2. 2. Alat Ukur dan Macamnya

Ada beberapa jenis alat ukur. Ada alat ukur untuk mengukur massa,

panjang, mengukur alat listrik, mengukur suhu dan udara, serta beberapa lainnya.

Alat ukur untuk mengukur massa disebut neraca. Untuk panjang disebut

mistar. Untuk suhu disebut thermometer.


Kita akan berfokus pada mistar dan kegunaannya. Mistar digunakan untuk

mengukur panjang suatu benda. Mistar sendiri dibagi menjadi beberapa jenis yaitu

mistar sederhana dan mistar professional. Mistar yang lebih professional

digunakan oleh orang-orang dengan profesi yang 78% menggunakan mistar.

Misalkan arsitektur.

Di sini kita akan membahas penggunaan mistar sederhana yaitu mistar

yang berupa penggaris, meteran bangunan, serta meteran kain.


III. PEMBAHASAN

3. 1. Cara menggunakan Mistar

Mistar paling sederhana dan paling familiar dengan kita adalah penggaris.

Penggaris inisebuah alat pengukur atau alat bantu untuk menggambar garis lurus.

Alat ukur ini sendiri memiliki skala terkecil sekitar 1mm atau 0,1cm. Penggaris

memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala terkecil yang dimilikinya yakni

0.5mm.

Macam Macam Mistar Penggaris:

1. Mistar Gambar – T.

Salah satu jenis penggaris yang sering digunakan untuk kegiatan menggambar

adalah mistar Gambar – T. Sesuai dengan namanya, bentuk dari mistar yang satu

ini yaitu berbentuk seperti “T”. Umumnya mistar jenis ini dipakai untuk menarik

garis yang mendatar. Cara penggunaan penggaris gambar – T ini sangatlah

mudah. Anda hanya perlu menggeser-geser bagian ujung penuntun ke bagian

yang akan diberi garis. Ujung penuntun yang dimaksud berada di tepi sebelah kiri

papan gambar dan sering dikenal dengan bagian kepala.

2. Mistar Segitiga Gambar.

Mistar selanjutnya yang tidak kalah populer adalah mistar segitiga gambar. Untuk

jenis mistar penggaris yang kedua ini banyak sekali tersedia di toko-toko alat tulis.
Perlu diketahui bahwa mistar segitiga gambar terdapat dua kategori yakni mistar

segitiga gambar 45 derajat dan mistar segitiga gambar 30 derajat x 60 derajat.

Kedua kategori tersebut umumnya memiliki fungsi yang hampir sama, sebab

kedua mistar tersebut memiliki siku-siku.

Namun jika dilihat lebih jauh banyak orang yang suka menggunakan mistar

gambar 30 derajat x 60 derajat. Mengapa? Karena mistar tersebut memiliki kaki

tegak lurus dan lumayan panjang. Untuk cara penggunaannya mula-mula Anda

hanya perlu menumpukkan kaki penggaris pada mistar gambar T. Kemudian

telapak dan juga jari-jari tangan kiri bisa menekan dua mistar gambar T dan mistar

gambar segitiga gambar tersebut.

3. Mistar Skala Inci dan Kaki.

Skala Inci dan kaki merupakan salah satu jenis mistar yang bentuknya sering kita

gunakan. Namun jika dilihat lebih jauh kedua mistar tersebut memiliki perbedaan

yang sangat signifikan. Untuk mistar skala ini bisa dikatakan memiliki jenis yang

sangat beragam. Fungsi utama mistar skala inci serta kaki ini tidak lain untuk

mengetahui besar atau kecil ukuran objek dalam perbandingan tetap.

4. Penggaris Skala Metrik.

Jenis penggaris skala metrik ini lebih sering digunakan oleh masyarakat yang

sering menggunakan meter sebagai standar pengukurannya. Di Indonesia sendiri

mistar skala metrik ini bukan hal yang asing lagi. Umumnya mistar jenis ini
digunakan untuk mengukur panjang, volume, berat, permukaan dan lain

sebagainya.

Cara Menggunakan Mistar Penggaris

 Langkap pertama yaitu menempatkan skala nol pada penggaris yang

sejajar dengan salah satu ujung benda yang akan diukur.

 Perhatikan ujung benda lainnya dan kemudian bacalah skala pada mistar

penggaris tersebut yang memang sejajar dengan ujung benda.

 Untuk bisa membaca hasilnya dengan benar, Anda harus melihat bagian

tegak lurus dengan tanda garis skalanya. Pastikan untuk lebih teliti dalam

melihat hasilnya agar tidak terjadi kesalahan dalam pengukuran.

Membaca Skala Penggaris

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membaca skala mistar. Salah

satunya yaitu mengenai angka pasti dan juga angka kisaran. Angka pasti yang

dimaksud di sini adalah angka yang terbaca oleh skala alat ukurannya.

Sedangkan untuk angka tafsiran ini merupakan angka yang tidak terbaca oleh

alat ukurannya. Umumnya angka tafsiran ini diperlukan ketika ujung salah satu

benda tidak tepat atau berada di tengah-tengah skala. Sehingga hal tersebut

memerlukan angka tafsiran dari hasil pengukurannya. Perlu diketahui bahwa

angka tafsiran ini diperoleh dari setengah kali skala terkecil dari penggaris.
Biasanya angka tafsiran ini juga sering disebut dengan nilai ketelitian dari sudut

alat ukur.

Mistar penggaris biasanya paling cocok untuk digunakan mengukur bendar

dengan dimensi dan permukaan sederhana. Contohnya permukaan buku yang

bentuknya tidak kompleks dan termasuk sederana, mengingat ketelitian penggaris

cukup kecil.

Ini mengapa penggaris lebih sering dipakai dalam belajar murid-murid di

sekolah.

3. 2. Meteran

Alat ukur yang mirip penggaris ini memang sangat berguna untuk membantu

dalam hal mengukur. Pada umumnya, meteran tersedia dalam ukuran 5 m, 10 m,

15 m, 30 m, sampai 50 m. Satuan yang tertera pada pita ini meliputi mm, cm, m,

inch, dan feet. Pembagian interval panjang/jarak biasanya dilakukan pada ukuran

5 mm atau 10 mm. Berikut ini panduan langkah-langkah menggunakan meteran

gulung :

1. Pengukuran memakai meteran gulung dimulai dari jarak nol meter yang

dinyatakan tepat di ujung pita meteran.

2. Posisikan ujung pita meteran ini tepat pada titik awal objek yang ingin

diukur. .
3. Tarik pita meteran menuju titik akhir dari objek yang akan diukur. Pastikan

posisinya benar.

4. Sebelum mencatat, anda perlu memastikan sekali lagi bawah pita meter

dalam kondisi tegak lurus. Sebab apabila posisi pita tersebut miring sedikit

saja akan merubah hasil pengukuran.

5. Catatlah hasil pengukuran sesuai dengan satuan yang Anda kehendaki

apakah itu mm, cm, m, inch, atau feet.

Meteran lebih umum digunakan untuk mengukur bidang yang lebih besar dan

lebih kompleks daripada penggaris. Meteran sering ditemukan di tempat-

tempat area pembangunan untuk mengukur luas, panjang benda dengan

dimensi sederhana namun dalam ukuran besar.

3. 3. Meteran Kain

Meteran juga dikenal sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga

sebagai Roll Meter ialah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang

25 – 50 meter. Meteran ini paling umum ditemukan dengan orang-orang yang

pandai menjahit. Tingkat ketelitian roll meter yaitu 0,5 mm.

Cara pengukuran tidak berbeda jauh dengan menggunakan meteran. Yang

paling membedakan dari meteran kain adalah bentuknya yang amat lentur
sehingga mudah untuk mengukur dimensi permukaan suatu benda. Itu

mengapa meteran ini lebih sering dipakai oleh penjahit.


IV. PENUTUP

Mistar walau mempunyai banyak sekali jenis lain, tetap dipakai untuk pengukuran.

Mistar pun biasa digunakan hanya untuk pengukuran sederhana. Namun,

nyatanya mistar memiliki banyak jenis dan beberapanya dengan fungsi sama

namun digunakan di tempat dan situasi berbeda.

Contoh seperti mistar sederhana; penggaris, meteran, dan meteran kain

digunakan oleh orang-orang berbeda namun tetap fungsinya untuk mengukur.


DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 2019. Penggaris : Pengertian, Fungsi, Macam, dan Cara

Penggunaannya. Diakses dari https://www.pengelasan.net/penggaris/

Mahany, Andry Trysandy. 2016. Caramu Memakai Meteran Selama Ini Pasti Salah,

Begini Cara yang Benar. Diakses dari https://www.brilio.net/news/caramu-

memakai-meteran-selama-ini-pasti-salah-begini-cara-yang-benar-160316a.html

Wikipedia. 2020. Pengukuran. Diakses dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran
LAMPIRAN

Gambar 2. 1. gambaran proses pengukuran

Gambar 2. 2. Akurasi vs. Presisi


Gambar 2. 3 Resolusi

Gambar 2. 4. Linearitas

Anda mungkin juga menyukai