Assignment Hukum Pidana (10:11:2020)
Assignment Hukum Pidana (10:11:2020)
LATIHAN 1:
1) Jelaskan pengertian hukum pidana!
2) Jelaskan apa yang menjadi tujuan hukum pidana menurut aliran klasik!
3) Jelaskan apa dasar pembenaran pidana menurut teori gabungan!
Jawaban :
1. Hukum pidana adalah hukum yang mengatur tentang pelanggaran- pelanggaran dan
kejahatan-kejahatan terhadap kepentingan umum, perbuatan mana diancam dengan
hukuman yang merupakan suatu penderitaan atau siksaan.
2. Menurut aliran klasik (klassieke richting/klassieke school) tujuan hukum pidana itu
adalah untuk melindungi kepentingan perseorangan (individu) terhadap kekuasaan
negara.
2) Hukum pidana adalah sejumlah peraturan yang merupakan bagian dari hukum
positif yang mengandung larangan-larangan dan keharusan- keharusan yang
ditentukan oleh negara atau kekuasaan lain yang berwenang untuk menentukan
peraturan-peraturan pidana, dan apabila hal ini dilanggar timbullah hak negara
untuk melakukan tuntutan, menjatuhkan pidana, dan melaksanakan pidana.
Pernyataan diatas merupakan pengertian hukum pidana yang dikemukakan oleh …
B.Satochid
4) Pembalasannya ditujukan pada orang lain yang berbuat salah, merupakan pengertian dari
….
C.pembalasan subjektif
5) Pidana itu bukanlah untuk melakukan pembalasan kepada pembuat kejahatan, melainkan
mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat. Pernyataaan tersebut merupakan
pengertian dari teori .…
A.Klasik
6) Aliran hukum perdata yang sangat dipengaruhi oleh kriminologi adalah aliran ….
D. modern
LATIHAN 2:
1) Jelaskan apa saja aliran dalam hukum pidana!
2) Jelaskan apa yang dimaksud dengan hukum pidana khusus!
3) Jelaskan apa yang dimaksud dengan hukum pidana lokal!
Jawaban :
1.
- Wirjono Prodjodikoro menyatakan bahwa tujuan hukum pidana itu ialah untuk
memenuhi rasa keadilan;
- Tirtaamidjaja menyatakan bahwa tujuan hukum pidana itu ialah untuk melindungi
masyarakat;
- E. Y. Kanter dan S. R. Sianturi menyatakan bahwa tujuan hukum pidana itu pada
umumnya adalah untuk melindungi kepentingan orang perseorangan (individu) atau
hak-hak asasi manusia dan melindungi kepentingan-kepentingan masyarakat dan
negara dengan pertimbangan yang serasi dari kejahatan /tindakan tercela disatu pihak
dan dari tindakan penguasa yang sewenang-wenang di lain pihak.
2. Hukum pidana khusus ( bijzonder strafrecht / jus speciale) adalah hukum pidana yang
berlaku khusus bagi golongan orang-orang tertentu atau yang memuat perkara-perkara
pidana tertentu (seperti: tindak pidana korupsi, tindak pidana narkotika, dan lain-lain).
3. Hukum pidana lokal (locaal strafrecht), disebut juga dengan hukum pidana komunal atau
hukum pidana daerah atau hukum pidana setempat (communal strafrecht/plaatselijk
strafrecht) adalah hukum pidana yang dibuat oleh daerah tingkat I atau tingkat II dan
yang berlaku pada daerah tersebut.
1) Peraturan hidup (norma) yang ditetapkan oleh instansi kenegaraan yang berhak
membuatnya, norma mana ditambah dengan ancman hukuman yang merupakan
penderitaan (sanksi) terhadap barang siapa yang melanggarnya. Pernyataan diatas
merupakan pengertian dari ....
A. KUH Pidana
4) Hukum pidana yang berlaku khusus bagi golongan orang-orang tertentu atau yang
memuat perkara-perkara pidana tertentu. Pernyataan diatas merupakan pengertian
dari hukum pidana ….
C.khusus
5) Seluruh peraturan yang memuat hak negara untuk memidana seseorang yang
melakukan perbuatan terlarang. Pernyataan diatas merupakan pengertian dari
hukum pidana .…
B.Subjektif
6) Hukum pidana yang memuat masalah kejahatan-kejahatan dan pelanggaran-
pelanggaran baik yang dikodifikasikan maupun yang tidak dikodifikasikan.
Pernyataan diatas merupakan pengertian dari hukum pidana ….
A. bagian khusus
7) Hukum pidana yang dibuat oleh pemerintah pusat dan yang berlaku pada seluruh
wilayah Negara, pernyataan tersebut merupakan pengertian dari hukum pidana ....
A.Umum
9) Hukum Pidana Materiil dan Hukum Pidana Formil termasuk kedalam hukum pidana .…
C.tertulis
Jawaban :
1. Asas Nullum Delictum Nulla Poena Sine Praevia Lege Poenali: Asas ini sering disingkat
menjadi asas nullum delictum, dan ada ahli yang menyebut sebagai asas legalitas. Dalam
pasal 1 ayat 1 KUHP yang dimaksud dengan asas ini adalah suatu peristiwa hukum
pidana atau perbuatan pidana tidak dapat dikenai hukuman, selain atas kekuatan
peraturan undang-undang pidana yang telah ada sebelum tindakan pidana atau perbuatan
pidana tersebut. Asas ini memberikan jaminan kepada orang untuk tidak diperlakukan
sewenang-wenang oleh alat-alat penegak hukum sebab sesuai dengan asas negara hukum
maka setiap perbuatan atau tindakan-tindakan alat penegak hukum harus berdasarkan
hukum yang berlaku.Karena itu asas ini disebut juga dengan asas legalitas.
2. Asas Tak Ada Hukuman Tanpa Kesalahan (Geen Straf Zonder Schuld): Asas ini
mengenai pertanggungjawaban, yaitu seseorang hanya dapat dikatakan bersalah apabila
ia dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya yang dikualifikasikan sebagai
perbuatan pidana. Misalnya orang gila dan anak- anak di bawah umur 16 tahun yang
melakukan tindakan pidana tidak dapat dihukum karena ada alasan pemaaf seperti yang
tercantum dalam pasal 44 dan 45 KUHP.
3) Adanya orang atau pelaku yang bertanggung jawab atas perbuatan tersebut, sehingga suatu
perbuatan dapat dipidana, merupakan pengertian dari unsur ….
C.subjektifitas
4) Alasan yang menghapuskan kesalahan terdakwa. Apa yang dilakukan terdakwa tetap
bersifat melawan hukum tetapi tidak dapat dipidana karena tidak ada kesalahannya.
Merupakan pengertian dari ….
D.alasan pemaaf
5) Perbuatan yang dilakukan oleh tersangka merupakan perbuatan yang patut karena
pembelaan darurat (noodweer), yaitu pembelaan yang terpaksa dilakukan terhadap
diri sendiri atau orang lain untuk kehormatan diri sendiri maupun untuk kehormatan
orang lain dari serangan yang melawan hukum secara tiba-tiba.
Pernyataan diatas merupakan pengertian dari....
A. alasan pembenar
6) Adalah suatu peristiwa hukum pidana atau perbuatan pidana tidak dapat dikenai
hukuman, selain atas kekuatan peraturan undang-undang pidana yang telah ada
sebelum tindakan pidana atau perbuatan pidana tersebut., merupakan pengertian
dari….
A. asas nullum delictum