Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PENGARUH LITERASI KEUANGAN SYARIAH

TERHADAP KEPUTUSAN MEMBUKA


REKENING BANK SYARIAH
(Studi Pada Mahasiswa Islam Kota Malang)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa
Muhammad Arief Rachman Hakim
155020500111036

JURUSAN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
ANALISIS PENGARUH LITERASI KEUANGAN SYARIAH TERHADAP KEPUTUSAN MEMBUKA
REKENING BANK SYARIAH
(Studi Pada Mahasiswa Islam Kota Malang)
Muhammad Arief Rachman Hakim
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Email: arfrchmn576@gmail.com

Aminullah Achmad Muttaqin


Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Email: aminullah.achmad@gmail.com

ABSTRAK

Mahasiswa sebagai kaum terpelajar dan terdidik menjadi salah satu pilar pembangunan bangsa seharusnya sudah
memahami literasi keuangan syariah sejak dini karena Mahasiswa yang memiliki literasi keuangan, cenderung
mampu membuat keputusan untuk kehidupan dan menerima tanggung jawab atas tindakan yang mereka lakukan
termasuk dalam keputusan membuka rekening di perbankan syariah. Metode dalam penelitian ini yakni
menggunakan metode penelitian kuantitatif. Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemahaman literasi
keuangan syariah tidak berpengaruh terhadap keputusan membuka bank Syariah dengan demikian dapat diketahui
jika pemahaman literasi keuangan syariah seorang mahasiswa Islam meningkat maka belum tentu juga akan
meningkatkan keputusan mahasiswa dalam membuka bank syariah. Hal ini diduga diakibatkan karena responden di
Indonesia tidak memandang literasi keuangan sebagai faktor utama dalam menentukan keputusan menabung di
lembaga keuangan syariah maupun bukan.

Kata kunci: literasi keuangan Syariah, membuka rekening bank, bank Syariah.

A. BELAKANG
Masyarakat Indonesia saat ini telah mempercayai bank sebagai tempat penyimpan uang atau kekayaanya. Bank
merupakan salah satu lembaga yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai
perantara keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992
tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pinjaman dan bentuk-bentuk lain dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis bank, yaitu bank
konvensional dan bank syariah (Abustan, 2009).
Pada dasarnya karakteristik sistem perbankan syariah beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil telah memberikan
alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek
keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan
dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan
beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif,
perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh golongan
masyarakat Indonesia tanpa terkecuali (www.bi.go.id). Hal ini dapat disimpulkan bahwa bank syariah sebagai
lembaga intermediary keuangan diharapkan dapat menampilkan dirinya secara lebih baik dibandingkan dengan bank
konvensional.
Peluang berkembangnya bank syariah di Indonesia sangatlah besar, mengingat mayoritas masyarakat Indonesia
yang beragama Islam. Namun, apabila pengenalan bank syariah lebih menyeluruh serta adanya pendidikan tentang
produk-produk perbankan syariah lebih ditingkatkan, tidak mustahil bahwa Bank Syariah dapat bersaing dengan
bank konvensional. Kedepannya diharapkan bank syariah dapat mengungguli bank konvensional di Indonesia.Hal
ini tentu bisa diwujudkan dan dikembangkan apabila masyarakat memahami literasi muamalah atau literasi
keuangan syariah.
Literasi keuangan merupakan sebuah proses serta kegiatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
keyakinan, kemampuan dan keterampilan mengelola keuangan, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan layanan
1
jasa keuangan (konvensional maupun syariah) demi mensejahterakan dan mewaspadai keadaan atau kondisi
keuangan di masa yang akan datang (OJK, 2017)
Menurut laporan hasil survei mengenai literasi dan inklusi keuangan pada tahun 2016 yang dikeluarkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan menyatakan bahwa indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia berada di angka 29,66%.
Angka tersebut meningkat bila dibandingkan survei terakhir pada tahun 2013 yaitu sebesar 21,84% untuk indeks
literasi keuangan. Adapun khusus untuk provinsi Jawa Timur indeks literasi keuangannya adalah paling tinggi
mencapai 30% disbanding provinsi lain.
Secara khusus rendahnya literasi keuangan syariah akan menyebabkan kurangnya akses terhadap lembaga
keuangan syariah serta menghambat pertumbuhan ekonomi. Padahal ketika tingkat literasi keuangan syariah dalam
masyarakat tinggi maka akan menyebabkan tumbuhnya pembiayaan pembangunan, hal ini didasarkan pada
kesadaran masyarakat untuk menabung dan melakukan investasi pada lembaga keuangan syariah, hingga semakin
tinggi pula potensi keuangan yang terjadi dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh (OJK,
Revisit 2017). Literasi keuangan syariah secara langsung akan meningkat ketika masyarakat sudah mempercayakan
keuangan mereka pada lembaga dan jasa keuangan yang ada.
Mahasiswa sebagai kaum terpelajar dan terdidik menjadi salah satu pilar pembangunan bangsa seharusnya sudah
memahami literasi keuangan syariah sejak dini karena Mahasiswa yang memiliki literasi keuangan, cenderung
mampu membuat keputusan untuk kehidupan dan menerima tanggung jawab atas tindakan yang mereka lakukan
termasuk dalam keputusan membuka rekening di perbankan syariah. Bagi seorang mahasiswa mempelajari tentang
pengelolaan keuangan, produk, layanan jasa keuangan merupakan hal yang mudah. Bahkan beberapa dekade
belakangan ini di Indonesia seperti menjadi tren jurusan dan fakultas yang memang intens mempelajari keuangan
ataupun ekonomi khususnya yang berbasis Islam. Misalnya saja jurusan ekonomi, perbankan, akuntansi,
manajemen, dll. yang mempelajati tidak hanya melulu tentang keuangan konvensional tapi juga keuangan syariah.
Apalagi dengan berkembangnya teknologi saat ini sangat memudahkan mahasiswa untuk mencari pengetahuan
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka termasuk dalam keputusan membuka rekening di perbankan syariah
guna untuk menabung ataupun keperluan lain.
Pemahaman akan literasi muamalah syariah khususnya mengenai keuangan diharapkan dapat meningkatkan
wawasan dan kesadaran mahasiswa untuk memilih produk yang tepat dalam perbankan syariah yang pada akhirnya
bertujuan untuk meningkatkan jumlah nasabah untuk membuka rekening atau beralih ke perbankan syariah.
Kurangnya pengetahuan mengenai perencanaan dan pengaturan keuangan dikalangan mahasiswa tidak jarang
membuat mahasiswa salah mengambil keputusan, sehingga pendidikan literasi keuangan sangatlah penting untuk
mengedukasi mahasiswa agar mampu membuat keputusan baik dalam memenuhi kebutuhannya. Pendidikan sangat
berperan penting dalam pembentukan literasi finansial baik pendidikan informal di lingkungan keluarga maupun
pendidikan formal di lingkungan perguruan tinggi. Pembelajaran di perguruan tinggi sangat berperan penting dalam
proses pembentukan literasi finansial mahasiswa. Pembelajaran yang efektif dan efisien akan membantu mahasiswa
memiliki kemampuan memahami, menilai, dan bertindak dalam kepentingan keuangan mereka. Berdasarkan
pemaparan latar belakang diatas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Pengaruh Literasi Keuangan Syariah Terhadap Keputusan Membuka Rekening Bank Syariah (Studi Pada
Mahasiswa Islam Kota Malang)”.

B. KERANGKA TEORITIS
1. Perbankan Syariah
Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasar prinsip syariah. Istilah bank syariah
sendidi di Indonesia dipakai untuk menyatakan suatu jenis bank yang dalam pelaksanaannya berdasarkan pada
prinsip syariah. Namun, “Bank Islam” (Islamic Bank) adalah istilah yang digunakan secara luas di negara lain untuk
menyebutkan bank dengan prinsip syariah, disamping ada istilah lain untuk menyebut bank Islam lain untuk
menyebut bank Islam diantaranya interst free bank, lariba bank, dan shari’a bank (Karim, 2010:18).
Pendapat lain oleh Purwaatmadja (dalam Firdaus, 2005:18) mengemukakan bahwa bank syariah adalah bank yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, yakni bank dengan tata cara dan operasinya mengikuti ketentuan-
ketentuan syariah Islam. Salah satu unsur yang harus dijauhi dalam muamalah Islam adalah praktik-praktik yang
mengandung unsur riba (spekulasi dan tipuan).
Dalam operasinya Bank Islam menggunakan sistem bagi hasil dan imbalan lainnya yang sesuai dengan tuntunan
syariah Islam, yang tentunya tidak menggunakan bunga. Menurut undang-undang No 10 Tahun 1998 dari perubahan

2
undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, disebutkan bahwa bank syariah adalah bank umum yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
2. Literasi Keuangan Syariah
Literasi keuangan merupakan kemampuan seorang individu untuk mengambil keputusan dalam mengelola
keuangan pribadinya (Margaretha & Pambudhi, 2015). Menurut buku pedoman Strategi Nasional Literasi Keuangan
Indonesia yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (2016b), mendefinisikan literasi keuangan adalah rangkaian
proses atau aktivitas untuk meningkatkan ketrampilan (skill), pengetahuan (knowledge), keyakinan (confidence)
yang mempengaruhi sikap (attitude) dan parilaku (behaviour) untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
dan dapat mengatur keuangan mereka luas sehingga mereka mampu mengelola keuangan dengan lebih baik.
Pengungkapan indeks literasi keuangan ini sangat penting dalam melihat peta sesungguhnya mengenai tingkat
pengetahuan masyarakat terhadap fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban mereka sebagai pengguna produk
dan jasa keuangan.
Literasi keuangan Islam merupakan kewajiban agama bagi setiap muslim karena hal tersebut membawa implikasi
lebih lanjut tentang realisasi Al-Falah (kesuksesan sejati) di dunia dan di akhirat. Hal ini berarti bahwa Tingkat
literasi keuangan syariah yang tinggi dapat mengakibatkan pada meningkatnya penggunaan produk dan jasa
keuangan syariah di Indonesia yang secara langsung juga berakibat pada meningkatnya market share keuangan
syariah di Indonesia.
Dalam literasi keuangan ada beberapa aspek keuangan yang harus diukur untuk mengetahui tingkat literasi
seseorang. Chen dan Volpe (1998) menyatakan bahwa literasi keuangan dibagi menjadi empat aspek, yaitu:
a) Pengetahuan Keuangan Umum Meliputi pemahaman yang berkaitan dengan petahuan dasar tentang keuangan
pribadi.
b) Simpan dan Pinjam Meliputi pengetahuan yang berkaitan dengan tabungan dan pinjaman seperti penggunaan
kartu kredit.
c) Asuransi Meliputi pengetahuan dasar asuransi dan produk-produk asuransi seperti asuransi jiwa dan asuransi
kendaraan bermotor.
d) Investasi Meliputi pengetahuan tentang suku bunga pasar, reksadana dan risiko investasi.
Sedangkan Huston (2010) literasi keuangan dapat di ukur dengan menggunakan empat aspek yang dikategorikan
sebagai berikut:
a) Keuangan dasar, meliputi daya beli, nilai uang dan perencanaan.
b) Pinjaman, meliputi pinjaman yang dapat dilakukan melalui kartu kredit, pinjaman dan hipotek.
c) Investasi/tabungan, meliputi tabungan maupun investasi masa depan yang dapat dilakukan melalui saham,
obligasi, reksadana dan dana pensiun.
d) Perlindungan sumber daya/ asuransi, bagian ini dapat berupa produkproduk asuransi maupun teknik
manajemen risiko.
3. Keputusan Nasabah
Keputusan adalah suatu pilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternative. Dengan kata lain, orang yang
mengambil keputusan harus mempunyai satu atau pilihan dari beberapa alternative yang ada. Bila seseorang
dihadapkan oleh dua pilihan yaitu membeli dan tidak membeli dan kemudian ia membeli, maka ada dalam posisi
membuat keputusan (Prasetijo & Ilhalauw, 2004).
Dalam dunia perbankan khususnya syariah yang dimaksud dengan konsumen atau pelanggan adalah nasabah.
Menurut undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan pasal 1 nasabah adalah pihak yang menggunakan
jasa bank sedangkan nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk
simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.
Maka dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa
solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari alternatif
tersebut bersama konsekuensinya. Sebab, individu inilah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, produk
atau jasa apa yang akan dibeli, bagaimana cara membelinya, kapan dan di bank mana konsumen harus memilih
produk yang tepat. Factor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah meliputi: promosi, pelayanan, dan profit
sharing (bagi hasil).
4. Mahasiswa

3
Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang Perguruan Tinggi, (UU RI Nomor 12 tahun 2012). Pengertian
mahasiswa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mahasiswa adalah siswa yang belajar pada Perguruan
Tinggi (Depdiknas, 2012). Mahasiswa mempunyai peranan penting dalam mewujudkan cita-cita pembangunan
nasional, sementara itu Perguruan Tinggi merupakan lembaga pendidikan yang secara formal diserahi tugas dan
tanggung jawab mempersiapkan mahasiswa sesuai dengan tujuan pendidikan tinggi. Tujuan pendidikan tinggi dapat
tercapai apabila Tridharma Perguruan Tinggi dapat terlaksana, yaitu mampu menyelenggarakan pendidikan,
melakukan penelitian dan melakukan pengabdian pada masyarakat, (UU RI Nomor 12 tahun 2012).

C. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang di guanakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini
menggabungkan bebrapa uji hipotesis dengan data yang tepat sehingga diketahui bagaimana pengaruh suatu variabel
terhadap variabel yang lain sehingga akan mendapat kesimpulan yang yang tepat. Untuk mendapatkan data-data
yang diperlukan serta dapat dipertanggungjawabkan dalam penyusunan penelitian maka peneliti menggunakan jenis
penelitian field research yaitu pengumpulan data dan informasi yang bersumber dari lapangan. Dalam penelitian ini,
yang akan diamati adalah Pengaruh Literasi Keuangan Syariah Terhadap Keputusan Membuka Rekening Bank
Syariah (Studi Pada Mahasiswa Islam Kota Malang).
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dalam penelitian dilaksanakan di Kota Malang khsusunya beberapa perguruan tinggi yang menjadi tujuan
yang meliputi perguruan tinggi UIN, UNISMA, UMM, UB, UM dan Polinema. Waktu penelitian dilakukan pada
bulan Mei – Juli tahun 2019.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaa tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2016).
4. Metode Analisis Data
a. Uji Validitas
Uji Validitas adalah suatu uji yang dipakai untuk mengetahui valid tidaknya suatu kuesioner dalam
memperoleh data. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan kuesioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk menguji validitas kuesioner digunakan dengan
melakukan korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstuk atau variabel.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Formula statistika yang digunakan untuk mengukur reliabilitas
adalah uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstuk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha >0,60 (Ghozali, 2006).
c. Analisis Regresi Logistik
Analisis regresi logistik digunakan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen x1, x2, ..., xk
terhadap variabel dependen y yang merupakan variabel kategorik (binominal, multinominal atau ordinal) atau
juga untuk memprediksi nilai suatu variabel dependen y (yang berupa variabel kategorik) berdasarkan nilai
variabel-variabel independen x1, x2, ..., xk.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL
1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
a. Literasi Keuangan Syariah

4
Adapun dalam penelitian ini, literasi keuangan syariah meliputi mengenai pemahaman literasi keuangan syariah
yang dimiliki oleh responden dan dikategorikan dalam 3 pemahaman tliterasi tingkat sedang, rendah, dan tinggi.
Berikut hasil dari deskripsi variabel pemahaman literasi keuangan syariah yaitu :

Tabel 1: Statistik Deskriptif Variabel Pemahaman Literasi Keuangan Syariah


No Kategori Pemahaman Literasi Frekuensi Persentase
Keuangan Syariah
1. Rendah 1 0,22%
2. Sedang 196 44,04%
3. Tinggi 248 55,73%
Jumlah 445 100%
Sumber: Data diolah, 2019
Dari data tabel tersebut di atas diperoleh hasil bahwa dari 445 responden ada sebagian besar 248 responden atau
55,73% yang memiliki pemahaman literasi keuangan syariah yang tinggi, sebanyak 196 responden atau 44,04%
responden memiliki pemahaman literasi keuangan syariah yang sedang dan hanya 1 orang responden yang memiliki
pemahaman literasi keuangan syariah rendah. Maka dari itulah dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mayoritas
memiliki pemahaman literasi tinggi, hal ini disebabkan karena sebagian besar responden juga merupakan mahasiswa
Islam yang kuliah di jurusan ekonomi syariah serta mahasiswa yang memang sebagian memahami betul mengenai
keuangan bidang syariah.
b. Keputusan Membuka Rekening Bank Syariah
Dalam hal ini, keputusan nasabah yang dimaksud peneliti adalah keputusan nasabah dalam membuka rekening
bank syariah. Berikut hasil dari deskripsi variabel keputusan membuka rekening bank syariah yaitu:
Tabel 2: Statistik Deskriptif Variabel Keputusan Membuka Rekening Bank Syariah
No Keputusan Membuka Rekening Frekuensi Persentase
Bank Syariah
1. Ya 228 51%
2. Tidak 217 49%
Jumlah 445 100%
Sumber: Data diolah, 2019
Dari tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa dari 445 responden sebanyak 228 responden atau 51%
menyatakan memutuskan membuka rekening bank syariah sedangkan sebagiannya sebanyak 217 atau 49%
menyatakan tidak memutuskan untuk membuka rekening bank syariah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dari 445
responden hamper seimbang frekuensi atau jumlah yang membuka rekening atau tidak membuka rekening syariah.

2. Analisis Data
Tabel 3: Omnimbus Test
Chi-square df Sig.
Step 7.299 2 .026
Step 1 Block 7.299 2 .026
Model 7.299 2 .026
Sumber: Data primer diolah, 2019
Uji simultan dapat dilihat pada tabel Omnibus Test of Model Coefficients di mana jika nilai signifikansi < 0.05
maka secara simultan seluruh indikator dalam variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Nilai Chi-square
sebesar 7,299 dengan nilai signifikansi 0.026. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada tabel < 0.05.

5
Artinya bahwa variabel pemahan literasi keuangan syariah secara simultan berpengaruh terhadap Keputusan
Membuka Rekening Bank Syariah.
Tabel 4: Variabel in The Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp (B)

Step
1a Pemahaman Literasi Keuangan
20.998 40186.591 5.823 2 .054 13,162
Syariah (X)

Constant -21.203 40186.591 .000 1 1.000 0,000


Sumber: Data primer diolah, 2019
Hasil pengujian menunjukkan angka konstanta sebesar -21.203 artinya jika variabel lain (pemahaman literasi
keuangan syariah) nol, maka tingkat literasi keuangan sebesar nilai konstanta. Variabel bebas pemahaman literasi
keuangan syariah tidak berpengaruh signifikan karena memiliki nilai Sig. 0,054 > 0.05.
Tabel 5: Tabel Klasifikasi
Predicted
Observed
Percentage Correct
Step 1 Keputusan Membuka Rekening Tidak 50.2
Bank Syariah (Y) Ya 61.4
Overall Percentage 56.0
Sumber: Data primer diolah, 2019
Adapun Berdasarkan tabel 4.13 di atas, persamaan regresi logistik biner pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:

-21.203 + 20,998 Pemahaman Literasi Keuangan Syariah


Hasil persamaan regresi logistik di atas tidak bisa langsung diinterpretasikan dari nilai koefisiennya seperti dalam
regresi linier biasa. Interpretasi bisa dilakukan dengan melihat nilai exp (B) atau nilai eksponen dari koefisien
persamaan regresi yang terbentuk. Interpretasi dalam persamaan regresi logistik harus dilakukan secara hati – hati
karena variabel independen yang dimasukkan ke dalam model variabel X (Pemahaman Literasi Keuangan Syariah)
Dari nilai Exp (B1) dapat dilihat bahwa pemahaman literasi keuangan syariah yang tinggi memberikan pengaruh
terhadap Keputusan Membuka Rekening Bank Syariah sebesar 13,162 lebih besar disbanding yang memiliki
pemahaman literasi keuangan rendah. Nilai Exp (B) ini juga bisa diartikan dengan meningkatnya 1 satuan dalam
pemahaman literasi keuangan syariah, maka terdapat perubahan odds ratio sebesar 13,162.
Berdasarkan tabel 4.13 juga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi logistik yang telah terbentuk bisa
membuat klasifikasi dalam penaksiran nilai Y, yaitu sebesar 56%. Artinya, model persamaan regresi logistik ini bisa
memprediksi seseorang itu memiliki pemahaman literasi yang baik atau rendah dan pada kenyataannya bisa
memprediksi seseorang tidak memiliki keputusan membuka bank syariah dan kenyataannya dia tidak memiliki
keputusan membuka bank syariah adalah 56%.
Adapun interpretasi yang lain dapat dibaca bahwa dari persamaan logistic regression di atas dapat dilihat bahwa
log of odds keputusan membuka bank syariah secara positif berhubungan dengan pemahaman Literasi Keuangan
syariah. Setiap unit kenaikan Literasi keuangan akan meningkatkan log of odds keputusan membuka bank syariah
dengan angka sebesar 20,998.

PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data pada beragam responden yang berasal dari karakteristik yang
berbeda dan ditemukan hasil analisa bahwa Dari hasil demografi responden dalam penelitian ini, kebanyakan
nasabah berjenis kelamin laki-laki karena asumsi laki-laki yang memiliki pemahaman literasi rendah banyak yang
tidak bisa memiliki keputusan untuk membuka bank syariah. Selanjutnya Hasil demografi responden tentang usia
nasabah mayoritas adalah usia 20-23 tahun. Karena pada usia produktif, banyak nasabah telah mengetahui informasi
dan pengetahuan untuk mengambil sebuah keputusan, salah satunya keputusan untuk memilih bank syariah. Hasil

6
penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kotler dan amstrong (2016) bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen yang terdiri dari faktor eksternal dan internal, salah satu faktor internal yang
mempengaruhi adalah faktor usia yang menjelaskan bahwa dalam kehidupan, perjalanan usia tidak dapat
dihindarkan. Dengan berjalannya usia maka terjadi pula perubahan pola konsumsi untuk masing-masing usia.
Hasil demografi responden tentang pendidikan terakhir nasabah mayoritas adalah Sarjana. Faktor pendidikan
merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi pola pikir masyarakat untuk mendapatkan informasi, di mana
informasi tersebut dibutuhkan untuk pengetahuan nasabah tentang produk perbankan. Hasil penelitian ini sesuai
dengan teori Sopiah dan Sangadji (2016) bahwa pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang
bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan
mencari informasi tentang berbagai jenis barang yang dibutuhkan, banyaknya merek yang ada, harga tempat
pembelian, dan cara pembayaran yang sesuai.
Hasil demografi responden tentang agama nasabah mayoritas adalah beragama Islam. Hal ini disebabkan oleh
keinginan umat Islam untuk menjalankan kehidupan ekonomi sesuai dengan syariat dan menjauhkan larangan-Nya
sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Rum ayat 39 yang artinya : dan suatu riba yang kamu beri supaya jadi
tambahan di harta manusia tidak akan jadi tambahan (pahala) di sisi Allah, tetapi zakat yang kamu keluarkan
karena mengharap keridhoan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang mendapat pahala berlipat ganda
Literasi keuangan juga mempengaruhi cara berpikir seseorang terhadap kondisi keuangan serta mempengaruhi
pengambilan keputusan yang strategis dalam hal keuangan dan pengelolaan yang lebih baik bagi pemilik usaha.
Literasi keuangan juga dapat membantu sesorang untuk merencanakan keuangannya di masa depan dengan
mengambil keputusan dimasa sekarang dengan baik. Dalam suatu pengambilan keputusan tingkat literasi keuangan
dapat mempengaruhi pemikiran dari seseorang tersebut.semakin tinggi tingkat literasi mereka maka akan semakin
baik dalam pengambilan keputusan mereka. Namun, logika tersebut berbeda dengan hasil penelitian saat ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman literasi keuangan syariah tidak berpengaruh terhadap keputusan
membuka bank syariah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Sig. 0,054 > 0.05 dengan demikian dapat diketahui jika
pemahaman literasi keuangan syariah seorang mahasiswa Islam meningkat maka belum tentu juga akan
meningkatkan keputusan mahasiswa dalam membuka bank syariah.
Otoritas Jasa Keuangan (2014) menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Literasi Keuangan adalah sebuah
rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), keyakinan (confidence); dan
Keterampilan (skill); sehingga masyarakat luas mampu mengelola keuangan dengan lebih baik dan memutuskan
membuka tabungan bank syariah. Hal ini senada dengan Rahim et al. (2016), menjelaskan bahwa literasi keuangan
syariah berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menggunakan pengetahuan keuangan, kemampuan serta
sikap untuk mengelola sumber keuangannya agar sesuai dengan ajaran Islam. Dengan definisi seperti ini, dapat
diartikan bahwa konsumen produk dan jasa keuangan maupun masyarakat luas diharapkan tidak hanya mengetahui
dan memahami lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keungan, melainkan juga dapat mengubah atau
memperbaiki perilaku masyarakat dalam pengelolaan keuangan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan
mereka. (OJK, 2014: 24).
Saat ini pengetahuan dan pemahaman masyarakat Indonesia terhadap lembaga, produk dan layanan jasa keuangan
masih relatif rendah dan tidak merata pada setiap sektor industri jasa keuangan. Hal ini berpengaruh pada rendahnya
pemanfaatan lembaga, produk dan layanan jasa keuangan. (Penjelasan POJK NOMOR 76 /POJK.07/2016) hal inilah
yang menjadi salah satu penyebab tidak semua keputusan membuka rekening yang dipengaruhi oleh pemahaman
literasi keuangan syariah.
Adapun dengan pemahaman yang baik serta kesadaran mengenai pentingnya lembaga, produk dan layanan jasa
keuangan, masyarakat dapat memilih serta memanfaatkan lembaga, produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan mereka dalam rangka meningkatkan kesejahteraan. Dalam hal ini OJK
(2014:20) menjelaskan bahwa tingkat Literasi keuangan seseorang memiliki hubungan yang positif dengan tingkat
utilitas produk dan jasa keuangan, artinya semakin tinggi tingkat literasi seseorang maka pengguna produk dan jasa
keuangan semakin banyak.
Hasil penelitian ini tidak senada dengan pendapat OJK karena hasil penelitian menunjukkan adanya kelemahan
persentase penjelasan variabel independen terhadap variabel dependen hanya sebesar 2,2% serta nilai yang tidak
signifikan ini menunjukkan bahwa tidak selalu mahasiswa yang memiliki pemahaman baik akan mendorong
keputusan membuka bank syariah. Hasil penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulianto
(2018) bahwa literasi keuangan syariah tidak berpengaruh terhadap keputusan menabung.
Namun, hasil tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismanto (2018) bahwa masyarakat
Pekalongan memiliki minat untuk menjadi nasabah bank syariah, tetapi minatnya tidak dibarengi dengan

7
pemahaman yang komprehensif serta penelitian Fitri (2013) bahwa secara parsial pengetahuan keuangan dasar
syariah dan tabungan syariah tidak berpengaruh terhadap minat Menabung nasabah bank syariah. Hasil ini penelitian
ini juga berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Campbell (2006); Lusardi dan Tufano (2009) menjelaskan
bahwa literasi keuangan berpengaruh positif sesorang dalam keberhasilan dalam mengumpulkan kekayaan.
Merujuk pada Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa literasi keuangan syariah tidak berpengaruh terhadap
keputusan menabung di lembaga keuangan syariah. Hal ini diduga diakibatkan karena responden di Indonesia tidak
memandang literasi keuangan sebagai faktor utama dalam menentukan keputusan menabung di lembaga keuangan
syariah maupun bukan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi literasi keuangan syariah yang di miliki
seseorang maka pengambilan keputusan pembiayaan di lembaga keuangan syariah akan semakin kecil atau enggan
untuk melakukannya.Kelemahan pemahaman literasi keuangan syariah ini didasari juga dengan adanya berbagai
asumsi di masyarakat yang menyebutkan bahwa operasional lembaga keuangan syariah yang masih bergabung
dengan konvensional.
Dari seluruh uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memutuskan membuka bank syariah
dipengaruhi oleh beberapa factor meliputi faktor pribadi dan Psikologi di mana salah satu faktor yang cukup
dominan dalam menentukan proses keputusan adalah proses belajar. Hal ini dijelaskan oleh AMstrong (2016) bahwa
salah satu proses belajar adalah pemahaman literasi keuangan syariah sehingga seseorang khususnya mashasiwa
yang memahami keuangan syariah mampu membuat keputusan membuka bank syariah.
Selain faktor pribadi yang berasal dari usia serta kepribadian dan proses belajar memahami keuangan syariah
maka seorang memutuskan membuka rekening dipengaruhi pula oleh faktor Budaya dan Sosial di mana ditunjukkan
dengan adanya peran lingkungan dalam mengambil keputusan artinya dengan mahasiswa bergaul dan berinteraksi di
kelas perguruan tinggi akan mempengaruhi pemahaman yang dimiliki. Selanjutnya faktor lain yang mempengaruhi
adalah factor pemasaran dari marketing perbankan sendiri di mana promosi yang dilakukan oleh pihak bank serta
produk-produk yang ditawarkan yang menarik, beragam dan inovatif dapat menarik minat calon nasabah untuk
menabung di bank syariah. Hasil penelitian ini juga memiliki kesamaan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Arif (2008) bahwa faktor promosi juga menjadi pertimbangan utama seseorang mengambil
keputusan membuka rekening di bank syariah.
Menurut analisa peneliti bahwa Sejauh ini alat untuk mengukur tinggkat literasi keuangan masih terpaku dengan
cara penyebaran kuesioner tentang pengetahuan umum seperti investasi, asuransi, tabungan maupun pinjaman.
Pengukuran pemahaman dasar keuangan biasanya memakai konsep seperti berikut: (i) menghitung dan memahami
tentang suku bunga dan bunga majemuk; (ii) memahami inflasi; dan (iii) memahami difersifikasi risiko, sementara
bunga atau riba tidak dibenarkan dalam Islam, oleh karenanya ukuran tersebut tidak dapat dituangkan dalam
mengukur literasi keuangan bagi umat Muslim. Model pengukuran yang tepat tentunya dapat digunakan sebagai
dasar pengukuran literasi keuangan untuk menentukan pada tataran mana solusi literasi itu harus diatasi (Amstrong,
2016).
Dari seluruh hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa keputusan keuangan masyarakat yang dipengaruhi oleh
tingkat literasi keuangannya tidak sepenuhnya bisa dibuktikan secara jelas, karena bisa jadi disebabkan oleh latar
belakang dan lingkungan sosial yang sangat berbeda sehingga pengendali keputusan-keputusan keuangannya
tidaklah sepenuhnya tergantung pada literasi keuangan.

E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman literasi
keuangan syariah tidak berpengaruh terhadap keputusan membuka bank syariah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
Sig. 0,054 > 0.05 dengan demikian dapat diketahui jika pemahaman literasi keuangan syariah seorang mahasiswa
Islam meningkat maka belum tentu juga akan meningkatkan keputusan mahasiswa dalam membuka bank syariah.
Hal ini diduga diakibatkan karena responden di Indonesia tidak memandang literasi keuangan sebagai faktor utama
dalam menentukan keputusan menabung di lembaga keuangan syariah maupun bukan.

F. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diatas, maka diajukan beberapa rekomendasi yang
bertujuan untuk kebaikan dan kemajuan sebagai berikut.
1. Bagi pihak perbankan syariah agar meningkatkan pemberian informasi tentang bank syariah seperti prinsip
syariah, jenis produk bank syariah, pelayanan dan fasilitas bank syariah kepada masyarakat menginggat

8
karena faktor pengetahuan nasabah merupakan faktor yang paling diperhatikan oleh nasabah dalah
memutuskan untuk menggunakan jasa perbankan syariah.
2. Bagi Universitas brawijaya Malang untuk menambah sumber referensi dan literatur tentang perbankan
syariah.
3. Bagi peneliti selanjutnya, sangatlah penting untuk mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan
variabel atau indikator yang berbeda, sehingga mampu menghasilkan temuan yang lebih tajam dan
mendalam demi kesempurnaan penelitian ini karena pengaruh variabel pemahaman Literasi keuangan
syariah terhadap keputusan membuka rekening bank syariah hanya berpengaruh sebesar 2,2% sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh variabel yang lain.
4. Bagi Masyarakat, agar dapat mencari informasi tentang produk bank syariah sehingga masyarakat dapat
menentukan pilihan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Masyarakat diharapkan lebih
mampu dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi keuangan syariah dan lebih proaktif dalam
mempelajari aspek-aspek keuangan yang ada.

UCAPAN TERIMA KASIH


Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga panduan ini dapat
terselesaikan. Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas
Brawijaya dan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang memungkinkan
jurnal ini bisa diterbitkan.

9
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, D.V. (2012). Buku Pintar Keuangan Syariah. Jakarta (ID): Zaman.
Abustan. (2009). Analisa Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional.
Jakata: Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Agustianto. (2014). Membangun Literasi Keuangan Syariah. diunduh 2019 Maret 30. Tersedia pada:
www.agustiantocentre.com.
Alaudin, Al-Kasani, Badai’ Ash-Shanai’ fi. (1996). Tartib Asy-Syara’i, juz IV. Beirut: Darul Ummah.
Amirullah. (2002). Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
An-Nabhani, Taqiyudin. (2008). Kepribadian Islam (Asy-syakhshiyah al-Islamiyah). Jakarta : HTI Press.
Antonio. Muhammad Syafi’i. (2001). Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani.
Arikunto, Suharsimi. (2016). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bank Indonesia. (2014). Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Jakarta: BI
Beik, I. S., & Arsyianti, L. D. (2016). Ekonomi Pembangunan. Syariah. Jakarta: Rajawali.
Bhabha, J. I et al. (2014). Impact of Financial Literacy on Saving-Investment Behavior of Working Women in the
Developing Countries. Research Journal of Finance and Accounting, 13(5), 118-122.
Bhushan, P., & Medury, Y. (2013). Financial literacy and its determinants. International Journal of Engineering,
Business and Enterprise Applications (IJEBEA), 4(2), 155-160.
Brigham & Houston. (2010). Dasar-dasar Manajemen Keuangan Buku 1. (Edisi 11). Jakarta : Salemba Empat.
Chandra, A. A. (2016). Sarjana Ekonomi Syariah RI Sulit Bersaing di Dunia Kerja. Diunduh tanggal 16 Mei 2019
dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3226547/sarjana-ekonomi-syariah-ri-sulit-
bersaing-di-dunia-kerja
Chen, H & Volpe, R.P. (1998). An analysis of personal financial literacy among college students. Financial Service
Review, 7(2), 107-128
Djuwita, D. & Yusuf, A. A. (2018). Tingkat Literasi Keuangan Syariah di Kalangan UMKM dan Dampaknya
Terhadap Perkembangan Usaha. Al-Amwal. Vol. 10, No. 1.
Drummond, Helga. (2003). Pengertian Keputusan Pembelian.
Firdaus, D. A. (2005). Pengantar Akuntansi, Buku Satu, Edisi 2. Jakarta : Fakultas Ekonomi UI.
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan Keempat. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar N. (2007). Dasar-dasar ekonometrika. Erlangga, Jakarta.
Hasan, Ali. (2010). Marketing dari Mulut ke Mulut. Yogyakarta: Media Pressindo.
Hasyim, M., & Salam, A. (2015). Analisis Pengaruh Pendidikan dan Pekerjaan Terhadap Pengetahuan Produk
Perbankan Syariah. Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia. Volume V, No.1 Juni 2015/1436 H.
Herdianti, I. K., & Utama, S. (2017). Analisis Tingkat Literasi Keuangan Syariah Mahasiswa Serta Pengaruhnya
Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Nasabah Pada Lembaga Keuangan Syariah.
Hermawan, Agus. (2012).Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Islamic Finansial Services Board. (2017). Islamic Financial Services Industry Stabilitiy Report 2017. Malaysia:
IFSB. Diunduh tanggal 16 Mei 2019 dari
https://www.ifsb.org/docs/IFSB%20IFSI%20Stability%20Report%202017.pdf
Ismanto, Kuat. (2018). Literasi Masyarakat dan Dampaknya terhadap Minat Menjadi Nasabah Bank Syariah.
HUMAN FALAH: Volume 5. No. 1.
Isnurhadi. (2013). Kajian tingkat literasi masyarakat terhadap perbankan syariah: Studi kasus masyarakat kota
palembang. Laporan Hasil Penelitian.
Jaiz, Muhammad. (2014). Dasar-Dasar Periklanan Cetakan ke I. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Karim, Adiwarman. (2010). Bank Islam (Analisis Fiqih dan Keuangan). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kismiantini. (2008). Perbandingan Model Regresi Poisson Dan Model Regresi Binomial Negatif. Universitas
Negeri Yogyakarta
Kotler, & Keller. (2012). Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jakarta: Erlangga.
Kusmayadi. (2004). Statistika Pariwisata. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Lestari, Sri. (2015). Literasi Keuangan Serta Penggunaan Produk Dan Jasa Lembaga Keuangan Syariah. Jurnal
Fokus Bisnis, Volume 14, No 02,

10
Luthfy, H. (2017). Analisis Tingkat Literasi Keuangan Syariah Pada Anggota Syirkah As-Salam Kabupaten Kapuas
serta Faktor-Faktor yang mempengaruhinya [Skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Margaretha, F., & Pambudhi, R.A. (2015). Tingkat Literasi Keuangan Pada Mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi.
JMK, Vol.17, No 1.
Morissan, A. M. (2010). Periklanan komunikasi pemasaran terpadu. Jakarta : Penerbit. Kencana.
Nababan, D., & Sadalia, I. (2013). Analisis Personal Financial Literacy dan Financial Behavior Mahasiswa strata I
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera utara. Media Informasi Manajemen Vol 1 No.1:1-16.
Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Ngasuko, Tri Achya. (2014). Financial Inclusion dimulai dari Masa Remaja. Jakarta: Badan Kebijakan Fiskal
Kementrian Keuangan.
OJK Otoritas Jasa Keuangan. (2016). Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.76/POJK.07/2016 Tentang
Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di Sektor Jasa Keuangan Bagi Konsumen dan/atau
Masyarakat [Internet]. [diunduh 2018 maret21]. Tersedia pada:
https://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasidanperlindungankonsumen/regu lasi/peraturan-
ojk/Documents/Pages/POJK-tentang-Peningkatan-Literasi-dan-Inklusi-Keuangan-di-Sektor–Jasa–
Keuangan-Bagi-Konsumen-dan-atau-masyarakat/SAL%20%20POJK%20Literasi
%20dan%20Inklusi%20Keuang an%20-.pdf.
OJK Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Strategi Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia (Revisit 2017)
[Internet]. [diunduh 2018 Maret 22]. Tersedia pada:
https://www.ojk.go.id/id/beritadankegiatan/publikasi/Documents/Pages/Strategi-Nasional-Literasi-
KeuanganIndonesia (Revisit2017) / SNLKI %20 (Revisit%202017).pdf
Oktarini, E. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Membuka Tabungan Haji Di Bank
Muamalat Indonesia Cabang Sungailiat. STUDIA, Vol. 1 No. 1
Otoritas Jasa Keuangan. (2018). Statistik Perbankan Syariah 2018 Oktober. Jakarta: OJK. Diunduh tanggal 16 Mei
2019 https://ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/statistik-perbankan-
syariah/Documents/Pages/Statistik-Perbankan-Syariah---Oktober-2018/SPS%20Okt%202018.pdf
Prasetijo, Ihalauw. (2004). Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi.
Pringadi, A. S. (2017). Angin Segar Perkembangan Keuangan Syariah Di Indonesia. Diunduh tanggal 16 Mei 2019
dari https://catatanpringadi.com/angin-segar-perkembangan-keuangan-syariah-di-indonesia/
Rahim, Abdul. Rashid, R. A., & Hamed, A. B. (2016). Islamic Financial Literacy and Determinants Among
University Students: An Exploratory Factor Analysis. International Journal of Economics and Financial
Issues: 6 (S7) 32-35. ISSN: 2146-4138.
Rambat, L., & Hamdani, A. (2006). Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi. Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Remund, David L. (2010). Financial Literacy Explicated: The Case for a Clearer Definition in an Increasingly
Complex Economy. The Journal of Consumer Affairs, 44(2), 276-295.
Republik Indonesia. (2012). Undang-undang RI Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Jakarta:
Sekretariat Negara RI.
Ridwan, Muhammad. (2004). Manajemen Baitul Maal wa Tanwil (BMT). Yogyakarta: UII Press.
Ryandono, Muhamad Nafik Hadi. (2009). Bursa Efek dan Investasi Syariah. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta
Sadiah, Dewi. (2015). Metode Penelitian Dakwah. Bandung : Remaja Rosdakarya
Said, S., & Amiruddin, A. M. A. (2017). Literasi Keuangan Syariah di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (Studi
Kasus UIN Alauddin Makasar). Al-Ulum. Volume 17 Number 1.
Sofyan, I. (2016). Analisis Persepsi, Perilaku, dan Preferensi Masyarakat Santri Terhadap Perbankan Syariah
[Skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sudarsono, Heri. (2008). Bank & Lembaga Keuangan Syari’ah. Yogyakarta: Ekonisia.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumar'in. (2012). Konsep Kelembagaan Bank Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Utomo, Toni P. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Memilih Jasa
Perbankan Syariah (Studi Pada Bank Syariah Mandiri, Kantor Cabang Malang). Malang: Skripsi
Universitas Brawijaya.
Widianto, S. (2018). Tumbuh Tinggi, Pangsa Pasar Perbankan Syariah Tembus 5,74%. Diunduh tanggal 16 Mei
2019 dari https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2018/04/16/tumbuh-tinggi-pangsa-pasar-perbankan-
syariah-tembus-574-422874

11
William, J. Stanton. (1996). Prinsip Pemasaran I, Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.
Wiratama, Cony M. (2015). Analisis Pengaruh Religiusitas Dan Performa Produk (Return, Prosedur dan Layanan)
Terhadap Preferensi Peserta Asuransi Syariah Di Kota Malang. Malang: Skripsi Universitas Brawijaya.
Xiao J.J. (2008). Handbook of Consumer Finance Research Applying Behaviour Theories to Financial Behaviour.
USA: Springer.
Yuliadi, Imamudin. (2001). Sebuah Pengantar Ekonomi Islam. Yogyakarta. LPPI, Cet.1, :127.
Yulianto, Agus. (2018). Pengaruh Literasi Keuangan Syariah Terhadap Keputusan Penggunaan Produk Atau Jasa
Lembaga Keuangan Syariah. Skripsi. UII Fakultas Ekonomi Yogyakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai