Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA DASAR


KECEPATAN REAKSI
Haris Nurma Aulia, M.T.

Disusun Oleh :
Jermias Michael Tiven
NIM : 201450033
Kelompok : I (Satu)
Asisten Lab. : Annisa Safra Adelia
Isna Rahmawati Kanyoma
Program Studi : Logistik Minyak dan Gas

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI
DAN SUMBER DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
PEM AKAMIGAS

Cepu, Februari 2021


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Tujuan Praktikum......................................................................................2
1.3. Manfaat Praktikum....................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecepatan Reaksi.........................................................................................3
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengharui Laju Reaksi........................................4
2.3 Teori Tumbukan............................................................................................
2.4 Orde Reaksi....................................................................................................
BAB III METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat.....................................................................................8
3.2. Alat dan Bahan..........................................................................................8
3.3. Cara Kerja...................................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Perhitungan.................................................................................10
4.2 Pembahasan..................................................................................................11
4.3 Hubungan Kecepatan Reaksi Dengan Logistik............................................12
4.4. Tugas dan Pertanyaan.................................................................................13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.................................................................................................14
5.2 Saran............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya reaksi kimia berlangsung dengan laju (kecepatan) yang
berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung seketika, seperti bom atau
petasan yang meledak, ada juga reaksi yang berlangsung sangat lambat,
seperti perkaratan besi atau fosilasi sisa organisme. Selain itu laju reaksi kimia
ternyata dipengharui oleh berbagai faktor seperti temperatur, konsentrasi, luas
permukaan, katalisator, tekanan, dan volume. Laju menyatakan seberapa cepat
atau seberapa lambat suatu proses berlangsung. Laju juga menyatakan
besarnya perubahan yang terjadi dalam satuan waktu. Satuan waktu tersebut
dapat berupa detik,menit, jam, hari, bulan, ataupun tahun.
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk.
Seiring bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksinya akan
semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan
sebagai laju berkurannya pereaksiatau terbentuknya produk.
Setiap pereaksi disertai suatu perubahan fisis yang diamati, seperti
pembentukan endapan, gas, atau perubahan warna. Kelajuan reaksi dapat
dipelajari dengan mengukur salah satu dari perubahan tersebut. Bagi reaksi
yang menghasilkan gas seperti reaksi magnesium dengan asam klorida, maka
kelajuan reaksi dapat dipelajari dengan mengukur volume gas yang dihasilkan.
Bagi reaksi yang disertai perubahan warna, maka kelajuan reaksinya dapat
ditentukan dengan mengukur perubahan intensitas warnanya. Bagi reaksi yang
menghasilkan endapan, maka kelajuan reaksinya dapat ditentukan dengan
mengukur waktu yang diperlukan untuk membentuk sejumlah endapan.
Sebelum menghitung dan menganalisis laju reaksi, maka harus memahami
tentang kemolaran, terutama tentang penyediaan larutan dengan kemolaran
tertentu serta perlu menganalisis baik langsung maupun tidak langsung
banyaknya produk yang terbentukatau banyaknya pereaksi sisa yang tertinggal
pada waktu tertentu.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

1
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini ialah:
1. Mahasiswa mampu memahami faktor-faktor yang mempengharui
kecepatan reaksi kimia.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh konsentrasi zat terhadap
kecepatan reaksi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh temperatur terhadap kecepatan
reaksi.

1.3 Manfaat Praktikum


Manfaat dari paraktikum ini ialah:
1. Meningkatkan pemahaman terhadap materi laju reaksi
2. Dapat memberikan informasi terkait materi laju reaksi

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecepatan Reaksi

Laju (kecepatan) reaksi menunjukan besarnya perubahan konsentrasi


pereaksi atau hasil reaksi dalam satu satuan waktu. Reaksi kimia merupakan
proses perubahan zat-zat pereaksi menjadi prosuk. Pada waktu reaksi
berlangsung, jumlah zat pereaksi akan semakin berkurang sedangkan jumlah
produk bertambah. Laju didefenisikan sebagai laju pengurangan konsentrasi
molar salah satu pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar salah satu
produk dalam satu satuan waktu.

Laju reaksi (reaction rate) yaitu perubahan konsentrasi reaktan atau


produk terhadap waktu (M/s). Kita telah mengetahui bahwa setiap reaksi dapat
dinyatakan dengan pernyataan umum :

Reaktan produk

Persamaan ini memberitahukan bahwa selama berlangsungnya suatu


reaksi, molekul reaktan bereaksi sedangkan molekul produk terbentuk.
Sebagai hasilnya kita dapat mengamati jalannya reaksi dengan cara
memantau menurunnya konsentrasi reaktan atau meningkatnya konsentrasi
produk.(Chang, 2005 : 30)

Laju (atau kecepatan) menunjukan sesuatu yang terjadi persatuan waktu,


misalnya perdetik dan permenit. Apa yang terjadi didalam reaksi kimia
adalah perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi. Perubahan ini kebanyakan

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

3
dinyatakan didalam perubahan konsentrasi molar. Jadi, untuk laju reaksi
hipotetik.

A + 3B 2C + 2D

Laju reaksi diukur dengan menentukan seberapa cepat konsentrasi suatu


reaktan berkurang atau seberapa cepat konsentrasi suatu produk meningkat.

Laju reaksi = perubahan konsentrasi reaktan

Unit waktu

Atau

Laju reaksi = perubahan konsentrasi produk (Miler, 1931 : 457)

Unit waktu

2.2 Faktor Yang Mempengharui Laju Reaksi Kimia

Ada empat faktor yang mempengharui laju reaksi, yaitu :

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

4
2.2.1 Konsentrasi

Konsentrasi mempengharui laju reaksi, karena banyak partikel


memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang
semakin banyak tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan.
(Purwanti Widhy Hastuti)

2.2.2 Suhu

Suhu laju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya


temperatur, bukan hanya molekul-molekul lebih sering
bertabrakan, tetapi mereka juga bertabrakan dengan dampak
(benturan) yang lebih besar, karena mereka bergerak lebih cepat.
Pada temperatur yang tinggikan, presentase tabrakan yang
mengakibatkan reaksi kimia akan lebih besar, karena makin banyak
molekul yang memiliki kecepatan lebih besar dan karenanya
memiliki energi cukup untuk beraksi. (keenan, 1984)

2.2.3 Luas Permukaan

Pada zat padat yang bereaksi adalah ataom-atom atau molekul-


molekul yang terdapat pada permukaannya, sedangakan atom atau
molekul yang terdapat pada bagian sebelah dalam tertutup dari
luar, sehingga tidak bisa bereaksi. Banyaknya “muka” yang berada
dibagian sebelah luar disebut sebagai luas permukaan. Makin luas
permukaan zat pereaksi, maka peluang untuk bereaksi akan makin
besar sehingga laju reaksinya juga akan makin cepat. (Endang
Widjajanti).

2.2.4 Katalis

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

5
Katalis adalah zat yang ditambahkan kedalam suatu reaksi dengan
maksud memperbesar kecepatan reaksi. Katalis kadang ikut terlibat
dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimia yang
parmanen. Karena itu kehadirannya bisa ditandai dengan notasi
diatas tanda panah reaksi. Dengan kata lain pada akhir reaksi,
katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama
seperti sebelum reaksi. Berhasil atau gagalnya suatu proses
komersial untuk menghasilkan suatu senyawa sering tergantung
pada penggunaan katalis yang cocok. Peningkatan suhu adalah
salah satu cara untuk meningkatkan fraksi molekul yang memiliki
energi melebhi energi aktivasi. Cara lain yang tidak memerlukan
peningkatan suhu adalah mendapatkan jalan reaksi dengan energi
aktivasi yang lebih rendah. (petrucci, 1987)

2.3 Teori Tumbukan

Dalam teori tumbukan digambarkan pertemuan partikel-partikel reaktan


sebagai suatu tumbukan. Pada proses tumbukan yang terjadi, disamping ada
yang menghasilkan reaksi juga ada yang tidak menghasilkan reaksi.
Tumbukan yang terjadi yang bisa menghasilkan partikel-partikel hasil reaksi
disebut sebagai tumbukan efektif. Efektifnya tumbukan ditemukan oleh faktor
energi kinetik partikel (molekul) dan arah partikel.

Hasil kali frekuensi tumbukan dengan fraksi molekul yang memiliki


energi sama atau melebihi energi aktivasi menentukan laju reaksi kimia.
Fraksi molekul yang teraktifkan biasanya sangat kecil, dan hal ini
menyebabkan laju reaksi jauh lebih kecil daripada frekuensi tumbukannya itu
sendiri. Jika nilai energi pengaktifan semakin tinggi, maka molekul yang

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

6
teraktifkan akan semakin kecil sehingga semakin lambat reaksi berlangsung.
Hal itu dapat diilustrasikan dalam contoh reaksi berikut.
A2(g) + B2(g) → 2AB(g)

Berdasarkan teori tumbukan, diasumsikan bahwa selama tumbukan yang


terjadi antara molekul A2 dan B2 akan mengakibatkan ikatan A–A dan B–B
putus dan terbentuk ikatan A–B. Pada Gambar 3. ditunjukkan bahwa
anggapan itu tidak selamanya berlaku untuk setiap tumbukan

Agar terjadi reaksi kimia maka molekul-molekul harus mempunyai arah


tertentu agar tumbukan efektif. Diperoleh informasi bahwa umumnya lebih
banyak jumlah tumbukan yang arah tumbukannya tidak memungkinkan terjadi
reaksi daripada jumlah tumbukan yang memungkinkan terjadinya reaksi. Hal
itu mempunyai arti bahwa kecil peluang suatu tumbukan tertentu untuk
menghasilkan reaaksi.

2.3.1 Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Tumbukan

Reaksi kimia dapat terjadi jika partikel-partikel reaktan saling


bertumbukan satu sama lain. Tetapi, tumbukan yang terjadi tidak
semuanya akan menghasilkan zat baru yang berupa hasil reaksi. Zat
baru dapat diperoleh dari tumbukan yang berlangsung sempurna.
Tumbukan sempurna dinamakan tumbukan efektif. Partikel zat yang
saling bertumbukan terkadang juga tidak langsung berubah menjadi
zat hasil. Tumbukan tersebut terlebih dahulu membentuk molekul
kompleks yang dinamakan molekul kompleks teraktivasi.
Pembentukan molekul kompleks teraktivasi ada hubungannya
dengan energi aktivasi. Energi aktivasi (Ea) merupakan energi

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

7
tumbukan terendah yang dibutuhkan supaya bisa terbentuk molekul
kompleks teraktivasi sehingga reaksi dapat berlangsung.

Dalam teori tumbukan yang berdasarkan atas


teori kinetik molekul gas dinyatakan beberapa hal
berikut.

1. Gas merupakan partikel molekul gas yang ukurannya


lebih kecil daripada jarak antarmolekulnya.

2. Gerakan molekul-molekul gas selalu lurus ke segala arah.


3. Tumbukan yang terjadi antara molekul-molekul gas
dengan dinding wadahnya bersifat elastis sempurna,
artinya molekul-molekul gas akan dipantulkan kembali
tanpa kehilangan energi.
4. Perubahan temperatur mempengaruhi kecepatan gerak
molekul-molekul gas. Semakin tinggi temperatur,
maka akan semakin cepat gerak molekul- molekul gas.

5. Harga energi kinetik rata-rata molekul gas sama besar


pada temperatur yang sama atau tidak dipengaruhi oleh
massanya.

Konsentrasi, luas permukaan, temperatur dan katalis


berhubungan erat dengan tumbukan antar partikel
merupakan factor-faktor yang berpengaruh pada laju reaksi,
yang dapat diilustrasikan sebagai berikut:

a. Berdasarkan teori tumbukan, pengaruh konsentrasi


pada laju reaksi dapat dilihat dari gambar berikut:

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

8
Gambar 2.1. Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi

Dari gambar tersebut di atas, diperoleh informasi bahwa konsentrasi


reaktan berhubungan erat dengan jumlah partikel zat yang terlibat dalam
tumbukan. Jika jumlah reaktan bertambah banyak, maka akan semakin
banyak jumlah partikel-partikel yang bertumbukan, dan oleh karena itu,
akan semakin dekat jarak antara partikel sehingga jumlah tumbukan
efektif juga akan meningkat. Itu artinya laju suatu reaksi mengalami
peningkatan. Demikian juga sebaliknya, laju reaksi juga akan menurun
jika konsentrasi berkurang, karena akan sedikit terjadi tumbukan.

b. Laju reaksi dipengaruhi oleh luas permukaan berdasarkan teori


tumbukan

Semakin halus bentuk suatu zat untuk massa yang sama


akan mengakibatkan semakin luas permukaan zat tersebut.
Menurut teori tumbukan: “semakin luas permukaan partikel,

semakin besar kemungkinan terjadinya tumbukan antar


partikel”.

Hal tersebut dapat diilustrasikan pada gambar berikut :

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

9
Gambar 2.2. Pengaruh Luas Permukaan terhadap
Laju Reaksi.
Gambar 2.2 memberikan informasi bahwa serbuk Fe
bereaksi lebih cepat
jika dibandingkan dengan batang Fe. Fenomena ini
disebabkan oleh serbuk Fe luas permukaannya lebih luas
daripada kepingan Fe, sehingga mempunyai bidang sentuh
yang lebih banyak agar terjadi tumbukan dengan zat lain.
Hal ini berakibat akan lebih cepat laju reaksi zat berbentuk
serbuk jika dibandingkan dengan zat yang berbentuk
kepingan.

b. Laju reaksi dipengaruh oleh temperatur berdasarkan teori


tumbukan

Gambar berikut merupakan ilustrasi pengaruh


temperatur terhadap laju reaksi berhubungan dengan
energi kinetik partikel, adalah sebagai berikut:

Gambar 2.3. Partikel yang Bertumbukan pada Temperatur


Tinggi dan Rendah.

Dari gambar tersebut di atas dapat diperoleh


informasi bahwa pada temperatur tinggi, lebih banyak
jumlah partikel yang bertumbukan dibandingkan pada
temoeratur rendah. Penyebab dari hal ini karena pada
temperatur tinggi energi kinetik partikel akan lebih besar

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

10
dan sebagai akibatnya jumlah tumbukan semakin
banyak sehingga laju reaksi akan meningkat.

c. Laju reaksi dipengaruhi oleh katalis berdasarkan teori tumbukan

Pengaruh katalis pada laju reaksi berkenaan dengan


energi pengaktifan reaksi (Ea). Katalis positif yaitu
katalis yang digunakan untuk mempercepat reaksi kimia
memberikan suatu mekanisme reaksi alternatif dengan
nilai Ea yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
nilai Ea reaksi tanpa katalis. Energi aktivasi yang
semakin rendah akan menyebabkan lebih banyak
partikel yang memiliki energi kinetik yang cukup untuk
mengatasi rendahnya halangan energi aktivasi ini,
sehingga mengakibatkan jumlah tumbukan efektif akan
bertambah banyak, sehingga laju reaksi juga akan
meningkat. Zat yang berfungsi untuk mempercepat laju
reaksi disebut katalisator, sedangkan zat yang berfungsi
untuk memperlambat laju reaksi secara umum disebut
Inhibitor.

2.4 Ordo Reaksi

Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang


mempenga-ruhi kecepatan reaksi.   Penentuan orde reaksi tidak
dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan
berdasarkan percobaan.Suatu reaksi   yang di-turunkan secara eksperimen
dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi :

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

11
v = k (A) (B) 2

Persamaan tersebut mengandung pengertian reaksi orde 1 terhadap zat A


dan merupa-kan reaksi orde 2 terhadap zat B. Secara keselurahan reaksi
tersebut adalah reaksi orde 3.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

12
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu : Jumat, 19 Februari 2021, 07.30 – 16.20 WIB
Tempat : Laboratorium Lindung Lingkungan PEM Akamigas
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah:

- Rak tabung reaksi


- Tabung reaksi 24
- Gelas ukur 500 mL
- Pipet ukur 10 mL 2 buah
- Pipet ukur 5 mL 1 buah
- Stopwatch
- Pemanas
- Termometer
- Bulb 3 buah

Bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah:

- Larutan Na₂S₂O₃ 5%
- Larutan HCl 5%
- Aquades
3.3 Cara Kerja
a. Pengaruh Konsentrasi Zat Terhadap Kecepatan Reaksi
1. Menyiapkan 18 buah tabung reaksi dan 3 pipet ukur. Berilah tanda pada
masing-masing tabung reaksi
2. Masukkan larutan Na₂S₂O₃ pada 6 buah tabung reasksi pertama,
akuades pada tabung reaksi ke dua dan HCl pada tabung reaksi ketiga.
3. Menambahkan larutan Na₂S₂O₃ dan akuades sesuai dengan tabel di
bawah ini.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

9
Catatan : kocok tabung reaksi yang sudah diisi agar homogen.
Jumlah penambahan (mL) Konsentrasi
Na₂S₂O₃ (a) Akuades (b)
No Na₂S₂O₃
a / (a + b)
1 6 0 1
2 5 1 5/6
3 4 2 2/3
4 3 3 ½
5 2 4 1/3
6 1 5 1/6

4. Siapkan stopwatch, untuk menghitung waktu reaksi.


5. Mengisikan 1 Ml larutan HCl kedalam 6 buah tabung reaksi yang
berisi campuran akuades dan Na₂S₂O₃
Catatan : waktu reaksi dimulai saat kedua larutan dicampurkan
sampai tepat mulai terjadi kekeruhan.
6. Selanjutnya lakukan langkah kerja yang sama (langkah 6 diatas)
terhadap tabung reaksi No. 2 sampai dengan 6

b. Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi


1. Siapkan 12 tabung reaksi :
 6 buah tabung 1 diberi kode : 1; 2; 3;4 ;5 dan 6
 6 buah tabung II diberi kode : a; b; c; d; e; dan f
2. Kedalam tabung reaksi 1 s/d 6 masing-masing masukan 5 Ml larutan
Na₂S₂O₃
3. Ke dalam tabung reaksi a s/d f masing-masing masukan 1 mL larutan
HCl.
4. Ambil tabung reaksi 1 dan a, masukan kedalam water bath (pemanas
air) temperatu 30˚C selama 2 menit

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

10
5. Kemudian angkat kedua tabung reaksi dari pemanas air dan segera
tuangkan larutan HCl kedalam tabung yang berisi Na₂S₂O₃. catat
waktu reaksinya.
6. Selanjutnya lakukan pekerjaan yang sama (langkah 4 dan 5) terhadap
pasangan tabung reaksi No. 2 dengan b sampai dengan No. 6 dan f,
dengan setiap interval kenaikan temperatur pemanas air sebesar 5˚C.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Perhitungan

Hasil Pengamatan Dan Analisis :

Pengaruh Konsentrasi Zat Terhadap Kecepatan Reaksi

No Konsentrasi Na₂S₂O₃ Waktu (s)

1 1 11.32

2 5/6 14.30

3 2/3 17.48

4 ½ 20.95

5 1/3 26.53

6 1/6 41.94

Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi

No Temperatur (˚C) Waktu (s)

1 35˚C 05.14

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

12
2 40˚C 05.76

3 45˚C 04.88

4 50˚C 04.38

5 55˚C 03.32

6 60˚C 02.75

4.2 Pembahasan

Pada praktikum yang telah dilakukan dua percobaan yaitu terhadap


pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan reaksi dan percobaan Pengaruh
suhu terhadap kecepatan reaksi. Pada percobaan yang pertama yaitu
percobaan pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan reaksi. Pertama kali yang
harus dilakukan adalah menyiapkan semua alat dan bahannya. Setelah itu,
pada percobaan yang pertama dilakukan dengan menggunakan 6 mL larutan
Na2S2O3dan 0 mL aquades. Kemudian larutan tersebut dicampur kedalam
tabung reaksi dan dihitung waktunya menggunakan Stopwatch. Waktu reaksi
dapat dilihat dari larutan yang akan menjadi keruh. Pada percobaan pertama
ini didapat waktunya yaitu 11, 32 detik . Yang kedua dengan menggunakan 5
mL Larutan Na2S2O3dan 1 mL aquades, prosedur yang dilakukan sama dengan
percobaan pertama. Dan setelah diamati dan dihitung didapat hasilnya yaitu
14,30 detik. Pada percobaan yang ketiga yaitu dengan menggunakan 4 mL
Larutan Na2S2O3dan dan 2 mL aquades, setelah dicampur kan dan dihitung
waktu sampai larutan menjadi keruh didapat hasil yaitu 17,48 detik. Pada
percobaan keempat dengan menggunakan 3 mLlarutan Na2S2O3dan 3 mL
aquades didapatkan hasil nya yaitu 20, 95 detik. Sedangkan pada percobaan

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

13
ke-5 dengan menggunakan kan 2 mL larutan Na2S2O3dan dan 4 mL aquades,
setelah dicampurkan dan berubah menjadi keruh hasil waktunya yaitu 26, 53
detik. Untuk percobaan yang terakhir dengan menggunakan 1 ml larutan
natrium dan 5 ml aquades hasil waktunya yaitu 41, 94 detik.

Pada percobaan kedua yaitu pengaruh temperatur terhadap kecepatan


reaksi. Hal pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan seluruh alat dan
bahannya. Setelah itu, pada setiap tabung reaksi 6 tabung reaksi pertama diisi
dengan Larutan Na2S2O3sebanyak 5 mL dan untuk 6 tabung reaksi yang kedua
yaitu diisi dengan 1 mL larutan HCl. Semua tabung reaksi tersebut
dimasukkan ke dalam gelas beker yang telah berisi air setelah itu dipanaskan .
Saat dipanaskan jangan lupa letakkan termometer di dalamnya. Pada
percobaan pertama ketika suhu saat pemanasan yaitu 35˚C angkat 1 tabung
reaksi yang berisi Larutan Na2S2O3dan satu lagi tabung reaksi dengan larutan
HCl. Kedua larutan tersebut dicampur kan,setelah itu digoyangkan hingga
warna dari larutan tersebut berubah. Pada saat perubahan warna Inilah hasil
waktunya dihitung menggunakan Stopwatch. Hasil percobaan pertama ini
didapat waktunya yaitu 5,4 detik. Pada percobaan ke-2 dengan suhu 40˚C di
lakukan lagi prosedur yang sama yaitu dengan mencampurkan larutan HCl
dan Larutan Na2S2O3. Setelah itu hitunglah waktu nya menggunakan
Stopwatch. Hasil waktunya yaitu 5,76 detik. Pada percobaan ke-3 dengan
suhu 45 ˚C hasil yang didapatkan yaitu 4,88 detik. Pada percobaan keempat
pada suhu 50 ˚C hasil yang didapatkan setelah pencampuran kedua larutan
dan larutan berubah menjadi keruh yaitu 4,38 detik. Pada percobaan ke-5
dengan suhu 55˚C hasil waktu yang didapatkan yaitu 3,32 detik. Sedangkan
untuk percobaan terakhir yaitu dengan suhu 60 ˚C hasil dari praktikum itu
yaitu 2,75 detik.

Di dalam praktikum ini didapatkan bahwa percobaan pertama tentang


pengaruh kosentrasi terhadap laju reaksi terdapat kenaikan atau bertambah
cepatnya waktu ketika konsentrasi dari Larutan Na2S2O3itu lebih banyak. Hal

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

14
ini berarti pada konsentrasi yang besar kecepatan reaksinya juga semakin
cepat, sedangkan pada konsentrasi yang kecil kecepatan reaksinya semakin
lambat. Hal ini dapat terjadi karena konsentrasi berkaitan dengan jumlah
partikel yang bereaksi sehingga semakin besar konsentrasi yang diberikan
berarti makin banyak partikel yang bergerak dan banyaknya partikel yang
bergerak ini membuat tumbukan atau tabrakan antara molekul itu semakin
banyak. Selain itu, Akuades juga berpengaruh terhadap percobaan ini. Ketika
volume akuades semakin banyak, konsentarsi dari Na2S2O3 semakin kecil,
kecilnya konsentrasi Na2S2O3membuat laju reasinya semakin lambat.

Sedangkan pada percobaan kedua yaitu pengaruh temperatur kepada


kecepatan reaksi didapatkan bahwa waktu saat kecepatan bereaksi itu
semakin cepat ketika temperatur pada percobaan itu semakin dinaikkan. Pada
percobaan kali ini buktinya yaitu ketika suhunya 35˚C waktunya 5,4 detik
tetapi ketika suhunya 60 ˚Cwaktunya menjadi 2,5 detik. Hal ini dapat terjadi
karena ketika praktikan menaikkan suhu berarti hal itu sama saja dengan
menambahkan energi. Energi tersebut diserap oleh molekul-molekul sehingga
energi gerak atau energi kinetik molekul menjadi lebih besar akibatnya
molekul-molekul bergerak lebih cepat dan tabrakan dengan dampak benturan
yang lebih besar Makin sering terjadi. Dengan demikian benturan antar
molekul yang mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi menyebabkan
reaksi kimia juga makin tinggi dan berarti bahwa kecepatan reaksinya juga
semakin cepat.

Dalam praktikum yang kita lakukan ada terjadi kesalahan. Terutama pada
percobaan pengaruh temperatur kepada kecepatan reaksi. Pada suhu 40˚C
waktu yag di hasilkan lebih lambat dari suhu yang 35˚C. Hal ini bisa terjadi
karena pada saat penghitungan waktu ketika menekan tombol mulai pada
stopwatchtidak tepat dengan pertama kali penuangan Na2S2O3dan HCl.
Sehingga reaksi mulai lebih awal daripada menghitung waktunya. Begitu

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

15
juga, ketika menekan tombol berhenti pada stopwatch antara perubahan
warna dan waktu yang sedap terjadi tidak tepat dan serempak.

4.3 Hubungan Kecepatan Reaksi Dengan Logistik

Dalam Kegiatan Logistik Minyak dan Gas sangat erat hubungannya


dengan penyimpanan produk migas. Salah satunya penyimpan pertalite, solar,
premium, pertamax, dan lain-lain. Produk-produk migas ini tentunya di
simpan didalam tangki timbun. Pada saat penyimpanan inilah dibutuhkan nya
kecepatan reaksi, salah satu faktor kecepatan reaksi yang dibutuhkan yaitu
suhu. Produk migas harus disimpan didalam tangki timbun dengan suhu yang
tinggi agar laju reaksi nya meningkat. Dengan laju reaksi yang besar, produk
migas tersebut akan tetap selalu homogen antara molekul satu dengan yang
lainnya selama penyimpanan di tangki timbun. Homogenitas ini dibutuhkan
produk agar mutu nya tetap terjaga, dan seyawa-senyawa nya tetap menjadi
satu.

4.4 Tugas dan Pertanyaan

4.4.1 Tugas

1. Perubahan apa yang terjadi saat terjadinya reaksi?

Jawab:

Menurut hasil praktikum yang sudah saya lakukan, perubahan yang


terjadi saat terjadinya reaksi adalah warna hasil reaksi menjadi keruh, dan
juga menjadi kental.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

16
2. Buatlah grafik dari:

Waktu (s)
45
40
35
30
25 Waktu (s)
20
15
10
5
0
0 1 2 3 4 5 6 7

i. Konsentrasi zat (absis) Vs kecepatan reaksi (ordinat)

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

17
Waktu (s)
7

4
Waktu (s)
3

0
0 1 2 3 4 5 6 7

ii. Temperatur (absis) Vs Kecepatan reaksi (ordinat)

a. Luas Permukaan

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

18
Pada zat padat yang bereaksi adalah ataom-atom atau molekul-
molekul yang terdapat pada permukaannya, sedangakan atom atau
molekul yang terdapat pada bagian sebelah dalam tertutup dari
luar, sehingga tidak bisa bereaksi. Banyaknya “muka” yang berada
dibagian sebelah luar disebut sebagai luas permukaan. Makin luas
permukaan zat pereaksi, maka peluang untuk bereaksi akan makin
besar sehingga laju reaksinya juga akan makin cepat. (Endang
Widjajanti)

b. Katalis

Katalis adalah zat yang ditambahkan kedalam suatu reaksi dengan


maksud memperbesar kecepatan reaksi. Katalis kadang ikut terlibat
dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimia yang
parmanen. Karena itu kehadirannya bisa ditandai dengan notasi
diatas tanda panah reaksi. Dengan kata lain pada akhir reaksi,
katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama
seperti sebelum reaksi. Berhasil atau gagalnya suatu proses
komersial untuk menghasilkan suatu senyawa sering tergantung
pada penggunaan katalis yang cocok. Peningkatan suhu adalah
salah satu cara untuk meningkatkan fraksi molekul yang memiliki
energi melebhi energi aktivasi. Cara lain yang tidak memerlukan
peningkatan suhu adalah mendapatkan jalan reaksi dengan energi
aktivasi yang lebih rendah. (petrucci, 1987)

4.4.2 Pertanyaan

1. Bagaimanakah hasil percobaan anda, apakah sudah memenuhi teori


kimia? Jelaskan alasannya!

Jawab:

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

19
Menurut hasil praktikum yang sudah kami lakukan, diperoleh hasil bahwa
praktikum tersebut sudah memenuhi teori. Karena menurut teori, semakin
tinggi konsentrasi zat terlarut maka akan semakin cepat reaksinya dan juga
akan semakin kental hasil reaksinya. Sedangkan bila semakin tinggi
konsentrasi zat pelarut maka akan semakin lama reaksinya dan juga akan
semakin encer hasil reaksinya. Dan juga menurut teori, semakin tinggi
temperatur zat terlarut dan pelarutnya, maka akan semakin cepat reaksi
berlangsung.

2. Kesalahan-kesalahan apakah yang mungkin Anda perbuat selama


melakukan percobaan ini? Bagaimanakah cara mengeliminasi kesalahan
tersebut?

Jawab:

Menurut praktikum yang sudah saya lakukan, kesalahan yang mungkin


dilakukan adalah menekan tombol mulai pada stopwatch untuk memulai
perhitungan waktu dan menekan tombol henti untuk menghentikan
perhitungan waktu pada waktu yang tidak tepat. Pada dasarnya, menekan
tombol mulai pada stopwatch adalah ketika pertama kali Na₂S₂O₃ +
akuades dicampurkan dengan HCL dan menghentikan perhitungan ketika
warna cairan mulai mengeruh bukan ketika cairan sudah benar-benar
keruh. Hal inilah yang menjadi faktor kesalah pada pratikum yang
dilakukan.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

20
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum kecepatan reaksi yang telah kita lakukan dapat


disimpulkan bahwa:

1. Laju reaksi dipengharui oleh empat faktor yaitu konsentrasi, suhu,


luas permukaan, dan katalis.

2. Semakin tinggi konsentrasi, maka laju reaksi semakin cepat,


sebaliknya, semakin rendah konsentrasi, maka laju reaksi semakin
lambat.

3. peningkatan suhu akan mempercepat laju reaksi

4. semakin kecil ukuran partikel zat, maka semakin luas permukaan


suatu zat semakin luas permukaan, semakin cepat reaksi
berlangsung.

5. dengan menambahkan katalis akan mempercepat laju reaksi.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

21
5.2 Saran

Dari praktikum kecepatan reaksi yang telah di lakukan dapat


disarankan bahwa, dalam praktikum ini membutuhkan kecepatan,
ketelitian dan keselamatan karena didalam praktikum ini di gunkan
zat-zat kimia berbahaya.

DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep inti edisi Ketiga Jilid2.
Jakarta : Erlangga.

Petrucci, R. N. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid2.


Jakarta : Erlangga

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

22
Tyler, M. G. 1931. Chemistry A Basic Intruduction Third Edition.
California Wodshorth Publishing Company.

Kholis, W. H. N. Lks kimia kelas XI. 2012. Yogyakarta:Media


Profesional.

Tim Laboratorium dan Minyak Bumi, 2017. Kimia Dasar, Cepu,Jawa


Tengah: STEM Akamigas.

Epension, J. H., 1995. Chemical Kinetics and Reaction Mechanism,


second edition. McGraw-Hill.New York.

Laidler, K.J. and Meiser, J.H.,1999. Physical Chemistry, Third Edition.


Houghton Miffin, New York.

Oxtoby. 2001.Prinsip Kimia Modern Jilid II Edisi 6.; Erlangga.Jakarta

Benson, S.W.,1960. The Fundation of Chemical Kinetics. McGraww-


Hill. New York.

Wright, M. R.,2004. An Introduction to Chemical Kinetics. John Wiley


& Sons. New York.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

23

Anda mungkin juga menyukai