HIPERTENSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas CBL 3 Keperawatan Keluarga yang
dibimbing
Oleh Bapak Nandang Jamiat Nugraha, S.Kep., Ners., M.Kep.,
Disusun oleh :
Regi Oktapiani Putri
102018026
1
TINJAUAN KASUS
Agama : Islam
Nama : Ny. N
4. Aktivitas Rekreasi
Bepergian/wisata : Pantai
Keanggotaan organisasi :-
2
5. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung
Keterangan
Keadaan Saat ini
Nama Masih Hidup/
Sehat atau Sakit
Sudah Meninggal
Ny. N Sehat Masih Hidup
Ny. U Sehat Masih Hidup
3
b. BAB
3. Personal Higiene
a. Mandi
b. Oral Higiene
c. Cuci Rambut
Frekuensi : 3x/minggu
a. Olahraga : Ya
b. Nonton TV : Ya
4
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan:
(Jenis/frekuensi/jumlah/lama pakai)
Status Kesehatan
5
Pasien mengeluh lemas ,mual, selalu lapas dan haus, merasa pusing dan kadang
sakit kepala.
c. Faktor Pencetus
Pergi ke Bidan/perawat
palpasi)
b. BB/TB : 55 kg / 156 cm
c. Sistem Pernafasan
Tidak ada pernafasan cuping hidung, posisi septum nasal ditengah atau simetris,
lubang hidung bersih tidak ada sekret , ketajaman penciuman baik, dan tidak ada
kelainan, bentuk dada klien simetris tidak ada kelainan bentuk seperti pigeon, turrel,
6
atau barrel. Pada saat palpasi pengembangan dada kanan dan dada kiri klien simetris,
tidak ada nyeri tekan, vocal fremitus bergetar. Pada saat auskultasi terdengar
vesikuler.
d. Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva klien ananemis, tidak terdapat cyanosis didaerah hidung dan mulut dan
tidak ada pulsasi didaerah batas jantung. Irama nadi yang regular dan amplitude yang
lemah, tidak ada peningkatan JVP. Pada saat auskultasi bunyi jantung klien tidak
terdapat S3, S4, murmur. Akral hangat, CRT < 2 detik dan tidak terdapat clubbing
finger.
e. Sistem Pencernaan
Klien mengalami penurunan berat badan. Pada saat diinspeksi keadaan sklera tidak
ikterik, bibir klien kering, mukosa mulut lembab, lidah klien merah muda, kebersihan
gigi klien bersih, tidak terdapat pembengkakan pada tonsil, tidak ada peradangan pada
faring. Klien tidak terdapat keluhan nyeri menelan. Pada saat diauskultasi bising usus
8x/menit. Tidak terdapat nyeri tekan pada empat kuadran abdomen.
f. Sistem Integumen
Tidak ada kelainan ekstremitas maupun tulang belakang, tidak ada fraktur, tidak
terpasang spalk/ traksi/ gips, turgor kulit kering, CRT < 2 detik, terdapat luka yang
sudah kering, tidak terdapat edema.
g. Sistem Perkemihan
Tidak ada keluhan buang air kecil, kemampuan berkemih spontan, tidak ada nyeri
tekan.
h. Sistem Indera
1) Penglihatan
i. Bentuk mata simetris. Klien tidak bisa melihat jarak jauh dan pandangan terlihat
buram. Pergerakkan bola mata klien dapat bergerak kesegala arah, lapang pandang
klien masih maksimum, saat dirangsang dengan cahaya pupil berkontriksi dengan
baik, refleks mengedip klien masih baik.
2) Pendengaran
Fungsi pendengaran klien kurang terdengar pada telinga sebelah kiri. Telinga klien
simetris, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada lesi, dan kebersihan telinga terjaga.
3) Penciuman
7
Bentuk hidung klien simetris, tidak ada deformitas, passage udara pada kedua lubang
hidung kuat, tidak ada nyeri tekan pada sinus frontalis dan maksilaris. Fungsi
penciuman masih berfungsi dengan baik klien mampu membedakan bau bauan seperti
bau kayu putih dan kopi.
4) Pengecapan
Bentuk lidah klien simetris. Dan fungsi pengecapan klien masih berfungsi dengan
baik, klien mampu mengenal rasa asin, asam, pahit, dan manis.
i. Sistem persyarafan
1) Kesadaran dan orientasi
Kesadaran klien Compos Mentis
2) Nilai GCS
Nilai GCS klien E = 4, M = 6, V = 5.
3) Memori
Kemampuan klien dalam mengingat masih berfungsi dengan baik.
j. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe.
k. Sistem Muskuloskeletal
1) Ekstremitas Atas
Bentuk tangan klien simetris tidak ada lesi, tidak deformitas, tidak ada kontraktur dan
fraktur, kemampuan bergerak klien baik dengan ROM dapat bergerak kesegala arah,
kekuatan otot 5, 5.
2) Ekstremitas Bawah.
Bentuk kaki klien simetris tidak ada lesi, terdapat skoliosis, tidak ada kontraktur dan
fraktur, kemampuan bergerak klien baik dengan ROM dapat bergerak kesegala arah,
kekuatan otot 5, 5.
4. Pengkajian spiritual
a. Apakah teratur beribadah : Ya
b. Apakah tertatur mengikuti kegiatan keagamaan : Ya, pengajian
c. Bagaimana cara menyelesaikan masalah : apakah dengan berdoa? Ya
d. Apakah lansia sabar dan tawakal : Ya
e. Kebiasaan ibadah yang dilakukan? Sholat
2 Hasil Pengkajian Khusus (Format Terlampir)
8
2. Fungsi Kognitif : tidak ada gangguan
B. Fungsi Pendengaran 3 √
4. Pendengaran berkurang
5. Telinga Berdenging √
8. Berdahak/sputum √
9
D. Fungsi Jantung 1
√
9. Jantung berdebar-debar
10. Cepat lelah 3 √
E. Fungsi pencernaan 0
√
12. Mual/muntah
13. Nyeri ulu hati 0√
G. Fungsi Persyarafan √
19. Lumpuh/kelemahan pada kaki /tangan
20. Kehilangan rasa √
21. Gemetar/tremor √
Analisis Hasil
Skor < 25 : tidak ada masalah kesehatan kronis s/d masalah kesehatan kronis ringan
Skor 26-50 : masalah kesehatan kronis sedang
Skor > 51 : masalah kesehatan kronis berat
2. FUNGSI KOGNITIF
Pengkajian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuan klien
berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat, serta daya ingat.
Petunjuk : isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan respons klien
10
No Item Pertanyaan Benar Salah
1 Jam berapa sekarang? √
Jawab : 15.00
2 Tahun berapa sekarang? √
Jawab : 2020
3 Kapan Bapak/Ibu lahir? √
Jawab : Sesudah kemerdekaan
4 Berapa umur bapak/ibu sekarang? √
Jawab : 62 tahun
5 Dimana alamat bapak/ibu sekarang? √
Jawab : bandung
6 Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama bpk/ibu? √
Jawab : Lima orang
7 Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama bpk/ibu? √
Jawab :Tn. K, Ny. O, Nn. E, Nn. C, An. R.
8 Tahun berapa hari kemerdekaan Indonesia? √
Jawab : 1945
9 Siapa nama presiden republik Indonesia sekarang? √
Jawab : Jokowi
10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1? √
Jawab : 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
JUMLAH BENAR 10
Analisis Hasil :
Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klien dalam menjalankan aktivitas
kehidupan sehari hari. Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan
orang lain. Pengkajian ini didasarkan pada kondisi actual klien dan bukan pada kemampuan,
artinya jika klien menolak untuk melakukan suatu fungsi, dianggap sebagai tidak melakukan
fungsi meskipun ia sebenarnya mampu.
Mandiri Tergantung
No Aktivitas
(Nilai 1) (0)
11
Mandi dikamar mandi (menggosok, membersihkan, dan 1
1
mengeringkan badan).
2 Menyiapkan pakaian, membuka, dan mengenakannya. 1
Analisis hasil :
Point : 13 - 17: mandiri
Point : 0 - 12 : ketergantungan
4. STATUS PSIKOLOGIS (Skala Depresi Geriatrik Yesavage, 1983)
12
No Apakah Bapak/Ibu dalam satu minggu terakhir : Ya Tidak
13
JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU 1
Analisa hasil :
Terganggu nilai 1
Normal nilai 0
Nilai : 6 - 15 : Depresi ringan sampai sedang
Nilai : 16 - 30 : Depresi berat
Nilai : 0 - 5 : Normal
5. PENGKAJIAN RESIKO JATUH
Alat pengkajian ini membantu anda mengevaluasi resiko jatuh. Nilai diatas 4 menunjukkan
perlunya intervensi
Nilai
Aspek 4 3 2 1
Pasien
Usia >80 70-79 1
14
Interpretasi :
0 sampai 4 = resiko rendah
5 sampai 10 = resiko sedang
11 sampai 24 = resiko tinggi
*Obat-obatan : yang dimaksud : antidiabetik, antihipertensi, katartik, diuretik, narkotik,
sedativ, antikonvulsan, hipnotik, benzodiazepin
Diadaptasi dari Abington Memorial Hospital of Hospital tahun 2003
6. THERAPI
a. Obat diabetes : Glucobay
b. Obat Hipertensi : Captensin
15
Analisa Data
Kelelahan
2. DS : Faktor Usia Ketidakstabilan Kadar
16
- Keluarga pasien mengatakan Glukosa Darah
klien menderita diabetes Penurunan Fungsi Sel β Pankreas
mellitus sejak 5 tahun yang lalu
- Klien mengatakan lemas. Retensi Sel Terhadap Insulin
- Klien mengatakan selalu merasa
haus Gangguan Sekresi Insulin
DO:
Proses Pengambilan Glukosa dalam Jaringan Tidak
- Klien terlihat lemas Efektif
- GDS: 202 mg/dl
Kontrol Glukosa Tidak Adekuat
Glukoneogenesis
Diagnosa Prioritas
17
1. Keletihan b.d Kondisi Fisiologis Akibat Penyakit Kronis.
2. Ketidakseimbangan Kadar Glukosa Darah b.d Disfungsi Pankreas.
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keletihan b.d Kondisi Tingkat Keletihan (L. 05046) Manajemen Energi (I. 05178)
Fisiologis Akibat
Penyakit Kronis. Setelah dilakukan tindakan Observasi : Observasi :
keperawatan selama 2 x 24 jam 1. Monitor kelelahan fisik dan emosional. 1. Dengan memonitor
diharapkan pasien sudah tidak merasa 2. Monitor lokasi dan ketidak nyamanan kelelahan bisa
letih dengan kriteria hasil : selama melakukan aktivitas. mengidentifikan hal apa
- Pasien tidak mengatakan lemas. Terapeutik : saja yang bisa
- Sakit kepala berkurang. 3. Lakukan latihan rentang gerak aktif. memperburuk kelelahan
- Selera makan klien kembali Edukasi : dan tingkat emosional.
normal. 4. Anjurkan melakukan aktivitas secara 2. Dengan memonnitor
bertahap. ketidaknyamanan perawat
5. Ajarkan terapi senam kaki diabetes. bisa menentukan rnecana
tindakan yang tepat
Kolaborasi :
selama klien melakukan
6. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
aktivitas
meningkatkan asupan makanan.
Terapeutik :
3. Dengan teknik ROM bisa
melatih rentang gerak
18
agar tidak terjadi
kekakuan pada otot yang
diakibatkan kelelahan
tubuh.
Edukasi :
4. Dengan aktivitas secara
bertahap bisa memantau
kemampuan klien secara
teratur dan sitematis.
5. Senam kaki diabetes
bertujuan untuk
melancarkan sirkulasi
darah ke bagian kaki dan
mengencangkan paha dan
betis, serta pencegah
terjadinya ulkus
pada kaki, mencegah
kelainan pada kaki dan
juga membantu
pergerakan sendi secara
normal.
Kolaborasi :
19
6. Dengan berkolaborasi
dengan ahli gizi bisa
menentukan kebutuhan
gizi yang sesuai dengan
kebutuhan klien guna
menghadapi efek dari
polipagi, poliuri dan
polidipsi.
Ketidakseimbangan Kestabilan Kadar Glukosa Darah Manajemen Hiperglikemia (I. 03115)
Kadar Glukosa Darah b.d (L. 05022)
Disfungsi Pankreas. Observasi : Observasi :
Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor kadar glukosa darah. 1. Dengan menonitor kadar
keperawatan selama 2 x 24 jam glukosa darah bisa
Terapeutik :
diharapkan kadar glukosa darah berada memantau adanya
2. Berikan asupan cairan oral.
pada rentang normal, dengan kriteria perkembangan kemajuan
Edukasi :
hasil : dalam tindakan
3. Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan
1. Pasien tidak merasa lemas. keperawatan yang akan
olahraga.
2. Keluhan lapar teratasi. diberikan.
4. Ajarkan pengelolaan diabetes (mis.
3. Rasa haus berkurang.
Penggunaan insulin, obat oral, monitor Terapeutik :
4. Kadar glukosa dalam darah di
asupan cairan, penggantian karbohidrat 2. Cairan oral diberikan
rentang normal (70-130 mg/dL.
dan bantuan profesional kesehatan) untuk mengembalikan
Sebelum makan. <140 mg/dL
kebutuhan cairan tubuh
Kolaborasi :
20
dua jam setelah makan) 5. Kolaborasi pemberian insulin tambahan, yang hilang akibat dari
jika perlu. perpidahan cairan tubuh
karena tekanan osmotik.
Edukasi :
3. Dengan menganjurkan
kepatuhan bisa
meningkatkan kesehatan
dalam proses
penyembuhan dan
penanganan dalam
penyakitnya.
4. Dengan mengajarkan
pengelolaan yang tepat
terhadap insulin dan obat
bisa melatih kemandirian
klien dan kepatuan klien
sebagai upaya
penyembuhan dan
program yang teratur dan
kompherenshif.
Kolaborasi :
5. Dengan berkolaborasi
21
bisa menstabilkan kadar
glukosa darah tetap klien
jika diperlukan insulin
tambahan.
22
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal & Nama& Nama&
No. Evaluasi
Jam Implementasi paraf Paraf
1. 11 Januari S:
2021 Observasi : - klien mengatakan masih sedikit merasa lemas Regi
Jam 09. 00 - Memonitor kelelahan fisik dan - klien mengatakan lebih nyaman setelah melakukan
23
disarankan oleh perawat.
- Mengajarkan terapi senam kaki diabetes.
R : Klien mampu mengikuti terapi senam
kaki diabetes tanpa ada nya gangguan.
24