Anda di halaman 1dari 17

RINGKASAN MATERI KULIAH

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL

KONSEP SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERN

SAP 1

OLEH:

KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA
2021
I. Sistem Informasi

Suatu sistem adalah sekumpulan dua atau lebih komponen yang saling terkait yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Kebanyakan sistem terdiri dari subsistem yang
lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar.

Data adalah fakta yang dikumpulkan, dicatat, disimpan, dan diolah oleh suatu sistem
informasi. Bisnis perlu mengumpulkan beberapa jenis data, seperti aktivitas yang
berlangsung, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas, dan orang-orang yang
berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

Informasi adalah data yang telah disusun dan diolah untuk memberikan makna dan
meningkatkan proses pengambilan keputusan. Biasanya, pengguna membuat atau mengambil
keputusan yang lebih baik ketika kuantitas dan kualitas informasi meningkat. Informasi yang
berguna memiliki karakteristik yaitu relevan, reliable, lengkap, tepat waktu, mudah
dimengerti, dapat diverifikasi, dapat diakses. Tetapi ada batas jumlah informasi yang dapat
diserap dan diproses oleh manusia. Information overload (kelebihan informasi) terjadi ketika
jumlah yang dapat diserap oleh manusia melebihi batas sehingga menghasilkan penurunan
kualitas pengambilan keputusan dan peningkatan biaya dalam menyediakan informasinya.
Perancang sistem informasi menggunakan teknologi informasi untuk membantu para
pengambil keputusan secara efektif menyaring dan meringkas informasi.

Value of information (nilai dari informasi) adalah manfaat yang dihasilkan oleh
informasi dikurangi biaya untuk memproduksinya. Manfaat dari informasi adalah
mengurangi ketidakpastian, memperbaiki keputusan, dan memperbaiki perencanaan dan
penjadwalan aktivitas menjadi lebih baik. Biaya adalah waktu dan sumber daya yang
dihabiskan untuk menghasilkan dan mendistribusikan informasi tersebut. Biaya dan manfaat
dari informasi sangat sulit untuk dihitung, dan sangat sulit untuk ditentukan nilai dari
informasinya sebelum ia menghasilkan dan digunakan. Namun, nilai dari informasi yang
diharapkan seharusnya dapat dihitung seefektif mungkin sehingga biaya dari informasi yang
dihasilkan tidak melebihinya manfaatnya.
I.I. Kebutuhan Informasi dan Proses Bisnis

Semua organisasi membutuhkan informasi untuk membuat keputusan menjadi efektif.


Sebagai tambahan, semua organisasi memiliki proses bisnis yang pasti yang saling
berhubungan secara terus menerus. Proses bisnis adalah kumpulan aktifitas dan tugas
terstruktur yang saling berhubungan, berkoordinasi yang ditampilkan oleh seseorang atau
sebuah komputer atau mesin, dan ia membantu menyelesaikan tujuan organisasi yang
spesifik. Untuk membuat keputusan efektif, organisasi harus memutuskan keputusan apa
yang harus dibuat yang mereka butuhkan, informasi apa yang mereka butuhkan untuk
membuat keputusan, dan bagaimana untuk mendapatkan dan memproses data yang
dibutuhkan untuk menghasilkan informasi. Pengumpulan dan pemrosesan data tersebut sering
kali terikat kepada proses bisnis dasar dalam sebuah organisasi.

Kebutuhan Informasi

Sebelum mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan perlu diketahui bagaimana


fungsi dari perusahaan agar dapat dikelola secara efektif. Dalam menghasilkan informasi,
perlu menentukan jenis data dan prosedur yang dapat diringkas dalam bentuk tabel, proses
bisnis dasar, dan beberapa keputusan kunci yang untuk setiap proses, dan informasi yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.
Proses Bisnis Keputusan Kunci Informasi yang Dibutuhkan

Berapa banyak? Proyeksi arus kas


Mendapatkan Modal Mencari investor atau pinjam? Laporan keuangan proforma
Jika meminjam bagaimana ketentuannya? Jadwal amortisasi pinjaman
Ukuran, jumlah, lokasi, sewa atau beli, dan Kapasitas, Harga, Studi pasar, Pajak,
Mendapatkan Gedung dan Peralatan
bagaimana depresiasinya dan Aturan depresiasi
Pengalaman, menilai integritas dan
Riwayat pekerjaan dan keterampilan
Merekrut dan Training Karyawan kompetensi pelamar, bagaimana melatih
pelamar
karyawan
Model pengadaan Analisis pasar
Berapa harga yang harus dibeli? Laporan status inventory
Mendapatkan inventory
Bagaimana mengelola inventory
Kinerja vendor
Siapa vendornya?
Iklan dan pemasaran Pertimbangan media dan kontennya Analisis biaya dan cakupan pasar
Laporan laba rugi pro forma
Persentase markup, penawaran kredit,
Menjual merchandise Biaya credit card dan status kredit
kredit yang harus disetujui
pelanggan
Jika menawarkan kredit, bagaimana
Status akun pelanggan
Mengumpulkan pembayaran dari ketentuannya
pelanggan Analisa umur piutang
Bagaimana menangani penerimaan kas
Catatan AR
Jumlah yang harus dibayar
Membayar karyawan Pengurangan dan witholding Komisi,Jam kerja, Formulir Pajak
Proses penggajian internal atau oursourching
Aturan pemerintah, beban upah, total
Membayar pajak Ketentuan pajak terkait gaji dan penjualan
penjualan
Siapa, kapan, dan berapa yang harus Invoice, Catatan Hutang, Ketentuan
Membayar vendor
dibayar? Pembayaran

Proses Bisnis

Sebuah transaksi adalah suatu perjanjjian antara dua pihak untuk mempertukarkan
barang atau jasa atau kejadian lainnya yang dapat diukur secara ekonomi oleh sebuah
organisasi. Seperti contoh, termasuk menjual barang kepada pelanggan, membeli inventory
dari vendor, dan membayar karyawan. Prosesnya dimulai dengan menangkap data dan
berakhir dengan output berupa informasi, seperti laporan keuangan, yang disebut dengan
proses transaksi (transaction processing).

Banyak aktifitas bisnis merupakan sepasang dari kejadian meliputi pertukaran


memberi dan menerima (give get exchange). Kebanyakan organisasi memiliki jumlah give
get exchange yang relatif sedikit, tetapi setiap jenis dari aktifitas give get exchange nya
terjadi berulang kali. Sebagai contoh, perusahaan retail secara terus menerus membeli
inventory dari supplier menukarkannya dengan kas.
Pertukaran tersebut dapat dikelompokkan menjadi lima proses bisnis atau siklus
transaksi utama :

1) Siklus pendapatan (revenue cycle), dimana barang dan jasa dijual untuk ditukarkan
dengan kas atau janji untuk menerima kas.
2) Siklus pengeluaran (expenditure cycle), dimana perusahaan membeli persediaan
untuk dijual kembali atau bahan mentah untuk digunakan dalam memproduksi produk
untuk ditukar dengan kas atau janji lain untuk membayar dalam bentuk kas.
3) Siklus produksi atau konversi (production cycle), dimana bahan mentah
ditransformasi menjadi barang jadi.
4) Siklus Sumber Daya Manusia (HR atau Payroll Cycle), dimana karyawan direkrut,
dilatih, diberi kompensasi, dievaluasi, dipromosikan dan diberhentikan.
5) Siklus Keuangan (Financing Cycle), dimana perusahaan menjual sahamnya kepada
investor dan meminjam uang dan dimana inventor diberikan dividen dan bunga
dibayarkan atas pinjaman (konvensional).

Proses siklus diatas adalah transaksi yang saling berhubungan yang dilakukan
berulang-ulang. Sebagai contoh, kebanyakan siklus pendapatan adalah menjual barang atau
jasa kepada pelanggan atau menerima kas atas penjualannya.

Give get exchange dasar didukung oleh sejumlah aktifitas bisnis. Sebagai contoh,
perusahaan perlu untuk menjawab sejumlah permintaan pelanggan dan memeriksa level
ketersediaan inventory sebelum dia melakukan penjualan. Demikian juga, mungkin perlu
untuk memeriksa jumlah kredit pelanggan sebelum melakukan penjualan secara kredit.
Piutang akan meningkat setiap kali terjadi penjualan secara kredit dan akan menurun setiap
terjadi penerimaan dari pelanggan. Tabel dibawah ini merupakan daftar dari aktifitas utama
siklus transaksi:
Siklus Transaksi Aktifitas Utama dalam Siklus

Menerima dan menjawab permintaan pelanggan


Mengambil order pelanggan dan menginputnya ke dalam AIS
Menyetujui penjualan secara kredit
Memerika ketersediaan inventory
Menginisiasi back order untuk barang yang sudah habis stoknya
Mengambil dan mempacking order pelanggan
Mengirimkan barang kepada pelanggan atau memberikan jasa
Menagih pelanggan atas barang yang sudah dikirimkan atau jasa
Revenue (Pendapatan yang sudah diberikan
Mengupdate (menambah) penjualan dan piutang
Menerima pembayaran dari pelanggan dan menyetorkannya ke
bank
Mengupdate (mengurangi) piutang
Menangani retur penjualan (sales return), diskon, pencadangan dan
piutang tak tertagih
Menyiapkan laporan manajemen
Mengirimkan informasi terkait kepada siklus lainnya
Meminta barang dan jasa yang akan dibeli
Menyiapkan, menyetujui, dan mengirimkan pesanan pembelian
(purchase order) kepada vendor
Menerima barang dan jasa dan melengkapi laporan penerimaan
(receiving report)
Menyimpan barang
Expenditure (Pengeluaran)
Menerima tagihan (invoice) dari vendor
Mengupdate (menambah) hutang
Menyetujui invoice vendor untuk dibayar
Membayar vendor atas barang dan jasa
Mengupdate (mengurangi) hutang
Menangani retur pembelian
Merekrut, mengupah, dan melatih karyawan baru
Mengevaluasi kinerja karyawan dan mempromosikan karyawan
Pemberhentian karyawan
Mengupdate catatan gaji
Human Resources / Payroll (Sumber Menerima dan memvalidasi waktu, kehadiran dan data komisi
Daya Manusia atau Penggajian) Menyiapkan dan membayar gaji
Menghitung dan membayar pajak dan pembayaran manfaat lainnya
Menyiapkan karyawan dan laporan manajemen
Mengirimkan informasi terkait kepada siklus lain
Merancang produk
Meramalkan, merencanakan, dan menjadwalkan produksi
Mengajukan bahan mentah untuk produksi
Memproduksi produk
Production (Produksi)
Menyimpan barang jadi
Mengakumulasi biaya atas barang yang diproduksi
Menyiapkan laporan manajemen
Mengirimkan informasi terkait kepada siklus lain
Meramalkan kebutuhan kas
Menjual saham atau surat berharga kepada investor
Meminjam uang dari peminjam
Financing (Keuangan) Membayar dividen kepada investor dan bunga kepada peminjam

Menjual hutang
Menyiapkan laporan manajemen
Mengirimkan informasi terkait kepada siklus lain

Perhatikan bahwa aktifitas terakhir pada tabel diatas untuk setiap siklus transaksi
adalah mengirimkan informasi terkait kepada siklus lain.
Kebanyakan paket software akuntansi, berbagai macam siklus transaksi
diimplementasikan sebagai modul yang terpisah. Tidak setiap organisasi harus
mengimplementasikan seluruh modul. Toko retail sebagai contoh, tidak perlu memiliki siklus
produksi dan tidak akan mengimplementasikan modul tersebut. Bahkan, beberapa jenis
organisasi memiliki persyaratan yang unik. Institusi keuangan, sebagai contoh, memiliki
demand deposit dan siklus angsuran pinjaman yang berhubungan dengan transaksi yang
mencakup masing-masing akun pelanggan dan pinjaman. Sebagai tambahan, alaminya siklus
transaksi yang terjadi berbeda-beda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Sebagai
contoh, siklus pengeluaran dari perusahaan jasa, seperti akuntan publik atau kantor hukum,
tidak mencakup memproses transaksi yang berhubungan dengan pembelian, penerimaan, dan
pembayaran dari barang dagang yang akan dijual kepada pelanggan. Setiap siklus transaksi
dapat terdiri dari berbagai macam proses bisnis dan aktifitas yang berbeda. Setiap proses
bisnis bisa jadi sederhana, dan bisa juga sangat kompleks.

I.II Ragam Sistem Informasi

Sistem informasi dapat dikelompokkan menurut tujuan khusus yang ingin dilayani
oleh jenis sistem informasi. Ragam sistem informasi tersebut adalah:

1) Sistem Informasi Manajemen (Management Information System)

Sistem ini bertujuan untuk melayani kebutuhan informasi bagi manajemen menengah,
sistem ini memiliki kemampuan untuk melaporkan informasi mengenai kinerja perusahaan.
Informasi mengenai kinerja kemudian digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan
kegiatan bisnis untuk memprediksi kinerja perusahaan dimasa mendatang.

2) Sistem Informasi Akuntansi (Accounting Information System)

Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang dirancang untuk memungkinkan


akuntansi sebagai bahasa bisnis untuk dapat menjalankan fungsinya. Sistem informasi
akuntansi adalah alat agar akuntansi dapat menjalankan fungsinya dalam identifikasi data,
mengumpulkan data, menyimpan, mengembangkan serta mengukur inforamasi ataupun data
terkait dengan transaksi ekonomi yang terjadi dalam perusahaan.
3) Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System)

Sistem informasi eksekutif adalah sistem informasi yang secara khusus dirancang
dengan tujuan untuk menyediakan informasi baik yang berasal dari eksternal maupun internal
perusahaan untuk manajemen maupun eksekutif senior.

II. Risiko dan Tata Kelola Korporat


Risiko bagi perusahan dapat didefinisikan dalam bentuk ancaman (threat) yaitu hal-
hal negatif apa saja yang mungkin terjadi dan memiliki dampak negatif terhadap perusahaan,
kemudian risiko tersebut dapat di hitung jumlah kerugiaannya dalam besaran mata uang
(rupiah atau dolar) apabila terjadi yang disebut dengan paparan (exposure) atau dampak
(impact). Risiko bukanlah suatu hal yang terjadi, namun perusahaan harus memperhitungkan
kemungkinan risiko itu terjadi, kemungkinan risiko itu terjadi disebut dengan kemungkinan
keterjadian (likelihood).

Risiko-risiko terhadap perusahaan dapat berasal dari kesalahan yang tidak disengaja
(unintentional errors), kesalahan yang disengaja (deliberate errors ataufraud), kehilangan
aset yang tidak disengaja (unintentional losses ofassets), pencurian aset (thefts ofassets),
penerobosan keamanan (breaches ofsecurity), kekerasan (acts of violence) dan bencana alam
(natural disasters). Risiko-risiko dapat juga berasal dari keadaan lingkungan yang memang
diarahkan seperti kolusi, baik antara internal-internal, ataupun internal dan eksternal adalah
kerjasama dua orang atau lebih untuk tujuan penipuan, Sukar untuk dihilangkan meskipun
dengan prosedur kontrol yang baik. Risiko dapat pula berasal dari kurangnya penegakan
peraturan oleh manajemen yang kemudian ada kemungkinan tidak menuntut orang yang
bersalah karena dampaknya dapat membuka aib manajemen. Kejahatan komputer memiliki
tingkatan risiko yang sangat tinggi dan kegiatan penipuan Sukar untuk dideteksi.

Pengendalian internal merupakan proses yang diterapkan untuk menyediakan


keyakinan yang memadai bahwa tujuan-tujuan pengendalian dapat dicapai. Tujuan-tujuan
pengendalian tersebut adalah:

1) Menjaga aset: mencegah atau mendeteksi akuisisi yang tidak terotorisasi, penggunaan
atau penghapusan.
2) Memastikan bahwa laporan-laporan yang ada mencatat dan melaporkan aset-aset
perusahaan secara akurat dan wajar.
3) Menyediakan informasi yang akurat dan andal.
4) Menyiapkan laporan keuangan berdasarkan kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan.
5) Mendorong tercapaikan kepatuhan-kepatuhan terhadap kebijakan-kebijakan
manajerial.
6) Kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.

Pengendalian internal menjalankan tiga fungsi dasar yaitu:

1) Pengendalian preventive (preventive controls)


Pengendalian ini bertujuan untuk mencegah agar masalah tidak terjadi.

2) Pengendalian deteksi (detective controls)


Pengendalian ini bertujuan untuk menemukan masalah yang timbul ketika masalah ini
belum dapat dicegah untuk tidak terjadi.

3) Pengendalian koreksi (corrective controls)


Pengendalian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
maupun memperbaiki keadaan ketika masalah telah terjadi.

Secara umum pengendalian internal dapat dikelompokan menjadi dua kategori yaitu:

1) Pengendalian umum (general controls)


Merupakan pengendalian yang dijalankan untuk memastikan bahwa lingkungan
pengendalian ada tingkat organisasi berada pada keadaan yang stabil dan dikelola
dengan baik, misalnya keamanan, infrastruktur teknologi informasi, pembelian
perangkat lunak, pengembangan serta perawatan.

2) Pengendalian aplikasi (application controls)


Pengendalian ini dijalankan untuk memastikan bahwa transaksi diproses secara benar,
hal menjadi fokus dalam pengendalian ini adalah: keakuratan, kelengkapan, validitas
dan otorisasi dari data yang direkam, dimasukkan, diproses dan dikirimkan ke sistem
yang lain maupun yang dilaporkan.

Kerangka-kerangka kerja yang dapat digunakan untuk mengembangkan pengendalian


internal adalah COBIT, COSO dan COSO Enterprise Risk Management Framework.

Khusus untuk manajemen risiko, COSO mengembangkan Enterprise Risk


Management-Integrated Frame Work (ERM) yang prinsipnya dikembangkan dengan maksud
untuk meningkatkan proses-proses pengelolaan risiko (risk management). Dasar-dasar
pengembangan ERM ini adalah:
1) Perusahaan dibentuk untuk memberikan value terhadap pemiliknya.
2) Manajemen harus menetapkan sejauh mana ketidakpastian ingin diterima dalam
membentuk value.
3) Ketidakpastian dapat meningkatkan risiko, yang mana kemungkinan suatu hal negatif
terjadi akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan value bagi
pemiliknya.
4) Ketidakpastian dapat juga meningkatkan kemungkinan suatu hal positifterj adi yang
akan meningkatkan kernampuan perusahaan dalam menghasilkan value bagi pemilik.
5) Kerangka kerja ERM dapat mengelola ketidakpastian, proses membuat dan menjaga
value bagi pemilik.

ERM framework pada dasarnya dibuat berdasarkan risiko, yang memberikan


tambahan kepada kerangka pengendalian COSO terkait risiko. Selain dikendalikan, risiko
dapat juga diterima, dihindari, didiversifikasikan, disebarkan atau dipindahkan (accepted,
avoided, diversifed, shared atau transferred).

Saat ini perusahaan pada umumnya tidak dapat menghindari penerapan teknologi
informasi yang menjadi hal fundamental dalam mendukung, mempertahankan, mengubah
cara berbisnis, maupun mengembangkan bisnis hingga kebutuhan atas kepemimpinan baik
dalam perusahaan maupun teknologi informasi. Kepemimpinan dalam perusahaan dapat
dicapai dengan menerapkan tata kelola dalam perusahaan atau yang dikenal dengan
corporate governance, sementara untuk tataran teknologi informasi dikenal apa yang disebut
dengan information technology governance.

Corporate governance dalam perusahaan pada prinsipnya membentuk rangkaian


tanggung jawab dalam perusahaan, otoritas dan komunikasi, serta kebijakan, standar,
pengukuran kinerja dan pengendalian internal yang memandu semua komponen dalam
perusahaan untuk menjalankan peran dan memenuhi tanggungjawabnya. Kebutuhan atas
corporate governance sebagian didasarkan pada adanya agency problem dalam perusahaan
dimana hal ini ditimbulkan adanya pemisahan antara kepemilikan perusahaan dan manajer
sehingga manajer memiliki kesempatan untuk dapat bertindak berdasarkan kepentingannya
dibandingkan dengan kepentingan pemegang saham, sehingga berdasarkan teori keagenan,
kemungkinan pemegang saham berada pada pihak yang dirugikan karena tindakan-tindakan
atau keputusan yang diambil oleh manajer. Untuk dapat mengurangi akibat buruk dari
masalah keagenan ini maka ditetapkan beberapa hal seperti misalnya, dewan direksi (untuk
kasus Indonesia terdapat Dewan Komisaris dan Dewan Direksi) berperan untuk mengawasi
strategi perusahaan, struktur dan sistem yang berjalan untuk kepentingan pemegang saham,
adanya auditor eksternal yang memastikan keandalan dari laporan keuangan. Selain itu juga
ditetapkan adanya komisaris independen maupun komite audit.

Dengan adanya perkembangan teknologi informasi yang menjadi unsur fundamental


perusahaan maka selain dari corporate governance diperlukan juga information technology
governance (IT Governance), yang pada prinsipnya berfungsi untutk memastikan bahwa
sumberdaya yang digunakan sesuai dengan risiko dan manfaat yang akan diperoleh dalam
inisiatif dalam penerapan TI dan inisiatif tersebut sejalan dengan tujuan-tujuan organisasi,
atau dapat dikatakan bahwa IT governance ada untuk memastikan bahwa fungsi-fungsi
teknologi informasi yang ada dalam perusahaan atau yang akan ada memang mendukung dan
meningkatkan pelaksanaan strategi dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi.

Beberapa hal yang menjadi pencetus IT Governance adalah: nilai bisnis dari
penerapan Teknologi Informasi, pengakuan dampak teknologi informasi serta kemampuan TI
yang dapat digunakan menjadi faktor yang memungkinkan pelaksanaan corporate
governance dan kepatuhan, maupun sebagai faktor yang memungkinkan pelaksanaan
pengendalian internal secara baik. Sistem informasi memiliki komponen-komponen untuk
dapat berfungsi, komponen-komponen tersebut adalah :

1) Orang-orang (people) yang menggunakan sistem.


2) Prosedur dan aturan-aturan (prosedure and instruction) yang digunakan untuk
mengumpulkan, memproses dan menyimpan data.
3) Data mengenai organisasi dan kegiatan-kegiatan.
4) Perangkat lunak (software) yang digunakan untuk pengolahan data.
5) Infrastruktur teknologi informasi (information technology infrastructure), yang terdiri
dari komputer, peralatan dan jaringan komunikasi yang digunakan dalam sistern
informasi akuntansi.
6) Pengendalian internal dan prosedur keamanan untuk menjaga data-data yang ada
dalam system informasi akuntansi.
III. Peran dari Profesi Akuntansi
Perkembangan teknologi informasi akuntansi semakin banyak digunakan oleh
perusahaan di masa kini. Alasan utama penggunaan akuntansi berbasis teknologi ialah
efisiensi, penghematan waktu dan biaya. Selain itu, alasan peningkatan efektifitas untuk
mendapatkan output laporan keuangan dengan benar dan tepat menjadi pemicu semakin
berkembangnya penggunaan teknologi informasi di bidang akuntansi.

Perkembangan teknologi informasi akuntansi pada saat ini berpengaruh besar


terhadap sistem informasi akuntansi (SIA) dalam suatu perusahaan. Dampak yang dapat
dirasakan adalah pemrosesan data yang mengalami perubahan dari sistem manual ke sistem
komputer. Oleh karena itu, pengendalian intern dalam SIA juga akan mempengaruhi
peningkatan jumlah dan kualitas informasi dalam pelaporan keuangan.

Banyak pihak mengatakan bahwa majunya sistem teknologi informasi akuntansi akan
membuat tergesernya peran Akuntan dalam suatu perusahaan. Perlu diketahui bahwa peran
akuntan masih dibutuhkan sebagai penggerak sistem informasi akuntansi yang berjalan
dimasing-masing perusahaan, berikut penjelasannya:

1) Akuntan Sebagai Pengguna

Akuntan dan manajer dapat dikatakan sebagai pengguna sistem informasi akuntansi
karena mereka menggunakan sistem informasi untuk mengolah pemrosesan transaksi pada
semua siklus transaksi keuangan perusahaan (membukukan transaksi dan menyusun laporan).
Sebagai pengguna, akuntan harus bisa memastikan bahwa sistem baru harus berisi ciri-ciri
(features) yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas, fungsi, dan pekerjaan dalam organisasi.
Peran akuntan harus memberikan gambaran yang jelas tentang kebutuhan mereka kepada
para professional spesialis sistem yang merancang sistem mereka. Para pengguna perlu
memahami arsitektur suatu sistem informasi seperti perangkat keras (hardware), perangkat
lunak (software), dan metode pengorganisasian data serta harus mampu menggunakan paket
pengolahan data, lembar kerja, basis data, dan akuntansi.

2) Akuntan Sebagai Perancang Sistem

Salah satu faktor keberhasilan dan kesuksesan dalam perancangan suatu sistem
informasi adalah dengan melibatkan pemakai sistem tersebut. Akuntan harus dilibatkan
dalam perancangan sistem karena akuntan mempunyai pengetahuan mengenai prinsip-
prinsip akuntansi, prinsip-prinsip pengauditan, teknik-teknik sistem informasi, dan metode
pengembangan sistem. Upaya perancangan sistem merupakan kolaborasi antara akuntan
dengan professional spesialis sistem. Akuntan bertanggung jawab untuk sistem
konseptualnya sedangkan professional spesialis sistem bertanggung jawab untuk sistem
fisiknya seperti pembuatan program baik itu dalam tampilan maupun program laporan yang
dihasilkan. Sebagaimana dijelaskan diatas, tentang pentingnya peran akuntan dalam
menyediakan sistem akuntansi. Secara eksplisit dapat dijelaskan bahwa peran akuntan
tersebut akan lebih pada designer sistem informasi akuntansi yang dibutuhkan. Modul apa
saja yang perlu dalam penerapan sistemnya. Tampilan seperti apa yang diperlukan sehingga
nantinya sistem tersebut benar-benar memudahkan penggunanya. Pengguna yang dimaksud
tentu saja adalah pemakai sistem (akuntan) dan pihak-pihak yang menerima manfaat dari
keberadaan sistem (manajemen). Karena itulah kerjasama dan bertukar pikiran antara akuntan
dengan penyedia sistem menjadi suatu hal yang harus terjadi dan tidak bisa dipisahkan.

3) Akuntan sebagai Auditor Sistem

Hasil akhir dari sistem informasi akuntansi adalah berupa informasi laporan
keuangan. Informasi dari laporan keuangan yang dihasilkan sistem informasi akuntansi harus
sesuai dengan kualitas suatu informasi. Salah satunya adalaah ketersediaan bukti fisik/data
dalam sistem informasi akuntansi tersebut dalam menghasilkan laporan keuangan. Untuk
melakukan pemeriksaan terhadap informasi yang disajikan laporan keuangan dibutuhkan
seorang auditor. Baik auditor internal maupun auditor eksternal. Hal ini dibutuhkan untuk
melakukan pengauditan terhadap sistem informasi akuntansi apakah informasi yang tersaji
menyediakan informasi yang pasti dan benar serta sesuai dengan bukti/data yang ada.

Menurut Modul IAI profesi akuntan sendiri memiliki banyak peran dalam kaitannya
dengangan sistem informasi akuntansi antara lain adalah:

1) Auditor
Berperan untuk mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan memberikan
opini terhadap laporan keuangan.
2) Manajer bagian Akuntansi
Berperan pada tanggungjawabnya terhadap proses akuntansi dalam perusahaan.
3) Bagian Perpajakan
Berperan untuk tanggung jawab pelaporan dan pembayaran pajak perusahaan.
4) Profesi Konsultan
Berperan untuk melakukan analisis dan perancangan sistem informasi perusahaan
Pembahasan Soal Latihan ABC Bagian Satu Bab I “Sistem Informasi Akuntansi:
Sebuah Tinjauan Menyeluruh, dalam Buku Sistem Informasi Akuntansi Edisi 13, Pengarang
Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart. Penerbit Salemba Empat :

1. Berikut ini yang tepat mengenai perbedaan data dan informasi

Jawab: b. Informasi adalah Output, dan data adalah Input

2. Berikut yang bukan merupakan karakteristik dari informasi yg bermanfaat adalah ?

Jawab: c. informasi bersifat murah

3.Yang merupakan aktivitas utama dalam bagan penilaian ?

Jawab: c. post-sale service (karena Service adalah salah satu aktivitas utama )

4. Mana jenis transaksi yang menunjukkan interaksi atara organisasi dan supliernya?

Jawab: b. expenditure (meliputi transaksi yang melibatkan penjualan dan pembelian)

5. Mana beriku ini yang tidak memiliki arti bahwa informasi meningkatkan
pengambilan keputusan ?

Jawab: a. Peningkatan informasi yang berlebihan ( Bila Pengambil keputusan menerima


informasi yang berlebihan akan menjadi sangat sulit untuk memilah informasi tersebut
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan akibatnya kualitas keputusan
yang dihasilkan malah menjadi turun bukannya meningkat)

6. Dalam konsep bagan penilaian, pembaharuan IT dipertimbangkan dari aktivitas ?

Jawab: b. Support Activity (karena aktivitas teknologi, termasuk investasi dalam IT


merupakan pertimbangan dari aktivitas pendukung)

7. Pada urutan mana perusahaan mengirimpak barang pada cust ?

Jawab: c. Pada saat Revenue Cycle (pada tahap ini melibatkan interaksi antara organisasi dan
cutomers, seperti mengim barang)

8. Mana yang merupaka fungsi dari AIS?


Jawab: b. Mentransformasikan data menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan

9. Perusahaan, Pemasok dan koletivitas pelanggan merupakan bagian dari ?

Jawab: a. Supply Chain ( karena pada rantai ini terjadi interaksi antara perusahaan, pemasok
dan pelanggan)

10. Laporan yang menjelaskan seberapa baik kinerja para vendor yang di setujui
dalam 12 bulan yang merupakan informasi paling penting dalam kebutuhan bisnis
proses adalah ?

Jawab: b. Acquiring inventory (dalam hal ini perusahaan menginginkan dapat memperoleh
persediaan dari perusahaan lain yang sebelumnya telah memiliki perkembangan baik.
Laporan perkembangan vendor ini akan menunjuukan apakah vendor mengirim persediaan
tepat waktu, apakah kualitas persediaan sesuai yang diharapkan, apakah harga sesuai dengan
yang disepakati.
Referensi
Romney and Steinbart. Accounting Information Systems. Pearson Education. 2018
http://iaiglobal.or.id/v03/files/modul/sipi/mobile/html5forpc.html (Diakses pada tanggal 15
Januari 2021)

https://www.jtanzilco.com/blog/detail/1097/slug/pentingnya-peran-akuntan-dalam-
penggerak-sistem-informasi-akuntansi#:~:text=Akuntan%20dan%20manajer%20dapat
%20dikatakan,membukukan%20transaksi%20dan%20menyusun%20laporan (Diakses Pada
tanggal 15 Januari 2021)

Anda mungkin juga menyukai