Anda di halaman 1dari 12

PAPER SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

POWER LINK BUDGET

Oleh :

GrendyEkiAliandy

NIM. 121344012

SabdaMaulid

NIM. 1213440….

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan komunikasi berkecepatan tinggi dan berkapasitas besar dalam


bidang telekomunikasi saat ini sangat besar dan mendukung perkembangan teknologi
informasi yang semakin berkembang di era masyarakat modern ini. Kemajuan
perekonomian serta berkembangnya teknologi telekomunikasi merupakan titik tolak
dan potensi besar untuk dapat meningkatkan dan mewujudkan berbagai jenis
pelayanan komunikasi yang lebih canggih dengan akses yang cepat dan murah.
Penerapan kabel serat optik sebagai media transmisi dalam dunia
telekomunikasi merupakan salah satu solusi dari berbagai permasalahan diatas. Serat
optik sebagai media transmisi mampu meningkatkan pelayanan sistem komunikasi
data, suara, dan video seperti peningkatan jumlah kanal yang tersedia, tersedianya
bandwidth yang besar, kemampuan mengirim data dengan kecepatan yang tinggi,
terjaminnya kerahasiaan data yang dikirimkan, dan tidak terganggu oleh pengaruh
gelombang elektromagnetik, petir dan cuaca.
Akan tetapi pada saat serat optik dipilih sebagai media transmisi, maka perlu
dilakukan suatau perhitungan dan analisi power link budget dan rise time budget
sebelum serat optik digunakan dalam sebuah jaringan telekomunikasi agar suatu
sistem komunikasi optik dapat berjalan dengan lancar dan baik, seperti adanya rugi-
rugi transmisi (loss) pada kabel serat optik yang dapat menurunkan kualitas transmisi.
Hal ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui kualitas suatu jaringan,
biaya, dan prediksi lamanya usia suatu jaringan telekomunikasi serta mengetahui
kelayakan suatau jaringan dalam mengirim informasi.

1.2. Pembatasan Ruang Lingkup Masalah


Lingkupan pembahasan masalah pada paper ini yakni mengenai Power Link
Budget, adapun aspek-aspek yang dimaksud meliputi :
1. Struktur serat optik secara umum.
2. Apa itu Link Budget?
3. Apa fungsi dan cara menghitung link budget?
Pada paper kali iniakansedikit membahas mengenaiPower Link Budget
secaraumum. Baik mengenai perhitungan Free space Loss, Fresnel Zone
Clearance, RX Signal Level, dan SOM (System Operating Margin). Untuk lebih
jelasnya pada paper ini juga akan disertakan contoh parameter antena yang
dibutuhkan dalam perhitungan tersebut.

1.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis melalui paper yangberjudulPower
Link Budget adalah :
1. Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai rugi-rugi pada
serat optik.
2. Mahasiswa diharapkan mampu menghitung dan menganalisa
tentang Power Link Budget ataupun Rise time Budget.
3. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan daya yang dilakukan
pada suatu sistem transmisi serat optik.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pendahuluan
Link budget merupakansebuahcarauntukmenghitungmengenaisemua
parameter dalamtransmisisinyal, mulaidari gain dan losses dariTxsampai Rx melalui
media transmisi.Power budget merupakan suatu hal yang sangat menentukan apakah suatu
sistem komunikasi optik dapat berjalan dengan baik atau tidak. Karena power budget
menjamin agar penerima dapat menerima daya optik sinyal yang diperlukan untuk
mendapatkan bit error rate (BER) yang diinginkan. Perhitungan dan analisis power budget
merupakan salah satu metode untuk mengetahui performansi suatu jaringan. Hal ini
dikarenakan metode ini dapat digunakan untuk melihat kelayakan suatu jaringan untuk
mengirimkan sinyal dari pengirim sampai ke penerima atau dari central office terminal (COT)
sampai ke remote terminal (RT). Tujuan dilakukannya perhitungan power budget adalah
untuk menentukan apakah komponen dan parameter desain yang dipilih dapat menghasilkan
daya sinyal di penerima sesuai dengan tuntutan persyaratan performansi yang diinginkan.
Link merupakan parameter dalammerencanakansuatujaringan yang
menggunakan media transmisiberbagaimacam. Link budget
inidihitungberdasarkanjarakantara transmitter (Tx) dan receiver (Rx). Link budget
jugadihitungkarenaadanyapenghalangantaraTxdan Rx misalgedungataupepohonan.
Link budget jugadihitungdenganmelihatspesifikasi yang adapada antenna.

2.2. Serat Optik


Serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk
mentransmisikan informasi melalui media cahaya. Teknologi ini melakukan
perubahan sinyal listrik kedalam sinyal cahaya yang kemudian disalurkan melalui
serat optik dan selanjutnya di konversi kembali menjadi sinyal listrik pada bagian
penerima.

Gambar 1. Struktur Fiber Optic


Secara umum struktur serat optik terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Inti (Core)
Core atau inti serat, merupakan bagian paling utama dari serat optik, karena
pada bagian ini informasi yang berupa pulsa cahaya ditransmisikan.
2. Bungkus (Cladding)
Cladding merupakan pelapis core, dan mempunyai bahan dasar yang sama
dengan core tetapi mempunyai indeks bias yang lebih kecil daripada core.
3. Jaket (Coating)
Coating berfungsi sebagai pelindung core dan cladding dari tekanan fisik.
.
Prinsip kerja dari serat optic ini adalah sinyal awal/source yang berbentuk
sinyal listrik ini pada transmitter diubah oleh transducer elektrooptik (Dioda/Laser
Dioda) menjadi gelombang cahaya yang kemudian ditransmisikan melalui kabel serat
optic menuju penerima/receiver yang terletak pada ujung lainnya dari serat optik,
pada penerima/receiver sinyal optik ini diubah oleh transducer Optoelektronik (Photo
Dioda/Avalanche Photo Dioda) menjadi sinyal elektris kembali. Dalam perjalanan
sinyal optic dari transmitter menuju receiver akan terjadi redaman cahaya di
sepanjang kabel optik, sambungan-sambungan kabel dan konektor-konektor di
perangkatnya, oleh karena itu jika jarak transmisinya jauh maka diperlukan sebuah
atau beberapa repeater yang berfungsi untuk memperkuat gelombang cahaya yang
telah mengalami redaman sepanjang perjalanannya.
Ada beberapa komponen yang menjadi bahan pertimbangan dalam mendesain
suatu jaringan. Salah satunya adalah rugi-rugi transmisi serat optik (attenuation).
Rugi-rugi transmisi ini adalah salah satu karakterisktik yang penting dari serat optik.
Rugi-rugi ini mengahasilkan penurunan dari cahaya dan juga penurunan bandwidth
dari sistem, transmisi informasi yang dibawa, efisien, dan kapasitas sistem secara
keseluruhan. Rugi-rugi serat optik meliputi : Rugi-rugi Absorpsi, Rugi-rugi Pada Inti
dan Cladding, dan Rugi-rugi Konektor dan Splice
2.3. Power Link Budget
Power budget merupakan suatu hal yang sangat menentukan apakah suatu
sistem komunikasi optik dapat berjalan dengan baik atau tidak. Karena power budget
menjamin agar penerima dapat menerima daya optik sinyal yang diperlukan untuk
mendapatkan bit error rate (BER) yang diinginkan. Perhitungan dan analisis power
budget merupakan salah satu metode untuk mengetahui performansi suatu jaringan.
Hal ini dikarenakan metode ini dapat digunakan untuk melihat kelayakan suatu
jaringan untuk mengirimkan sinyal dari pengirim sampai ke penerima atau dari
central office terminal ( COT ) sampai ke remote terminal (RT). Tujuan dilakukannya
perhitungan power budget adalah untuk menentukan apakah komponen dan parameter
desain yang dipilih dapat menghasilkan daya sinyal di penerima sesuai dengan
tuntutan persyaratan performansi yang diinginkan.

Dalam perhitungan link power budget ada beberapa hal yang harus dihitung,
yaitu perhitungan rugi-rugi berdasarkan daya yang telah diketahui, perhitungan
redaman berdasarkan spesifikasi alat yang digunakan standar ITU.T (International
telekommunication Union – Telecommunication Standardization Sector).

1. Link budget = Slope x jarak kabel ....................................................................(2.4)


2. Lossline = (Redaman Kabel/km x jarak) + (Redaman per splice x Jumlah Splice)
+(Redaman Pathcore x Jumlah Connector) .................................(2.5)
3. Total Loss Perhitungan = ( Jarak x Redaman/km) + (Jumlah Sambungan x 0,15) +
(Jumlah Conector x Loss Conector) ..................(2.6)
4. Total loss Pengukuran = Jarak x Redaman/km.................................................(2.7)
5. Level Margin = Redaman Nominal – Redaman Total......................................(2.8)

Tahap selanjutnya adalah menentukan power budget dari sistem, yaitu dengan
melakukan perhitungan daya yang mengacu kepada spesifikasi dari peralatan yang
digunakan. Hasil redaman total (Total link loss) yang terdapat pada jalur fiber akan
dikurangi dengan level margin. Sehingga akan diperoleh hasil optical power budget
yang digunakan untuk berkomunikasi. Rumus menghitung nilai optical power budget
ditunjukkan pada persamaan 2.9

Optical Power Budget = Total link loss pengukuran – Level Margin ..............(2.9)

Redaman (α) sinyal atau rugi-rugi serat didefinisikan sebagai perbandingan


antara daya output optik (Pout) terhadap daya input (Pin ) sepanjang serat L. Redaman

dalam serat optik untuk berbagai panjang gelombang tidak selalu sama karena
redaman ini merupakan fungsi panjang gelombang (α)

Perhitungan daya penerima diformulasikan dengan persamaan :

 Loss Fiber (Lf)


αf = L x L f
 Loss Splice (Ls)
αs = Ns x Ls
 Loss Konektor (Lc)
αc = Nc x Lc
αtotal= αf - αs - αc
Perhitungan Power link budget:

Pr = Pt - αf-αs -αc

dimana :

Pt = Daya pemancar (dBm)

Pr = Sensitivitas penerima(dBm)

α s = Redaman penyambungan (dB)

α c = Redaman konektor (dB)

α f = Redaman fiber (dB)


Rise time budget merupakan metoda untuk menentukan batasan dispersi pada
saluran transmisi, tujuannya adalah untuk menganalisis kerja sistem secara
keseluruhan dan memenuhi kapasitas kanal yang diinginkan. Rise time budget sistem
secara keseluruhan diberikan dengan persamaan sebagai berikut :

tf = D.σλ. Lsist

tsist2 = ttx2 + trx2 + tf2 t sist =√ ttx 2 +trx2 +tf 2

Dengan :
ttx = Rise time sumber optik(ps)
trx = Rise time detectoroptik(ps)
tf =Rise time fiber (ps)
D = Koefisiendispersi (ps/nm.km)
σλ = Lebar spektral (nm)
L = Jarak (km)

Nilai Rise Time Budget sistem untuk line coding berbeda dapat dirumuskan sebagai
berikut :

0.7
t sist ≤ untuk NRZ
BR

0.35
t sist ≤ untuk RZ
BR

Dimana BR adalah bit rate sistem

2.4. Optical Source


Terdapat dua jenis sumber optik yaitu :
 LED (Light Emitting Dioda)
 Dioda LASER (Light Amplification by Stimulated Emmission of Radiation)
1. LED (Light Emitting Dioda)
 Merupakan dioda semikonduktor yang memancarkan cahaya karena
mekanisme emisi spontan
 Terdapat dua jenis LED yaitu Surface Emitting Diode dan Edge Emitting
Diode Edge Emitting Diode memiliki efisiensi coupling ke serat yang
lebih tinggi
 Mengubah besaran arus menjadi besaran intensitas cahaya dan
karakteristik arus-daya pancar optik memiliki fungsi linier
 Cahaya yang dipancarkan LED bersifat tidak koheren yang menyebabkan
dispersi chromatic sehingga LED hanya cocok untuk transmisi data
dengan bit rate rendah sampai sedang
 Daya keluaran optik LED adalah –33 s/d –10 dBm
 Memiliki lebar spektral 30 –50 nm pada panjang gelombang 850 nm dan
50 –150 nm pada panjang gelombang 1.300 nm
 Bahan semikonduktor : GaAlAs, GaAlAsP, GaInAsP, Si, Ge
 Digunakan untuk sistem jarak pendek – menengah dengan bit rate rendah
sampai sedang, seperti LAN dan data Link Komputer
 Permukaan aktif lebih besar dan sudut beam lebar, sehingga memerlukan
serat multimode dengan core lebih lebar
 Proses pembuatannya relatif mudah
 Pada suhu ruang memiliki umur operasi lebih lama
 Kurang sensitif terhadap temperatur
 Harga relatif murah

2. Diode LASER
 Merupakan diode semikonduktor yang memancarkan cahaya karena
mekanisme emisi terstimulasi
 Cahaya yang dipancarkan oleh diode Laser bersifat koheren
 Memiliki lebar spektral yang lebih sempit (< 4 nm) Jika dibandingkan
dengan LED sehingga dispersi chromatic dapat ditekan
 Diterapkan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi
 Daya keluaran optik dari diode Laser adalah –12 s/d + 3 dBm
Karakteristik arus kemudi – daya optik diode Laser tidak linier
 Response time < 1 nano detik
 Kinerja (output daya optik, panjang gelombang, umur) dari diode Laser
sangat dipengaruhi oleh temperatur tinggi
 Bahan semikonduktor : GaAlAs, GaAlAsP, GaInAsP, Si, Ge
 Digunakan untuk sistem jarak jauh dengan bit rate tinggi
 Permukaan aktif lebih kecil dan sudut beam sangat sempit, sehingga
sesuai untuk serat step index single mode dengan rugi-rugi sangat rendah
 Proses pembuatannya lebih sulit dan memerlukan sirip pendingin
 Pada suhu ruang, memiliki umur operasi lebih pendek
 Sangat sensitif terhadap temperatur
 Harga relatif mahal
BAB III

APLIKASI PERHITUNGAN LINK BUDGET


Perhitungan link budget yang dilakukan oleh Fazar Guntara, Dwi Aryanta dan
Lita Lidyawati dari jurusan Elektro ITENAS, tentang analisi perhitungan dan pengukuran
transmisi jaringan serat optik Telkomsel regional Jawa Tengah.
Cakupan wilayah area yang dilakukan pada penelitian ini tergambar pada gambar
1 di bawah. Garis berwarna biru menunjukkan jalur yang dilalui oleh serat optik pada
perancangan ini.

Gambar 1. Peta Perancangan Jaringan Serat Optik Telkomsel Jateng Area


Di bawah ini adalah gambar synoptic kabel serat optik yang digunakan pada Link
Bawen-Payaman. Pada setiap kabel memiliki 4 buah tube, dimana setiap tube nya terdiri dari
12 Core sehingga 1 buah kabel tersebut terdiri dari 48 Core. Rute tube 1 dan tube 2
merupakan drop insert, sedangkan uelntuk tube 3 dan tube 4 merupakan end to end (Bawen-
Payaman).
Gambar 3. Synoptic Kabel Serat Optik

Penelitian yang dilakukan meliputi melakukan perhitungan dan pengukuran terhadap


power link budget dan rise time budget untuk semua core yang digunakan pada setiap link-
nya. Hasil yang diperoleh dari perhitungan dan pengukuran lalu dibandingkan KPI yang
diinginkan oleh Telkomsel.

Sebagai acuan data teknis yang digunakan dalam sistem transmisi jaringan serat optik
Link Bawen – Payaman dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Tabel Data Parameter Link Bawen-Payaman

DATA PARAMETER LINK BAWEN – PAYAMAN


Bit Rate 10 Gbps
Jarak dan Panjang kabel
42.25 km
Link Bawen – Payaman
BER (Bit Error Rate) 10-12
Format modulasi NRZ (Nero Return To Zero)
Panjanggelombang (λ) 1310 nm & 1550 nm
Margin sistem 5 dB
0.35 dB (λ= 1310 nm)
RedamanKabel (α f)
0.22 dB (λ= 1550 nm)
RedamanSplicing (α s) ≤0.1 dB/splice
RedamanKonektor (α c) ≤0.5 dB/konektor
Rise time transmitter
35 ps
(ttx)
Rise time receiver (trx) 35 ps
Dispersikromatis (D) 4.3 ps/(nm.km)
Lebarspektral (σλ) 0.1 nm

Daya Transmitter (Pt) 4 dBm

Daya Receiver (Pr) - 4 dBm

Anda mungkin juga menyukai