Anda di halaman 1dari 3

Pemeriksaan mayat adalah pemeriksaan yang dilakukan kepada tubuh

manusia setelah terjadinya proses kematian (dorland). Pemeriksaan ini dilakukan

pada kematian tidak wajar, dan diperlukan agar penyebab tertentu dari kematian

dapat diketahui.

Pemeriksaan mayat dapat dilakukan pada berbagai rentang usia tergantung

dari ragam kasus yang terjadi, salah satunya adalah untuk kasus kematian pada

anak. Pada pasal 1 UU No 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU No 32 tahun

2002 tentang perlindungan anak, disebutkan bahwa anak adalah seseorang yang

belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam

kandungan.

Berdasarkan laporan dari United Nations Inter-agency Group for Child

Mortality Estimation (UN IGME), diperkirakan terdapat 6.2 juta kematian pada

anak-anak dan remaja berusia dibawah 15 tahun yang terjadi di sepanjang tahun

2018 dengan sebagian besar penyebab kematian dapat dicegah.

Jenis kematian terbanyak pada usia dibawah 5 tahun adalah kematian

wajar, dengan penyebab utamanya berupa faktor komplikasi dari kelahiran

prematur, infeksi, dan malnutrisi. Sedangkan untuk kelompok usia 5-14 dan 15-19

tahun, penyebab terbanyak dari kematian adalah kematian tidak wajar seperti

kecelakaan, kekerasan intrapersonal, dan bunuh diri. Terdapat penyebab lain

seperti kondisi maternal pada wanita, HIV/AIDS, infeksi pernafasan, infeksi

sistem pencernaan, dan malaria, dengan yang jumlah relatif lebih sedikit.

Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2018, Jumlah penduduk

Indonesia berdasarkan hasil estimasi pada tahun 2018 berkisar 265 juta jiwa, yang

terdiri atas 133.1 juta jiwa penduduk laki-laki dan 131.8 juta jiwa penduduk
perempuan. Sementara itu, United Nations Population Fund (UNFPA) Indonesia

memperkirakan jumlah kelahiran penduduk Indonesia pada 2019 mencapai 4,4

juta jiwa, dengan jumlah kematian sebesar 1.6 juta jiwa

Di provinsi Riau pada tahun 2007-2011, terdapat 613 kasus kematian tidak

wajar dan hanya 73 kasus yang dilakukan autopsi medikolegal. Usia korban

berkisar dari bayi baru lahir sampai dengan 72 tahun, dengan rata-rata 28 tahun.

Sedangkan sepanjang tahun 2012-2014 terdapat 103 Visum et Repertum kasus

korban autopsi di wilayah kerja Bidang Kedokteran Kesehatan (Bidokkes) Polda

Riau dengan 15 diantaranya merupakan pemeriksaan mayat pada anak. Rata-rata

kejadian kasus korban autopsi pada anak selama tahun 2010-2014 adalah 3 kasus

per tahun. Angka tersebut kurang lebih menggambarkan jumlah kasus korban

autopsi pada anak di Provinsi Riau periode 2010-2014.

Pada saat ini, belum terdapat data terbaru mengenai profil pemeriksaan

mayat anak di Provinsi Riau, terutama dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

Sedangkan, anak adalah aset negara yang harus dilindungi karena merupakan

generasi penerus bangsa. Kejadian pada anak adalah kejadian yang patut dicegah,

sehingga dapat dilakukan tindakan preventif dan perlu dilihat apakah ada atau

tidaknya perubahan trend dari periode sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Profil Pemeriksaan Mayat

Anak di Provinsi Riau Periode 2015-2019".


(data dari UN IGME dan GHE 2016).

https://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/levels_trends_chil
d_mortality_2019/en/

Anda mungkin juga menyukai