Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN OSTEOMILITIS

DI SUSUN OLEH :

1. Desy Sulistyorini 14.401.10.025


2. Devy Astiarini 14.401.10.026
3. Devy Yonitivita H 14.401.10.027
4. Farid Wahyu Wibowo 14.401.10.037
5. Febri Firzan 14.401.10.038
6. Fery Anggriawan 14.401.10.039
7. Sherlia Hersita 14.400.10.081
8. Sigit Priyanto 14.401.10.082
9. Yudha Dwi Kristanto 14.401.10.091

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2010-2011

Akes Rustida Page i


KATA PENGATAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan
dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN OSTEOMILITIS, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.

                                                                                     Krikilan, 25 november 2011

Penulis

Akes Rustida Page ii


OSTEOMIELITIS

A. KONSEP PENYAKIT
a. DEFINISI

Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulitdisembuhkan daripada


infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respon jaringan terhadap inflamasi,
tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pemebentukan tulang baru di
sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan
mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas.

Osteomilitis adalah penyakit yang sulit diobati karena dapat terbentuk abses local.
Abses tulang biasanya memiliki suplai darah yang buruk, dengan demikian, pelepasan sel
imun dan antibiotic terbatas. Nyeri hebat dan disabilitas permanen dapat terjadi apabila
infeksi tulang tidak diobati dengan segera dan agresif.

Pembagian osteomilitis yang lazim dipakai :

1. Osteomilitis primer yang disebabkan penyebaran secara hematogen dari focus lain.
Osteomilitis primer dapt dibagi menjadi osteomilitis akut dan kronik.
2. Osteomilitis skunder atau osteomilitis per kuntinuitatum yang disebabkan penyebaran
kuman dari sekitarnya, seperti busil dan luka.

b. CARA PENYEBARAN

Osteomilitis selalu dimulai dari daerah metafisis karena pada daerah tersebut
peredaran darahnya lambat dan banyak mengandung sinusoid. Penyebaran osteomilitis
dapat terjadi :

1. Peyebaran kearah korteks, membentuk abses subperiosteal dan selulitis pada jaringan
sekitarnya.
2. Penyabaran menembus periosteum memebntuk abses jaringan lunak. Abses dapat
menembus kulit melalui suatu sinus dan menimbulkan fistel. Abses dapat menyumbat
atau menekan aliran darah ketulang dan mengakibatkan kematian jaringantulang
(sekuester).
3. Penyebaran kea rah mendula

Akes Rustida Page 1


4. Penyebaran ke persendian, terutama bila lempeng pertumbuhannya interaartikuler
misalnya sendi panggul pada anak – anak. Penetrasi ke epifisis jarang terjadi.

c. PATOFISIOLOGI

Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70%-80% infeksi tulang. Organisme


patogenik lainnya yang sering dijumpai pada osteomielitis meliputi Proteus, Pseudomonas,
dan Escerichia coli. Terdapat peningkatan insiden infeksi resisten penisilin, nosokomial, gram
negatif dan anaerobik.

Awitan osteomielitis setelah pembedahan ortopedi

1. Akut fulminan (stadium 1) : terjadi dalam 3 bulan pertama dan sering berhubungan
dengan penumpukan hematoma atau infeksi superfisial.
2. Infeksi awitan lambat (stadium 2) : terjadi antara 4-24 bulan setelah pembedahan.
3. Osteomielitis awitan lama (stadium 3) : biasanya akibat penyebaran hematogen dan
terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan.

Respons inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari infalamasi, peningkatan
vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombosis pada pembuluh darah terjadi
pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dengan nekrosis tulang sehubungan dengan
peningkatan tekanan jaringan dan medula. Infeksi kemudian berkembang ke kavitas
medularis dan ke bawah periosteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendidi
sekitarnya. Kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol dari awal, kemudian akan terbentuk
abses tulang.

d. MANIFESTASI KLINIS
Sering terjadi dengan manifestasi klinis septikemia (mis: menggigil, demam tinggi,
denyut nadi cepat, dan malaise umum). Gejala sistemik pada awalnya dapat menutupi gejala
lokal secara lengkap. Setelah infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang, akan
mengenai periosteum dan jaringan lunakdengan bagian yang terinfeksi menjadi nyeri,
bengkak, dan sangat nyeri tekan. Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran dari infeksi
disekitarnya atau kontaminasi langsung, tidak akan ada gejala septikemia. Daerah infeksi
membengkak, hangat, nyeri, dan nyeri tekan . pada osteomielitis kronik ditandai pus yang

Akes Rustida Page 2


selalu mengalir keluar dari sinus atau mengalami periode ulang nyeri, inflamasi,
pembengkakan dan pengeluaran pus.

e. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Pada fase akut ditemukan CRP yang meninggi, laju endap darah yang meninggi dan
leukositosis
2. Pemeriksaan radiologic
Pada fase skut gambaran radiologic tidak menunjukkan kelainan. Pada fase kronik
ditemukan suatu involukrum dan skuester.

f. PENALAKSANAAN

Sasaran awal terapi adalah mengontrol dan menghentikan proses infeksi. Kultur
darah dan swab dan kultur abses dilakukan untu mengidentifikasi organisme dan memilih
antibiotika yang baik. Kadang, infeksi disebabkan oleh lebih dari satu patogen.

Pemberian terapi antibiotika intravena dimulai begitu spesimen kultur diperoleh


yang bertujuan mengontrol infeksi sebelum aliran darah ke daerah tersebut menurun akibat
terjadinya trombosis. Antibiotika yang paling sensitif terhadaporganisme penyebab yang
diberikan bila telah diketahui biakan sensifitasnya dapat diberikan per oral dan dilanjutkan
selama 3 bulan. Pada osteomielitis kronik, antibiotika merupakan ajuvan terhadap
debridemen bedah. Dilakukan sequestrektomi (pengangkatan involukrum tercukupnya
supaya ahli bedah dapat mengangkat sekruestum). Kadang dilakukan pengangkatan tulang
untuk memanjangkan rongga yang dalam menjadi cekungan yang dangkal (saucerization).

Penatalaksanaa Lain :

1. Perawatan di rumah sakit


2. Pengobatan suportif dengan pemberian infuse
3. Pemeriksaan biakan darah
4. Antibiotic spectrum luas yang efektif terhadap gram positif dan gram negative diberikan
langsung tanpa menunggu hasil biakan darah secara parental selama 3 – 6 minggu
5. Imobilisasi anggota gerak yang terkena
6. Tindakan pembedahan

Akes Rustida Page 3


Indikasi untuk melakukan tindakan pembedahan ialah :
a. Adanya abses
b. Rasa sakit yang hebat
c. Adanya skuester
d. Bila mencurigakan adanya perubahan kea rah kegananasan (karsinoma epidermoid).
Saat yang terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan adalah bila involukrum
telah cukup kuat untuk mecegah terjadinya fraktur pascapembedahan.

g. KOMPLIKASI
Osteomielitis kronis dapat terjadi, yang ditandai oleh nyeri hebat yang tidak berkurang dan
penurunan fungsi bagian tubuh yang terkena.

h. PENCEGAHAN
Pencegahan osteomielitis adalah sasaran utamanya. Penanganan infeksi lokal dapat
menurunkan angka penyebaran hematogen. Penanganan infeksi jaringan lunak dapat
mengontrol erosi tulang. Pemilihan pasien dengan teliti dan perhatian terhadap lingkungan
operasi dan teknik pembedahan dapat menurunkan insiden osteomielitis pasca operasi.
Antibiotika profilaksis, diberikan untuk mencapai kadar jaringan yang memadai saat
pembedahan dan selama 24-48 jam setelahoperasi akan sangat membantu. Teknik
perawatan luka pascaoperasi aseptik akan menurunkan insiden infeksi superfisial dan
potensial terjadinya osteomielitis.

Akes Rustida Page 4


B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN

Pasien datang dengan awitan gejala akut (mis. Nyeri lokal, pembengkakan, eritema
dan demam) atau kambuhan keluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan
demam sedang. Pasien dikaji adanya faktor risiko (mis. Lansia , diabetes, terapi
kortikosteroid jangka panjang) dan cedera, infeksi, atau bedah ortopedi sebelumnya.
Pasien selalu menghindar dari tekanan didaerah tersebut dan gerakan perlindungan. Pada
osteomielitis akut, pasien akan mengalami kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi.

Pemeriksaan fisik memperlihatkan adanya daerah inflamsi, pembengkakan nyata,


hangat yang nyeri tekan. Cairan purulen dapat terlihat. Pasien akan mengalami peningkatan
suhu tubuh. Pada osteomielitis kronik, peningkatan suhu mungkin minimal, yang terjadi
pada sore hari dan malam hari.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa sakit yang sangat hebat
3. Keusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi, dan
keterbatasan beban berat.
4. Risiko terhadap penyebaran infeksi: pembentukan absestulang
5. Kurang pengetahuan mengenai program pengobatan

KMB hal 2343-2346

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan
Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam di harapkan nyeri
berkurang
Kh :
- Skala nyeri berkurang
- Klien menunjukkan kenyamanan

Intervensi :

 Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang tindakan yang dilakukan

Akes Rustida Page 5


Rasional : memeermudah perawat untuk melakuakn tindakan keperawatan
 Observasi skala nyeri nyeri
Rasional : mengetahui skala nyeri klien
 Beri klien posisi yang nyaman
Rasional : posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri & menunjukan kenyamanan
klien
 Ajarkan pada klien tentang distraksi relaksasi
Rasional : mengalihakan rasa nyeri yang dirasakan klien
 Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic
Rasional : mengurangi neyri secara farmakologis

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa sakit yang sangat hebat
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama diharapkan pola tidur klien terpenuhi,dg
Kh :
- pasien tidak pucat
- Pasien dapat tidur nyenyak
- Pasien tampak nyaman

Intervensi :

• Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang tindakan yang dilakukan

Rasional : mempermudah perawat untuk melakukan tindakan keperawatan

• Berikan posisi nyaman untuk klien

Rasional : posisi nyaman dapat membuat pasien tidur dengan nyenyak

• Dorong klien untuk mengungkapkan beban fikiran yang dirasakan klien

Rasional : dengan membantu klien untuk mengungkapkan beban fikirannya dapat


membuat perasaan klien lega

• Observasi TTV klien

Rasional : untuk mengetahui status kesehatan klien

Akes Rustida Page 6


3. Keusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi, dan
keterbatasan beban berat.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam diharapkan klien
dapat melakukan mobilitas fisik.
Kh :
- Klien mampu menggerakan bagian tubuh yang luka (osteomyelitis)

Intervensi :

 Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang tindakan yang dilakukan


Rasional : mempermudah perawat untuk melakukan tindakan keperawatan
 Ajarkan klien untuk melakukan ROM
Rasional : teknik ROM dapat membantu klien untuk melakukan mobilitas secara
perlahan-lahan
 Lakukan masase pada daerah sekitar luka
Rasional : dengan masase dapat melemaskan otot-otot daerah luka

Akes Rustida Page 7


OSTEOMALASIA

1. PENGERTIAN
Osteomalasia adalah penyakit metabolism tulang yang ditandai dengan tidak
menandainya mineralisasi tulang.Pada orang dewasa osteomalasia bersifat kronik, dan
deformitas skeletalnya tidak seberat pada anak karena pertumbuhanya skeletal telah
selesai.

2. PATOFISIOLOGI
Ada berbagai kasus osteomalasia yang terjadi akibat gangguan umum metabolism
mineral. Factor risiko terjadi osteomalasia meliputi kekurangan dalam diet, malabsorpsi,
gastrektomi, gagal ginjal kronik, terapi antikonvulsan berkepanjangan (fenitoin,
fenobarbital), dan kekkurangan vitamin D (diet, sinar matahari).

3. MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang paling sering dan paling mencemaskan pada osteomalasia adalah nyeri
tulang dan nyeri tekan tulang. Sebagai akibat kekurangan kalsium, biasanya terjadi
kelemahan otot. Pasien akan mengalami cara jalan bebek atau pincang.pada penyakit yang
telah lanjut, tungkai menjadi melengkung(karena berat tubuh dan tarikan otot).

4. EVALUASI DIAGNOSTIK
Pada sinar x jelas terlihat demineralisasi tulang secara umum. Pemerioksaan
vertebra memeperlihatkan adanya patah tulang kompresi tanpa batas vertebra yang jelas.
Pemeriksaan laboratorium memeperlihatkan lkadar kalsium dan fosfor yang rendah dan
peningkatan moderat kadar alkali fosfatase.

5. Penyebab dasar osteomalasia harus dikoreksi bila mungkin. Bila osteomalasia


akaibat kesalaha diet, maka perlu diberikan diet kaya protein dan kalsium dan vitamin D
tinggi.
Suplemen vitamin D harus dioresepkan. Vitamin D akan meningkat konsentrasi
kalsium dan fosfor dalam cairan extrasel dan maka tersedia ion kalsium dan fosfor untuk
mineralisasi tulang.

Akes Rustida Page 8


KONSEP ASKEP

Pengkajian

 Pasien dengan osteomalasia biasanya mengeluh nyeri tulang umum pada punggung bawah
dan ekstremitas disertai nyeri tekan. Gambaran ketidaknyamanan tidak jelas. Pasien
mungkin datang dengan fraktur. Selama wawancara informasi mengenai riwayat penyakit
dan kebiasaan diet harus dikaji.

 Pada pemeriksaan fisik didapatkan deformitas skelet, vertebra, dan lengkungan tulang
panjang membuat penampakan pasien menjadi tidak normal dan jalannya seperti bebek.
Dapat terjadi kelemahan otot. Pasien merasa tidak nyaman dengan penampilannya.

Diagnose Keperawatan

 Berdasarkan data pengkajian, maka diagnosa keperawatan utama dapat meliputi :

 Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinguitas jaringan tulang, nyeri tekan tulang dan
kemungkinan fraktur

 Gangguan citra tubuh b/d tungkai melengkung, jalan bebek, deformitas vertebra

 Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit dan program tindakan

Intervensi keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinguitas jaringan tulang, nyeri tekan tulang dan
kemungkinan fraktur

 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 1 X 24 jam du harapkan nyeri


berkurang.

 KH :

 Melaporkan perasaan nyaman

 Melaporkan peredaan nyeri tekan tulang

 Skala nyeri berkurang

Akes Rustida Page 9


 Jelaskan pada klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan

Rasional : mempermudah perawat untuk melakkan tindakan keperawatan

 Bantu klien untuk merubah posisi karena klien mengalami nyeri tekan skelet

Rasional : memberikan posisi yang nyaman bagi klien

 Observasi skala nyeri

Rasional : mengetahui skala nyeri klien

 Ajrakan teknik distraksi & relaksasi

Rasional : mengalihakn rasa nyeri yang dirasakan klien

 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgsik

Rasional : mengurangi nyeri secara farmakologi

2. Gangguan citra tubuh b/d tungkai melengkung, jalan bebek, deformitas vertebra

 Tujuan : setetelah dilakukan keperawatan selama 1 X 24 jam di harapka klien tidak malu lagi

 Kh :

 Menunjukkan kepercayaan diri mengenai kemampuannya

 Meningkatkan tingkat aktivitasnya

 Meningkatkan interaksi sosial

 Jelaskan pada klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan

Rasional : mempermudah perawat untuk melakukan tindakan keperawatan

 Dorong pasien untuk mengenali dan menggunakan kekuatan yang dimiliki

Rasional : agar kepercayaan klien kembali

Akes Rustida Page 10


 Dorong interaksi dengan keluarga dan sahabat untuk menceritakan apa yang dirasakan klien
saat ini

Rasional : Interaksi sosial dapat membantu memberikan rasa diterima tanpa memperhatikan
perubahan fisik yang terjadi.

3. Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit dan program tindakan

 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 20 menit diharapkan klien


mengetahui tentang penyakit yang di deritanya dan bagaimana penanganannya

 Kh :

 Menerangkan faktor spesifik yang berperan dalam proses penyakit

 Mengkomsumsi kalsium dan vitamin D sesuai diet yang dianjurkan

 Pemajanan pada sinar matahari

 Selalu mengontrol kadar kalsium serum sepanjang program terafi

 Selalu menepati ketentuan kesehatan tindak lanjut

 Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan

Rasional : mempermudah perawat untuk melakukan tindakan keperawatan

 Berikan penjelasan tentang penyebab osteomalasie

Rasional : mengurangi kecemasan pada klien

 Beri informasi tentang asupan nutrisi yang dikonsumsi

Rasional : konsumsi kalsium dapat memperkuat tulang

 Ajarkan klien untuk untuk berjemur di pagi hari secara rutin

Rasional : berjemur di pagi hari menambah vitamin D di dalam tulang

Akes Rustida Page 11


Daftar Pustaka

 Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3.2003


 Wilkinson, Judith M.. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 7. Jakarta : EGC
 NANDA Edisi 2005

Akes Rustida Page 12

Anda mungkin juga menyukai