INTEGRASI BANGSA
Disusun Oleh :
Lentya Permata Sari Arya Pati (1819100143)
XII MIPA 6
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini, tak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada sahabatnya dan kita sebagai
umatnya yang setia hingga akhir zaman.
Demikianlah penulis sampaikan dengan segala kerendahan hati, dan penulis mempunyai
harapan semoga makalah ini bisa diterima, dan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
umumnya bagi para pembaca yang budiman.
Penyusun.
DAFTAR ISI
JILID ………………………………….………………………………………………………… 1
D. Penanggulangan Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Agar Integrasi Tetap Terjaga ….....
15
BAB I
TINJAUAN UMUM
1. Pandemi di Dunia
Jauh sebelum Covid-19, beberapa pandemi buruk yang merenggut banyak nyawa
telah terjadi. Secara pengertian yang dikutip dari The New York Times, Pada 2010,
W.H.O. mendefinisikan pandemi sebagai “penyebaran penyakit baru ke seluruh dunia”
yang mempengaruhi banyak orang. Sementara itu pandemi versi C.D.C. adalah “epidemi
yang telah menyebar ke beberapa negara atau benua, biasanya mempengaruhi banyak
orang.” Plague atau wabah merupakan istilah umum untuk penyakit epidemi yang
mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi, atau lebih luas lagi.
Pada 2017, Pusat Kontrol dan Pencegahan Wabah (CDC) merilis Kerangka
Interval Pandemi, yang secara umum selaras dengan tahapan pandemi WHO. Meskipun
fase WHO dan kerangka CDC menggambarkan pandemi flu, tahapan tersebut berguna
untuk memahami bagaimana otoritas kesehatan menanggapi keadaan darurat kesehatan
global, termasuk Covid-19 saat ini. Kerangka interval pandemi menurut CDC, meliputi:
Investigasi; Pejabat memantau kasus flu baru pada manusia atau hewan dan menilai
risiko virus menjadi pandemi. Pengakuan; Setelah jelas bahwa virus dapat menyebar
secara luas, pejabat kesehatan masyarakat fokus pada perawatan pasien dan pengendalian
penyebaran penyakit. Inisiasi; Virus menyebar dengan mudah dan untuk waktu yang
lama. Akselerasi; Saat penyebaran semakin cepat, petugas kesehatan masyarakat
menggunakan intervensi komunitas seperti membatasi jarak fisik dan penutupan sekolah.
Deselerasi; Jumlah kasus baru terus menurun, dan petugas kesehatan masyarakat dapat
mengurangi intervensi masyarakat. Persiapan; Saat gelombang pertama mereda, petugas
kesehatan memantau aktivitas virus dan mengamati gelombang sekunder. Setelah
tahapan-tahapan tersebut dilalui maka suatu penyebaran virus tersebut dapat dikatakan
sebagai pandemi. Sehingga tidak semua penyakit disuatu wilayah dapat dikategorikan
sebagai pandemi.
Pandemi merupakan wabah penyakit yang terjadi pada geografis yang luas atau
menyebar secara global. Menurut WHO, pandemi tidak ada hubungannya dengan tingkat
keparahan penyakit, jumlah korban atau infeksi, namun pada penyebaran geografisnya.
Pandemi mengacu pada epidemi yang telah menyebar di beberapa negara atau benua,
biasanya mempengaruhi sejumlah besar orang. Sementara Center for Disease Control and
Prevention (CDC) menyebut pandemi mengacu pada epidemi yang telah menyebar di
beberapa negara atau benua, biasanya mempengaruhi sejumlah besar orang. Pandemi
dinyatakan saat penyakit baru yang orang-orang tidak memiliki kekebalan akan penyakit
itu, menyebar di seluruh dunia di luar dugaan.
Sepanjang perjalanan sejarah, manusia sudah mengalami beragam wabah atau
pandemi yang mematikan yang telah menghilangkan banyak nyawa tidak hanya pandemi
Covid-19 yang sedang kita alami saat ini. Melansir Aljazeera, berikut ini adalah pandemi
yang pernah terjadi sebelum pandemi Corona mulai dari abad ke-6 hingga sekarang :
Wabah Justinian (541-549), Wabah Maut Hitam/Black Death (1346-1353), Pandemi
Kolera Ketiga (1852-1860), Pandemi Flu Rusia (1889-1890), Pandemi Kolera Keenam
(1899-1923), Pandemi Flu Spanyol (1918-1919), Flu Asia (1956-1958), dan Pandemi Flu
Hong Kong (1968-1969).
2. Pandemi Covid 19
Pandemi COVID-19 adalah peristiwa menyebarnya Penyakit koronavirus 2019
(Bahasa Inggris: Coronavirus disease 2019, disingkat COVID-19) di seluruh dunia untuk
semua Negara. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama
SARS-CoV-2. Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020. Hingga 14 November
2020, lebih dari 53.281.350 orang kasus telah dilaporkan lebih dari 219 negara dan
wilayah seluruh dunia, mengakibatkan lebih dari 1.301.021 orang meninggal dunia dan
lebih dari 34.394.214 orang sembuh.
Virus SARS-CoV-2 diduga menyebar di antara orang-orang terutama melalui
percikan pernapasan (droplet) yang dihasilkan selama batuk. Percikan ini juga dapat
dihasilkan dari bersin dan pernapasan normal. Selain itu, virus dapat menyebar akibat
menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh wajah
seseorang. Penyakit COVID-19 paling menular saat orang yang menderitanya memiliki
gejala, meskipun penyebaran mungkin saja terjadi sebelum gejala muncul. Periode waktu
antara paparan virus dan munculnya gejala biasanya sekitar lima hari, tetapi dapat
berkisar dari dua hingga empat belas hari. Gejala umum di antaranya demam, batuk, dan
sesak napas. Komplikasi dapat berupa pneumonia dan penyakit pernapasan akut berat.
Tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus khusus untuk penyakit ini. Pengobatan primer
yang diberikan berupa terapi simtomatik dan suportif. Langkah-langkah pencegahan yang
direkomendasikan di antaranya mencuci tangan, menutup mulut saat batuk, menjaga
jarak dari orang lain, serta pemantauan dan isolasi diri untuk orang yang mencurigai
bahwa mereka terinfeksi.
Latar belakang pandemi Covid-19 ini berasal dari Wuhan yang merupakan kota
terbesar ketujuh di Tiongkok, dengan populasi lebih dari 11 juta orang. Kota ini
merupakan pusat transportasi utama di Tiongkok bagian tengah, yang terletak sekitar 700
mil (1100 km) di sebelah selatan Beijing, 500 mil (800 km) di sebelah barat Shanghai,
dan 600 mil (970 km) di sebelah utara Hong Kong. Bandar udara Wuhan memiliki
penerbangan langsung ke berbagai kota besar di Eropa: enam kali penerbangan mingguan
ke Paris, tiga kali ke London, dan lima kali ke Roma.
Pada bulan Desember 2019, terjadi sekelompok kasus "radang paru-paru
(pneumonia) yang tidak diketahui penyebabnya" yang dihubungkan dengan pasar grosir
makanan laut Huanan. Pasar ini memiliki ribuan kios yang menjual berbagai hewan,
seperti ikan, ayam, burung pegar, kelelawar, marmut, ular berbisa, rusa bintik, dan
binatang liar lainnya. Setelah virus korona diketahui sebagai penyebab penyakit ini,
kecurigaan pun muncul bahwa virus korona baru ini bersumber dari hewan.
Sebagian besar virus korona bersirkulasi di antara hewan, tetapi enam spesies di
antaranya berevolusi dan mampu menginfeksi manusia, seperti yang terlihat pada
sindrom pernapasan akut berat (SARS), sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), dan
empat virus korona lain yang menyebabkan gejala pernapasan ringan seperti pilek.
Keenamnya dapat menular dari manusia ke manusia.
Pada tahun 2002, dengan musang sebagai sumber virus, wabah SARS dimulai di
daratan Tiongkok dan menjalar hingga ke Kanada dan Amerika Serikat dengan bantuan
beberapa penular super dan adanya penerbangan internasional. Akibatnya, lebih dari 700
orang meninggal di seluruh dunia. Kasus SARS terakhir dilaporkan pada tahun 2004.
Pada saat itu, pemerintah Tiongkok dikritik oleh WHO karena bersikap lamban dalam
menangani virus tersebut. Sepuluh tahun setelah SARS, penyakit virus korona terkait
unta arab, yaitu MERS, mengakibatkan lebih dari 850 orang meninggal di 27 negara.
Wabah virus korona dari Wuhan dikaitkan dengan pasar yang menjual hewan untuk
dikonsumsi, sehingga penyakit tersebut diduga berasal dari hewan. Hal ini menimbulkan
kekhawatiran bahwa wabah virus korona baru akan mirip dengan wabah SARS.
Kekhawatiran tersebut diperburuk oleh adanya perkiraan bahwa sejumlah besar
wisatawan akan berlibur pada Tahun Baru Imlek, yang dimulai pada 25 Januari 2020.
Seseorang berusia 55 tahun dari provinsi Hubei, China, diduga adalah orang
pertama yang tertular COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus Corona baru yang
telah menyebar di seluruh dunia. Penelusuran media South China Morning Post
menemukan kasus awal tersebut terdeteksi pada 17 November 2019.
Pada 27 Desember, Dr Zhang Jixian, kepala departemen pernapasan di Rumah
Sakit Provinsi Hubei, melaporkan kepada pejabat kesehatan di China bahwa virus corona
baru yang menyebabkan penyakit COVID-19; pada hari itu, telah menginfeksi lebih dari
180 orang. Meski dengan adanya kasus pasien 17 November yang teridentifikasi, dokter
belum bisa memastikan apakah ia adalah 'patient zero' atau manusia pertama yang
terinfeksi SARS-CoV-2 dan ada kemungkinan bahwa kasus lebih awal akan ditemukan.
Sebagian besar orang yang tertular COVID-19 akan mengalami gejala ringan
hingga sedang, dan akan pulih tanpa penanganan khusus. Masing-masing orang memiliki
respons yang berbeda terhadap COVID-19. Gejala yang paling umum dirasakan berupa
demam, batuk kering, dan kelelahan. Namun terdapat juga beberapa gejala yang sedikit
tidak umum berupa rasa tidak nyaman nyeri tenggorokan, diare, konjungtivitis (mata
merah), sakit kepala, hilangnya indera perasa atau penciuman, dan ruam pada kulit, atau
perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki. Virus yang menyebabkan COVID-19
terutama ditransmisikan melalui droplet (percikan air liur) yang dihasilkan saat orang
yang terinfeksi batuk, bersin, atau mengembuskan nafas. Droplet ini terlalu berat dan
tidak bisa bertahan di udara, sehingga dengan cepat jatuh dan menempel pada lantai atau
permukaan lainnya. Anda dapat tertular saat menghirup udara yang mengandung virus
jika Anda berada terlalu dekat dengan orang yang sudah terinfeksi COVID-19. Anda juga
dapat tertular jika menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi lalu menyentuh
mata, hidung, atau mulut Anda.
C. Rumusan Masalah
1. Mengapa Pandemi Dapat Terjadi di Indonesia?
2. Bagaimana Perkembangan Covid 19 di Indonesia?
3. Dampak Apa Yang Ditimbulkan Bagi Integrasi Bangsa?
4. Langkah Penanggulangan Yang Dilakukan Oleh Pemerintah?
BAB II
KAJIAN PANDEMIK COVID 19 DI INDONESIA BESERTA GRAFIKNYA
grafik data perkembangan pandemi Covid 19 di Indonesia setiap akhir bulannya, sejak awal
masuk 2 Maret hingga genap setahun pada 2 Maret 2021 lalu:
Jika ditinjau berdasarkan kasus berdasarkan provinsi Jakarta menjadi provinsi pertama
yang melaporkan kasus, sedangkan Gorontalo menjadi yang terakhir. Pada 6 Juli, Jambi
menjadi provinsi terakhir yang melaporkan kematian, 53 hari setelah Nusa Tenggara Timur.
Jakarta memecahkan rekor untuk kasus terbanyak dalam sehari dengan 2.096 kasus,
mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang Jawa Tengah dengan 2.036 kasus. Jawa saat
ini menjadi episenter karena memiliki lebih banyak kasus daripada pulau lainnya. Selain itu,
empat provinsi paling terdampak juga terletak di pulau ini.
Pandemi ini tidak dapat diatasi hanya dengan satu pihak. Walaupun sudah mengeluarkan
banyak stimulus, pemerintah tidak mungkin berhasil melawan virus ini jika masyarakatnya
masih tidak mengikuti protokol yang ada. Masyarakat pun akan kesulitan jika tidak ada
perusahaan yang menyediakan akses internet maupun bahan kebutuhan utama seperti masker
dan hand sanitizer.
Jadi marilah kita saling membantu, memberikan dukungan psikologis bagi sesama,
menerapkan semangat gotong royong yang sudah menjadi warisan sejak dahulu. Jika semua
pihak terlibat, maka seharusnya pandemi ini dapat dilalui oleh bangsa kita tercinta,
Indonesia. Selain itu, nyawa dari masyarakat Indonesia itu sendiri merupakan bagian tervital
dari pandemi ini. Mengingat jumlah angka kematian lebih tinggi dibandingkan kasus
sembuh. Sehingga dari pihak pemerintahpun sebaiknya memperhatikan dengan lebih serius
terkait masalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kompas.com.(2020). Bagaimana 5 Pandemi Terburuk Dunia Berakhir Sejarah Mencatat.
[Online]. Tersedia:
https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/20/070200223/bagaimana-5-pandemi-terburuk-
dunia-berakhir-sejarah-mencatat?page=all [20 April 2020, 07:02 WIB]
Cnnindonesia.com.(2020). Beda Cara RI dan Negara Lain Tangani Virus Corona.
[Online]. Tersedia:
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200303155023-106-480140/beda-cara-ri-dan-
negara-lain-tangani-virus-corona [Selasa, 03 Maret 2020 16:37 WIB]
Kompas.com.(2020). Berikut Cara Indonesia dan Negara Lain Tangani Virus Corona.
[Online]. Tersedia:
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/04/152217865/berikut-cara-indonesia-dan-negara-
lain-tangani-virus-corona?page=all [04 Maret 2020, 15:22 WIB]
[Online]. Tersedia:
https://blog.wecare.id/2020/09/sejarah-pandemi-11-pandemi-paling-mematikan-sebelum-covid-
19/ [15 September 2020]
[Online]. Tersedia:
https://ir.binus.ac.id/2020/03/23/respons-pemerintah-indonesia-terhadap-pandemi-covid-19-
desekuritisasi-di-awal-sekuritisasi-yang-terhambat/ [23 Maret 2020]
[Online]. Tersedia:
https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/20/070200223/bagaimana-5-pandemi-terburuk-
dunia-berakhir-sejarah-mencatat?page=all [20 April 2020, 07:02 WIB]
Kompas.com.(2021). 4 Skenario Asal Mula Virus Corona Di Wuhan Menurut WHO.
[Online]. Tersedia:
https://www.kompas.com/sains/read/2021/02/11/070300223/4-skenario-asal-mula-virus-corona-
di-wuhan-menurut-who?page=all [11 Februari, 07:03 WIB]
[Online]. Tersedia:
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5004285/dugaan-kasus-pertama-virus-corona-di-
china-terdeteksi-pada-november-2019 [Rabu, 06 Mei 2020, 11:41 WIB]
[Online]. Tersedia:
https://www.tagar.id/opini-publik-di-amerika-dan-eropa-terkait-penanganan-corona [9 Feberuari
2021, 08:00 WIB]
[Online]. Tersedia:
https://www.wartaekonomi.co.id/read309848/dampak-pandemi-covid-19-terhadap-
perekonomian-dunia-infografis [Senin, 19 Oktober 2020, 20:11 WIB]
[Online]. Tersedia:
https://news.google.com/covid19/map?hl=id&mid=%2Fm%2F09pmkv&gl=ID&ceid=ID%3Aid
[Online]. Tersedia:
https://www.antaranews.com/berita/1983063/malaysia-urutan-ke-16-dalam-keberhasilan-
menangani-covid-19
Cnnindonesia.com.(2020). Beda Cara Singapura dan Indonesia Tangani Wabah covid 19.
[Online]. Tersedia:
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200618090244-106-514594/beda-cara-
singapura-dan-indonesia-tangani-wabah-covid-19
[Online]. Tersedia:
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20201207122912-134-578885/deretan-negara-
yang-hampir-bebas-virus-corona [Kamis, 18 Juli 2020, 09:20 WIB]
[Online]. Tersedia:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201110123516-25-568018/kilas-balik-pandemi-
covid-19-di-indonesia [Rabu, 11 November 2020, 14:01 WIB]
[Online]. Tersedia:
https://ir.binus.ac.id/2020/03/23/respons-pemerintah-indonesia-terhadap-pandemi-covid-19-
desekuritisasi-di-awal-sekuritisasi-yang-terhambat/ [23 Maret 2020]
[Online]. Tersedia:
Kompas.com.(2021). TNI AL Tangkap Kapal Asing Berbendera Taiwan di Laut Natura Utara.
[Online]. Tersedia:
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/23/14384531/tni-al-tangkap-kapal-asing-berbendera-
taiwan-di-laut-natura-utara [23 Januari 2021, 14:38 WIB]