Tujuan berbagai model sama, yaitu melakukan kegiatan pengumpulan data atau
informasi yang berkenaan dengan objek yang dievaluasi dan menyediakan bahan bagi
pengambil keputusan untuk menentukan tindak lanjut program.
Model EPP yang paling awal dikembangkan, Evaluasi dilakukan terus-menerus secara
berkesinam-bungan, untuk mengecek sejauh mana tujuan peogram telah terlaksana
2. Model Evaluasi Lepas Tujuan, Goal Free Evaluation Model (Michael Scriven)
Pada model ini, evaluator selalu melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi pada
saat program masih berjalan. Tujuan evaluasi formatif ialah untuk mengetahui sejauh
mana program yang dirancang dapat berlangsung, sekaligus mengidentifikasi hambatan.
Evaluator juga melakakukan evaluasi sumatif, yaitu evaluasi pada akhir program.
Tujuan evaluasi sumatif ialah untuk mengukur ketercapaian program
a. Deskripsi (description), berisi tujuan apa yang diharapkan dari program dan
pengamatan apa yang terjadi;
b. Pertimbangan (judgment),
UCLA adalah singkatan dari University of California Los Angeles, sedangkan CSE
ialah Center for The Study of Evaluation.
Konteks, masukan, proses, dan hasil adalah sasaran evaluasi atau komponen dari
program. CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai
suatu sistem.
7. Model Evaluasi Kesenjangan, Discrepancy Model (Malcolm Provus)
Stephen Isaac (1986) memberikan empat model dan Kaufman serta Thomas
memberikan delapan model evaluasi program, berarti ada 11 model evaluasi program.
3) model yang menekankan pada gabungan antara komponen atau objek sasaran dan
langkah,
Model kesenjangan berlaku bagi semua kegiatan evaluasi program, yaitu mengukur
perbedaan antara apa yang seharusnya dicapai dengan apa yang sudah riil dicapai