Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Activity Based Costing


Activity Based Costing (Sistem ABC) adalah sistem akutansi biaya berbasis
aktivitas, dimana penentuan biaya produk berdasarkan konsumsi sumber daya oleh
aktivitas, dengan proses pengumpulan dan penelusuran data biaya melalui kinerja
aktivitas. Pendekatan biaya berdasarkan aktivitas adalah bahwa produk atau jasa
perusahaan dilakukan oleh aktivitas, dan aktivitas yang dibutuhkan tersebut
menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya.
Metode Activity Based Costing (ABC) ini menghitung setiap biaya pada
masing-masing aktivitas dengan dasar alokasi yang berbeda untuk masing-masing
aktivitas. Banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia belum mengadopsi metoda ini
dalam penghitungan biaya produksi yang dikeluarkan untuk setiap produk. Umumnya
metoda yang digunakan oleh perusahaan yang berada di Indonesia adalah pemerataan
biaya secara umum untuk masing-masing produk. Padahal masing-masing produk
tersebut kenyataannya tidak menggunakan sumber daya dalam jumlah yang sama.
Pemerataan biaya dapat menyebabkan kekurangan atau kelebihan biaya produk.
Perusahaan yang produknya mengalami kekurangan biaya bisa jadi melakukan
penjualan yang sebenarnya menghasilkan kerugian, meskipun perusahaan tersebut
menganggap penjualan produknya tersebut menghasilkan keuntungan. Jadi penjualan
yang dilakukan menghasilkan lebih sedikit pendapatan dibanding biaya sumber daya
yang digunakan. Sementara perusahaan yang produknya mengalami kelebihan biaya
bisa jadi menetapkan harga yang terlalu tinggi, sehingga produknya kehilangan daya
saing dibanding produk sejenis yang diproduksi perusahaan lain.
B. Tujuan dan Peranan Activity Based Costing
Sistem biaya konvensional sendiri kurang mampu memenuhi kebutuhan
manajemen dalam perhitungan harga pokok produk yang akurat, terlebih apabila
melibatkan biaya produksi tidak langsung yang cukup besar dan keanekaragaman
produk. Hal ini mengakibatkan pengambilan keputusan yang kurang tepat oleh pihak
manajemen sehubungan dengan strategi yang ditetapkan, sedangkan metode Activity-
based costing system (ABC) menggunakan berbagai tingkatan aktivitas dalam
pembebanan biaya produksi tidak langsung.
Menurut Mulyadi (2001) Activity-based costing system (ABC) pada dasarnya
merupakan metode penentuan harga pokok produk (product costing) yang ditujukan
untuk menyajikan informasi harga pokok produk secara cermat (accurate) bagi
kepentingan manajemen, dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya
dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.
Jika full costing dan variable costing menitikberatkan penentuan harga pokok
produk hanya pada fase produksi saja, Activity based costing system (ABC)
menitikberatkan penentuan harga pokok produk di semua fase pembuatan produk,
sejak fase desain dan pengembangan produk sampai dengan penyerahan produk
kepada konsumen.
C. Konsep Dasar Activity Based Costing
Activity Based Costing adalah suatu sistem yang terfokus pada aktivitas-
aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Menyediakan
informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver)
yang bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi.
Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya. Dalam sistem ABC, biaya
ditelusur ke aktivitas dan kemudian ke produk. Sistem ABC mengasumsikan bahwa
aktivitas-aktivitaslah yang mengkonsumsi sumber daya dan bukannya produk.

Menurut Rudianto (2013), terdapat dua konsep dasar yang harus diketahui
dalam sistem ABC, yaitu:
1. Biaya memiliki penyebab. Biaya ada penyebabnya dan penyebab biaya adalah
aktivitas. Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang aktivitas yang
menyebabkan timbulnya biaya akan menempatkan personil perusahaan pada
posisi dapat mempengaruhi biaya. Sistem ABC berangkat dari keyakinan dasar
bahwa sumber daya menyediakan kemampuan untuk melaksanakan aktivitas,
bukan sekedar menyebabkan timbulnya alokasi biaya. 
2. Penyebab biaya dapat dikelola. Penyebab biaya (yaitu aktivitas) dapat dikelola.
Melalui pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi penyebab terjadinya biaya,
personil perusahaan dapat memengaruhi biaya. Pengelolaan terhadap aktivitas
memerlukan berbagai informasi tentang aktivitas.

Agar penerapan Activity Based Costing menjadi optimal, perlu diperhatian


beberapa hal sebagai berikut:

a. Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi. Sistem ABC


mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi beberapa macam produk atau
lini produk yang diproses dengan menggunakan fasilitas yang sama. Kondisi
yang demikian tentunya akan menimbulkan masalah dalam membebankan
biaya ke masing-masing produk. 
b. Tingkat persaingan industri yang tinggi. Terdapat beberapa perusahaan yang
menghasilkan produk yang sama atau sejenis. Dalam persaingan antar
perusahaan yang ketat tersebut dibutuhkan pembebanan biaya yang akurat.
Informasi tentang pembebanan biaya yang akurat akan memudahkan bagi
pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan. 
c. Biaya pengukuran yang relatif rendah. Biaya pengukuran (measurement cost)
merupakan biaya yang terkait dengan pengukuran yang digunakan oleh suatu
sistem biaya. Agar penerapan sistem ABC dapat optimal, maka biaya
pengukuran untuk menghasilkan informasi biaya aktivitas harus relatif rendah.

D. Aktivitas Dalam Activity Based Costing


Untuk mengidentifikasi biaya sumber daya pada berbagai aktivitas,
perusahaan perlu mengklasifikasikan seluruh aktivitas berdasarkan bagaimana
aktivitas tersebut mengkonsumsi sumber daya. Pengklasifikasian aktivitas dalam
beberapa level ini akan memudahkan perhitungan karena biaya aktivitas yang
berkaitan dengan level yang berbeda akan menggunakan jenis Cost Driver yang
berbeda. Menurut Firdaus dan Wasilah (2009), tingkatan aktivitas dalam sistem ABC
adalah sebagai berikut:
a. Aktivitas Tingkat Unit (unit-level activity) 
Biaya untuk setiap unit adalah sumber daya yang digunakan untuk
aktivitas yang akan meningkat pada setiap unit produksi atau jasa yang
dihasilkan. Dasar pengelompokan untuk level ini adalah hubungan sebab
akibat setiap unit yang dihasilkan. Contoh aktivitas tingkat unit mencakup
pemakaian bahan baku langsung, pemakaian jam tenaga kerja langsung, serta
pemasukan komponen dan inspeksi setiap unit. Aktivitas tingkat unit
merupakan aktivitas berdasarkan volume. Aktivitas yang dibutuhkan
bervariasi secara proporsional dengan jumlah objek biaya. Penggerak biaya
untuk konsumsi sumber daya dan penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas
cenderung sama dengan aktivitas tingkat unit.
b. Aktivitas Tingkat Kelompok (batch-level activity) 

Biaya untuk setiap kelompok unit tertentu adalah sumber daya yang
digunakan untuk aktivitas yang akan terkait dengan kelompok unit produk
atau jasa yang dihasilkan. Dasar pengelompokan untuk level ini adalah biaya
yang hubungan sebab akibat untuk setiap kelompok unit yang dihasilkan.
Contoh aktivitas tingkat kelompok adalah persiapan mesin, pengaturan
pesanan pembelian, penjadwalan produksi, inspeksi yang dilakukan oleh
batch, penanganan bahan baku, dan percepatan proses produksi.

c. Aktivitas Tingkat Produk (product-level activity) 

Biaya untuk setiap produk/jasa tertentu adalah sumber daya digunakan


untuk aktivitas yang menghasilkan suatu produk dan jasa. Dasar
pengelompokan untuk level ini adalah biaya yang memiliki hubungan sebab
akibat dengan setiap produk atau jasa yang dihasilkan. Contoh aktivitas
tingkat produk mencakup desain produk, pembelian suku cadang yang
dibutuhkan oleh produk, dan keterlibatan dalam perubahan rekayasa untuk
memodifikasi produk.
d. Aktivitas Tingkat Fasilitas (facility-level activity) 

Biaya untuk setiap fasilitas tertentu adalah sumber daya yang


digunakan untuk aktivitas yang tidak dapat dihubungkan secara langsung
dengan produk atau jasa yang dihasilkan tetapi untuk mendukung organisasi
secara keseluruhan. Dasar pengelompokan untuk level ini sulit dicari
hubungan sebab akibatnya dengan produk atau jasa yang dihasilkan tetapi
dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan
proses produksi barang atau jasa. Aktivitas ini tidak disebabkan oleh produk
atau kebutuhan pelayanan pelanggan dan tidak dapat ditelusuri ke satu unit,
batch, atau produk. Contoh aktivitas tingkat fasilitas mencakup penyediaan
keamanan untuk memelihara mesin pabrik dengan fungsi umum, pengelolaan
pabrik, pembayaran pajak bangunan dan asuransi pabrik, serta penutupan buku
setiap bulan. Beberapa perusahaan menyebutkan aktivitas ini sebagai aktivitas
pendukung bisnis atau infrastruktur.

E. Pemicu Biaya (Cost Driver) dalam Sistem ABC 


Cost driver adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas,
cost driver merupakan faktor yang dapat diukur yang digunakan untuk membebankan
biaya ke aktivitas dan dari aktivitas ke aktivitas lainnya, produk, atau jasa (Blocher
dkk, 2011).
Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya
overhead. Jika perusahaan memiliki beberapa jenis produk maka biaya overhead yang
terjadi ditimbulkan secara bersamaan oleh seluruh produk. Hal ini menyebabkan
jumlah overhead yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis produk harus
diidentifikasi melalui cost driver.
Terdapat dua jenis cost driver, yaitu:
1. Driver sumber daya (resources driver). Driver sumber daya merupakan ukuran
kuantitas sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas. Driver sumber daya
digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh
aktivitas ke Cost Pool tertentu. Contoh dari driver sumber daya adalah persentase
dari luas total yang digunakan oleh suatu aktivitas. 
2. Driver aktivitas (activity driver). Driver aktivitas adalah ukuran frekuensi dan
intensitas permintaan terhadap suatu aktivitas terhadap objek biaya. Driver
aktivitas digunakan untuk membebankan biaya dari Cost Pool ke objek biaya.
Contoh dari driver aktivitas adalah jumlah suku cadang yang berbeda yang
digunakan dalam produk akhir untuk mengukur konsumsi aktivitas penanganan
bahan untuk setiap produk.

Referensi

https://www.dosenpendidikan.co.id/activity-based-costing/

https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/BAB-14-Activity-Based-Costing.docx

Anda mungkin juga menyukai