DWI CAHYANINGSIH
NPM. 1006823192
JULI 2013
DWI CAHYANINGSIH
NPM. 1006823192
JULI 2013
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
NPM : 1006823192
ii
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Depok
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Ilmiah Akhir ini telah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada
Program Pendidikan Ners Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia
Pembimbing
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat- Nya, saya dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners dengan judul
“Analisis praktik klinik keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan pada
anak dengan post kolostomi hari ke-2 karena Hirschprung di ruang Teratai lantai
3 utara RSUP Fatmawati”. Penulisan karya ilmiah akhir ini dilakukan dalam
syarat memperoleh gelar ners pada Fakultas Ilmu Keperawatan
rangka memenuhi itas
Univers Indonesia. Saya menyadari bahwa tidak sedikit mengalami dan
hambatan rintangan karena keterbatasan kemampuan penulis. Namun dan
berkat bantuan motivasi berbagai pihak, karya ilmiah akhir ners dapat ada
diselesaikan. P kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Fajar Tri Waluyanti, S.Kp, M.Kep. Sp. Kep. An. selaku dosen
pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
mengarahkan, memotivasi, dan membimbing penulis dalam penyelesaian
penyusunan karya ilmiah akhir ners ini.
2. Orang tua yang telah memberikan do’a dan semangat.
3. Rekan-rekan Ekstensi 2010 dan Reguler 2008 yang telah bekerjasama
dengan baik.
4. Eko Budiyono dan Aryasatya W.D., suami dan anakku tercinta yang
memberikan semangat untuk menyelesaikan karya ilmiah akhir ners.
ini
ua
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan nfat
sem pihak yang telah membantu. Semoga karya ilmiah akhir ners ini
membawa ma bagi pengembangan ilmu keperawatan.
Penulis
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 17 Juli 2013
Yang menyatakan
(Dwi Cahyaningsih)
vi
ABSTRAK
vii
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………… i ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ………………….. iii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………… iv
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………… v
KATA PENGANTAR ……………………………………………… vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……. vii
ABSTRAK …………………………………………………………. viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………….. ix x
DAFTAR TABEL ………………………………………………….. xi
DAFTAR SKEMA ………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….. 1
1. PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang ……………………………………………… 4
1.2 Perumusan Masalah ………………………………………….. 5
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………
1.4 Manfaat Penulisan …………………………………………..
6
2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN 8
2.1 Penyakit Hirschprung ….…………………………………… 8
2.2 Penatalaksanaan Hirschprung ………………………………. 14
2.3 Asuhan keperawatan anak dengan Hirschprung ..………….. 17
2.4 Perawatan stoma ..…………………………………………...
2.5 Konsep nyeri pada bayi ……………………………………..
22
3. LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA 24
3.1 Pengkajian Keperawatan .…………………………………… 25
3.2 Masalah Keperawatan .……………………………………… 25
3.3 Rencana Keperawatan ……………………………………….
3.4 Implementasi …………………………………………………
27
4. ANALISIS SITUASI 28
4.1 Profil Lahan Praktik ………………………………………… 29
4.2 Analisis masalah keperawatan ..……………………………… 30
4.3 Analisis intervensi …………...……………………………….
4.4 Alternatif pemecahan masalah .………………………………
32
5. SIMPULAN DAN SARAN 32
5.1 Simpulan ………………………………………………………..
5.2 Saran ……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix Universitas Indonesia
DAFTAR SKEMA
x Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
xi Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
inis
Hockenberry dan Wilson (2007) menyampaikan manifestasi klcul,
Hirschprung ada beberapa macam, tergantung umur ketika gejalaitis.
mun panjang usus yang terkena, dan terjadinya komplikasi sepertipasi
enterokol Pada bayi baru lahir dapat ditemukan distensi abdomen,hir.
vomitus, konsti dan kegagalan mengeluarkan mekonium dalam 48 jamoda
pertama sejak
empedu, la Sedangkan
sementara itu pada pada
bayi neonatus didapatkan
dan anak-anak dapat distensi
dijumpaiabdomen
konstipasi,
distensi abdomen, vomitus dan riwayat keterlambatan pengeluaran
mekonium.
Universitas Indonesia
menemukan bahwa penggunaan NNS dan sukrosa dapat meminimalisir nyeri.
Sementara Astuti (2012) menuliskan bahwa pemberian ASI dapat
memberikan efek psikologis pada bayi sehingga meningkatkan perasaan
kenyamanan dan menemukan bahwa pemberian ASI dengan menyusui lebih
efektif dalam menurunkan nyeri dibandingkan dengan pemberian sukrosa
oral.
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
distal rektum dibawah rongga pelvis dan anus serta (4) suspended
Hirschprung, sebuah kondisi kontroversial dimana bagian kolon
aganglionik berada diatas segmen distal yang normal.
Universitas Indonesia
2.1.6 Pengkajian pada Anak Dengan Penyakit Hirschprung
Data-data yang dapat dikaji pada anak dengan penyakit Hirschprung
antara lain: (1) riwayat kesehatan meliputi tidak adanya atau
keterlambatan pengeluaran mekonium dalam 48 jam pertama setelah lahir,
muntah bernoda empedu, pola buang air besar (BAB) pada periode
neonatus untuk diagnosis awal penyakit, riwayat kebiasaan BAB, riwayat
konstipasi intermiten atau diare dan konsistensi feses padat atau cair; (2)
pemeriksaan
adanya distensi abdomen, tanda-tanda kurang fisiktampak
nutrisi (anak meliputi
kurus,
palor, kelemahan otot dan kelelahan), iritabilitas dan pengeluaran gasa dan
feses setelah pemeriksaan rektal yang menandakan adanya obstruksi; (3)
hasil laboratorium yang menunjukkan tidak adanya sel ganglion pada biopsi
rectal; dan (4) kontras enema pada pemeriksaan radiologi n
menunjukka adanya zona transisi diantara zona dilatasi normal dan nik
segmen aganglio ;
di bagian distal (Browne, et al., 2008; Hockenberry & Wilson,
2007
Pillitteri, 2011).
ng.
2.2 Penatalaksanaan Penyakit Hirschprung
ah.
Penyakit Hirschprung ditegakkan dengan pemeriksaan fisik dan penunja
n
Penatalaksaan Hirschprung terdiri dari tindakan bedah dan non bed
dan
Tindakan non bedah dilakukan untuk perawatan penyakit Hirschprung
an
ringa bertujuan untuk menghilangkan konstipasi kronik dengan pelunak
omi
feses irigasi rektal. Sedangkan pada Hirschprung sedang sampai berat
n
dilakuk tindakan pembedahan. Pada periode neonatal, dilakukan tindakan
i 10
kolost temporer pada bagian paling distal usus yang normal untuk
on,
menghilangka sumbatan. Pembedahan repair ditunda sampai berat badan
Duhamel dan Soave. (Ashwill & James, 2007; Hockenberry & Wilson, 2007).
Universitas Indonesia
2.3.1 Asuhan keperawatan pre operasi.
Pillitteri (2011) menyebutkan asuhan keperawatan pre
operasi meliputi:
a) Pengkajian
Data yang dapat ditemukan pada pengkajian meliputi
riwayat keterlambatan pengeluaran mekonium dalam 48 jam
pertama setelah lahir, muntah berwarna empedu, adanya
abdomen, nafsu makan berkurang atau anakkonstipasi,
tidak mau minum
distensi SI,
A tidak adanya sel ganglia pada pemeriksaan biposi rectal, aan
pemeriks barium enema menunjukkan hasil adanya zona transisiona
diantara z dilatasi normal dan segmen aganglionik, dapat disertaiis.
enterokolit
b) Diagnosa Keperawatan tara
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada pre operasi
an lain: dak
1. Konstipasi b.d berkurangnya fungsi usus; peristaltik
ti adekuat b.d
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan berkurangnya fungsi usus
c) Rencana Tindakan Keperawatan
Dx I: Konstipasi alui
Hasil yang diharapkan: anak dapat buang air besar normal
mel kolostomi atau enema.
Intervensi: ang
1. Kaji adanya konstipasi: durasi, pemahaman orang tua
tent konstipasi, konsistensi feses, adakah penyakit lain
3. Pantau adanya distensi abdomen
4. Kolaborasi untuk pemasangan nasogastrik tube, rectal tube
dan enema
5. Kolaborasi untuk pemberian pelunak feses
Universitas Indonesia
Dx II: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
Hasil yang diharapkan: berat badan anak dapat dipertahankan
pada kurva persentil di grow chart
Intervensi:
1. Kaji status nutrisi anak
2. Timbang berat badan secara periodic, misalnya 3 hari sekali
3. Pantau hasil laboratrium sesuai indikasi
4. Kolaborasi untuk pemberian nutrisi parenteral
b) Diagnosa Keperawatan
Ashwill dan James (2007) menyampaikan diagnosa tan
keperawa pada post op kolostomi antara lain:
1. Kerusakan integritas kulit b.d kolostomi dan pembedahan
2. Risiko infeksi b.d pembedahan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d
tubuh pembedahan gastrointestinal
4. Nyeri akut b.d insisi bedah
5. Kurang pengetahuan orang tua b.d kurangnya informasi ang
tent kebutuhan pembedahan, irigai atau perawatan ostomi
6. Perubahan pola eliminasi fekal
Universitas Indonesia
c) Rencana Tindakan Keperawatan
Dx I: Kerusakan integritas
kulit
Hasil yang diharapkan: daerah kolostomi bersih dan bebas dari
eksudat, kemerahan atau drainase; daerah kolostomi utuh tanpa
perdarahan atau iritasi kulit (Doenges, Moorhouse, & Geissler
2000). Intervensi:
1. Observasi daerah stoma
2. Ukur stoma secara periodik
3. Observasi adanya komplikasi seperti prolaps, sianosis & nekro
sis
4. Beri pelindung kulit yang efektif seperti stomahesiv
5. Kosongkan, irigasi dan bersihkan kantong ostomi secara
utin
r dengan alat yang tepat
6. Lakukan penggantian kantong sesuai indikasi
7. Evaluasi produk perekat dan kecocokan kantong ostomi
Universitas Indonesia
Skema 2.1 WOC Hirschprung
Kegagalan migrasi sel ganglion
Insiden 1:5000 kearah rektum pada minggu ke 5-
12 gestasi
Kolon aganglionik
Universitas Indonesia
2.4 Perawatan Stoma
Browne, et al. (2008) menyampaikan perawatan stoma pada anak
sebagai berikut:
2.4.1 Jenis Stoma
Stoma terdiri dari 2 jenis yaitu stoma fekal dan urinary diversions
(pengalihan urin).
a. Stoma fekal
Disebut juga kolostomi, ileostomi, jejunostomi atau duodenostomi,
tergantung pada letak fekal stoma. Stoma fekal dibuat dengan
membawa bagian usus melalui sebuah insisi di dinding abdomen.
Tujuan utama membuat stoma adalah mempertahankan panjang us
us yang masih mungkin dan meminimalkan risiko sindrom kan
pemende usus. Fungsi stoma fekal adalah mengalihkan feses ian
masuk ke bag distal usus.
b. Urinary diversions
Disebut juga urostomi, merupakan pembedahan untuk membuka lan
ja masuk ke saluran kemih, khususnya ke dalam bladder mi),
(vesikosto ureter (ureterostomi), atau ginjal (nefrostomi). Tujuan lah
utamanya ada dekompresi saluran kemih dan mempertahankan
fungsi ginjal.
Universitas Indonesia
sesuai dengan ukuran organ yang dibuat, misalnya usus besar atau usus
kecil. Stoma fekal mungkin tidak menghasilkan gas atau feses dalam
24 sampai 72 jam post operasi sampai fungsi usus kembali,
tetapi memproduksi cairan serosa. Jika fungsi usus kembali, pengeluaran
stoma fekal cenderung tinggi dan cair sampai inflamasi pembedahan
hilang dan anak mulai makan padat. Jumlah keluaran tergantung
proses penyakit, letak usus, usia anak, toleransi anak dan faktor lainnya.
Perkiraan
keluaran stoma bervariasi antara 10-15ml/kgbb/hari jumlah rata
seperti
rata- keluaran ileostomi. Jika keluaran melebihi 20-30 ml/kgbb/hari suk
terma abnormal dan memerlukan penggantian cairan. Semakin lamadari
feses ileostomi atau kolostomi makin mengental.
Universitas Indonesia
meningkatkan kenyamanan, mudah digunakan dan
menyediakan keamanan dengan waktu penggunaan yang diprediksi.
Perlengkapan perawatan stoma ini terdiri dari: (1) kantong stoma, terbagi
atas dua bagian yaitu kantong yang menampung pengeluaran stoma dan
pelindung kulit, wafer yang melapisi kantong sehingga aman bagi kulit.
Kantong ini ada 2 jenis yaitu one-piece (kantong dan wafer menyatu) dan
two-piece (kantong dan wafer terpisah); (2) asesoris kantong, antara lain
powder, kristal absorpsi, agen adhesive, belt, pasta
pouchstoma, stoma skin
deodorant,
barrier supplement dan skin sealant.
Universitas Indonesia
2.4.7 Komplikasi yang sering muncul pada Stoma
Browne, et al. (2008) menyebutkan komplikasi stoma yang sering muncul
pada perawatan stoma antara lain laserasi, pemisahan mukokutaneus,
nekrosis, obstruksi, hernia peristomal, kerusakan kulit dan
infeksi
peristomal, prolaps serta retraksi
stoma.
Universitas Indonesia
perifer ketika stimulus mekanik, termal atau kimia mengaktifkan
nociceptor, sebuah reseptor sensori. Impuls nyeri diterima oleh
sistem saraf pusat (SSP) pada bagian dorsal tulang bulakang, selanjutnya
impuls diproyeksikan ke otak dan dipersepsikan sebagai nyeri. Ketika
nyeri dirasakan, kelenjar pituitari dan hipotalamus memodifikasi nyeri
dengan melepaskan endorphin atau senyawa polipeptida yang
menstimulasi opiat memproduksi analgesi dan merasa sehat (Pillitteri,
2011).
2.5.3 Klasifikasi Nyeri
Pilliteri (2011) menyampaikan 6 jenis nyeri antara lain:
a. Nyeri akut, merupakan nyeri yang tajam. Biasanya terjadi
sege setelah cedera. Nyeri ini dapat menyebabkan kecemasan dan ra
distres s.
b. Nyeri kronik, nyeri yang berlansung lama (sering disebutkan dalam 6
bulan), dapat menyebabkan depresi dan berkurangnya an
kemampu seseorang.
c. Nyeri kutaneus, nyeri yang berasal dari struktur superfisial seperti lit
ku dan membran mukosa. Misalnya terkena gunting.
d. Nyeri somatik, nyeri yang berasal dari struktur tubuh yanglam
da seperti otot atau pembuluh darah. Contohnya nyeri padagan
pergelan kaki yang terkilir.
e. Nyeri viseral membawa sensasi dari organ internal seperti usus. Nyeri
pada appendisitis merupakan nyeri viseral.
f. Nyeri alih, nyeri yang dirasakan pada sisi yang jauh dari sumbereri.
ny Sebagai contoh pneumonia pada lobus kanan bawah seringkan
dirasa sebagai nyeri abdominal karena nyeri dialihkan ke abdomen.
Universitas Indonesia
Tabel 2.1 CRIES Neonatal Postoperative Pain Measurement Scale
Pengkajian Skor bayi
0 1 2
Menangis Tidak Melengking Tidak dapat dihibur
(inconsolable)
Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA
3.1 Pengkajian
Klien An. A, berusia 2 bulan, orang tua Bp. A dan Ibu N. Klien masuk
rumah sakit tanggal 01 Juni 2013 dengan diagnosa medis observasi
meterorismus, diferensial diagnosis Ileus paralitik dan Diare akut dehidrasi
sedang (DADS). Keluhan utama klien saat masuk RS adalah perut
sulit BAB sejak 4 hari sebelum masuk membuncit
RS. Pada saat
dan tegang
masukserta
RS tua
orang klien mengeluh klien BAB cair 5-7x/hari, turgor tidak elastis,ulut
mukosa m kering.
Riwayat kehamilan dan kelahiran klien antara lain pada masa prenatal ibu
klien rutin kontrol ke bidan setiap 1 bulan sekali, ibu klien mengatakan ma
sela hamil tidak menderita penyakit tertentu dan tidak mengalami tah
mun berulang; masa intranatal klien dilahirkan spontan di bidan dengan ahir
berat l lien
3800 gram langsung menangis; sedangkan pada masa post natal
k mendapatkan ASI dan mempunyai riwayat BAB 2-4 hari sekali.
wat
Riwayat kesehatan sebelumnya klien BAB 4 hari sekali, belum pernah diraang
di rumah sakit, jika sakit hanya berobat ke bidan dan Puskesmas tetapi or n
tua tidak tahu jenis obat yang dikonsumsi, klien belum pernah ai
dilakuka tindakan operasi, tidak pernah mengalami kecelakaan, tidaknya
mempuny alergi, klien belum mendapat imunisasi yang lengkap sesuai
usianya, ha imunisasi BCG ketika klien berusia 1 minggu.
Riwayat sosial klien diasuh oleh ibu, ayah dan neneknya, pembawaan secara
umum tidak rewel. Hubungan dengan anggota keluarga dan teman sebaya
belum dapat dikaji mengingat usia klien 2 bulan. Klien tinggal di rumah
milik orang tuanya dan tinggal berdekatan dengan saudara ibu klien tetapi
bukan
merupakan kawasan padat penduduk.
22 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
stoma bertujuan mencegah terjadinya infeksi pada stoma dan memantau
kondisi stoma jika terjadi perubahan sehingga dapat mengambil
keputusan yang tepat untuk tindakan selanjutnya.
3.4 Implementasi
Tindakan keperawatan dilaksanakan selama 3x24 jam yaitu pada tanggal
Juni 2012 sampai dengan 15 Juni 2013. Tindakan keperawatan untuk 13
diagn keperawatan risiko tinggi infeksi meliputi mengobservasi daerah stoosa
mengukur stoma; mengobservasi adanya komplikasi seperti prolaps, sianma;
& nekrosis; mengobservasi tanda vital terutama suhu; mengosongkan, iriosis
dan bersihkan kantong stoma secara rutin dengan alat yang tepat; gasi
melakuka penggantian kantong sesuai indikasi; mengevaluasi kecocokan n
kantong sto dan memberikan NNS selama tindakan serta ASI setelah ma
tindakan.
ang
pengetahuan orang tua tentang perawatan stoma yakni mengkaji pengetahuan
orang tua tentang perawatan stoma; mengajarkan pada orang tua tentang
perawatan stoma; melibatkan orang tua secara langsung dalam perawatan
stoma; mengajarkan orang tua memilih pakaian yang sesuai dan
mengevaluasi kemampuan orang tua melakukan perawatan stoma baik
kognitif maupun
psikomotor.
Universitas Indonesia
Tindakan selanjutnya untuk diagnosa keperawatan risiko tinggi perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh meliputi mengkaji status nutrisi,
mengauskultasi bising usus, menimbang berat badan, memotivasi ibu
klien
memberikan ASI adlib dan memonitor pemberian nutrisi
parenteral.
Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Kebersihan dan kenyamanan di lantai III Utara terjaga dengan baik sehingga
sesuai untuk dijadikan lahan praktik bagi mahasiswa dan mendukung
peningkatan kesehatan klien. Namun masalah pengunjung pasien yang belum
tertib dan perbandingan jumlah tenaga perawat dan pasien sebanyak
1:10
27 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
orang tua dan (4) risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh. Masalah keperawatan yang pertama adalah risiko kerusakan
integritas kulit. Hal ini dapat timbul akibat adanya luka pembedahan
(kolostomi) dan pengeluaran feses yang cair melalui stoma. Jika tidak
dilakukan perawatan stoma, maka akan mengakibatkan kerusakan kulit
abdomen khususnya pada daerah peristoma. Masalah yang kedua adalah
perubahan pola eliminasi fekal akibat dari pembedahan. Pola BAB klien
sebelumnya
sedangkan saat ini frekuensinya sulit dihitung BAB
karena 2-4
feses hari sekali,
berbentuk cairdan
langsung keluar melalui stoma. Masalah yang ketiga adalah ang
kur pengetahuan orang tua tentang perawatan stoma. Hal ini juga kan
menimbul kecemasan pada orang tua, karena belum mempunyai wat
pengalaman mera anak dengan stoma, terlihat dengan ketakutan dan
menyentuh kantong stoma mengganti diapers anak. Oleh karena itu tua
perawat selalu melibatkan orang dan mengajarkan perawatan stoma lah
untuk merawat anak di rumah. Masa yang terakhir adalah risiko uh.
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tub Hal ini dapat ditegakkan apa
karena selama dirawat klien dipuasakan beber hari sebelum operasi ami
dan satu hari setelah operasi, klien mengal penurunan berat badan/TB
dan lingkar lengan atas, akan tetapi Z-score BB masih berada pada SDgizi
-2, artinya klien belum berada pada keadaan kurang.
Universitas Indonesia
Usia anak sangat mempengaruhi toleransi anak terhadap nyeri. Wong, dkk
(2009) menyampaikan, bayi yang berusia kurang dari 6 bulan tampak tidak
memiliki ingatan nyata tentang pengalaman nyeri sebelumnya dan bereaksi
terhadap situasi yang memungkinkan menimbulkan stres, akan tetapi
indikator stres yang paling konsisten adalah ekspresi wajah terhadap
ketidaknyamanan, gerakan tubuh seperti menggeliat, menyentak dan
memukul-mukul. Oleh karena itu fokus intervensi untuk mengatasi
situasi ini adalah
kenyamanan pemberian
pada bayi.
Meskipun NNS memiliki efek analgesia, tetapi hal ini bertentangan den
Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 pasal 17 tentang pemberian gan
Susu Ibu (ASI) Eksklusif. Di dalam pasal 17 ayat (1) disebutkan “tenAir
kesehatan dilarang memberikan susu formula dan/atau produk bayi aga
lainn yang dapat menghambat program pemberian ASI eksklusif kecuali ya
dalam diperuntukkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15”. PP ini hal
menjelas kan
kait
langsung dengan kegiatan menyusui meliputi segala bentuk susu dan pangan
bayi lainnya, botol susu dan empeng. Berdasarkan PP ini, NNS
termasuk produk bayi yang tidak dapat diberikan, meskipun dengan
tujuan meminimalisir nyeri dan meningkatkan kenyamanan ketika anak
dipuasakan pada periode post operasi dengan stimulasi orotaktil. Oleh
karena itu
diperlukan penatalaksanaan nonfarmakologi selain
NNS.
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan nonfarmakologi lain untuk mengatasi nyeri dan
ketidaknyamanan pada anak adalah dengan memberikan sentuhan/masase
lembut dan mengajak anak untuk berbicara. Sentuhan/masase tidak hanya
memberikan kenyamanan pada fisik saja, tetapi juga memberikan efek
psikologis. Sedangkan mengajak anak berbicara pada usia 1-4 bulan dapat
dilakukan karena pada usia tersebut anak mulai perhatian dengan suara orang
tua atau suara yang dikenalnya.
Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan gambaran asuhan keperawatan yang telah disampaikan pada
bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut
a. Data pengkajian pada anak A dengan kolostomi karena Hirschprung
didapatkan data mengenai pemeriksaan fisik, riwayat kesehatannya
termasuk riwayat kelahirannya dan lingkungan. Hal ini dirasa perlu kar ena
keluarga bapak A termasuk kaum urban yang tinggal di daerah perko taan
dengan berbagai masalah yang dapat timbul salah satunya masa lah
kesehatan terkait dengan penyakit Hirschprung.
b. Masalah keperawatan yang terjadi pada An. A antara lain risiko ggi
tin kerusakan integritas kulit berhubungan dengan dan
kolostomi pembedahan, perubahan pola eliminasi fekal fek
berhubungan dengan e pembedahan, kurang pengetahuan orang gan
tua berhubungan den kurangnya informasi tentang perawatan han
stoma, dan risiko tinggi peruba nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh han
berhubungan dengan pembeda gastrointestinal.
c. Perencanaan keperawatan telah disusun berdasarkan prioritas alah
mas keperawatan yang ditemukan, kemudian dilaksanakan sesuai
rencana. kan
d. Penggunaan NNS dan pemberian ASI selama 3 hari pelaksanaan ngis
tinda keperawatan diperoleh hasil anak tampak lebih tenang, durasi
mena menjadi lebih singkat dan kooperatif selama menjalani
perawatan.
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Hendaknya mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan dengan
penatalaksanaan nyeri, tidak hanya bersifat kolaboratif namun disertai
secara nonfarmakologi yang merupakan tindakan keperawatan mandiri.
Dalam melakukan tindakan, mahasiswa memulai dengan pengetahuan yang
baik, mempraktekkan dan mengingatkan kembali kepada pada perawat
ruangan
di rumah sakit tempat
praktik.
32 Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013
33
Universitas Indonesia
Astuti, I.T. (2011). Studi komparasi pemberian ASI dan larutan gula terhadap
respon nyeri saat imunisasi pada bayi di puskesmas Ngesrep Semarang.
Tesis tidak dipublikasikan.
Browne, N.T. et al. (2008). Pocket guide to pediatric surgical nursing. Canada:
American Pediatric Surgical Nurse Association
Bobak, I.M.; Lowdermilk, D.L; Jensen, M.D; & Perry, S.E. (2005). Buku ajar
keperawatan maternitas. Edisi 4. (Wijayarini & Anugerah, alih sa).
baha Jakarta: EGC
and
th
children. 8 ed. Canada: Mosby Elsevier
Kosim, M.K., Yunanto, A., Dewi, R., Sarosa, G.I., & Usman, A. (2012).
Buku ajar neonatologi. Jakarta: IDAI
34 Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013
35
Miao, X.; Leon, T.Y.; Ngan, E.S.; So, M.; Yuan, Z.; Lui, V.C.; et al. (2009).
Reduces RET expression in gut tissue of individuals carrying risk
alleles of Hirschprung’s disease. Human Molecular Genetics, 2010,
Vol.19, No. 8 p.1461. Oxford University Press.
Pillitteri, A. (2011). Maternal & child health nursing: Care of the childbearing &
th
childrearing family. 6 ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins
Wong, D.L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., Winkelsein M.L., & rtz,
Schwa P. (2009). Buku ajar keperawatan pediatrik Wong. Edisi 6. e 2.
Volum (Hartono, A., Kurnianingsih, S., & Setiawan alih bahasa).
Jakarta: EGC
ang
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012
tent
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
2013
Universitas Indonesia
Lampiran 1
1. Pengkajian
1.1 Identitas klien:
Nama : An. A
TTL : Tangerang, 05/03/2013
Usia : 2 bulan
Orang tua : Bp. A / Ibu N.
Alamat : Jl. AL Sinta RT 5/4 Tangerang
Pendidikan ayah/ibu : SLTA/SD
Tgl masuk RS : 01 Juni 2013
Tgl dirawat di lt 3 utara : tgl 12 Juni 2013 (pindahan dari HCU)
30 35
th th
15 2
th bl
Keluarga mengatakan tidak ada penderita jantung, hipertensi dan Diabetes itus
Mel di keluarga Bp. A maupun Ibu N.
ANALISA DATA
DO:
- Klien post op kolostomi H+2 Perubahan pola eliminasi
- Klien BAB melalui stoma fekal
- Konsistensi feses cair, warna
kecoklatan bercampur darah, bau khas
- Bising usus 6x/menit
DS:
Orang tua mengatakan BAB anaknya cair warna coklat
DO :
- Orang tua tampak takut melihat stoma Kurang pengetahuan g
oran
- Orang tua tampak takut ketika mengganti tua b.d kurang informasi
pampers tentang perawatan stoma
DS :
- Orang tua klien mengatakan takut untuk
memegang & membersihkan kantong
kolostomi
- Orang tua mengatakan belum bisa
mengganti kantong kolostomi
DO :
- BB awal 5,4 kg, BB saat ini 4,5 kg Risti perubahan nutrisi
- PB 55 cm kurang dari kebutuhan
- Z-Score: -2SD tubuh
DS: - lila awal 13 cm, saat ini 10 cm
- - Keluarga mengatakan ingin tahu BB anaknya
setelah dioperasi
(Lanjutan)
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul antara lain:
a. Risti kerusakan integritas kulit
b. Perubahan pola eliminasi fekal b.d efek pembedahan
c. Kurang pengetahuan tentang perawatan stoma b.d kurangnya
informasi d. Risti gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
Lampiran 3
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
TUJUAN/HYD INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
Risti kerusakan Klien dapat mempertahankan 1. Observasi daerah stoma keadaan stoma
integritas kulit integritaMemantau s kulit setelah
dilakukan tindakan 2. Ukur stoma secara periodik perubahan ukuran stoma
keperawMengetahui atan selama 3x24 jam
dengan kriteria kulit peristoma 3. Observasi adanya komplikasi seperti prolaps, n tindakan selanjutnya dengan
utuh, tidMenentuka
sianosis dan nekrosis
iritasi seak terdapat tanda-tanda
cepat perti kemerahan kerusakan integritas kulit
4. Kosongkan, irigasi dan bersihkan kantong ostomi Mencegah
secara rutin dengan alat yang tepat
epat mengurangi trauma pada anak
Tindakan t
5. Lakukan penggantian kantong sesuai indikasi
terjadinya iritasi karena alergi
Mencegah
6. Evaluasi kecocokan kantong ostomi terhadap kulit han kantong stoma
terhadap ba
peristoma
kenyamanan yang tepat dapa
Tindakan lisir nyeri dan mengurangi trauma
7. Berikan tindakan yang meningkatkan kenyamanan
klien selama dilakukan tindakan keperawatan
meminima
pada klien
DIAGNOSA
TUJUAN/HYD INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
Perubahan pola Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor pengeluaran feses meliputi frekuensi, n tindakan yang tepat jika ada
eliminasi fekal keperawMenentuka atan selama 3x24 jam konsistensi, bentuk, volume dan warna n feses berlebihan atau tidak
eliminaspengeluara luaran feses melalui stoma
kondisi i fekal sesuai dengan adanya penge
post op kolostomi kembalinya fungsi usus
2. Auskultasi bising usus Mengetahui
beri asuhan, tim lain mengetahui
3. Laporkan hasil auskultasi bising usus Selain pem n
kondisi klie
n tindakan selanjutnya
4. Evaluasi adanya inkontinensia fekal maupun
Menentuka konstipasi
DIAGNOSA
TUJUAN/HYD INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pengetahuan orang tua tentang perawatan Menentuka n pendidikan kesehatan yang perlu
orang tua tentang keperawatan selama 3x24 jam stoma diberikan ke pada orang tua
perawatan stoma pengetahuan keluarga tentang
perawatan stoma meningkat: 2. Ajarkan pada orang tua tentang perawatan Orang tua mampu melakukan perawatan
keluarga mampu menyebutkan stoma stoma
dan mendemonstrasikan
kembali cara perawatan stoma 3. Libatkan orang tua secara langsung dalam n orang tua merawat stoma
Membiasaka
perawatan stoma yang sesuai meningkatkan
Pakaian n
4. Ajarkan orang tua memilih pakaian yang sesuai kenyamana
DIAGNOSA
TUJUAN/HYD INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
Risti gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji status nutrisi statur nutrisi klien: kurang, baik
pemenuhan kebutuhan keperawMengetahui atan selama 3x24 jam
nutrisi kurang dari klien daatau lebih
kebutuhan nutrisi ypat mempertahankan fungsi saluran pencernaan
kriteria ang adekuat dengan 2. Auskultasi bising usus Mengetahui
tanda-tahasil tidak terdapat n BB mengindikasikan perbaikan
nda malnutrisi 3. Timbang BB setiap 3 hari sekali Peningkata um klien
keadaan um
Dwi Cahyaningsih
i Cahyaningsih
Dw
Dw
Dw
Dw i Cahyaningsih
14 Juni 2013 Kurang pengetahuan orang - Mengenalkan orang tua dengan memegang S:
Dinas sore tua tentang perawatan stoma dari luar kantong stoma - Orang tua mengat akan tidak takut lagi setelah
Jam 14.00 s.d stoma - Mengajarkan cara membersihkan kantong dikenalkan pada toma
21.00 WIB s stoma - Orang tua akan akan memilih pakaian untuk
mengat ahan menyerap keringat
- Melibatkan orang tua secara langsung dalam anaknya yang
berb perawatan stoma O: mau berpartisipasi pada saat
- Mengajarkan orang tua memilih pakaian - Orang tua tampak ong stoma
yang sesuai membersihkan kantakan masih belum berani
- Orang tua mengat diri, harus ditemani perawat
membersihkan sen
A: an teratasi sebagian
Masalah kurang pengetahu
P:
Lanjutkan intervensi no.2-5
hyaningsih
Dwi Ca
Dwi Ca hyaningsih
Dwi Ca hyaningsih