Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL SKRIPSI JURUSAN TARBIYAH

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang masalah

Pada era globalisasi ini, kemajuan Iptek (Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi) disamping dapat membawa dampak yang positif bagi kemajuan

bangsa, juga menimbulkan dampak negatif yang meresahkan masyarakat,

khususnya mengenai degradasi moral remaja. Hal ini karena – pemuda adalah

harapan bagi kehidupan masa depan, dan penerus cita- cita orang tua, bangsa dan

agama.

Sebagai lingkungan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga,

sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang dipercayai oleh masyarakat

untuk membantu membina akhlak dan menanamkan ketakwaan peserta didik

melalui pendidikan agama yang diajarkan, yakni adanya pendidikan Aqidah

Akhlak. Hal ini karena pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan

dan asuhan terhadap anak didik supaya kelak dapat memahami, menghayati, dan

mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikan sebagai way of life.

Untuk merealisasikan tujuan tersebut, guru sebagai pelaku pembelajaran

dan petugas pemegang amanat orang tua dan masyarakat, harus tanggap pada

kebutuhan dan keinginan orang tua dan masyarakat tersebut, lebih-lebih sebagai
guru agama yang punya tugas lebih berat dibanding guru bidang studi umum.

Guru harus bisa menjadi guru yang ideal, dalam arti ia harus berkompenten

terhadap profesinya supaya harapan masyarakat dapat diwujudkan. Ini berarti

mutu pendidikan di sekolah banyak bergantung pada peranan dan proses guru

dalam kegiatan mengajarnya. Bila guru mampu memanajemen segala sesuatuyang

akan dilakukan dikelas tentunya hambatan-hambatan yang datangnya dari siswa

akan mampu diatasi.

Bukan saatnya lagi bila Pendidikan Agama Islam yang tadinya memiliki

visi dan misi strategis untuk membenteng akhlakul karimah siswa, hanya akan

memperkaya siswa dalam berbagai khazanah pengetahuan kognitif saja, akan

tetapi nilai-nilai agama harus juga mampu diamalkan dalam kehidupan sehari-

harinya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulum

Al-Din.

  ‫األرض‬ ‫على‬ ‫واشرفموجود‬ ‫ونفوسهم‬ ‫البشر‬ ‫قلوب‬ ‫فى‬ ‫متصرف‬ ‫والمعلم‬

‫مشتغل‬ ‫والمعلم‬ ‫قلبه‬ ‫اإلنسان‬ ‫جواهر‬ ‫من‬ ‫جزء‬ ‫وأشرف‬ ‫اإلنس‬ ‫جنس‬

1 .‫وجل‬ ‫عز‬ ‫هللا‬ ‫من‬ ‫القرب‬ ‫إلى‬ ‫وسياقته‬ ‫وتطهيره‬ ‫وتجليته‬ ‫بمكميله‬

“Seorang guru adalah berurusan langsung dengan hati dan jiwa manusia dan

wujud yang paling mulia di muka bumi ini adalah jenis manusia bagian paling

mulia dari bagian? (jauhrt) tubuh manusia adalah hatinya. Sedangkan guru

adalah bekerja menyempurnakan, menghiasi, menyucikan dan membawakan hal

itu mendekatkan kepada Allah Azza wajalla.”[1]


Guru adalah sosok manusia yang harus memiliki kualifikasi berbagai

kemampuan yang akhirnya akan tercantum dalam karakter pribadi ing ngarso

sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.[2] Karena dalam

tugasnya seorang guru memiliki dua peranan ganda yaitu sebagai pendidik

sekaligus sebagai pengajar.[3]Sesuai dengan harapan membangun karakter dan

moralitas anak bangsa, seorang guru agama harus bisa menjadi guru agama yang

betulbetul profesional, yaitu pendidik yang memiliki sesuatu kemampuan dan

keahlian khusus dalam bidang kependidikan keagamaan sehingga ia mampu untuk

melakukan tugas, pesan, dan fungsinya sebagai pendidik dengan kemampuan

maksimal.[4] Namun tetap diingat bahwa keberagamaan seseorang siswa tidak

lepas dari pendidikan yang diberikan oleh orang tua. Jadi oarng tua harus

senantiasa memantau tingkah laku anaknya apakah sudah sesuai dengan batas

norma agama ataukah malah sebaliknya.

Terhadap mutu pendidikan agama di sekolah, guru tidak hanya bisa

mengandalkan kemampuan intelektualnya saja, akan tetapi ketrampilan

menguasai keadaan di sekitar juga harus dimiliki. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh Eugenia Sacopolos and Marjorie Gibson bahwa “Teaching is highly

professional role base not only or science but also on art”[5]. Yang artinya

mengajar tidak hanya berpegang pada ilmu pengetahuan tetapi juga ketrampilan.

Jadi kuantitas dan kualitas mengajarnya akan melahirkan hasil yang baik bilamana

guru mampu membuat prosedur pengajaran secara sistematis, seperti

pengorganisasian kelas, penggunaan metode, starategi belajar mengajar maupun

sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar.


Disamping itu guru harus memiliki sifat terbuka, artinya ia mau menerima

kritik dan saran dari orang lain, baik itu dari siswa maupun dari kepala sekolah

atau guru-guru yang lain. Ini bertujuan untuk mencapai kesempurnaan cara

mengajar yang belum sempurna menjadi lebih sempurna. Dengan sifat tersebut,

sebagai orang yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang dapat

memudahkan dalam melaksanakan peranannya membimbing muridnya, ia

sanggup menilai diri sendiri tanpa berlebih-lebihan, sanggup berkomunikasi dan

bekerja sama dengan orang lain.

MAN 1 adalah salah satu lembaga pendidikan formal setingkat sekolah

menengah umum yang masih mengajarkan pendidikan agama secara terpisah-

pisah. Ini dimaksudkan untuk menambah wawasan keagamaan para siswanya

secara mendetail, sehingga mereka akan menjadi manusia yang agamis yang

memiliki akhlakul karimah serta menjadikan agama sebagai pedoman dalam

kehidupan yang riil.

MAN 1 terletak di Dusun Citangkolo Kecamatan Langensari 1 lembaga

yang didirikan oleh yayasan yang notabenenya bercirikan sekolah Islam. Dilihat

dari letak geografisnya, MAN 1 terletak dilokasi yang sangat strategis, gedungnya

berada di tengah-tengah perumahan, dekat jalan raya, Madrasah Ibtidayiah,

Madrasah Diniyah, pasar dan juga dikelilingi dengan Pondok Pesantren.

Secara umum lingkungan yang berada disekitar MAN 1 dapat memberikan

konstribusi yang positif bagi perkembangan siswa, khususnya masalah pendidikan

agamanya. Akan tetapi ternyata juga memberikan dampak yang negatif bagi guru,

yaitu dekatnya dengan perkampungan dan pasar menjadikan proses belajar


mengajar tidak bisa dilaksanakan secara efektif dan efisien. Namun disisi lain

proses belajar mengajar juga tergantung dari kepandaian guru dalam mengatasi

hal tersebut, bagaimana dengan strategi yang dipakai dan metode-metode yang

digunakan serta upaya guru untuk menumpahkan minat belajar siswa dengan tidak

menghiraukan kondisi yang merugikan itu.

Tolak ukur keberhasilan belajar siswa dapat dipengaruhi oleh proses

belajar mengajar yang dilaksanakan. Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti

proses pembelajaran yang berlangsung di MAN 1  khususnya bidang studi agama,

sehingga diperoleh kinerja yang baik sebagai perbandingan atas teori-teori yang

telah ada untuk dicari kesinambungannya.

B.     Penegasan Istilah

Untuk memperjelas dan mempertegas istilah serta menghindari kesalah

pahaman terhadap judul skripsi ini, maka penulis mempertegas istilah-istilah yang

dianggap perlu.

1. Studi

Menurut WJS. Purwodarminto Studi berarti pelajaran penyelidikan, waktu

dan pikiran untuk memperoleh ilmu pengetahuan.[6] Sedangkan dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Studi adalah penelitian ilmiah, kajian, telah mengenai

suatu hal.[7] Jadi, Studi berarti penyelidikan atau penelitian ilmiah dan kajian

mengenai suatu hal keadaan atau peristiwa untuk memperoleh suatu ilmu

pengetahuan melalui sebuah kajian.

2. Kinerja guru
Secara harfiah Kinerja adalah prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan

kerja.[8] Sedangkan menurut Anwar Prabu Mangku Negara kinerja adalah hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.[9]

Guru adalah orang yang pekerjaannya (profesinya) mengajar.[10] Atau guru

menurut Syaiful Bahri Djamarah adalah Semua orang yang berwewenang dan

bertanggung jawab dalam membimbing dan membina anak didik, baik secara

individual maupun klasikal di sekolah maupun di luar sekolah.[11]

3. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Mata pelajaran adalah pengetahuan dan pengalaman masa lalu yang disusun

secara sistematis, logis, melalui prosedur dan metode keilmuan.[12]

Kata Aqidah merupakan mashdar dari kata kerja ‘aqada yang berarti ikatan.

Dalam Islam aqidah dimaknakan sebagai keyakinankeyakinan dasar Islam yang

harus diyakini oleh setiap muslim.[13]

Sedangkan akhlak menurut al-Ghazali adalah :

‫غير‬ ‫من‬ ‫وتيسير‬ ‫بسهولة‬ ‫افعال‬ ‫عنها‬ ‫تصدر‬ ‫القلب‬ ‫فى‬ ‫راسخة‬ ‫صفة‬

]14[.‫فكرورؤية‬ ‫الى‬ ‫جة‬ ‫حا‬

14

“ Sifat yang meresap dalam hati yang dapat mengeluarkan perbuaian

dengan mudah dan gampang, tanpa membutuhkan untuk dipikir dan

direkayasa.”
Jadi secara keseluruhan yang dimaksud dalam pembahasan  skripsi ini adalah

kinerja guru mata pelajaran agama, yaitu prestasi atau hasil kerja nyata yang telah

dicapai oleh seorang guru mata pelajaran aqidah akhlak dalam proses belajar

mengajar di kelas sesuai tugas dan tanggung jawabnya untuk mengembangkan

ranah cipta, rasa dan karsa siswa sebagai impelementasi konsep guru ideal.

4. MA Nahdlatusy Syubban

Adalah sekolah setingkat dengan Sekolah Menengah Umum yang terletak di

Desa Sayung Kabupaten Demak.

C.     Rumusan Masalah

Berdasarkan judul penelitian dan latar belakang yang telah ada, maka

permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah:

Bagaimanakah dengan kinerja guru mata pelajaran Aqidah Akhlak di MAN 1

kec.Sayung kab.Demak ?

D.    Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

-          Untuk mengetahui kinerja guru mata pelajaran Aqidah Akhlak di MAN 1 Kec.

Sayung Kab. Demak.

E.     Kajian pustaka

Dalam penulis mengadakan pelacakan literature yang membahas tentang

pelaksanaan pendidikan agama di sekolah, ternyata cukup banyak, namun yang

memfokuskan pada kinerja guru masih sedikit. Diantaranya: Karya Drs.H.Moh


Kasiram dalam penelitinnya tentang “Pelaksanaan Pendidikan Agama Pada

Sekolah-Sekolah Di Kodia Malang”. Penelitian ini membahas tentang kriteria

guru agama yang baik dalam proses pembelajaran, secara professional guru harus

dapat merencanakan sampai pada pelaksanaan secara konsisten untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, dengan berbagai pendekatan dana cara supaya siswa

dapat mengintegrasikan ajaran-ajaran agama dengan problem sosial yang

dihadapi.[15] Berbeda dengan penelitian ini, penelitian tentang kinerja guru ini

terfokus pada kompetensi pengelolaan pembelajaran yang meliputi: Pembuatan

rencana pembelajaran konsekuensinya pada pelaksanaan proses belajar mengajar

di kelas.

Penelitian Rahmawati (3198123) tentang “Studi Korelasi Antara

Kompetensi Guru Dan Ketrampilan Mengajar Di MTSN Planjar kec.Kesugihan

kab.Cilacap”. Penelitian ini membahas tentang kompetensi dan ketrampilan guru

dalam proses belajar mengajar sehingga akan menghasilkan sebuah pembelajaran

yang berkualitas.

Penelitian ini akan membantu pada pokok permasalahan yang dihadapi

pada penelitian ini,namun penelitian ini lebih mengarah pada profesionalisasi guru

itu sendiri.

Penelitian Aris Setiawan (3199004) tentang “Pembelajaran Akidah Akhlak

Pada Usia Anak”. Penelitian ini membahas tentang peranan guru dalam

menjalankan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik yang profesional, sehingga

dicapai sebuah pembelajaran yang efektif dan efisien. Yaitu dengan mengatur

kegiatan belajar sebelum proses pembelajaran sampai dengan penjelasannya.


Selain itu dalam rangka menyempurnakan penelitian ini, perlu juga buku-

buku yang dapat dijadikan referensi dalam rangka mendukung terhadap

permasalahan yang ada, diantaranya: Prof. Dr. Sudarwan Danim dalam bukunya

“Inovasi Pendidikan” menjelaskan bahwa jika pendidikan merupakan salah satu

instrument utama pengembangan sumber daya manusia tenaga kependidikan atau

guru bertanggung jawab terhadap kinerja atau profesi yang dilakukan, kinerja

tersebut harus dimuati unsur-unsur kiat atau seni yang menjadi ciri tampilan

profesional.[16] Dimana keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari tingkat

pendidikan minimal dan penguasaan guru terhadap materi serta strategi mengajar

yang dipakai.

Prof. Dr. Oemar Hamalik dalam bukunya “Pendidikan Guru Berdasarkan

Pendekatan Kompetensi” menjelaskan bahwa proses belajar dan hasil belajar pada

siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulum, tetapi

banyak ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing karena

guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang

efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelas, sehingga belajar

pada tingkat yang optimal.[17]

Dr. Mukhtar, M.Pd dalam bukunya “Desain Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam”, menjelaskan bahwa proses pembelajaran agama di sekolah yang

efektif harus dilakukan melalui profesionalisme pendidik, karena guru agama

memiliki 4 tugas pokok yaitu bidang profesi kependidikan Islam, kemanusiaan,

menegakkan etika moral dan tugas dalam bidang kemasyarakatan atau sosial.[18]
Penelitian ini adalah penelitian yang belum pernah dilakukan, aka untuk

membuktikan bahwa antara bukti nyata di lapangan tentang inerja guru mata

pelajaran agama dengan teori-teori yang sudah emiliki keterpaduan ataukah

sebaliknya. Penulis dibantu dengan bukubuku ang sudah ada mencoba akan

mencari bahwa antara teori-teori tentang guru-guru yang berkompeten dapat

menghasilkan prestasi yang lebih baik pada siswa. Dari hasil temuan ini nantinya

akan dijadikan teori dan sebagai hasil perbandingan dalam mengupas

permasalahan peneliti, sehingga diharapkan akan muncul penemuan baru.

F.      Metodologi Penelitian

1.      Metode Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan pada MAN 1 menggunakan kualitatif

yakni prosedur yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati dan diarahkan pada latar

alamiah dan individu tersebut secara menyeluruh.[19]

Penelitian ini menggunakan pendekatan Fenomenologi, yaitu pendekatan

yang berusaha memahami arti peristiwa dan kaitankaitannya terhadap orang biasa

dalam situasi tertentu.[20]Yang ditekankan dalam pendekatan Fenomenologi

adalah subyektif dari prilaku orang, mereka berusah untuk masuk kedalam dunia

konseptual para subyek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka

mengetahui mengapa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh

mereka disekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.


2.      Fokus dan Ruang Lingkup

Penentuan fokus penelitian yaitu dengan memilih fokus atau pokok

permasalahan yang dipilih untuk diteliti dan bagaimana memfokuskannya.

Masalah mula-mula sangat umum, kemudian spesifik.[21]

Sedangkan membuat ruang lingkup berarti penelitian telah membuat

batasan sehingga masalah yang harus diamati tidak terlalu luas.[22] Hal ini adalah

penting supaya peneliti tidak terjerumus kedalam sekian banyak dan kompleknya

data yang akan diteliti.

Adapun fokus dalam penelitian ini adalah pada kinerja guru mata

pelajaran agama tentang kompetensi pengelolaan pembelajaran, sedangkan ruang

lingkup dari penelitian ini adalah meliputi : menyusun rencana pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran, menilai prestasi belajar dan tindak lanjut hasil

penilaian.

3.      Sumber Data

Sumber data dalam penelitian merupakan subjek dari mana data dapat di

peroleh.[23] Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah :

-                 Para guru Bidang studi agama

-                 Kurikulum

-                 Siswa

4.      Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data secara akurat, tentunya data harus diperoleh

secara langsung tanpa perantara, maka metode yang digunakan dalam

pengumpulan data adalah sebagai berikut :


a.       Wawancara

Wawancara adalah sebuah percakapan antara 2 orang atau lebih, yang

pertanyaannya diajukan oleh peneliti Kepada subjek atau sekelompok subjek

penelitian untuk dijawab.[24]Metode ini digunakan untuk memperoleh data

tentang kegiatan atau periapan guru sebelum pelaksanaan pengajaran bidang studi

agama dikelas dan data lain yang berhubungan dengan pelaksanaan proses belajar

mengajar.

b.      Observasi

Observasi adalah metode pengamatan dan pencatatan dengan sistematis

fenomena-fenomena yang diselidiki.[25]Metode ini digunakan untuk memperoleh

pengalaman dari pengamatan secara langsung proses belajar mengajar guru

bidang studi agama di kelas dan tentang kondisi fisik dan situasi lingkungan

sekolah, baik fisik maupun non fisik.

5.      Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk meringkas data, tetapi tetap sesuai dengan

konteksnya dan memilih data yang relevan, melakukan pengkodean, melakukan

pencatatan yang obyektif, membuat catatan yang reflektif, pembuatan memo yaitu

catatan teoritis, ide dan konseptualisasi data yang muncul dilapangan yang

terakhir adalah ungkapan sementara.

Berdasarkan pada tujuan penelitian yang akan dicapai, maka dalam

menganalisis data, peneliti menggunakan analisis diskriptif, dimana setelah

memperoleh data dari berbagai sumber yaitu wawancara, observasi dan


dokumentasi, kemudian data tersebut dikumpulkan lalu disusun, dijelaskan dan

selanjutnya di analisis.

Analisis data ini menggunakan standart triangulasi data, yaitu teknik

pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk

keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data itu.[26]

Maka dalam hal ini penulis menggunakan analisa data kualitatif, dimana

data dianalisa dengan metode diskriptif analisa non ststistik yang meliputi cara

berfikir induktif atau metode yang bertumpu pada fakta peristiwa yang dikata

lebih khusus yang selanjutnya dijadikan konklusi yang bersifat umum.

[27] Analisis diskriptif ini peneliti gunakan untuk menganalisis tentang kinerja

guru mata pelajaran agama.

6.      Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan dalam rangka menguraikan pembahasan masalah

diatas, maka peneliti berusaha menyusun kerangka penelitian secara sistematis

agar pembahasan lebih terarah dan mudah dipahami serta yang tak kalah penting

adalah uraianuraian yang disajikan nantinya mampu menjawab permasalahan

yang telah disebutkan, dalam penulisan skripsi ini akan dibagi menjadi lima Bab,

yaitu :

Bab I Pendahuluan berisi :

Mengkaji Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Penegasan

Istilah, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi.

Bab II Landasan Teori : Pada bab ini akan dibahas :


tentang beberapa hal yang berkaitan dengan kinerja guru mata pelajaran Aqidah

Akhlak yaitu guru pendidikan agama Islam yang meliputi : Pengertian, Guru,

Dasar dan syarat-syarat profesionalisme guru agama. Pembelajran Aqidah Akhlak

yang meliputi dasar, materi Aqidah Akhlak dan metode pembelajaran Aqidah

Akhlak. Selanjutnya akan dibahas Kompetensi, pengelolaan pembelajaran yang

meliputi: rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi dan tindak

lanjut.

Bab III, membahas tentang kinerja guru mata pelajaran Aqidah Akhlak : Pada bab

ini berisi tentang :

Profil guru mata pelajaran Aqidah Akhlak, siswa, dan kompetensi pengelolaan

pembelajaran yang meliputi: rencana pembelajaran (tujuan, materi, metode,

media, sumber belajar, dan evaluasi), pelaksanaan pembelajaran (membuka

pelajaran, mengatur kegiatan siswa di kelas, memberi motivasi kepada siswa,

melakukan interaksi edukatif, memberi pertanyaan dan umpan balik, dan

kesimpulan), evaluasi dan tindak lanjut.

Bab IV, Analisis Data Pembahasan kali ini tentang :

Analisis kinerja guru mata pelajaran Aqidah Akhlak di MAN 1 dalam rangka

membina siswa yang menjadi manusia yang memiliki moral dan etika sesuai

dengan tuntutan agama kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Bab V, Penutup : Pada bab ini berisi tentang :

Kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.


DAFTAR PUSTAKA

Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung : Pustaka Setia,2002),

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001)

Lexy. J.M. Moleong, Op.cit, hlm. 178

Al Imam Abi Hamid, Muhammad bin Muhammad al Ghazali, Ihya Ulum al Din, Jilid I,

(Beirut Libanon, Darul Fikr), hlm. 14

Suyanto, et.al, Pendidikan Indonesia Memasuki Milenium III, (Yogyakarta: Adi Cita Karya

Nusa, 2000), hlm. 29.

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya,2003 ), hlm.6

Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:CV. Misaka Galiza,2003),

hlm.85

Eugenia Sacopolos and Marjorie Gibson, Teaching Unit For Turned Off Teens:Classroom

Activities For Secondary School Student, (New York: 1976), hlm.16

WJS.Purwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:PN Balai Pustaka,1985),

hlm.965

Tim Penyusun Kamus Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa,Kamus Besar Bahasa

Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,1997),hlm.954


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai

pustaka, 2001 ), edisi. III, hlm. 570

Anwar Prabu Mangku Negara, Manajeman Sumber daya Manusia Perusahaan, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2000). hlm. 54

Departemen pendidikan dan Kebudayaan, Op.cit.,  hlm. 289

Hadari Nawawi, Organisasi Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan, ( Jakarta: Gunung Agung,

1985 ), hlm. 123

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Belajar mengajar, (bandung: Sinar baru Algesindo, 1995), hlm.

Syahrin Harahap, Hasan Bakti Nasution, Ensiklopedi Aqidah Islam, (Jakarta : Kencana,

2003), hlm. 58

Al-Imam Abi Hamid, Muhammad bin Muhammad al Ghazali, Ihya ulum al Din, jilid III,

(Semarang, Thoha Putra, tth.), hlm. 52

Proyek Pengembangan Penelitian Pada Perguruan Tinggi,Himpunan Abstraksi Laporan

Hasil Penelitian IAIN dan STAIN, (Jakarta: 1998), hlm. 80

Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Profesionalisme Tenaga

Kependidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), hlm. 25

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2002), hlm. 36.

Mukhtar, Op.cit. hlm. 86

Lexy. J.M. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung : Remaja Rosda

Karya,1989),hlm.3

Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung : Pustaka Setia,2002),hlm.52


Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), hlm. 136

Imron Arifin, Penelitian Kualitatif Ilmu Sosial Dan Keagamaan, (Malang : Kalimasada

Press,1994),hlm.37

Khalid Narbuko,et.al.,Metode Penelitian, (Jakarta : Bumi Aksara,2001),hlm.139

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rieneka

Cipta,1998),Cetakan XI, hlm.243

[1] Al Imam Abi Hamid, Muhammad bin Muhammad al Ghazali,Ihya

Ulum al Din, Jilid I, (Beirut Libanon, Darul Fikr), hlm. 14

[2] Suyanto, et.al, Pendidikan Indonesia Memasuki Milenium III,

(Yogyakarta: Adi Cita Karya Nusa, 2000), hlm. 29.

[3] Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses

Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2003 ), hlm.6

[4] Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

(Jakarta:CV. Misaka Galiza,2003), hlm.85

[5] Eugenia Sacopolos and Marjorie Gibson, Teaching Unit For

Turned Off Teens:Classroom Activities For Secondary School Student, (New

York: 1976), hlm.16

[6] WJS.Purwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia,

(Jakarta:PN Balai Pustaka,1985), hlm.965

[7] Tim Penyusun Kamus Pembinaan Dan Pengembangan

Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,1997),hlm.954


[8] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, ( Jakarta: Balai pustaka, 2001 ), edisi. III, hlm. 570

[9] Anwar Prabu Mangku Negara, Manajeman Sumber daya Manusia

Perusahaan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000). hlm. 54

[10] Departemen pendidikan dan Kebudayaan, Op.cit.,  hlm. 289

[11] Hadari Nawawi, Organisasi Kelas Sebagai Lembaga

Pendidikan, ( Jakarta: Gunung Agung, 1985 ), hlm. 123

[12] Nana Sudjana, Dasar-Dasar Belajar mengajar, (bandung: Sinar

baru Algesindo, 1995), hlm. 5

[13] Syahrin Harahap, Hasan Bakti Nasution, Ensiklopedi Aqidah

Islam, (Jakarta : Kencana, 2003), hlm. 58

[14] Al-Imam Abi Hamid, Muhammad bin Muhammad al

Ghazali, Ihya ulum al Din, jilid

III, (Semarang, Thoha Putra, tth.), hlm. 52

[15] Proyek Pengembangan Penelitian Pada Perguruan

Tinggi,Himpunan Abstraksi Laporan Hasil Penelitian IAIN dan STAIN,  (Jakarta:

1998), hlm. 80

[16] Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya

Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), hlm.

25

[17] Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan

Kompetensi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 36.

[18] Mukhtar, Op.cit. hlm. 86
[19] Lexy. J.M. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung :

Remaja Rosda Karya,1989),hlm.3

[20] Ibid,hlm.9

[21] Imron Arifin, Penelitian Kualitatif Ilmu Sosial Dan Keagamaan,

(Malang : Kalimasada Press,1994),hlm.37

[22] Khalid Narbuko,et.al.,Metode Penelitian, (Jakarta : Bumi

Aksara,2001),hlm.139

[23] Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek, (Jakarta : Rieneka Cipta,1998),Cetakan XI, hlm.243

[24] Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung : Pustaka

Setia,2002),hlm.52

[25] Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset,

2001), hlm. 136

[26] Lexy. J.M. Moleong, Op.cit, hlm. 178

[27] Ibid, Hlm. 05

Anda mungkin juga menyukai