Anda di halaman 1dari 14
A. IDENTITAS BUKU Judul Buku — + Bidadari-Bidadari Surga Penulis : Tere Liye Penerbit : Republika Desain Cover : Eja-creativel4 Percetakan — : Tamaprint Indonesia Cetakan 1, Juni 2008 Cetakan 13, Februari 2013 ISBN : 978-979-1102-26-1 Tebal Buku —_: 368 halaman 20.5 x 13.5 cm B. KEPENGARANGAN, Novel ini ditulis oleh Tere Liye, Tere Liye lahir di Bandung pada tanggal 21 mei 1979, ia berasal dari Sumatera Selatan dan merupakan anak ke enam dari tujuh bersaudara, nama aslinya adalah Darwis, Tere Liye merupakan nama populernya yang diambil dari bahasa India yang artinya untukmu, Ia merupakan mahasiswa lulusan fakultas ekonomi Universitas Indonesia, Lelaki yang juga dosen ini telah menulis banyak novel. Hingga saat ini Tere Liye telah melahirkan 14 karyayang best seller dan diantara semua karyanya ada beberapa novel yang difilmkan seperti Bidadari-bidadari Surga, Hafalan Shalat Delisa(2005), Moga Bunda disayang Alloh(2005) yang tak jarang menjadi best-seller di Indonesia, Email Penulis: darwisdarwis@yahoo,com Page facebook : Darwis Tere Liye Website —_ : tbodelisa. blogspot .com . SINOPSIS Pada Novel Bidadari-Bidadari Surga ini Tere Liye mentransformasikan dirinya sebagai pencerita, sebagai saksi hidup dari sebuah kisah keluarga di Lembah Lahambay. Isinya menceritakan tentang perjuangan seorang Gadis bernama Laisa yang merupakan Kakak tertua dalam keluarganya. Ia memiliki 4 orang adik, yang pertama bernama Dalimunthe, kedua Ikanuri, ketiga Wibisna dan yang terakhir Yashinta. Laisa bukanlah kakak kandung ataupun anak kandung dari mamak Lainuri, Laisa merupakan anak tiri dari Mamak Lainuri. Laisa rela berkorban memutuskan untuk tidak bersekolah karena Ayah Tirinyameninggal dunia oleh ulah harimau dihutan, ia harus menjadi tulang punggung keluarga, Laisa dan keluarganya tinggal dilembah Lahambay . Satu sisi Laisa yang akrab disapa kak Lais ini digambarkan sebagai kakak yang galak dan tegas, mengejar-ngejar adiknya yang bolos sekolah dengan rotan dan ranting kayu. Di sisi lain, kontradiktif dengan fisiknya yang digambarkan burukrupa. Tidak seperti keempat saudaranya yang cantik dan fampan, ramun ia memiliki hati yang amat mulia rela berkorban demi menyekolahkan ke empat adiknya, Laisa merupakan seorang petani jagung namun pada suatu hari ia mendengar percakapan mahasiswa kedokteran yang sedang KKN seusai mengobati Yashinta yang sakit, batwa desanya ini sangat bogus suhu dan iklimya untuk menanam stroberi, akhirnya Laisa mengajak mamak Lainuri dan ke empat adiknya untuk melakukan terobosan menanam buah stroberi dikampungnya, akhirnya semua perjuangannya berbuah hasil,, Laisa berhasil menjadi pengusaha stroberi yang sukses hingga bisa menjadikan adik-adiknya lulus kulih menjadi orang-orang yang hebat bahkan Dalimunthe berhasil menjadi profesor. Karena pengorbanan dan ketulusan Laisa ini yang akhirnya menghantarkan kesuksesan bagi keempat orang adik tirinya itu. Hingga Dalimunte adik pertamanya berhasi! menjadi profesor di bidang fisika yang terkenal di seluruh dunia, dengan penelitian terbarunya tentang “Badoi Elektromagnetik Antar Galaksi” yang akan menghantam planet ini sebelum kiamat. Tkanuri dan Wibisana meskipun beda jarak usianya satu tahun tetapi sering dianggap kembar, berhasil mendirikan bengkel mobil modifikasi dan ‘akan membangun pabrik spare-part mobil sport, dan Yashinta si bungsu yang mendapat beasiswa S2 ke Belanda dan menjadi peneliti untuk konservasi ekologi, meneliti tentang burung Peregrin atau Alap-alap Kawah dan sejenisrya, serta menjadi kontributor foto untuk majalah National Geographic. Selain pengorbanan untuk ke-empat adiknya, kak Lais juga berjasa memajukan kampung Lembah Lahambay dengan perkebunan strawberry seluas puluhan hektar itu, hingga hampir separuh tanah desanya ditanami oleh strawbery miliknya. Selain itu dia juga membangun jalan di desanya, kerudian membangun sekolah untuk sekolah anak-anak di desanya Seiring berjalannya waktu adik-adik Laisa bertumbuh dewasa dan menemukan jodohya masing-masing, hal ini berbanding terbailk dengan Laisa yang hingga saat ini sulit mendapatkan jodoh, nanun merekan segan untuk melangkahi kak Lais untuk menikah Namun kak Lais menasihati mereka untuk menikah saja. Hingga suatu waktu kak Laisa ternyata menderita kanker paru-paru dan ia menyembunyikan dari keempat adiknya hanya Mak Lainuri saja yang mengetahuinya, ketika semua adiknya tidak berada dirumah, penyakit Laisa bertambah parah hingga akhirnya mak Lainuri mengirimkan pesan ke empat adiknya agar segera pulang, dan akhirnya scat mereka semua berkumpul dan Kak Laisa pun meninggal dunia dengan senyum Mamaknya yakin sekali bahwa Lais adalah bidedari surga, Sebagai penulis yang mentransformasikan dirinya sebagai pencerita, Tere Liye juga menyelipkan potongan-potongan ayat suci Al Quran di dalam novel-novel yang ditulisnya “Dan sungguh di surga ada bidadari-bidadari bermata jeli" (QS Al-Wagiah: 22), “Pelupuk mata bidadari-bidadar’ itu selalu berkedip-kedip bagaikan sayap burung indah. Mereka baik lagi cantik jelita” (QS Ar-Rahmnan :70), “Bidadari-bidadari surga, seolah-olah adalah telur yang tersimpan QS Ash-Shaffat: 49). ‘Maka, dalam epilog novel ini, Tere-Liye menulis “Dengarkanlah kabar gembira ini: “Wabai, wanita-wanita yang hingga usia 30, 40, atau lebih dari itu, tapi belum juga menikah (mungkin karena keterbatasan fisik, kesempatan, atau tidak pernah “terpilih” di duniayang amat keterlaluan mencintai materi dan tampilan wajah). Yakinilah, wanita-wanita salehah sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan indah berbagi, berbuat baik, dan bersyukur, kelak di hari akhir sungguh akan menjadi bidadari-bidadari surga. Dan kabar baik itu pastilah benar, bidadari surga parasnya cantik luar biasa.” |. UNSUR INTRINSIK D.1 TEMA Novel inilenih mengarah tentang kehidupan keluarga yang penuh akan makna ker ja keras, pengorbanan dan penghormatan. Khususnya pengorbanan seorang kakak agar adik-adiknya tetap sekolah lalu menjadi orang sukses, walaupun ia harus berhenti sekolch dan bekerja keras, berpanas-panasan untuk membiayai adik-adiknya, D.2 ALUR Alur yang dipakai dalam novel ini maju mundur (campuran) D.3 SUDUT PANDANG Sudut pandang dalam Novel tersebut, menggunakan sudut pandang orang ketiga, sehingga penulis/pengarang bisa lebih leluasa dalam menuangkan dan mengungkapkan isi pikirannya. Sudut pandang yang digunaken pun bergantian antara para tokoh. Kadang dari sudut pandang fokoh Dalimunte, kadang Wibisana dan Tkanuri, kadang Yashinta, kadang Laisa, Pergantian sudut pandang tersebut tidak berdasarkan bab, tetapi lebih sering pada pergantian subbab. Jadi, harus lebih awas agar tidak bingung dengan pergantian sudut pandang yang tidak menentu itu D.4 LATAR Latar dalam novel ini, tampak jelas sehingga pembaca dengan mudeh memahami bacaan, Tempat : © Jakarta o Gunung Semeru, Jawa Timur o Prancis o Swiss ©. Lembah Lahambay sebagai kampung dimana mereka tinggal. © Gubuk yang tua dan seadanya sebagai rumah mereka, © Hutan yang terletak dikaki gunung kenderg. o Auditorium tempat seminar. © Bandara © Pesawat terbang o Stasiun kereta © Gunung Semeru ry ‘Suasana : Suasana yang ada menggambarkan kehidupan yang religius, perjuangan, kesedihan, dan cinta kasih, Suasana yang lainnya, yaitu : © Menegangkan pada saat Dalimunte mempresentasikan hasil penelitiannya, dan tiba - tiba ia harus segera pulang karena mendapat sms dari mamaknya. © Mencekam, pada saat Wibisana dan Tkanuri tersesaat dihutan Gunung Kendeng dan dihadang oleh tiga harimau ( Sang Siluman ), yang dulu merupakan tempat dimana ayah mereka hilang dan ditemukan sudah tak bernyawa dengan wajah telah tercabik - cabik. © Sedih, saat Tkanuri mengatakan bahwa Laisa bukanlah kakak mereka, karena fisik mereka yang berbeda. Juga saat Dalimunte tiba di Lembah Lahambay dan mendapati kakaknya sedang terbaring dikamarnya dengan berbagai macam alat medis, © Bahagia saat Laisa berhasil menanam buah strawberry di ladang dan hasil penjualan buch strawberry tersebut mendatangkan banyak keuntungan, © Lucu ketika Dalimunte sedang terburu-buru ke bandara dari rumahnya. Waktu : Pagi, Siang, Sore dan Malam. D.5 PENOKOHAN § Kok Laisa: kakak pertama § Dalimunte : adik pertama, professor § Tkanaru —_: sigung nakal § Wibisana — : sigung nakal § Yashinta —_: si bungsu § Mamak —: ibu § Cie Hui + istri Dalimute § Cie Wulan : istri Wibisana § Cie Jasmine : istri Ikanaru Bidadari Surga yang turun di lembah Lahambay menjadi kakak yang tidak pernah datang terlambat untuk adik-adiknya. Wanita yang merelakan hidupnya untuk keluarga namun menyimpan tangisnya di hamparan kebun stawbery. Dia selalu berkata: Betapa indehnya kehidupon di luer sara (ditar Lemboh Lohambay). Kalin akon memiiki kesempatan itu, yakinloh... Kakak berjanji ckan melekukon apapun demi membuat semuc ini terwujud...." Dalimunte menyeka ingusnya "Tapi sebelim hari itu tba, sebelum masanya datang, dengarkan Kakak, kallan harus rajin selolah, rajin beljar, dan bekerja keras, Bukan karena hanya demi Mamak yang separjang hari terbalar matahari di ladang. Bukan karena itu. Topi Thanuri, Wibisana, Dalimunee, kalian hharus selelu bekerja keres, bekerja eras, bekerja keras, karena dengan iulah jenji kehidupan yang lebih baik akan berbaik hati datang menjemput...." (Bidadari-Bidadari Surga, mozaik Sejuta Kunang-Kunang, hal138) Fisik don keberuntungan yang berbeda dengan adik-adiknya tak membuatnya rendah diri, Meskipun Tkanaru dan Wibisana pernah tak mengakuinya sebagai kakak, para tetangga yang terus menggunjingkan jodohrya yang tak jua datang, dan para lelaki bodoh yang menghindar berjodch dengannya hanya karena alasan fisik. Mereka tak menyadari kepribadian Laisa yang begitu mengutamakan orang lain, Begitu ridha dengan takdir-Nya bakwa Ta harus putus sekolah Pun dalam masalah jodoh, ridha dengan takdir bahwa Ta tidak berjedoh dengan lelaki di dunia fana ini, Laisa : baik, rela berkorban, kuat, tegas dan mandiri © Mak Lainuri Seorang Ibu yang ditinggal mati suaminya karena diterkam penguasa gunung kedeng saat mencari madu di hutan, Beliau mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang cerdas dan membanggakan, tumbuh dengan karakter yang kuat dan akhlak yang baik. Yaitu dengan metode bercerita selepas shubuh, seusai shalat bersama, mengqji bersama, Mamak akan menyempatkan diri lima belas menit hingga setengah jam bercerita. Tentang Nabi-Nabi, sahabat Rasul, tentang keteladanan manusia, tentang keteladanan hewan dan alam liar (dongeng-dongeng), negeri-negeri ajaib, dan sebagainya. Dari situlah imajinasi anak2 terbentuk, Tidak ada gambar2, karena Mamak tidak bisa membelikan mereka buku cerita. Juga tidak ada televisi. Mereka bisamelihatnya langsung di alam sekitar. Lembah mereka, Dan proses bercerita itu dilengkapi secara utuh dengan teladan, ker ja keras, berdisiplin ‘Mak Lainuri : baik, ibu yang lemah lembut © Dalimunte, Profesor hebat dengan hasil penelitiannya yang bernafaskan Islam. Dikisahkan dalam penelitiannya, dia membuktikan bahwa mukjizat nabi Muhammad membelah bulan bukanlah kicsan, namun benar adanya bahwa bulan memang terbelah kerudian disatukan kembali. Lalu penelitiannya tentang Badai Elektromagnetik Antar Galaksi yang dipaparkan dalam Simposium Fisika penelitiannya. Badai itulah yang diperkirakan akan membuat seluruh peralatan elektronik lumpuh. Serua itu diawali dari penemuannya tentang Kincir Air 5 Tingkat saat usianya menginjak 12 tahun yang memberikan perubahan besar akan kampungnya, Lembah Lahambay. Dalimunthe : baik, pintar, rajin, penurut dan paling sayang dan peduli dengan kak Lais + Wibisana dan Ikanuri Dua sigung nakal yang rapat satu sama lain, sosok pemberontak, suka membolos, dan jahil. Menyadari betapa berharganya kak Laisa, ketika insiden di gunung Kedeng. Ketika Laisa menyelamatkan mereka berdua dari terkaman penguasa gunung Kedeng, Namun ketika dewasanya sukses dengan bengkel modifikasi mobil Tkanuri : agak sedikit nakal namun baik sebenarnya Wibisana : baik, rajin sedikit nakal + Yashinta Si bungsu yang cantik dan rupawan yang begitu mencintai alam. Dewasanya sukses menjadi Peneliti konservasi alam, mencintai kegiatan mendaki gunung dan meyelami lautan, Hal itu dimulai dari kesempatannya melihat berang-berang di pagi buta bersama kak Lisa di usia 6 tahunnya. Yashinta : baik, cantik, suka dengan hewan dan suka berpetualang D.6 GAYA BAHASA Tere Liye gaya penulisanrya Khas, hidup dan deskriftif Sederhana ramun mampu membuat pembaca tersentuh dengan banyak nilai-nilai kemanusiaan, Novel yang indah, realistis dan filosofis yang membuat pembaca terharu sekaligus bisa menerima pesan moral yang begitu luar biasa, Novel ini mengandung begitu banyak nilai-nilai kehicupan yang patut dijadikan teladan. Pembaca seolah-olah diberi pelajaran untuk selalu ikhlas, tabah, dan kuat dalam menjalani kehidupan, Novel ini juga membuka paradigma pembacanya perihal kesuksesan yang berhasil dicapai dengan kerja keras, pengorbanan yang ikhlas dan rasa syukur kepada Sang Pencipta. D.7 AMANAT Pesan moral yang terkandung dalam novel ini yaitu tentang ketulusan seorang kakak terhadap adiknya. Kita dapat mengambil pelajaran bahwa ketulusan itu akan membuahkan kebahagican, Dan kisah ini juga mengajarkan kita untuk tidak pamrih atas pengorbanan yang telah dilakukan. Pelajaran agar kita terus bekerja keras menjalani hidup sesulit ‘apapun tantangan dan kondisinya, . KESIMPULAN Novel setebal 368 halaman ini dikemns dengan begitu cantik, apik, menyentuh, dan sangat manusiawi. Deskripsinya tentang keindahan alam Lembah Lahambay yang dikelilingi batu cadas setinggi lima meter, Gunung Kendeng, sungai, hutan rimba, dan kebun strawberry nyaris sempurna. Pembaca seolah-olah menyaksikan sendiri panorama-panorama tersebut di depan matanya, persis menonton sebuah film dengan alur maju-mundur yang begitu rapat. Namun secara keseluruhan, sungguh ini merupakan novel yang sangat indah, menyentuh, dan penuh pembelajaran hidup. Tere-Liye dengan kata- katanya yang ringan, mudah dimengerti, dan terkadang menggelitik lagi-lagi membius pembacanya, sehingga bisa ikut mengalir dalam setiap kejadiannya. Sungguh cerita perjuangan yang begitu mengharukan. Memberi pelajaran dan mengingatkan pembaca atas makna sebuch kerja keras, kasih sayang, dan ketulusan, Sosok Laisa adalah cerminan manusia yang mengagukan. Sosok manusia yang tetap berbuat kebaikan dan berusaha memberi manfaat kepada orang lain, Bahkan dia tidak sempat menikirkan dirinya sendiri. Inilah kebahagiaan dan ketulusan kasih sayang yang hakiki. Dalam cerita ini Laisa memberikan sebuah pesan bahwa Kebahagiaan adalah ketika bisa mmelihat orang lain bahagia. Oleh karena itu, novel ini cocok dibaca oleh semua kalangan terutama mereka yang ingin mengerti makna sesungguhnya dari cinta, kasih sayang dan perjuangan hidup. F. UNSUR EKSTRINSIK a) nilaireligius, yaitu bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b) nilai sosial yaitu, saling membantu, prasangka baik, saling menghargai keadaan fisik: °) nilai moral, yaitu berbakti kepada orang tua, perjuangan kakak kepada adik: dan d nilai estetika, yaitu budaya daerah di pedesaan. G. KELEBIHAN dan KEKURANGAN ¥ Kelebihan: Buku ini sangat menyentuh dan inspiratif, ceritanya sangat menarik. Ceritanya diulas dengan sangat rinci dan seolah pembaca merasakan apa yang diceritakan oleh penulis. 1. Alur cerita dan bahasa yang digunakan cukup sederhana sehingga muah untuk dipahar. 2. Bahasa kiasan yang digunakan sangat indah, 3. Novel ini disusun dengan balutan dialog-dialog yang cukup berhasil membuat emosi para pembacanya menyelami perasaan tokoh-tokoh yang ada di dalamnya 4. Kita juga dapat mengambil hikmah yang terkandung di dalarmya tentang takdir Tuhan, bahwa hidup, jodoh, rezeki, dan mati adalah sepenuhnya mrilik Allah, Manusia hanya bisa berusaha semampunya dan berdo‘a, tapi keputusan akhir tetap di tangan Allah. Buku ini ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti, Buku ini mampu membuat pembacanya seolah - olah melihat langsung kejadian yang diceritakan, Buku ini juga bagus untuk dibaca karena terdapat banyak ilmu baru yang dicantumkan didalamnya, dapat menambah waswasan dan tahu pentingnya sebuah pendidikan, ¥ Kekurangan 1. Gaya bahasa dalam Novel ini agak memusingkan, mrisalnya untuk peletakan cara memanggil karakter kunci yang kadang dipanggil Kak, kadang dipanggil Wak, di beberapa tempat agak berantakan 2. Novel ini yang terasa sedikit janggal adalah mengenai sudut pandang penulis, Terdapat kerancuan pada penempatan posisi penulis dalam cerita ini terkadang tidak ada korelasi dengan jalan cerita, 3. Ada bagian yang sangat ingin diketahui pembaca, tapi cerita itu malah dibuat menggantung karena bahasa yang digunakan diakhir cerita adalah bahasa kiasan, 4, terdapat beberapa hal yang mungkin membuat pembaca merasa bingung dan tak mengerti apa yang akan disampaikan oleh penulis, Alur maju mundur yang jarak diantaranya terlalu cepat dan begitu rapat membuat pembaca sedikit kebingungan memahami isi ceritanya, Hal ini Ich yang sedikit membingungkan pembaca jika pembaca tidak teliti ketika membacanya SUMBER http://eprints.uns.ac.id/13647/ http://topindoone.b|ogspot.conv 2013/06/sinopsis-novel-bidadari-bidadari- ‘surga. htm! http://privateselv.blogspot.com/ 2014/06/resensi-novel-bidadari-bidadari- ‘surga.html http://tuli smenulis.conm/ kritik-ob jektik-novel-bi dadari-bidadari-surga-karya- tere-liye/ http://nike.rasyid.net/search/unsur-intrinsik-novel-bidadari-bidadari-surga http://otihsetiawati.blogspot.com/2013/03/tugas- ‘bahasa- indonesia. html http://niswatul hami da.blogspot.cor 2013/01/resensi-bi dadari-bidadari- ‘surga.html

Anda mungkin juga menyukai