Anda di halaman 1dari 234

7/3/2010

Dasar Teknik Tenaga Listrik


( 3 SKS )

Semester Genap 2009/2010


Prodi Teknik Elektro

Tujuan
 Mengenal sistem tenaga listrik dari
pembangkitan, transmisi, distribusi hingga
beban

1
7/3/2010

Syllabi
 Mengenal generator / mesin serempak & memahami
prinsip kerjanya
 Mengenal beberapa penggerak mula
 Mengenal saluran transmisi, saluran distribusi, trafo arus
dan trafo tegangan
 Mengenal transformator & dapat mengoperasikannya.
 Mengenal mesin tak serempak & dapat
mengoperasikannya
 Mengenal mesin arus searah dan dapat
mengoperasikannya
 Mengenal berbagai macam beban listrik

Pola Perkuliahan
 1 x 2 jam perkuliahan per pertemuan
 Laboratorium

www.saharudin.co.cc
www.saharudin.co.nr

2
7/3/2010

Sistem Penilaian
 Ujian Akhir semester: 60%
 Ujian Tengah Semester: 40%

Grade :
A = 80 – 100
B = 79 - 70
C = 69 - 55
D = 54.5 - 45
E = 44.5 - 0

Text Book
 Stephen J. Chapman,”Electric Mchinery
Fundamental”, McGraw Hill 2001
 Fitzgerald “ Electric machinery, 6th ed
“,Mc Graw hill 2003
 Kilian, Modern Control Technology;
Components and Systems, 2nd edition,
Delmar
 PUIL 2000
 Amandemen PUIL 2000

3
7/3/2010

Introduction

Review energy listrik

4
7/3/2010

 Salah satu cara yang paling ekonomis,


mudah dan aman untuk mengirimkan energi
adalah melalui bentuk energi listrik.
 Pada pusat pembangkit, sumberdaya energi
primer seperti bahan baker fosil (minyak, gas
alam, dan batubara), hidro, panas bumi, dan
nuklir diubah menjadi energi listrik.
 Generator sinkron mengubah energi mekanis
yang dihasilkan pada poros turbin menjadi
energi listrik.

 Melalui transformator penaik tegangan (step-up


transformer), energi listrik ini kemudian dikirimkan
melalui saluran transmisi bertegangan tinggi menuju
pusat-pusat beban.
 Peningkatan tegangan dimaksudkan untuk
mengurangi jumlah arus yang mengalir pada saluran
transmisi yang dengan demikian berarti rugi-rugi
panas (heat-loss) I2R dapat dikurangi.
 Ketika saluran transmisi mencapai pusat beban,
tegangan tersebut kembali diturunkan menjadi
tegangan menengah, melalui transformator penurun
tegangan (step-down transformer).

5
7/3/2010

 Di pusat-pusat beban yang terhubung


dengan saluran distribusi, energi listrik ini
diubah menjadi bentuk-bentuk energi terpakai
lainnya seperti energi mekanis (motor),
penerangan, pemanas, pendingin, dan
sebagainya.

Satuan listrik

 Arus listrik (I) => ampere


 Tegangan listrik (V) = beda potensial => volt
 Tahanan (R) = resistansi => ohm
 Reaktansi (X) => ohm
 Impedansi (Z)= R ± jX => ohm
 Daya (S) = P ± jQ => volt ampere
 Daya aktif (P) => watt
 Daya reaktif (Q) => volt ampere reaktif
 Energi (E) => watt-hour (watt-jam)
 Faktor daya (cos j) => tidak ada satuan

6
7/3/2010

Pembangkit listrik
 Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Pembangkit listrik
 Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)

A coal-fired power plant in Laughlin, Nevada U.S.A.


Owners of this plant ceased operations
after declining to invest in pollution
control equipment to comply with
pollution regulations

7
7/3/2010

Pembangkit listrik
 Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)

Pembangkit listrik
 Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)

Large dams such as Hoover Dam


Large dams such as Three Gorges Dam can provide large amounts of
in China can provide large amounts of hydroelectric power; it has
hydroelectric power; it will have a 2.07 gigawatt capability.
a 22.5 GW capability.

8
7/3/2010

Pembangkit listrik
 Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)

Pembangkit listrik
 Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)

A combined cycle natural gas power plant near Orem, Utah.

9
7/3/2010

Pembangkit Listrik
 PLTGU

Pembangkit Listrik
 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP )

10
7/3/2010

Pembangkit Listrik
 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ( PLTN )

11
7/3/2010

Pembangkit Listrik
 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ( PLTN )

Susquehanna Steam
Electric Station,
a nuclear power plant.

Renewable energy

12
7/3/2010

Renewable energy
 Solar

Renewable energy
 Water

13
7/3/2010

Renewable energy
 Wind

Renewable Energy
 Geothermal

14
7/3/2010

Renewable energy
 Biomass

Renewable energy
 Fuel Cell
 Bio diesel
 Methanol
 etc

15
7/3/2010

Transmisi

Summary
 Listrik adalah cara yang paling efektif untuk
mentransmisikan energi.
 Untuk memperoleh energi listrik dapat
dibangkitkan dengan banyak cara, antara lain
dengan cara konvensional ( fossil fuel ) atau
dengan menggunakan renewale energy
 Tanpa energi listrik banyak peralatan yg tidak
berfungsi, sehingga penting menjaga
kesediaannya ( supply ) dan kualitasnya

16
7/3/2010

Lecture 1

Generator principles
( part 1 )

Material
 Basic concept of electrical machines fundamentals:
 Rotational component measurements
 Angular Velocity, Acceleration
 Torque, Work, Power
 Newton’s Law of Rotation
 Magnetic Field study
 Production of a Magnetic Field
 Magnetic Circuits
 Magnetic Behaviour of Ferromagnetic Materials
 How magnetic field can affect its surroundings:
 Faraday’s Law – Induced Voltage from a Time-Changing
Magnetic Field.
 Production of Induced Force on a Wire.
 Induced Voltage on a Conductor moving in a Magnetic Field
 Linear DC Machines

17
7/3/2010

Introduction
 Mesin-mesin listrik peralatan yang merubah
energi mekanik menjadi energi listrik atau
sebaliknya. 
 Energi Mekanik  energi listrik :
GENERATOR
 Energi Listrik  Energi Mekanik : MOTOR
 Perubahan energi pada motor & generator
melalui Medan Magnetis.

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Rotational Motion, Newton’s Law and Power
Relationship

18
7/3/2010

Rotational Motion, Newton’s Law


and Power Relationship
 Angular position, θ( Posisi Sudut )
 Adalah posisi sudut yang diukur dari suatu
titik referensi.
 Satuan nya adalah radians (rad) atau Derajat /
degrees.
 Konsep yang sama dengan posisi / jarak

Rotational Motion, Newton’s Law


and Power Relationship
 Angular Velocity, ω
 Adalah kecepatan sudut yang diukur saay bergerak.
 Satuannya adalah radian/detik

19
7/3/2010

Rotational Motion, Newton’s Law


and Power Relationship
 Angular acceleration, α
 adalah perubahan kecepatan sudut terhadap waktu

Rotational Motion, Newton’s Law


and Power Relationship
 Torsi

20
7/3/2010

Rotational Motion, Newton’s Law


and Power Relationship

Rotational Motion, Newton’s Law


and Power Relationship

21
7/3/2010

Rotational Motion, Newton’s Law


and Power Relationship

Rotational Motion, Newton’s Law


and Power Relationship

22
7/3/2010

Rotational Motion, Newton’s Law


and Power Relationship
Case Study

Rotational Motion, Newton’s Law


and Power Relationship
Case Study

23
7/3/2010

Rotational Motion, Newton’s Law


and Power Relationship
Case Study

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
 Medan magnet adalah mekanisme mendasar mana
energi diubah dari satu bentuk kebentuk
lain dalam motor, generator dan transformer.
 Sebuah kawat yang dialiri arus menghasilkan medan
magnet di daerah sekitar itu.

24
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
 Production of a Magnetic Field

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
 Production of a Magnetic Field

25
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
 Production of a Magnetic Field

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
 Production of a Magnetic Field

26
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
 Production of a Magnetic Field

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
 Magnetic Circuit

27
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
• Magnetic Circuit

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
• Magnetic Circuit

28
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
• Magnetic Circuit

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
• Magnetic Circuit

29
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
• Magnetic Circuit ( Contoh Soal )

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
• Magnetic Circuit

30
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
• Magnetic Circuit

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
• Magnetic Circuit

31
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
• Magnetic Circuit

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
• Magnetic Circuit

32
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
• Magnetic Circuit

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
• Magnetic Circuit

33
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
• Magnetic Circuit

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
• Magnetic Circuit

34
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Field study
• Magnetic Circuit

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Magnetic Behaviour of Ferromagnetic Materials
 Bahan Non Magnetis mempunyai permeabilitas
konstant ( µ ) dan karakteristik yang linier antara flux
density (B) dan Arus Kumparan ( I ) .


Kurva Karakterisik bahan magnetis ( Kurva Saturasi )

35
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Energy Losses
in a Ferromagnetic
Core
 Hysteresis Loss

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Energy Losses in a Ferromagnetic Core
 Eddy Current Loss

36
7/3/2010

Basic concept of electrical


machines fundamentals
 How magnetic field can affect its
surroundings:
 Faraday’s Law – Induced Voltage from a Time-
Changing Magnetic Field.
 ‘If a flux passes through a turn of a coil of wire, voltage will be
induced in the turn of the wire that is directly proportional to the rate
of change in the flux with respect of time’

dφ dφ
eind = − eind = − N
dt dt

Basic concept of electrical machines


fundamentals

37
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 How magnetic field can affect its
surroundings:
 Production of Induced Force on a Wire.

Basic concept of electrical


machines fundamentals
 Production of Induced Force on a Wire.

38
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Production of Induced Force on a Wire.

Basic concept of electrical


machines fundamentals
 Induced Voltage on a Conductor Moving
in a Magnetic Field

39
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 The Linear DC Machine
 Linear DC machine is the simplest form of DC
machine which is easy to understand and it
operates according to the same principles and
exhibits the same behaviour as motors and
generators.
 Consider the following:
Switch B
R
+
eind
VB -

Basic concept of electrical machines


fundamentals

40
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals

Basic concept of electrical machines


fundamentals

41
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals

Basic concept of electrical machines


fundamentals

42
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals

Basic concept of electrical machines


fundamentals

43
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals

Basic concept of electrical machines


fundamentals

44
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals

Basic concept of electrical machines


fundamentals

45
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals
 Contoh soal

Basic concept of electrical machines


fundamentals

46
7/3/2010

Basic concept of electrical machines


fundamentals

ANALISIS FASOR, FAKTOR


DAYA, & 3 PHASE

47
7/3/2010

 Bilangan Kompleks
K = a + jb
 Metode Euler
ejө = (cos ө + j sin ө)
 Bentuk Polar
K = a + jb = |K| < ө = (a2 +b2)1/2 <tan-1(b/a)

Sinyal Sinus/Cosinus
 V(t) = Vm (Sin ωt)
= Vm < 0
 I(t) = Im . Sin (ωt + ø)
= Im < ø

48
7/3/2010

Beban Resistif
 I(t) = Im . Sin (ωt + ø)
 V(t) = R I(t)
= R Im Sin (ωt + ø)
 Vm = R Im

 Tegangan sefasa dengan arus

Beban Induktif
 I(t) = Im . Sin (ωt + ø)
 VL(t) = L dI(t)/dt
= ω L Im d/dt {Sin(ωt + ø)}
= ω L Im Cos(ωt + ø)
= ω L Im Sin(ωt + ø + 90o)
 VL(t) = ω L Im Sin(ωt + ø + 90o)
= Vm Sin(ωt + ø + 90o) = Vm<90o
 Vm = ω L Im
 Tegangan mendahului Arus

49
7/3/2010

Beban Kapasitif
 V(t) = Vm . Sin (ωt + ø)
 Ic(t) = C dV(t)/dt
= ω C Vm d/dt {Sin(ωt + ø)}
= ω C Vm Cos(ωt + ø)
= ω C Vm Sin(ωt + ø + 90o)
 IL(t) = ω C Vm Sin(ωt + ø + 90o)
= Im Sin(ωt + ø + 90o) = Im<90o
 Im = ω C Vm
 ARUS mendahului TEGANGAN

IMPEDANSI
 Z = R + j X = R + j (XL- XC)
 Bentuk Polar
|Z| ө = (R2 +X2)1/2 <tan-1(X/R)

50
7/3/2010

Daya Rata-rata
 p = v.i
 Daya rata-rata = Vrms. Irms Cos ø
 Tegangan efektif =
Vrms = Vm/(2)1/2
 Arus Efektif =
Irms = Im/(2)1/2

Daya Kompleks
 S = P + JQ = |S|<ө
 S = Daya Semu = Volt.Ampere = VA
 P = Daya Nyata/Aktif = Watt
 Q = Daya Reaktif = VAR

51
7/3/2010

Hubungan bintang -delta

Rangkaian tiga phase memiliki sumber tegangan tiga phase.


Beda phase antara phase yang satu dengan phase yang lain adalah
120° atau ⅔ π

Tegangan 3Ø di atas dapat dinyatakan dalam fungsi waktu sebagai berikut :


Ea = Em sin wt
Eb = Em sin (wt - 2π/3)
Ec = Em sin (wt - 4π/3)
fungsi-fungsi waktu diatas diubah ke bentuk imaginer:
Ea = E
Eb = E(cos 2π/3 - j sin 2π/3)
Ec = E(cos 4π/3 – j sin 4π/3 )
 Hubungan antara tegangan Y dan tegangan

1. Eab = Ea – Eb
= E - E(cos 2π/3 - j sin 2π/3)
= E(1 - (cos 2π/3 - j sin 2π/3) )
1 - (cos 2π/3 - j sin 2π/3) =1 –( - ½ - j √3/2)
= 3/2 + j √3/2
= ½ (3+ j√3)
= ½ √(3²+ √3²)
= √3

52
7/3/2010

Jadi
Eab = √3 E
= √3 Ea
maka dapat disimpulkan tegangan ∆ = √3 tegangan Y dan phasenya
mendahului phase tegangan Y sebesar π/6 (rad)

Arus 3Ø diatas dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi waktu,sebagai berikut:


Iab = Im sin wt
Ibc = Im sin (wt-2π/3)
Ica = Im sin (wt-4π/3)

Fungsi – fungsi waktu diubah ke imaginer :


Iab = I
Ibc = I(cos 2π/3 - j sin 2π/3)
Ica = I(cos 4π/3 – j sin 4π/3 )

53
7/3/2010

 Hubungan antara arus Y dan arus ∆


1. Ia =Iab - Ibc
= I - I(cos 2π/3 - j sin 2π/3)
= I (1 - (cos 2π/3 - j sin 2π/3) )
1 - (cos 2π/3 - j sin 2π/3) =1 –( - ½ - j √3/2)
= 3/2 + j √3/2
= ½ (3+ j√3)
= ½ √(3²+ √3²)
Jadi = √3
Ia = √3 I
= √3 Iab
maka dapat disimpulkan arus Y = √3 arus ∆ dan phasenya tertinggal sebesar π/6
(rad)

 sunber tegangan Y dan impedansi beban Y

Karena tegangan antara n dan n‘ adalah nol,


kita dapatkan persamaan – persamaan :
Ea = Z Ia
Eb = Z Ib
Ec = Z Ic
Atau
Ia= Ea / Z In =Ia +Ib+Ic
Ib= Eb / Z = ( Ea+Eb+Ec) / Z
Ic= Ec / Z =0
penjumlahan tegangan 3Ø simetris sama
dengan nol pada setiap saat.

54
7/3/2010

 Sumber tegangan ∆ dan impedansi beban ∆

Pesamaan –persamaan dari gambar sebagai berikut :


Eab = Z Iab
Ebc = Z Ibc
Eca = Z Ica
Atau
Iab = Eab / Z
Ibc = Ebc / Z
Ica = Eca / Z

 Konversi impedansi antara hubungan ∆ dan Y

Z‘= Z.Z = 1 Z
Z+Z+Z 3

Karena itu tergantung kepada tipe sumber tegangannya ,apakah kita mau
mengubah rangkaian impedansinya yang ada menjadi hubungan ∆ atau Y
sedemikian rupa sehingga untuk mencari arusnya lebih mudah.

55
7/3/2010

3-Phase Circuits

Balanced 3-phase

Balanced Complex Numbers


 Consider the
complex roots of
unity:

Find − all − the − roots − of :


3
1
3 j
Then − find − the − sum − of − the − roots

56
7/3/2010

Balanced Complex Numbers

1∠360n o
z = Z∠x
∴ z m = Z m ∠mx
1
∴ 3 1 = 1 3 ∠120n o
= 1∠120n o ; n = 0,1,2,3...

Balanced Complex Numbers

We − can − show − that :


The − roots − are :
3
1 = 1∠0o ,1∠120o ,1∠240o
or
3 1 3 1 3
1 = 1 + j 0,− + j ,− − j
2 2 2 2
3
∴ ∑1 roots = 0 + j 0

57
7/3/2010

Balanced Complex Numbers

1∠120o

1∠0 o

1∠240o

Balanced Complex Numbers


j = 0 + j = 1∠90o
= 1∠360n o + 90o
∴ 3 j = 1∠120n o + 30o
= 1∠30o ,1∠150o ,1∠270o
3 1 3 1
= + j ,− + j ,0 − j
2 2 2 2
3
∴ ∑1 roots = 0 + j 0

58
7/3/2010

Balanced Complex Numbers


 It is evident from above that the sum of any
three roots of the cube-root of any complex
number is absolutely zero.
 This is the essence of a balanced three
phase system and indeed the most powerful
tool in power transmission.
 The results below are self-evident.

Balanced Complex Numbers


 Consider a general complex number z
1
z = Z∠0 .... ⇒ . z = Z ∠120n o
o 3 3

1
3
z1 = Z (1 + j 0)
1
3
1 3
z2 = Z (− + j )
2 2
1
1 3
z3 = Z 3 (− − j )
2 2
3
∴ ∑1 roots = 0 + j 0

59
7/3/2010

Balances 3-phase Currents

 Let us use the above discovery and


KCL:
 Suppose we have three currents such
that
i1 = I∠0o , i2 = I∠120o , i3 = I∠240o
∴ If − we − decide − to − sup ply − i1 , i2 , i3 − to − a − load ;
as − shown − below − we − make − int eresting
conclusions :

Balances 3-phase Currents

i1
i2
i3
3-phase
3-phase load
supply

In

60
7/3/2010

Balances 3-phase Currents


 Clearly,

I n = i1 + i2 + i3
But ,
i1 + i2 + i3 = 0
∴ In = 0
I n = 0; needless − to − have − neutral − wire
∴ There − is − always − NO − neutral − wire −
in − a − balanced − 3 − phase − system

Advantages of balanced 3-phase


supply
 1.The elimination of a neutral wire is clearly
the biggest saving.
 2. If we wanted to supply the same amount of
power using single phases, we would have
used 6 wires! But we have managed with just
3 of them.
 3. The fact that line voltages are higher means
2
that the line currents are lower hence reducedI R
losses.

61
7/3/2010

Line & Phase Values


 In practice, when a 3-phase system is used,
we do have both the currents & voltages as 3-
phase. Their values may be given as phase
or line values.
 Let us consider a balanced 3-phase voltage
system.
 Just as we did in the case of currents, the
voltage is given by:

Line & Phase Values

v1 = V∠0o = V (1 + j 0)
1 3
v2 = V∠120o = V (− + j )
2 2
1 3
v3 = V∠240o = V (− − j )
2 2
where − V = phase − value; measured
between − phase − wire & earth.

62
7/3/2010

Line & Phase Values

3 3
v12 = v1 − v2 = V ( − j ) = 3V∠ − 30o
2 2
v23 = v2 − v3 = V (0 + j 3 ) = 3V∠90o
3 3
v31 = v3 − v1 = V (− − j ) = 3V∠ − 150o
2 2
∴ ∑ line − voltages = 0 + j 0

Line & Phase Values


 It is however usual to measure voltage
between one phase & another phase. So the
value is that of one phase with respect to the
other. Since it is measured between one
phase & another it is referred as the ‘line
voltage’.
 The line voltages must the phasor differences
as shown below:

63
7/3/2010

Phasors for Phase & Line Voltages

v23
v2

v1

v31
v3 v12

Phase & Line Voltages


 The following conclusions are made:
 1. The line voltages also constitute a balanced 3-
phase system.
line − voltage = 3 phase − voltage.
 2.
Examples :
V = phase − voltage = 240
∴ 3V = line − voltage = 240 3 ≈ 416
V = line − voltage = 11,000
V 11,000
∴ = phase − voltage = ≈ 6,351
3 3

64
7/3/2010

Line & Phase Values


 Please note that:
 1. In a 3-phase system; the line values
(voltage & current) are the ones specified.
 2. It is very dangerous to touch any two line
wire (because of much higher voltages).
 3. All values are rms.
 4. Red, Yellow, Blue representv.1 , v2 , v3

Line & Phase Values


 While it is easy to identify phase & line
voltages; caution is taken on phase & line
currents.
 It is easier to assume that phase & line
currents are the same.

65
7/3/2010

Star & Delta 3-ph representation


 There are two distinct ways of representing 3-
phase voltages/currents;
 Star or Delta. [Star is sometimes called Wye].
 Let us re-draw the phasors for 3-phase
voltages.

Star & Delta 3-ph representation


 Phasors v2

Star

Delta v2

v3 v1
v3
v1

66
7/3/2010

Star & Delta 3-ph connections


 Power connections v2 Y

Star
Y
Delta v2 n

v3 v1 R

v3
R
v1 B

 It is noted that:
 A Star connection has a neutral point (n) and
can be accessed when need arises. But the
Delta connection does not have one.
 Hence in a Delta connection only the line
voltages can be measured. But in the Star
connection both line & phase voltages are
measurable.

67
7/3/2010

Star-Star connection
 Supply-load connections
i1

supply Load
n n

i2

i3

Star-Delta connection
 Supply-load connections

i1
I1
supply
Load
n I3
i2 I2

i3

68
7/3/2010

Line & Phase currents


 In the star connection; the line current=phase
current.
 But in Delta connection; the line current DOES
NOT equal to phase current e.g.
i1 ≠ I1
 But we may use KCL to find the relationships
between line and phase currents.

i1 − I1 + I 3 = 0

Power in 3-phase
 We know that is 1-phase;

Power = VI cos θ
But − in − 3 − phase;
Total − power
= 3VI cos θ ;
where − V , I − are − phase − values.
V
∴Total − power = 3 L I L cos θ = 3VL I L cos θ
3
where − VL , I L are − line − values
( assume − I = I L )

69
7/3/2010

3-phase Exercises

Exercise − 1 :
v1 (t ) = V sin(wt ) = reference − voltage;
exp ress − v2 (t ), v3 (t ) − as − sin e − functions.
Exercise − 2 :
A − 2MW ,11kV ,3 − phase − source − uses − 80%
of − its − capacity − to − sup ply − a − load .
det er min e − the − current − if − power
factor − is − 0.5

3-phase exercises
 Exercise 3:
 A 0.6MW, 416V, 3-phase, 50Hz load has a
power factor of 0.5.
 Determine the necessary capacitors and
show their connections so as to improve the
power factor to 0.9.

70
7/3/2010

Solution 1
 The 3-phase voltages differ by angle only:

v1 (t ) = V sin(wt )
∴ v2 (t ) = V sin(wt − 120o )
v3 (t ) = V sin(wt − 240o ) = V sin(wt + 120o )

Solution 2
sup ply = 2 MW
∴ Load = 0.8 * 2 = 1.6 MW
Load = 3VL I L cos θ
∴1.6 *10 6 = 3 *11*103 * I L * 0.5
3200
∴IL = ≈ 168.0 A
11 3
= current − in @ line = phase − current
if − star − connection

71
7/3/2010

Solution 3

 The power factor improvement is done by


connecting a capacitor between @ phase &
the neutral point.
 [Though it is possible to connect a capacitor
between phases but then the capacitors are
more expensive because of the higher (line)
voltages].

Star-Star connection
 Supply-load connections

i1
C
Supply Load
n n
C

i2
C

i3

72
7/3/2010

Solution 3

 Since @ capacitor is connected across a


phase & neutral; phase voltages must be
used.
 We are at liberty to use the phasor diagram
studied earlier.

Solution 3

Ιc V
θ φ

Ι1
Ι

73
7/3/2010

Solution 3

cosθ = 0.5
cos φ = 0.9
I C = I sin θ − I 1 sin φ
I cosθ = I 1 cos φ
I cosθ
∴ I1 =
cos φ
∴ I C = I (sin θ − cosθ tan φ )

Solution 3

But
P = 3VL I L cos θ
where − I L = I
P 0.6 *106
∴I = =
3VL cos θ 3 * 416 * 0.5
10 6
≅ 1,388
416 3

74
7/3/2010

Solution 3

106 0.5 sin φ


∴ IC = [sin θ − ]
416 3 0.9
106 3 5 19
= [ − ]
416 3 2 9 10
≅ 865.9
Voltage − across − capacitor
1
= VC = I C Z C = I C *
2πfC

Solution 3
IC
=
100πC
IC IC
∴C = =
100πVC 100π * 416
3
≅ 0.01839 F = 18390 µF
∴ 3 − cap − @ − of − 18390 µF
In − pratice − use − nearest − higher
valuable − available − on − market.

75
7/3/2010

Question 4
 A 440V, 3-ph, Y-connected source has two
loads connected as:
 One load is balanced in @ phase with
Z=10+j5.
 The second load is balanced in @ phase with
Z=15+j0.
 (i) Find the average power to @ load.
 (ii) Find the total power delivered.

V∠0 V
i1 = = ∠ −θ
Z ∠θ Z
Power − in − 3 − phase =
3VI cosθ = 15.5 *103 ≅ 15.5kW

76
7/3/2010

 Total load =(10+j5)+(15+j0)=25+j5=Z

5
Z = 25 + j 5 = Z ∠θ ;θ = arctan
25
440 ∠0
3 440
∴ i phase = = ∠ −θ
Z ∠θ Z 3
∴Total − power = 3 *V phase * i phase cos θ
440 440 440 2
= 3* * * cos θ = cos11.3o
3 3Z 650
≈ 7.45kW

Latihan Soal

77
7/3/2010

Soal 1
Diket A = 5 + j3 dan B = 8∟300
Hitung;
1. A + B
2. A – B
3. A * B
4. A / B

Dalam bentuk vektor dan komplexs

Soal 2
2 buah watt meter dipasang pada supply
dengan system 3 kawat 3 phase. Jika
tegangan beban 400 V dan arus 20 A, hitung
A. Pembacaan watt meter saat faktor daya = 1
B. Pembacaan watt meter saat faktor daya =
0.5
C. Pembacaan watt meter saat faktor daya = 0

78
7/3/2010

Soal 3
 Suatu sistem 3 phase 4 kawat mempunyai
beban Za = 10L00 , Zb = 20L300 dan Zc =
10L-300 . Beban tersebut dihubungkan
bintang dan disupply tegangan 400 V, 50 Hz.
Hitung arus yang mengalir pada masing-
masing fasa dan arus netralnya.

Soal 4
Sistem 400 Volt ( fasa ke fasa ), 3 fasa, 50 Hz
mensupply beban yang seimbang dengan
besar beban 8 + j6 ohm. Hitung daya
keseluruhan yang disupply dan faktor daya
dari arus yang ditarik dari sumber

79
7/3/2010

Soal 5
3 impedansi yang mempunyai nilai yang
sama, tahanan 8 ohm dan reaktansi 6 ohm,
dihubungkan pada suulay 200 V, 3 phase.
Hitung daya yang dibutuhkan jika
 Dihubung bintang
 Dihubung delta/ segitiga

Soal 6
Suatu beban yang dihubung bintang dengan
impedansi 8+j6 ohm dihubungkan dengan
supply 100 V dan 3 phase. Hitung nilai
kapasitor yang harus dipasang jika ingin
merubah faktor dayanya menjadi 0.9

80
7/3/2010

Lecture 2

Generator principles
( part 2 )

81
7/3/2010

82
7/3/2010

83
7/3/2010

84
7/3/2010

85
7/3/2010

86
7/3/2010

87
7/3/2010

88
7/3/2010

89
7/3/2010

90
7/3/2010

91
7/3/2010

92
7/3/2010

93
7/3/2010

94
7/3/2010

95
7/3/2010

96
7/3/2010

97
7/3/2010

98
7/3/2010

99
7/3/2010

100
7/3/2010

101
7/3/2010

102
7/3/2010

103
7/3/2010

104
7/3/2010

105
7/3/2010

106
7/3/2010

107
7/3/2010

108
7/3/2010

109
7/3/2010

110
7/3/2010

111
7/3/2010

112
7/3/2010

113
7/3/2010

114
7/3/2010

SELESAI

115
7/3/2010

Lecture 3

Energy conversion
( Conventional )

116
7/3/2010

117
7/3/2010

118
7/3/2010

119
7/3/2010

Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi


(PLTP)

120
7/3/2010

 Penelitian potensi panas bumi di Indonesia


sudah di mulai sejak tahun 1926 di Kamojang
Jawa Barat oleh Belanda dan diteruskan
oleh bangsa Indonesia setelah
kemerdekaan.
 Dari penelitian yang dilakukan ternyata
potensi panas bumi di Indonesia sangat
memberi harapan, yaitu sekitar 16.000 MW.
 Namun demikian hingga 1992, baru sekitar
500 MW yang berhasil di usahakan sebagai
energi listrik.

121
7/3/2010

122
7/3/2010

123
7/3/2010

124
7/3/2010

125
7/3/2010

126
7/3/2010

Lecture 4

Energy conversion
( Renewable Energy )

Renewable Energy
 Apakah Renewable Energy ?
Renewable energy adalah Sumber Energy
yang tidak habis dipakai / digunakan.
 Mengapa Demikian ?
Karena kategori Sumber Energi tersebut
memiliki siklus proses yang membuatnya
dapat diproduksi kembali atau di daur
ulang.

127
7/3/2010

Jenis – Jenis Renewable Energy


 Hydroelectric Power (PLTA)
 Geothermal Energy (PLTPB)
 Wind Power
 Tidal wave Power
 Solar Cell Power

Hydroelectric Power (PLTA)

 Pembangkit Listrik
menggunakan tenaga air
 Umumnya dibuat bendungan
untuk mendapatkan energi
kinetik yang besar untuk
menggerakkan turbin
 Pertama kali digunakan sekitar
awal abad ke-18

128
7/3/2010

Komponen utama PLTA


 Reservoir
 Penstock
 Turbin
 Generator
 Step up trafo
menuju Transmisi
Listrik

Proses kerja PLTA


 Air ditampung di reservoir (bendungan)
 Air bertekanan tersebut mengalir melalui
penstock (pipa air) menuju turbin
 Turbin berputar dan memutar generator
 Medan fluksi yang dibangkitkan
mengeluarkan Listrik.
 Listrik di transmisikan kepada konsumen.

129
7/3/2010

Perhitungan Energi pada PLTA

 POWER (kW) =
Head (meter) x Flow (m3/detik) x
Grafitasi(9,81) x Efisiensi (0,6)

 Dimana Head = Net


Head
= (Gross Head –
Losses)

Geothermal Energy (PLTPB)

 Pembangkit Listrik
menggunakan Panas Bumi
 Tekanan uap panas yang
digunakan untuk
menghasilkan Energi Listrik
 Mulai digunakan pada tahun
1904 di Larderello,
 Di Indonesia PLTPB
mencapai 337 megawatts
untuk area Gunung Salak
dan Darajat.

130
7/3/2010

Komponen utama PLTPB

 Production Well
 Steam Pressure tank
 Turbin dan Generator
 Injection Well

Resources geothermal
 hydrothermal fluids
 hot dry rock
 geopressured brines
 magma, and
 ambient ground heat.

131
7/3/2010

Proses Kerja PLTPB

 Air panas bertekanan di


pompa dari Production
Well
 Lalu uap bertekanan
dengan Air Panas
dipisah
 Air panas ditampung
agar menghasilkan Uap
 Uap panas bertekanan
disalurkan ke Turbin.
 Turbin menggerakkan
Generator.

Wind Power (PLTB)


 Angin adalah salah satu bentuk energi yang
tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga
Bayu mengkonversikan energi angin menjadi
energi listrik dengan menggunakan turbin angin
atau kincir angin. Cara kerjanya cukup
sederhana, energi angin yang memutar turbin
angin, diteruskan untuk memutar rotor pada
generator dibagian belakang turbin angin,
sehingga akan menghasilkan energi listrik.
Energi Listrik ini biasanya akan disimpan
kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.
Secara sederhana sketsa kincir angin adalah
sebagai berikut :

132
7/3/2010

Ocean Wave
 Pembangkit listrik
menggunakan
tenaga arus laut.
 Dapat berupa kincir,
atau seperti giant
snake.

133
7/3/2010

Proses Kerja
 Arus laut yang memiliki daya besar
menggerakkan kincir
 Kincir tersebut biasa di join dengan Gear box
untuk mendapatkan kecepatan tinggi
 Putaran yang cepat menggerakkan
Generator
 Dan generator menghasilkan Listrik

Solar Cell
 Pembangkit dengan
menggunakan Energi
cahaya matahari
 Bahan yang
digunakan adalah
Photovoltaic Cell
 Jika sebuah PV
seluas 1 m2 memiliki
efisiensi 10 % maka
mampu memberikan
tenaga listrik sebesar
100 Watt.

134
7/3/2010

Cara Kerja
 Ketika silikon tersinari oleh
matahari proses pelepasan
elektron dalam silikon tersebut
terjadi sehingga terbangkitlah
energi listrik DC
 Kemudian disalurkan melalui
penghantar untuk digunakan oleh
peralatan listrik DC
 Baterai diperlukan untuk
menyimpan listrik DC sebelum
kemudian digunakan atau
dikonversi menjadi listrik AC.
 Inverter digunakan untuk
mengubah listrik DC manjadi AC,
dalam beberapa kasus bahkan
penggunaan

Daftar pustaka
 http://www.inforse.org
 www.konversi.wordpress.com
 www.pelamiswave.com
 www.marineturbines.com
 www.wikipedia.id
 www.dunialistrik.blogspot.com
 www.elektroindonesia.org
 http://www.alpensteel.com/article/51-113-energi-
lain-lain/2110-pembangkit-listrik-101.html
 Untuk link Video dari http://youtube.com

135
7/3/2010

Lecture 5

Electrical Current Transmission

136
7/3/2010

137
7/3/2010

138
7/3/2010

139
7/3/2010

140
7/3/2010

141
7/3/2010

142
7/3/2010

143
7/3/2010

144
7/3/2010

145
7/3/2010

146
7/3/2010

147
7/3/2010

148
7/3/2010

149
7/3/2010

150
7/3/2010

151
7/3/2010

152
7/3/2010

153
7/3/2010

154
7/3/2010

155
7/3/2010

156
7/3/2010

157
7/3/2010

Lecture 6

Electrical Current Distribution

158
7/3/2010

159
7/3/2010

160
7/3/2010

161
7/3/2010

162
7/3/2010

163
7/3/2010

164
7/3/2010

165
7/3/2010

166
7/3/2010

167
7/3/2010

168
7/3/2010

169
7/3/2010

170
7/3/2010

171
7/3/2010

172
7/3/2010

173
7/3/2010

174
7/3/2010

175
7/3/2010

176
7/3/2010

The End

Lecture 7

Load

177
7/3/2010

Material
 Single phase AC motor
 Three phase induction motor

178
7/3/2010

179
7/3/2010

180
7/3/2010

181
7/3/2010

182
7/3/2010

183
7/3/2010

184
7/3/2010

185
7/3/2010

186
7/3/2010

187
7/3/2010

188
7/3/2010

189
7/3/2010

190
7/3/2010

191
7/3/2010

192
7/3/2010

193
7/3/2010

194
7/3/2010

195
7/3/2010

196
7/3/2010

197
7/3/2010

198
7/3/2010

199
7/3/2010

200
7/3/2010

201
7/3/2010

202
7/3/2010

203
7/3/2010

204
7/3/2010

205
7/3/2010

206
7/3/2010

TRANSFORMATOR

 Sub Pokok Bahasan :


1. Trafo Tegangan
2. Trafo Tegangan Magnetik
3. Trafo Pembagi Tegangan Kapasitip
4. Trafo Arus
5. Prinsip kerja Trafo Arus
6. Trafo Arus untuk proteksi

207
7/3/2010

1. Trafo Tegangan

Trafo tegangan adalah trafo satu fasa step-down yang


mentransformasi tegangan tinggi atau tegangan menengah
ke suatu tegangan rendah yang layak untuk perlengkapan
indikator, alat ukur, relay, dan alat sinkronisasi. Hal ini
dilakukan atas pertimbangan harga dan bahaya yang
dapat ditimbulkan tegangan tinggi. Tegangan
perlengkapan seperti indikator, meter, dan relay dirancang
sama dengan tegangan terminal sekunder trafo tegangan.

2. Trafo Tegangan Magnetik


Prinsip kerja trafo jenis ini sama dengan trafo daya,
meskipun demikian rancangannya berbeda dalam
beberapa hal, yaitu :
a. Kapasitasnya kecil (10 s/d 150 VA), karena digunakan
untuk daya yang kecil.
b. Galat faktor transformasi dan sudut fasa tegangan
primer dan sekuder lebih kecil untuk mengurangi
kesalahan pengukuran.
c. Salah satu terminal pada sisi tegangan tinggi
dibumikan/ ditanahkan.
d. Tegangan pengenal sekunder biasanya 100 atau
100√3 V

208
7/3/2010

Gambar rangkaian ekivalen


trafo tegangan magnetik :
E = Kumparan Eksitasi
K2
K = Kumparan Kompensasi H2

H = Kumparan Tegangan K2
Tinggi

K1

H1
E1

 Menurut kutubmya trafo tagangan dibedakan menjadi dua yaitu :


1. Trafo satu kutub : trafo tegangan yang salah satu
terminalnya dibumikan / ditanahkan, dipergunakan untuk
tegangan diatas 30 kV
2. Trafo dua kutub : trafo tegangan yang kedua t
erminalnya diisolir dari bumi / tanah, hanya digunakan untuk
tegangan dibawah 30 kV

R
S
T

a. Satu Kutub b. Dua Kutub

209
7/3/2010

3. Trafo Pembagi Tegangan Kapasitip

Trafo pembagi tegangan kapasitip dipakai untuk


keperluan pengukuran tegangan tinggi, sebagai
pembawa sinyal komunikasi dan kendali jarak jauh.
Tegangan yang diukur dalam orde ratusan kilovolt,
oleh pembagi tegangan kapasitor tegangan primer
trafo menengah diturunkan menjadi orde puluhan
kilovolt, umumnya 5,10,15 dan 20 kV. Kemudian
dengan bantuan trafo magnetik tegangan primer
tersebut diturunkan menjadi tegangan sekunder
standar 100 atau 100√3 Volt

 Rangkaian Ekivalen Trafo Tegangan Kapasitif


Xk 1
1
Xe
C1 Re

1
I2
1
1
VLN V1 V2
Z

C2 Z0
Z

Jika VLN dan semua impedansi rangkaian diketahui, maka


tegangan V2’ dapat dihitung. Selanjutnya V2 dapat dihitung
dengan persamaan :
V2 ‘ = at . V2

210
7/3/2010

dan galat rasio trafo tegangan kapasitip :

a p − k p
γ = × 100 %
k p

di mana :

V LN
k p = = faktor transformasi tegangan aktual
V 2 sistem pengukuran

at = faktor transformasi trafo penengah


ap= faktor transformasi sisem pengukuran

Beban Trafo Tegangan


Beban trafo tegangan umumnya adalah alat ukur dan relay, daya
yang dikomsumsi alat ukur dan relay dapat ditabelkan sebagai
berikut :

Meter / Relay Konsumsi Meter / Relay Konsumsi (VA)


(VA) KWH&KVARH- 7,5
Voltmeter 5 meter

Wattmeter 5 Perekam PF- 7,5


meter
PF- Meter 5
Perekam Daya 7,5
Perekam 5 Sinkronoskop 15
Tegangan
Relay 8 - 70
Frekuensi 7,5
Meter

211
7/3/2010

Pemilihan Trafo Tegangan


Dalam pemilihan antara trafo magnetik dengan trafo kapasitif
ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, diantaranya dapat
tabelkan sebagai berikut :

Untuk Keperluan Jenis Trafo


Voltmeter,KWH-meter, Trafo Magnetik
Sinkronisasi,Relay jaraktanpa PLC 1 Unit pembagi kapasitif per sirkit
Komunikasi tanpa meter dan relay 1 Unit trafo pasitif setiap fasa

Relay jarak dengan PLC 1 Unit trafo kapasitif dan 2 unit trafo

Komunikasi dan meter Magnetik atau 3 Unit trafo kapasitif

Trafo Arus
Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang
besarnya ratusan amper dari arus yang mengalir dalam
jaringan tegangan tinggi. Disamaping untuk penguran
arus, trafo arus juga digunakan untuk pengukuran daya
dan energi, pengukuran jarak jauh dan relay proteksi.
Kumparan primer trafo arus dihubungkan seri dengan
jaringan atau peralatan yang akan diukur arusnya,
sedang kumparan sekunder dihubungkan dengan meter
atau relay proteksi. Pada umumnya peralatan ukur dan
relay membutuhkan arus 1 atau 5 A.
Trafo arus bekerja sebagai trafo yang terhubung singkat,
kawasan trafo arus yang digunakan untuk pengukuran
biasanya 0,05 s/d 1,2 kali arus yang akan diukur, sedang
trafo arus untuk proteksi harus mampu bekerja lebih dari
10 kali arus pengenalnya.

212
7/3/2010

Kontruksi dan prinsip kerja trafo arus


Prinsip kerja trafo arus sama dengan trafo daya satu fasa. Jika
pada kumparan primer mengalir arus I1, maka pada kumparan
primer timbul gayagerak magnet sebesar N1.I1.
Gaya gerak magnet ini mempruduksi fluks pada inti, kemudian
membangkitkan gaya gerak listrik (GGL) pada kumparan
sekunder. Jika termianal kumparan sekunder tertutup, maka
pada kumparan sekunder mengalir arus I2 , arus ini menimbulken
gaya gerak magnet N1I1 pada kumparan sekunder. Bila trafo
tidak mempunyai rugi-rugi (trafo ideal) berlaku persamaan :

I N
N1I1 = N2I2 atau
I
1
=
N
2

2 1

Gambar Rangkaian Ekivalen Trafo Arus :

Zi
I1/k I2

I0 Z0 E2 V2 Z2

Keterangan :
Tegangan terminal sekunder (V2 ) tergantung pada
ipedansi peralatan (Z2 ) yang bisa berupa alat ukur /
relay, sehingga dapat ditulis persamaan :

V2 = I2Z 2

213
7/3/2010

Jika tahanan dan reaktansi bocor kumparan trafo dinyatakan


(Z i ), maka ggl pada kumparan sekunder harus lebih besar
dari pada tegangan sekunder agar rugi-rugi tegangan pada
(Z i ) dapat dikompensasi, maka persamaan yang harus
dipenuhi adalah :

E2 −V2 = E2 − I 2 Z2 = I 2 Zi
atau

E2 = I2 (Z2 + Zi )

Dalam prakteknya trafo arus selalu mengandung arus beban nol


(I0), arus ini menimbulkan fluks (Φ) yang dibutuhkan untuk
membangkitkan gaya gerak listrik E2 :

E 2 = 4 , 44 fN 2 φ = 4 , 44 fN 2 AB
di mana :
f = frekuensi tegangan
Φ = fluks magnetik
A = luas penampang inti trafo
B = rapat medan magnetik
Gaya Gerak Listrik (GGL) inilah yang mempertahankan aliran arus
I2 pada impedansi (Z2+ Z i). Oleh karena itu, amper belitan yang
ditimbulkan arus beban nol harus dapat mengimbangi amper
belitan yang ditimbulkan arus primer dan sekunder :

N1I0 = N1I1 = N2 I2

214
7/3/2010

Perbedaan Utama Trafo Arus dengan Trafo Daya :

a. Jumlah belitan kumparan primer sedikit, tidak lebih dari


lima belitan.
b. Arus primer tidak dipengaruhi beban yang terhubung
pada kumparan sekunder, karena arus primer
ditentukan oleh arus pada jaringan yang di ukur.
c. Semua beban pada kumparan sekunder dihubungkan
seri.
d. Terminal sekunder trafo arus tidak boleh terbuka, oleh
karena itu terminal kumparan sekunder harus selalu
dihubungkan dengan beban atau hubung singkat jika
bebannya belum dihubungkan

Rangkuman
 Trafo tegangan adalah trafo step-down yang
mentransformasi tegangan tinggi atau tegangan menengah
ke suatu tegangan rendah yang layak untuk perlengkapan
indikator, alat ukur, relay, dan alat sinkronisasi.
 Ada dua jenis trafo tegangan yaitu :trafo tegangan magnetik
dan trafo pembagi tegangan kapasitip.
 Menurut kutubnya trafo tagangan dibedakan menjadi dua
yaitu :
a. Trafo satu kutub : trafo tegangan yang salah satu
terminalnya dibumikan / ditanahkan, dipergunakan
untuk tegangan diatas 30 kV
b. Trafo dua kutub : trafo tegangan yang kedua
terminalnya diisolir dari bumi / tanah, hanya digunakan
untuk tegangan dibawah 30 kV

215
7/3/2010

 Trafo pembagi tegangan kapasitip diperlukan untuk menurunkan


tegangan sekunder jaringan tegangan tinggi dari ratusan kilovolt
menjadi puluhan kilovolt, kemudian untuk mendapatkan
tegangan sekunder standar 100 volt atau 100√3 Volt diperlukan
trafo magnetik.
 Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya
ratusan amper dari arus yang mengalir dalam jaringan tegangan
tinggi. Disamaping untuk penguran arus, trafo arus juga
digunakan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak
jauh dan relay proteksi.
 Kelas trafo arus dinyatakan dengan tanda “nP”, dimana n
menunjukan kelas ketelitian dan P menujukkan trafo arus untuk
proteksi.
 Trafo arus proteksi untuk keperluan khusus diberi tanda “nPS”.
Trafo arus khusus ada dua jenis yaitu trafo arus reaktansi
rendah dan trafo arus reaktansi tinggi.

THE END .

216
7/3/2010

Lecture 8

Electrical Installation

Summary
 Distribution system
 Installation

217
7/3/2010

Konsumen
 Konsumen Rumah Tangga
450 VA s.d. 4.400 VA, sistem 1 fasa dengan tegangan rendah 220
V/380 V
 Penerangan Jalan Umum (PJU)
 50 Va s.d 250 VA, sistem 1 fasa dengan tegangan rendah 220
V/380 V
 Konsumen Pabrik
 dayanya dalam orde ratusan kVA
 pabrik yang kecil menggunakan sistem 1 fasa tegangan rendah
(220V/380V).
 pabrik-pabrik skala besar menggunakan sistem 3 fasa dan saluran
jaringan tegangan menengah 20 kV.
 Konsumen Komersial
 Rata-rata menggunakan sistem 3 fasa, untuk yang kapasitasnya
kecil dengan tegangan rendah,
 sedangkan yang berkapasitas besar dengan tegangan menengah
20KV.

218
7/3/2010

219
7/3/2010

Instalasi Listrik

220
7/3/2010

PRINSIP DASAR INSTALASI LISTRIK

 1. Safety ( Keamanan)
 2. Reliability ( Keandalan)
 3. Accessibility (Kemudahan)
 4. Availibility (Ketersediaan)
 5. Impact of Environment (pengaruh
lingkungan)
 6. Economic (Ekonomi)
 7. Esthetic (Keindahan)

SAFETY - KEAMANAN
Instalasi listrik harus dipasang dengan benar berdasarkan standar
dan peraturan yang ditetapkan oleh SPLN, PUIL2000 serta IEC
(International Electrotechnical Commission) dengan tujuan untuk
keamanan dan keselamatan bagi mahluk hidup, harta benda dan instalasi
listrik itu sendiri.
Safety

Mahluk hidup Harta benda Instalasi listrik


- Kecelakaan - Kerusakan - Kebakaran
- Cedera - Musnah - Kerusakan
- Kematian peralatan listrik

Sistem instalasi listrik dinyatakan aman bagi mahluk hidup, harta benda
maupun pada sistem instalasi listrik itu sendiri, bila dilengkapi dengan
sistem proteksi yang sesuai dan mempunyai keandalan yang tinggi dalam
merespon gangguan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Contoh : Suatu sistem instalasi listrik harus dilengkapi dengan sistem
pentanahan/ pembumian agar manusia terhindar dari sentuhan tidak
langsung akibat kejutan listrik yang tidak terduga, karena adanya
kebocoran arus listrik pada body peralatan listrik.

221
7/3/2010

Reliability ( Keandalan)
Kondisi yang diperlukan adalah keandalan
terhadap :
 Unjuk kerja sistem
 Pengoperasian sistem
 Peralatan yang digunakan
Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan andal
bila operasi sistem kelistrikan dapat bekerja
selama mungkin dan dapat diatasi dengan
cepat bila terjadi ganngguan.

Accessibility (Kemudahan)
 Kondisi yang harus dicapai adalah kemudahan terhadap :
 Pengoperasian, Perawatan & Perbaikan sistem
 Pemasangan dan penggantian peralatan sistem
 Pengembangan dan perluasan sistem
 Kemudahan pada sistem instalasi listrik dinyatakan tercapai
apabila pengoperasian suatu sistem tidak memerlukan skill
tinggi, cepat dan tepat dalam pemasangan peralatan sistem
serta mudah dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan
sistem.
 Contoh : Agar memudahkan dalam mencari trouble pada suatu
sistem kontrol , maka sistem instalasi panel kontrol harus
dilengkapi label pada peralatan listrik yang terpasang, adanya
penomoran pada terminal, kabel dan pengawatan peralatan
yang disesuaikan dengan gambar/diagram kontrol dan instalasi
.

222
7/3/2010

Availibility (Ketersediaan)
 Merupakan hal yang penting dalam suatu sistem instalasi listrik,
karena berkaitan dengan kemungkinan pengembangan ataupun
perluasan proses kontrol/mesin yang meliputi ketersediaan
terhadap :
 Alat
 Tempat/Ruang
 Daya
 Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan mempunyai
ketersediaan apabila :
 Adanya cadangan peralatan listrik sebagai alat pengganti bila
terjadi kerusakan pada peralatan yang dalam kondisi operasi,
baik yang telah tersedia dilapangan umum maupun yang
dengan mudah didapat dipasaran.
 Adanya cadangan tempat atau ruang yang diperlukan untuk
menempatkan peralatan tambahan, karena adanya
pengembangan ataupun perluasan sistem.
 Adanya cadangan daya pada sistem instalasi yang dapat
langsung digunakan tanpa harus mengganti ataupun
menambah kabel pada sistem instalasi .

Impact of Environment (Pengaruh lingkungan)


 Perencanaan sistem instalasi listrik harus mempertimbangkan dampak yang
terjadi pada lingkungan sekitar dimana sistem instalasi dipasang, yang meliputi
:
 Pengaruh Lingkungan terhadap peralatan
 Pengaruh Peralatan terhadap lingkungan
Bila peralatan listrik dipasang pada lingkungan tertentu, harus
dipertimbangkan
apakah peralatan itu mempunyai pengaruh negatip terhadap lingkungan
sekitarnya,
Bila ada kemungkinan mengganggu atau merusak lingkungan maka harus
dirancang
agar pengaruh negatip yang ditimbulkan oleh peralatan listrik dapat
dihilangkan atau
diperkecil.
 Contoh : Gardu listrik dipasang pada suatu taman yang indah, maka harus
dipertimbangkan konstruksi bangunan gardu listrik agar tidak merusak
keindahan taman.

223
7/3/2010

Impact of Environment
(Pengaruh lingkungan)
 Lingkungan dimana peralatan listrik atau sistem instalasi listrik dipasang harus
dipertimbangkan apakah lingkungan dapat merusak peralatan/instalasi listrik
yang ada disekitarnya. Bila ada kemungkinan dapat merusak peralatan/instalasi,
maka harus dipilih peralatan /bahan instalasi yang tidak dapat terpengaruh
terhadap kondisi lingkungan tersebut.
Contoh : 1- Kabel instalasi dipasang pada lingkungan yang dipengaruhi oleh
bahan kimia tertentu, maka harus dipilih bahan isolasi kabel yang
tahan
terhadap pengaruh bahan kimia tersebut
2 -Peralatan listrik dipasang pada lingkungan yang lembab, maka
harus
digunakan peralatan listrik yang mempunyai IP (Index Protection)
tertentu.

Economic (Ekonomi)

 Perencanaan sistem instalasi listrik perlu mempertimbangkan


kondisi operasional jangka panjang agar dapat dihemat biaya-
biaya yang dikeluarkan terhadap :
 Pemeliharaan dan perluasan sistem
 Pemakaian/penggantian peralatan
 Pengoperasian sistem
 Kondisi ekonomis pada suatu sistem instalasi dikatakan
berhasil bila efesien dan efektip terhadap penggunaan daya
listrik, peralatan yang digunakan cukup andal dan kecilnya delay
time pada pengoperasian proses produksi.
 Contoh : Bila proses produksi banyak menggunakan beban
induktif, agar penggunaan daya listrik efektip maka sistem
instalasi listriknya harus dilengkapi dengan kompensasi daya
listrik, yaitu dengan memasang Capasitor Bank.

224
7/3/2010

Esthetic (Keindahan)
 Suatu hal yang penting pada sistem instalasi listrik adalah
keindahan dan kerapian, yang meliputi :
 Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan
 Keserasian dalam penggunaan/pemilihan peralatan
 Keserasian dan keindahan tata letak dan kenyamanan ruang
operasi
 Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan akan menimbulkan
kemudahan dan kejernihan pikiran dalam melaksanakan perawatan
dan perbaikan pada sistem instalasi .
 Keserasian dalam pemilihan dan penggunaan/pemilihan peralatan
yang disesuaikan dengan ukuran, bentuk dan warna yang sedemikian
rupa, sehingga menimbulkan pemandangan yang indah dan nyaman.
 Keserasian dan keindahan tata letak akan menimbulkan mosaik yang
memberikan kenyamanan serta menghindari kebosanan bagi
pelaksana operasi pada ruang dimana suatu kendali sistem kontrol
dipasang.
 Kondisi tersebut diatas akan menimbulkan gairah dan ketenangan
kerja serta disiplin kerja akan selalu terjaga.

Komponen Instalasi
 1. APP: Alat Pengukur dan Pembatas (milik PLN)
 2. PHB: Papan Hubung Bagi
- Utama/MDP : Main Distribution Panel

 - Cabang/SDP : Sub Distribution Panel
 - Beban/SSDP : Sub-sub Distribution Panel
 3. Penghantar:
 - Kawat Penghantar (tidak berisolasi)
 - Kabel (berisolasi)
 4. Beban
 - Penerangan: Lampu-lampu Listrik
 - Tenaga: Motor-motor Listrik

225
7/3/2010

Perancangan Instalasi Listrik


 Dalam perencanaan instalasi listrik pada
suatu gedung/bangunan, berkas rancangan
instalasi listrik terdiri dari:
 gambar situasi,
 gambar instalasi,
 diagram garis tunggal,
 gambar rinci.

 Gambar Situasi
 Yang menunjukan gambar posisi
gedung/bangunan yang akan dipasang instalasi
listriknya terhadap saluran/jaringan listrik terdekat.
 Data yang perlu ditulis pada gambar situasi ini
adalah alamat lengkap, jarak terhadap sumber
listrik terdekat (tiang listrik/bangunan yang sudah
berlistrik) untuk daerah yang sudah ada jaringan
listriknya.
 Bila belum ada jaringan listriknya, perlu
digambarkan rencana pemasangan tiang-tiang
listrik

226
7/3/2010

 Gambar Instalasi
 Yang menunjukan gambar denah bangunan
(pandangan atas) dengan rencana tata letak
perlengkapan listrik dan rencana hubungan
perlengkapan listriknya.
 APP  Main PHB  PHB Group  Load

227
7/3/2010

 Diagram Garis Tunggal


 Diagram garis tunggal dari APP (alat pegukur
dan pembatas) ke PHB (panel hubung bagi)
utama yang didistribusikan ke beberapa grup
langsung ke beban (untuk bangunan
berkapasitas kecil) dan melalui panel cabang
(SDP) maupun subpanel cabang (SSDP) baru
ke beban

228
7/3/2010

 Gambar Rinci
 Gambar rinci dalam bangunan diperlukan
untuk memberikan penjelasan yang rinci dari
perancang ke pada pelaksana proyek atau
dalam hal ini kontraktor.
 Dalam gambar rinci dapat diberikan ukuran
(panjang × lebar × tinggi) suatu barang,
misalkan panel hubung bagi.
 Bahkan cara pemasangan kabel, atau
pemasangan detail instalasi penangkal petir
dapat ditambahkan.

229
7/3/2010

 Alat Pengukur dan Pembatas (APP)

 APP merupakan bagian dari pekerjaan dan


tanggung jawab pengusaha ketenagalistrikan
(PLN). Terdiri dari alat ukur kwh meter dan
pembatas arus:
 - 450 VA sampai dengan 4.400 VA untuk
sistem satu fasa
 - 4,9 kVA sampai dengan 630 kVA untuk
sistem tiga fasa

230
7/3/2010

PHB
 Panel Hubung Bagi (PHB) adalah panel
berbentuk almari (cubicle), yang dapat
dibedakan sebagai:
 - Panel Utama/MDP : Main Distribution Panel
 - Panel Cabang/SDP : Sub-Distribution Panel
 - Panel Beban/SSDP : Subsub-Distribution
Panel

231
7/3/2010

PHB
 Isi dari PHB;
 Circuit Breaker
 Tambahan
 Reley proteksi
 Trafo tegangan, Trafo arus
 Alat-alat ukur listrik: Amperemeter, Voltmeter,
Frekuensi meter, Cos meter, Lampu Indikator, dll

load
 Menurut sifatnya, beban listrik terdiri tiga.
a. Resistor (R) yang bersifat resistif
b. Induktor (L) yang bersifat induktif
c. Kapasitor (C) yang bersifat kapasitif

 Jenis beban dalam instalasi;


 Penerangan
 Daya
 Motor listrik

232
7/3/2010

233
7/3/2010

THE END .

234

Anda mungkin juga menyukai