Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun oleh

Nama : Dedi fatra

Nim : AOA0180855

Prodi : DIII Keperawatan

YAYASAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES

MALANG

2021

1
A. Konsep Dasar Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh

hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga

selalu berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012). Menurut Departemen

Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat

yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan

tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling

ketergantungan.

Menurut Sutanto (2012) yang dikutip dari Bailon dan Maglaya (1997)

keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena

hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga,

saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan

mempertahankan suatu budaya.

Menurut WHO (1969) keluarga merupakan anggota rumah tangga yang

saling berhubungan melalui pertalian darah , adopsi atau perkawinan

(Setiadi, 2008). Sedangkan menurut Depkes RI ( 1988) keluarga adalah

inti terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa

orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap

dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2008).

2. Struktur keluarga

2
Menurut Setiadi (2008), Struktur keluarga menggambarkan bagaimana

keluarga melaksanakan fungsinya di masyarakat. Struktur keluarga terdiri

dari bermacam-macam, diantaranya adalah :

a. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa

generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

d. Patrilokal

Adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

suami

e. Keluarga kawin

Adalah hubungan sepasang suami istri sebagai dasar bagi pembinaan

keluarga dan beberapa sanak saudara menjadi bagian keluaga karena

adanya hubungan dengan suami atau istri.

3
Friedman, Bowden, & Jones (2003) dalam Harmoko (2012) membagi

struktur keluarga menjadi empat elemen, yaitu komunikasi, peran keluarga,

nilai dan norma keluarga, dan kekuatan keluarga.

1. Struktur komunikasi keluarga.

Komunikasi dalam keluarga dapat berupa komunikasi secara emosional,

komunikasi verbal dan non verbal, komunikasi sirkular. Komunikasi

emosional memungkinkan setiap individu dalam keluarga dapat

mengekspresikan perasaan seperti bahagia, sedih, atau marah diantara para

anggota keluarga. Pada komunikasi verbal anggota keluarga dapat

mengungkapkan apa yang diinginkan melalui kata-kata yang diikuti dengan

bahasa non verbal seperti gerakan tubuh. Komunikasi sirkular mencakup

sesuatu yang melingkar dua arah dalam keluarga, misalnya pada saat istri

marah pada suami, maka suami akan mengklarifikasi kepada istri apa yang

membuat istri marah.

2. Struktur peran keluarga.

Peran masing – masing anggaota keluarga baik secara formal maupun

informal, model peran keluarga, konflik dalam pengaturan keluarga.

3. Struktur nilai dan norma keluarga.

Nilai merupakan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal apakah baik atau

bermanfaat bagi dirinya. Norma adalah peran-peran yang dilakukan

manusia, berasal dari nilai budaya terkait. Norma mengarah kepada nilai

yang dianut masyarakat, dimana norma-norma dipelajari sejak kecil. Nilai

merupakan prilaku motivasi diekspresikan melalui perasaan, tindakan dan

4
pengetahuan. Nilai memberikan makna kehidupan dan meningkatkan harga

diri (Susanto, 2012, dikutip dari Delaune, 2002). Nilai merupakan suatu

sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan

anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga merupakan suatu

pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.

Norma adalah pola prilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan

sistem nilai dalam keluarga.

4. Struktur kekuatan keluarga

Kekuatan keluarga merupakan kemampuan baik aktual maupun potensial

dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi perilaku orang lain

berubah kearah positif. Tipe struktur kekuatan dalam keluarga antara lain:

hak untuk mengontrol seperti orang tua terhadap anak (legitimate

power/outhority), seseorang yang ditiru (referent power), pendapat, ahli dan

lain-lain (resource or expert power), pengaruh kekuatan karena adanya

harapan yang akan diterima (reward power), pengaruh yang dipaksakan

sesuai keinginannya (coercive power), pengaruh yang dilalui dengan

persuasi (informational power), pengaruh yang diberikan melalui manipulasi

dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual (affective power).

3. Fungsi Keluarga

a. Fungsi biologis

Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskan

kelangsungan keturunan, tetapi juga memelihara dan membesarkan

5
anak dengan gizi yang seimbang, memelihara dan merawat

anggota keluarga juga bagian dari fungsi biologis keluarga.

b. Fungsi psikologis

Keluarga menjalankan fungsi psikologisnya antara lain untuk

memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian

diantara anggota keluarga membina pendewasaan kepribadian anggota

keluarga memberikan identitas keluarga.

c. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi tercermin untuk membina sosialisasi pada anak

membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan

perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak. Meneruskan nilai-nilai

budaya

d. Fungsi ekonomi

Keluarga menjalankan fungsi ekonomisnya untuk mencari sumber-

sumber penghasilan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan

yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak dan jaminan

hari tua .

e. Fungsi pendidikan

Keluarga menjalankan fungsi pendidikan untuk menyekolahkan anak

dalam rangka untuk memberikan pengetahuan, keterampilan,

membentuk prilaku anak,, mempersiapkan anak untuk kehidupan

dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya

6
4. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan

Menurut Setiadi (2008), Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan

yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenal

keadaan kesehatan dan perubahan -perubahan yang dialami anggota

keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga

secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua atau keluarga.

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas

ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan

yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan

siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan

untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang

dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan

dapat dikurangi atau bahkan teratasi.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Seringkali

keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi

keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui keluarga

sendiri. Anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

perlu mendapatkan tindak lanjut atau perawatan agar masalah yang

lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi

pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki

kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.

7
Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan

keluarga.

d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi

keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal-balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan (pemanfaatan kesehatan yang ada).

5. Peran Keluarga

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain

terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem (Kozier,

1995). Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun

dari luar dan bersifat stabil. Kemampuan keluarga dalam memberikan

asuhan kesehatan akan mempengaruhi status kesehatan keluarga.

Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat

dari tugas kesehatan keluarga. Berikut ini tugas keluarga menurut

Friedman (1998), adalah sebagai berikut: mengenal masalah kesehatan;

keluarga mampu mengidentifikasi masalah-masalah dalam keluarga.

Fungsi keluarga membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat,

yaitu keluarga mampu membuat keputusan dan merencanakan

tindakan keperawatan keluarga, dalam melakukan perawatan keluarga

yakni keluarga mampu merawat anggota keluarga sebelum anggota

keluarga membawa anggota keluarga ke tempat pelayanan kesehatan.

Keluarga juga mampu mempertahankan atau menciptakan suasana rumah

8
yang sehat, untuk kelangsungan hidup anggota keluarga, serta tetap

mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan

masyarakat. Keluarga akan menggunakan fasilitas kesehatan sesuai

dengan kemampuan keluarga.

6. Kemampuan Keluarga

Perilaku manusia sangat kompleks yang terdiri dari 3 domain yaitu

kognitif, afektif dan psikomotor (Bloom, 1956 dalam Potter dan

Perry, 2005). Ketiga domain tersebut lebih dikenal pengetahuan, sikap

dan praktik. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting karena digunakan untuk menerima informasi baru dan

mengingat informasi tersebut.

Saat keluarga diberikan informasi baru, maka keluarga tersebut akan

membentuk tindakan keluarga yang merujuk pada pikiran rasional,

mempelajari fakta, mengambil keputusan dan mengembangkan pikiran

(Craven, 2006)

7. Stress Dan Koping Keluarga

STIMULUS KOPING ADAPTASI

Gambar : Stimulus – adaptasi ( Roy, 1991 )

9
a. Sumber stressor keluarga (Stimulus)

White (1974, dalam Friedman, 1989) mengidentifikasi tiga strategi untuk

adaptasi individu yang juga dapat digunakan pada keluarga yaitu

mekanisme pertahanan, merupakan cara-cara yang dipelajari, kebiasaan

dan otomatis untuk berespon, taktik untuk menghindari masalah dan

biasanya merupakan perilaku menghindari sehingga cenderung disfungsi,

strategi koping yaitu upaya-upaya pemecahan masalah, biasanya

merupakan strategi adaptasi positif dan penguasaan yaitu merupakan

mode adaptasi yang paling positif sebagai hasil dari penggunaan strategi

koping yang efektif dan sangat berhubungan kompetensi keluarga

b. Koping Keluarga

Koping keluarga menunjuk pada analisa kelompok keluarga (analisa

interaksi). Koping keluarga didefinisikan sebagai respon positif yang

digunakan keluarga dalam menyelesaikan masalah (mengendalikan stress).

Berkembang dan berubah sesuai tuntutan/stressor yang dialami. Sumber

koping keluarga bisa internal yaitu dari anggota keluarga sendiri dan

eksternal yaitu dari luar keluarga.

c. Strategi adaptasi disfungsional

Dapat berupa penyangkalan dan ekploitasi terhadap anggota keluarga

seperti kekerasan terhadap keluarga, kekerasan terhadap pasangan,

penyiksaan anak, penyiksaan usia lanjut, penyiksaan orang tua, proses

10
pengkambinghitaman dan penggunaan ancaman. Penyangkalan masalah

keluarga dengan menggunakan mitos keluarga, triangling (pihak ketiga)

dan pseudomutualitas, pisah/hilangnya anggota keluarga dan

otoritariansme.

8. Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga

Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik,

namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama

(Rodgers cit Friedman, 1999) :

a. Pasangan baru (keluarga baru)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan

perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan

meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :

1) Membina hubungan intim yang memuaskan

2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok

sosial

3) Mendiskusikan rencana memiliki anak

b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi

kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia

30 bulan :

1) Persiapan menjadi orang tua

11
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,

hubungan sexual dan kegiatan keluarga

3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

c. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan

berakhir saat anak berusia 5 tahun :

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan

tempat tinggal, privasi dan rasa aman

2) Membantu anak untuk bersosialisasi

3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan

anak yang lain juga harus terpenuhi

4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun

di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)

5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap

yang paling repot)

6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

d. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun

dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah

mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga

sangat sibuk :

12
1) Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin

meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan

anggota keluarga

e. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya

berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak

meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah

melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan

yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,

mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat

otonominya

2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.

Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang

keluarga

f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan

berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya

13
tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada

anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki

masa tua

4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

g. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah

dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :

1) Mempertahankan kesehatan

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman

sebaya dan anak-anak

3) Meningkatkan keakraban pasangan

h. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah

satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal

damapi keduanya meninggal :

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

14
2) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman,

kekuatan fisik dan pendapatan

3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

15
B. Konsep Dasar Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi peningkatan
tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013; Ferri, 2017).
hipertensi merupakan tanda klinis ketidak-seimbangan hemodinamik suatu
sistem kardiovaskular, penyebab kejadian yang disebabkan oleh beberapa
faktor / multi faktor sehingga tidak bisa terdiagnosis dengan hanya satu faktor
tunggal (Setiati, 2015),
2. Klasifikasi
Menurut American Heart Association (2017) dalam Hypertension
Highlights 2017 : Guideline For The Pevention, Detection, Evaluation and
Management Of High Blood Pressure In Adults, menentukan batasan tekanan
darah yang berbeda dari sebelumnya. Klasifikasi tekanan darah pada orang
dewasa dijelaskan seperti tabel 1 berikut:

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa Sebagai


Patokan dan Diagnosis Hipertensi (mmHg)
Kategori Tekanan darah
Sistolik Diastolok
Normal <120 mmHg <80 mmHg
Prehipertensi 120-129 mmHg <80 mmHg
Hipertensi stage 1 139-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi stage II ≥140 mmHg ≥90 mmHg
(Sumber : Hypertension Highlights 2017 : Guideline For The
Pevention, Detection, Evaluation and Management Of
High Blood Pressure In Adults 2017).
Penyebap hipertensi di bagi menjadi dua golongan
1) Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer merupakan hipertensi dimana etiologi
patofisiologinya tidak diketahui. Hipertensi jenis ini tidak dapat
disembuhkan tetapi dapat dikontrol. Berdasarkan literatur> 90%
pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi primer. Beberapa
teori yang menyatakan bahwa penyakit hipertensi telah disebutkan,
namun belum satupun teori yang menyatakan patogenesis
hipertensi tersebut.

16
Hipertensi sering turun temurun dalam suatu keluarga, hal
ini menunjukkan bahwa faktor genetik memegang peranan penting
pada patogenesis hipertensi primer. Banyak faktor genetik yang
mempengaruhi keseimbangan natrium, tetapi juga
didokumentasikan adanya mutasi-mutasi genetik yang mengubah
ekskresi kallikrein urin, pelepasan oksida nitrat, ekskresi
aldosteron, steroid adrenal, dan angiotensinogen.
2) hipertensi Sekunder
Sisanya <10% penderita merupakan hipertensi sekunder
yang disebabkan dari penyakit komorbid atau obat tertentu Pada
kebanyakan kasus, disfungsi ginjal akibat penyakit ginjal kronis
atau penyakit penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder
yang paling sering Obat-obat tertentu, baik secara langsung
maupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat
hipertensi dengan kenaikan tekanan darah. penyebab identitas
dapat diidentifikasi, maka bayi yang diperiksa atau mengoreksi
kondisi komorbid yang menyertainya sudah merupakan tahap
pertama dalam penanganan hipertensi skunder.
Komunitas Nasional Bersama tentang Pencegahan,
Deteksi, Evaluasi dan Pengobatan Pencegahan Darah Tinggi7
(JNC-7), WHO dan European Society of Hipertension
mendefinisikan hipertensi sebagai kondisi dimana tekanan darah
sistolik seseorang lebih dari 140 mmHg atau tekanan darah
diastoliknya lebih dari 90 mmHg. Klasifikasi tekanan darah oleh
JNC 7 untuk pasien dewasa (umur ≥ 18 tahun) dibagi menjadi 4
kategoti yang didasarkan pada rerata pengukuran dua tekanan
darah atau lebih pada dua atau lebih.

Tabel 2.2 Klasifikasi tekanan darah siastolik ≥140 mmHg dan atau
diastolik ≥ 90 mmHg ( INASH,2019 )
KATEGORI TDS TDD
Optimal <120 mmhg Dan <80 mmHg
Normal 120-129mmhg Dan atau 80-84 mmHg
Normal tinggi 130-139 Dan atau 85-89 mmHg

17
mmhg
Hipertensi derajat 1 140-159 Dan atau 90-99 mmHg
mmhg
Hipertensi derajat 2 160-179 Dan atau 100-109 mmHg
mmhg
Hipertensi derajat 3 ≥180 mmhg Dan atau ≥110 mmHg
Hipertensi sistolik ≥140 mmhg Dan <90 mmHg
terisolasi

3. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan
menurut (Aspiani, 2014) :
a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial Hipertensi primer atau
hipertensi esensial disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak
diketahui penyebabnya. Faktor yang memengaruhi yaitu :
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan
hipertensi, beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.
Faktor genetik ini tidak dapat dikendalikan, jika memiliki
riwayat keluarga yang memliki tekanan darah tinggi.
2) Jenis kelamin dan usia
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause
beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Jika usia
bertambah maka tekanan darah meningkat faktor ini tidak
dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki lebih tinggi
dari pada perempuan.
3) Diet
Konsumsi diet tinggi garam secara langsung berhubungan
dengan
berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikan oleh
penderita dengan mengurangi konsumsinya, jika garam yang
dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk mengolah
garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada yang

18
seharusnya didalam tubuh. Banyaknya cairan yang tertahan
menyebabkan peningkatan pada volume darah. Beban ekstra
yang dibawa oleh pembuluh darah inilah yang menyebabkan
pembuluh darah bekerja ekstra yakni adanya peningkatan
tekanan darah didalam dinding pembuluh darah dan
menyebabkan tekanan darah meningkat.
4) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan
dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB
ideal) dikaitkan dengan berkembangnya peningkatan tekanan
darah atau hipertensi.
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan
pola hidup sehat dengan menghindari faktor pemicu hipertensi
yaitu merokok, dengan merokok berkaitan dengan jumlah
rokok yang dihisap dalam waktu sehari dan dapat
menghabiskan berapa putung rokok dan lama merokok
berpengaruh dengan tekanan darah pasien. Konsumsi alkohol
yang sering, atau berlebihan dan terus menerus dapat
meningkatkan tekanan darah pasien sebaiknya jika memiliki
tekanan darah tinggi pasien diminta untuk menghindari alkohol
agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan pelihara gaya
hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa
terjadi
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas.salah satu
contoh:
Hipertensi sekunder adalah hipertensi vaskular rena, yang
terjadi akibat stenosi arteri renalis Kelainan ini dapat bersifat
kongenital atau akibat aterosklerosis.stenosis arteri renalis
menurunkan aliran darah ke ginjalsehingga terjadi pengaktifan
baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasn renin, dan

19
pembentukan angiostenin II. Angiostenin II secara langsung
meningkatkan tekanan darahdan secara tidak langsung
meningkatkan sintesis andosteron danreabsorbsi natrium. Apabila
dapat dilakukan perbaikan pada stenosis,atau apabila ginjal yang
terkena diangkat,tekanan darah akan kembalike normal

4. Epidemiologi
Menurut data Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014,
Hipertensi dengan komplikasi (5,3%) merupakan penyebab kematian nomor 5
(lima) pada semua umur. Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
kesehatan menyebutkan bahwa biaya pelayanan Hipertensi mengalami
peningkatan setiap tahun yaitu pada tahun 2016 sebesar 2,8 Triliun rupiah,
tahun 2017 dan tahun 2018 sebesar 3 Triliun.
Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di
Kalimantan Selatan (44,1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%).
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54
tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%)
5. Patofisiologi
Menurut (Aspiani,2015)
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi terletak dipusat
vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre-ganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor.

20
Pasien dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi .Pada saat
bersamaan ketika sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga akan terangsang, yang
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
menyekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal
menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokontriktor pembuluh darah.
Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,
sehingga menyebabkan pelepasan renin.
Renin yang diproduksi oleh ginjal ketika aliran darah ke ginjal menurun, akan
merangsang terbentuknya angiotensin I, yang akan berubah menjadi
angiotensin II. Angiotensin II akan meningkatkan tekanan darah dengan
mengakibatkan kontraksi langsung pada arteriol. Secara tidak langung juga
akan merangsang pelepasan aldosteron oleh korteks adrenal yang
menyebabkan retensi natrium dan air dalam ginjal. Respon tersebut
meningkatkan volume cairan ekstraseluler, yang pada gilirannya
meningkatkan aliran darah yang kembali ke jantung, sehingga meningkatkan
volume sekuncup dan curah jantung. Semua faktor tersebut cenderung akan
menyebabkan terjadinya hipertensi (Muttaqin, 2014).

Pathway

Umur Jenis kelamin gaya gidup Obesitas

Elastisitas
Kebiasaan jarang
berolahraga konsumsi
Arterosklerosis makanan yang
menimbulkan hipertensi

21
Hipertensi Kurang sumber informasi

Kerusakan vaskuler pembuluh darah

Perubahan struktur

Penyumbatan pembuluh darah

Vasokontriksi

Ganguan sirkulasi Defisit pengetahuan

Otak Pembuluh darah Retina

Sistemik Koroner Spasme

Resistensi pembuluh Suplai O2 Vasokontriksiiskemik miokard arteriole Diplopia

Darah otak Otak menurunAfterload meningkat

Sinkop
Nyeri Penurunan Fatique Nyeri Resiko
akut Resiko perfusi curah dada ketidaksta
serebral tidak jantung bilan
efektif tekanan
darah
Intoleransi
aktifitas
(Wilkinson,2012).

22
6. Faktor Resiko Hipertensi
Menurut Fauzi (2014), jika saat ini seseorang sedang perawatan
penyakit Hipertensi dan pada saat diperiksa tekanan darah seseorang
tersebut dalam keadaan normal, hal itu tidak menutup kemungkinan tetap
memiliki resiko besar mengalami Hipertensi kembali. Lakukan terus
kontrol dengan Dokter dan menjaga kesehatan agar tekanan darah tetap
dalam keadaan terkontrol. Hipertensi memiliki beberapa faktor resiko,
diantaranya yaitu :
a. Tidak dapat diubah:
1) Keturunan, faktor ini tidak bisa diubah. Jika di dalam keluarga pada
orang tua atau saudara memiliki tekanan darah tinggi maka dugaan
Hipertensi menjadi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah
tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik dibandingkan
kembar tidak identik. Selain itu pada sebuah penelitian menunjukkan
bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah
tinggi.
2) Usia, faktor ini tidak bisa diubah. Semakin bertambahnya usia
semakin besar pula resiko untuk menderita tekanan darah tinggi. Hal
ini juga berhubungan dengan regulasi hormon yang berbeda
b. Dapat diubah:
1) Konsumsi garam, terlalu banyak garam (sodium) dapat menyebabkan
tubuh menahan cairan yang meningkatkan tekanan darah
2) Kolesterol, Kandungan lemak yang berlebihan dalam darah
menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah,
sehingga pembuluh darah menyempit, pada akhirnya akan
mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi.
3) Kafein, Kandungan kafein terbukti meningkatkan tekanan darah.
Setiap cangkir kopi mengandung 75-200 mg kafein, yang berpotensi
meningkatkan tekanan darah 5-10 mmHg.
4) Alkohol, alkohol dapat merusak jantung dan juga pembuluh darah. Ini
akan menyebabkan tekanan darah meningkat.

23
5) Obesitas, Orang dengan berat badan diatas 30% berat badan ideal,
memiliki peluang lebih besar terkena hipertensi
6) Kurang olahraga, Kurang olahraga dan kurang gerak dapat
menyebabkan tekanan darah meningkat. Olahraga teratur dapat
menurunkan tekanan darah tinggi namun tidak dianjurkan olahraga
berat
7) Stress dan kondisi emosi yang tidak stabil seperti cemas, yang
cenderung meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu. Jika
stress telah berlalu maka tekanan darah akan kembali normal
8) Kebiasaan merokok, Nikotin dalam rokok dapat merangsang pelepasan
katekolamin, katekolamin yang meningkat dapat mengakibatkan
iritabilitas miokardial, peningkatan denyut jantung, serta menyebabkan
vasokonstriksi yang kemudian meningkatkan tekanan darah
9) Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen) melalui mekanisme
renin-aldosteron-mediate volume expansion, Penghentian penggunan
kontrasepsi hormonal, dapat mengembalikan tekanan darah menjadi
normal kembali. Walaupun hipertensi umum terjadi pada orang
dewasa, tapi anakanak juga berisiko terjadinya hipertensi. Untuk
beberapa anak, hipertensi disebabkan oleh masalah pada jantung dan
hati. Namun, bagi sebagian anak-anak bahwa kebiasaan gaya hidup
yang buruk, seperti diet yang tidak sehat dan kurangnya olahraga,
berkonstribusi pada terjadinya hipertensi (Fauzi, 2014).

7. Tanda dan gejala hipertensi


Gejala umum yang timbul pada penderita hipertensi tidak semua
sama pada setiap orang, kadang timbul tanpa gejala. Secara umum gejala
yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi (Aspiani, 2014), sebagai berikut
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan pusing terasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
e. Telinga berdengung

24
8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien hipertensi yaitu Menurut
Aspiani (2015),
a. Stroke, dapat terjadi akibat hemoragik akibat tekanan darah tinggi di
otak, atau akibat dari embolus yang terlepas dari pembuluh darah di
samping otak yang terpajan darah tinggi.
b. Infark miokard, dapat terjadi keberlanjutan arteri koroner yang
arterosklerotik tidak dapat menjamin oksigen yang cukup ke
miokardium atau kawasan terbentuk thrombus yang menghambat
aliran darah melewati pembuluh darah
c. Gagal ginjal, dapat terjadi kerusakan kerusakan akibat-akibat tekanan
darah tinggi pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan glomerulus yang
rusak, aliran darah ke nefron akan terganggu dan dapat berlanjut
menjadi hipoksik dan kematian
d. Ensefalopati (kerusakan otak), dapat terjadi terutama pada hipertensi
maligna (Hipertensi yang sangat meningkat cepat dan berbahaya).
Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan
peningkatan tekanan kapiler dan cairan ke ruang interstisial di seluruh
susunan saraf pusat. Neuron yang berada di sekitarnya kolaps dan
terjadi koma serta kematian.
e. Kejang, dapat terjadi pada wanita preeklamsia. Bayi yang lahir
mungkin yang memiliki berat lahir kecil akibat perfusi plasenta yang
tidak adekuat, kemudian dapat mengalami kejang selama atau sebelum
proses persalinan

C. Konsep Pengetahuan
1. Defenisi pengetahuan

25
Defenisi pengetahuan merupakan hasil dari tahu,dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengendiraan terjadi melalui panca indera manusia yaitu,indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang ( Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan di bagi menjadi dua jenis yaitu: pengetahuan implisit
dan eksplisit.
1) Implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk
pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak nyata seperti
keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan imprisit
seringkali berisi kebiasaan maupun kebudayaan yang bahkan dapat
tidak disadadri.
2) Eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan dalam wujud
nyata (Budiman & Riyanto, 2013)
2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan,yaitu:
1) Tahu adalah kemampuan mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya maupun mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan
(Notoatmodjo, 2007).
2) Memahami: Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan materi
tersebut secara benar (Budiman & Riyanto, 2013).
3) Aplikasi: Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (Budiman &
Riyanto, 2013). Aplikasi dapat juga diartikan sebagai penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip.

26
Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-
perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus
pemecahan masalah (problem solving) dalam pemecahan masalah
kesehatan dari kasus yang diberikan (Notoatmodjo,2007).”
4) Analisis: Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi
atau objek dalam komponen–komponen, tetapi masih di dalam suatu
strukur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain (Budiman &
Riyanto, 2013).
5) Sintesis: Sintesis dengan kata lain adalah suatu kemampuan untuk
menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, dan
menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada
(Notoatmodjo,2007)
6) Evaluasi: Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, (Budiman &
Riyanto, 2013).
3. Cara Memperoleh Pengetahuan
a. Kuno
1) Cara coba-coba (trail eror)
Cara ini dipakai sebelum adanya kebudayaan bahkan mungkin
sebelum adanya peradapan yang dilakukan dengan mengunakan
dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil maka akan dicoba kemungkinan yang dapat memecahkan
masalah tersebut
2) Cara kekuasaan atau otoriter
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin masyarakat
yang baik formal maupun informal, perinsipnya adalah orang yang
menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang punya
otoritas tanpa berlebih dahulu menguji atau membuktikan
kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris ataupun penalaran
sendiri.
3) Berdasarkan pengalaman pribadi

27
Dengan mengulang pengetahuan kembali yang pernah diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang pernah dihadapi di masa
lalu.
4) Melalui jalan pikir
Dalam mempeoleh kebenaran pikiran manusia mengunakan jalan
pikiran baik melalui enduksi maupun dedukasi, apabila proses
pembuatan kesimpulan itu melalui melalui pernyataan-pernyataan
khusus pada umunnya yang dinamkan induksi, sedangkan dedukasi
adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum
kepada yang khusus
b. Cara modern
Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih popular
dengan metodologi penelitian cara ini mula mula dikembangkan oleh
Francis Bacon (1516-1626) kemudian dikembangkan oleh Deobold Van
Dallien, akhirnya lahir suatu cara penelitian dewasa ini dikenal dengan
metodologi penelitian ilmiah.
4. Cara Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto (2010) pengukuran pengetahuan dilakukan
dengan wawancara angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan
diukur dari subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang
ingin diukur dan disesuaikan dengan tingkatnya. Jenis pertanyaan yang
dapat digunakan pengukuran pengetahuan secara umun dibagi menjadi 2
jenis yaitu:
a. Pertanyaan subjektif
Pengunaan pertanyaan subjektif dengan jenis pertanyaan esay digunakan
dengan penilaian yang melibatkan faktor subjektif dari peneliti, sehinga
hasil nilai akan berbeda dari setiap penilai dari waktu ke waktu
b. Pertanyaan objektif
Jenis pertanyaan objektif seperti pilihan ganda (nultiple choise)betul
salah pertanyaan dapat dinilai secara pasti oleh penilai.
Pengukuran tingkat pengetahuan dapat dikategorikan menjadi tiga
yaitu:

28
1. pengetahuan baik bila menjawab 76-100% dengan benar dari total
pertanyaan
2. Pengetahuan cukup bila menjawab 56-76% dengan benar dari total
pertanyaan
Pengetahuan kurang bila menjawab <56% dari total jawaban
D. Konsep asuhan keperawatan keluarga
a. Identifikasi data
1. Nama kepala keluarga : Tn. S
2. Alamat
Jl. Sebalo sentagi dalam
3. Komposisi keluarga

N JENIS TEMPAT,
N HUBUNGAN PEKERJAA PENDIDIKAN
O A KELA TANGGAL N
M MIN LAHIR

A
1 TN.S L KEPALA KELUARGA PONTIANAK,12- WIRASWAST SLTA/SEDERAJAT
07-1975 A
2 TN.M P ISTRI SENTAGI,04-11- MENGURUS SLTA/SEDERAJAT
1982 RUMAH
TANGA
3 AN.B P ANAK BENGKAYANG,04 PELAJAR/M BELUM TAMAT
-04-2004 AHASISWA SD SEDERAJAT
4 AN.G L ANAK BENGKAYANG,04 PELAJAR/M BELUMTAMAT
-06-2009 AHASISWA SD SEDERAJAT

4. Genogram

Keterangan : perempuan
: laki-laki

29
: sakit
: meningal
…………. : satu rumah
5. Tipe bentuk keluarga
tipe keluarga klien adalah keluarga inti di dalam keluarga permasalahan,
dengan tipe tersebut karena meskipun dirumah hanya keluarga inti namun
sering kali angota keluarga berkumpul dengan orang tuanya dan
saudaranya dan kerabat lainnya pun berdekatan
Keluarga berasal dari suku dayak dan suku Madura .Latar belakang etnis
keluarga adalah etnis dayak dan Madura
6. Latar belakang budaya (etnis)
6.1 latar belakang etnis keluarga (suami dan istri)

a. kepala keluarga berasal dari suku Madura


b. istri berasal dari suku dayak
c. tempat tingal keluarga berada di lingkungan sebagian
besar adalah suku dayak
d. dalam satu keluarga suami dan istri menganut masing
masing agama, suami menganut agama islam dan istri
menganut agama Kristen
e. keluarga tidak memiliki kebiasaan untuk menhindari diet
tergantung dengan selera makanan yang ia inginkan
masakan yang dimasakpun bervariasi tergantung selera
pasien
f. bahasa yang digunakan sehari hari adalah mengunakan
bahasa dayak dan Indonesia
g. keluarga seringkali mengunakan kesehatan di faskes
mandiri terdekat untuk setiap permasalahan kesehatannya
jarang berobat ke puskesmas

30
6.2 kegiatan-kegiatan keagamaan social budaya

i. Keluarga sering mengikuti ibadah sesuai keyakinannya masing


masing
kebiasaan diet terkait budaya
a. Keluargatidak pernah menhindari diet makan terkait budaya
6.3 Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi
(apakah keluarga memiliki kepercayaan tradisional asli dalam bidang
kesehatan):
b. Klien terkadang membeli obat-obatan diwarung terkadang juga
mengunakan fasilitas kesehatan mandiri terdekat untuk masalah
kesehatannya dan jarang untuk pergi ke puskesmas
7. Identifikasi religious
7.1 Agama yang dianut keluarga
a. agama yang dianut keluarga terbagi menjadi dua keyakinan suami
menganut agama islam dan istri menganut agama kristen dan anak
anaknya masuk Kristen
7.2 keaktifan keluarga dalam kegiatan agama
a. suami jarang mengikuti ibadah sesuai keyakinan, dan istri jarang
mengikuti ibadah dari keluarga yang aktif ibadah adalah anak-anaknya
7.3 Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut
dalam kehidupan keluarga terutama dalam hal kesehatan:
b. Pasien selalu berdoa kepada yang maha kuasa untuk selalu diberi
kesehatan kepada keluarganya
8. Status ekonomi :
8.1 jumlah pendapatan perbulan:
Rp.1.000.000-1.500.000
8.2 sumber-sumber pendapatan perbulan:
sumber pendapatan dari istri bekerja sebagai pembantu rumah tanga
8.3 jumlah pengeluaran perbulan :
Rp.700.000-950.000
8.4 apakah pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga :
□ ya

31
9. aktivitas rekreasi atau waktu luang :
keluarga mengatakan tidak pernah mengisi waktu luang dengan rekreasi di
tempat liburan di luar kota maupun di dalam kota

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

10. tahap perkembangan keluarga saat ini :


keluarga memiliki 2 anak yang masi duduk di bangku sekolah dasar ( SD)
11. sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan yang sesuai
dengan tahap perkembangan ?
TN.S bekerja sebagai juru parker dan NY.N bekerja sebagai pembantu
ibu rumah tanga pekerjaan yang keluaga lakukan sudah 2 tahun dimana
keluarga tersebut mengharapkan uang dan untuk memenuhi kelangsunagn
pendapatan ekonominya dari itu semua
12. riwayat keluarga mulai kejadian-kejadian dan pengalaman yang unik
berkaitan dengan kesehatan ( perceraiaan,kematian,kehilangan,dll) yang
terjadi didalam kehidupan keluarga :
dari riwayat keluarga NY.M pernah mengalami perceraian sejak 12 tahun
yang lalu dan 10 tahun yang lalu pernah kehilangan seorang Ayah telah
meningal

DATA LINGKUNGAN

13. karakteristik rumah


13.1 kepemilikan tempat tingal ( rumah,apartemen,sewa kamar,dll) :
Keluarga tingal di rumah pribadi
13.2 Gambaran kondisi rumah :

R.T
KAMAR DAPUR

32
kondisi rumah layak huni hanya ventilasi tidak adekuat karena di
lingkungan rumah berdampingan dengan rumah saudaranya

13.3 Amati suplai air minum pengunaan alat-alat masak pengamanan


untuk di dapur:
Suplai air minum bersih mengunakan air PDAM pengunaan alat
masak tergolong mengunakan 2 metode kayu api dan mengunakn gas
elpiji
13.4 Amati sanitase air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan handuk
di kamar mandi :
Toilet masih menumpang di toilet saudara kandungnya
13.5 Kaji pengaturan tidur di dalam rumah jelaskan apakah pengaturan
tersebut memadai bagi angota keluarga dengan pertimbangan usia
mareka :
Penataan tempat tidur keluarga memadai dan cukup untuk kebutuhan
tidur keluarga
13.6 Keadaan umum kebersihan sanitasi dan keamanan rumah jelaskan
apakah ada vector pembawa penyakit :
Keadaan kebersihan di tempat keluarga cukup bersih
13.7 Kaji perasaan-perasaan subyektif keluarga terhadap rumah
jelaskan apakah keluarga mengangap rumahnya memadai bagi mareka
:
Keluarga mengatakan cukup memadai
13.8 Evaluasi pengaturan privasi dan jelaskan bagaimana keluarga
merasakan privasi mareka memadai :
Kondisi rumah layak huni dan aman bagi keluarga
14. Karakteristik lingkungan dan komonitas tempat tingal yang luas
14.1 Karakteristik-karakteristik lingkungan
a. Tipe lingkungan/komonitas (desa,kota,subkota,antar kota) :

33
Daerah keluarga berada di perdesaan dan tidak jauh di daerah
perkotaan
b. Tipe lingkungan tempat tingal ( hunian,industrian, campuran
hunian, dan industry kecil agraris) :
hunian
14.2 Bagaimana karakteristik demografis dari linghkungan dan
komonitas ?
Demografis dilingkungan mareka terlihat rukun dan bersosial saling
menghormati dan saling membantu satu sama lain
14.3 Sebutkan kelas social karakteristik etnis penghuni :
Bergotong royong disaat ada masalah di sekeliling lingkungan
mengalami musibah membantu di saat ada acara di desa
14.4 Pelayanan kesehatan dan social apa saja yang ada dalam
lingkungan dan komonitas?
a. Fasilitas ekonomi(warung,took,apotik,pasar) :
Warung
b. Fasilitas kesehatan :
Faskes mandiri
c. Lembaga pelayanan kesehatan
( kesejahteraan,konseling,pekerjaan) :
14.5 Sebutkan dan jelaskan lembaga pendidikan yang ada :
SD,SMP,SMA
14.6 Fasilitas rekreasi yang dimiliki daerah :
Tidak ada
14.7 Transportasi umum untuk akses ke pelayanan kesehatan dan
fasilitas social (jarak,kecocokan,jam,dll) jelaskan :
Transportasi umum mobil,sepeda motor, jarak dari fasilitas kesehatan
berjarak sekitar 2 km
15. Mobilitas geografis keluarga
b. Sudah berapa lama keluarga tingal di daerah ini apakah sering
berpindah tempat :

34
Keluarga sudah lama tingal di daerah tersebut dari kecil sampai
sekarang
16. Hubungan keluarga dengan fasilitas-fasilitas dalam komonitas
16.1 Pengunaan fasilitas pelayanan kesehatan sebutkan tempat
pelayanan kesehatan dan sejauh mana mareka mengunakan pelayanan
dan fasilitas :
Keluarga mengunakan fasilitas terdekat yang ada di desa seperti
faskes mandiri bidan praktek mandiri
16.2 Pembiayaan kesehatan (JPS,JPKM,DANA SEHAT
LSM,SENDIRI) :
Sendiri
17. System pendukung atau jaringan social keluarga :

a. formal
Tn.S berperan sebagai kepala keluarga ayah serta sebagai suami
sementara diluar peran sebagai pekerja juru parkir kendaraan sepeda
motor di pasar, juga berperan sebagai warga dalam masyarakat .
Ny.M berperan sebagai istri dari suami dan anak anak dan mengatur
kehidupan rumah tanga berperan di luar sebagai pembantu ibu
rumah tanga bekerja dengan tetanga dan juga sebagai di dalam
masyarakat berperan sebagai PKK dan An.B dan A.n.G berperan
sebagai anak dan bersekolah di sekoalah dasar
b. Informal
Terdapat peran-peran informal dalam keluarga dimana angota
keluarga sebagai bagian dari masyarakat dan di dalam rumah
berperan sebagai ayah dan ibu dari anak- anak
STRUKTUR KELUARGA
18. Pola-pola komunikasi apakah komunikasi berjalan efektif? Jelaskan :
Pola komunikasi keluarga berjalan efektif dan saling
19. Struktur kekuasaan
19.1 Bagaimana keluarga membuat keputusan ? jelaskan :
Didalam keluarga keputusan berada di pihak istri ( Tn.M ) melalui
musyawarah dengan pihak keluarga lainya, pengunaan keuangan

35
keluarga ditentukan bersama-sama dengan suami sementara anak-anak
karena masih kecil tidak ikut menentukan
20 Struktur peran
20.1 Sebutkan posisi dan peran formal setiap angota keluarga jelaskan
adakah konflik peran dalam keluarga :
Tn.S berperan sebagai suami dan Ny.M berperan sebagai Istri dan
An.B sebagai anak yang tidak lagi bersekolah dan An.G sebagai anak
nomor 2 yang masi duduk di bangku kelas 3 SD
20.2 Adakah peran-peran informal dalam keluarga :
Tidak ada
20.3 Bagaimana masalah masalah kesehatan mempengaruhi peran
keluarga : Ny.M sudah 2 tahun mengalami riwayat Hipertensi sampai
saat ini
FUNGSI KELUARGA
21 Fungsi efektip
21.1 Apakah angota keluarga merasakan kebutuhan individu-individu lain
dalam keluarga :
Tidak
21.2 Apakah setiap angotakeluarga memiliki orang yang dipercaya dalam
keluarga untuk memenuhi kebutuhan fisikologisnya ?
Tidak ada
21.3 Apakah kebutuhan,keinginan,perbedaan dihormati oleh angota
keluarga yang lain ?
Iya
21.4 Apakah dalam keluarga ada rasa saling menghormati satu sama lain ?
iya
21.5 Apakah keluarga sensitif terhadap persoalan persoalan setiap
individu ?
Iya
21.6 Sejauh mana angota keluarga memberikan perhatian satu sama lain ?
21.7 Apakah mareka saling mendukung satu sama lain :
Iya

36
21.8 Apakah ada perasaan akrab dan intim diantara lingkungan hubungan
keluarga ?
Tidak

21.9 Apakah menunjukan rasa kasih sayang satu sama yang lain ?
Iya
22 Fungsi sosialisasi
22.1 Adakah otonomi setiap keluarga :
22.2 Adakah saling ketergantunagn dalam keluarga :
Tidak
22.3 Siapa yang menerima tangung jawab peran membesarkan anak dan
fungsi sosialisasi :
NY.m sebagai istri yang bertangung jawab
22.4 Apakah fungsi ini di pikul bersama :
Tergantung dari suami jika ada pekerjaan
22.5 Jika demikian bagaimana hal ini di atur :
Terkadang keluarga bekerja seadaanya dan hanya bisa melakukan apa
yang bisa mareka lakukan dalam pekerjaan
22.6 Adakah faktor social budaya yang mempengaruhi pola-pola
membesarkan anak ?
Ada
22.7 Apakah keluarga saat ini mempunyai masalah/resiko dalam mengasuh
anak?
NY.M mengasuh anak tetanga
22.8 Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak untuk
bermain ( cocok dengan tahap perkembangan anak ) :
Iya di lingkungan rumah ada tempat untuk anak anak keluarga bermain
seperti halaman bermain kalereng
22.9 Apakah ada peralatan / permainan anak-anak yang cocok dengan
usia :
Iya ada seperti bermain mobil mobilan
23 Fungsi perawatan kesehatan

37
23.1 Keyakinan nilai dan prilaku keluarga :
Mengkonsumsi obat di warung dan di bidan praktek mandiri
23.2 Definisi keluarag tentang sehat /sakit dan tingkat pengetahuan mareka:
Keluarga kurang memahami masalah kesehatan yang seharusnya mareka
menghindari terutama masalah die makanan yang beresiko hipertensi
23.3 Dapatkah keluarga melaporkan dan mengobservasikan gejala-gejala
dan perubahan penting pada angota yang sakit?
Iya
23.4 Apa sumber informasi kesehatan dari angota keluarga ?
Kerabat terdekat atau saudara
23.5 Bagaimana pengetahuan tentang kesehatan diteruskan kepada angota
keluarga ?
Masih kurang efektif
23.6 Kelarga mengetahui penyakit yang sedang diderita bnamun keluarga
masih menagngap kecil dan tidak beresiko?
Iya keluarga mengangap penyakit yang sedang dideritanya kecil dan tidak
beresiko
23.7 Masalah masalah apa yang saat ini diidentifikasi oleh keluarga?
Sebutkan :
Hipertensi
23.8 Keluarga tidak tahu
23.9 Apakah keluarga mengetahui tentang makanan yang bergizi?
Tidak keluarga tidak memahami tentang makanan yang bergiji dan yang
beresiko terhadap penyakit nya
23.10 Apakah diet keluarga memadai( catatan riwayat pola-pola makan
keluarga untuk tiga hari)?
Tidak
Keluaraga tidak mematuhi diet masalah pola makan seperti makannan
berpotensi tingi kolestrol dan hipertensi
23.11 Siapa yang bertangung jawab terhadap perencanaan belanja dan
penyiapan makanan?
NY.M (istri)

38
23.12 Bagaimana makanan disiapkan? Apakah kebanyakan
digoreng,direbus,dipangang,dimasak dengan microvave, atau disajikan
mentah?
Digoreng dan direbus dan santan
23.13 Jenis makanan yang dikonsumsi keluarga setiap hari ?
Bervariasi dan tidak mengenal resiko
23.14 Apakah makanan di simpan pada tempat yang benar?
Iya di simpan dan di tutup dengan tudung saji
23.15 Sebutkan jadwal makan keluarga ( utama dan selingan )?
Tidak tentu
23.16 Kebiasaan tidur dan istirahat :
Tidak tentu
23.17 Apakah kesulitan tidur pada keluarga ?
Iya saat merasa pusing dikepala
23.18 Dimana angota keluarga tidur ?
Di ruangan kamar tidur
23.19 Apakah keluarga menyadari bahwa rekreasi dan olahraga secara aktif
sangat dibutuhkan untuk kesehatan ( menyadari/tidak) ?
Tidak
23.20 Jenis-jenis rekreasi dan aktifitas fisik apa yang angota keluarga
lakukan secara regular?
Tidak pernah
23.21 Apakah kegiatan ini diikuti angota keluarga atau hanya angota
tertentu ?
Tidak pernah
23.22 Kebiasaan pengunaan obat dalam keluarga apakah ada kebiasaan
pengunaan alkohol,tembakau,kopi,cola,atau teh (kafein dan teobromin
adalah stimulant) yang dilakukan oleh keluarga ?
Iya kelyarga ada yang meroko dan sering mengkonsumsi kopi dan teh
23.23 Peran keluarga dalam praktek keperawatan mandiri apa yang keluarga
lakukan untuk memperbaiki status kesehatan?
Mengkonsumsi obat

39
23.24 Apa yang keluarga lakukan untuk mencegah sakit penyakit? Jelaskan
Keluarga menyediakan obat yang sesuai keserinagn sakit penyakit yang
pernah di alaminya
23.25 Siapa yang mengambil keputusan dalam bidang kesehatan dalam
keluarga ?
Istri
23.26 Apakah keluarga mengetahui cara perawatan pada keluarga yang
sakit ?
Tidak
23.27 Praktik lingkungan apakah saat ini keluarga terpapar polusi udara air
dan lingkungan ?
Tidak
23.28 Bagaimana pendekatan keluarga tentang kondisi sehat ?
Keluarga mendatangi faskes mandiri terdekat
23.29 Kapan pemeriksaan kesehatan terakhir dilakukan ?
1 bulan yang lalu
23.30 Riwayat kesehatan keluarga :

klien mengatakan dari riwayat kesehatan keluarganya bahwa dari keturunan


orang tuanya dahulu pernah mengalami Stroke dan darah tingi

23.31 Apakah terdapat riwayat penyakit keluarga yang berkaitan dengan


lingkungan ?
Tidak
23.32 Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima:
Dari praktisi perawatan kesehatan apa dan/atau lembaga perawatan
kesehatan apa anggota keluarga menerima perawatan?
Tidak pernah

40
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


Skor
1. Sifat masalah Aktual:3 2 2/3x2=1,3 keluarga kurang mengetahui cara mengatasi dan cara mencegah penyakit yang
diderita keluarga
Risiko: 2
Potensial:1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah 1 2/2x1=1 Dari sebagian angota keluarga ada yang sudah mengalami stroke ringan
Mudah:2
Sebagian:1
Tidak dapat:0
3. Potensial masalah untuk dicegah 2 2/3x2=1,3 Kemungkinan potensi untuk dapat di ubah keluarga karena sudah ada upaya untuk
Tinggi:3 pengobatan namum belum optimal
Cukup: 2
Rendah:1

4. Menonjolnya masalah Segera:2 2 2/2x2=1 Masalah gejala hipertensi sudah 2 tahun


Tidak perlu segera:1 Tn.M mengatakan sering menkonsumsi kopi dan makanan tingi garam dan sering
stress dan banyak beban pikiran
Tidak dirasakan:0
Total Skor

41
2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


Skor
1. Sifat masalah Aktual:3 2 keluarga masih mengabaikan masalah kesehatan yang beresiko terutama dalam
kebersihan dan makan makanan tidak teratur
Risiko: 2
Potensial:1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah 1 Dari sebagian angota keluarga ada yang sudah mengalami stroke ringan dan selalu
Mudah:2 mengabaikan masalah kesehatannya dan selalu mengkonsumsi kopi dan roko
Sebagian:1
Tidak dapat:0

3. Potensial masalah untuk dicegah 2 Kemungkinan potensi untuk dapat di ubah keluarga karena sudah ada upaya untuk
Tinggi:3 pengobatan namum belum optimal
Cukup: 2
Rendah:1
4. Menonjolnya masalah Segera:2 2 Masalah gejala hipertensi sudah 2 tahun
Tidak perlu segera:1 Tn.M mengatakan sering menkonsumsi kopi dan makanan tingi garam dan sering
stress dan banyak beban pikiran
Tidak dirasakan:0

Total Skor

ANALISA DATA

42
Data Fokus Masalah Keperawatan Etiologi
Ds : Ny.M mengatakan sering mengalami Defisit pengetahuan tentang suatu Ketidak mampuan keluarga mengenali masalah suatu penyakit
pusing dikepala terasa kaku di leher dan cepat penyakit yang diderita
emosi saat mendengarkan kebisingan

Do : Ny.M terlihat banyak pemikiran tentang


masalah keluarganya dan tidak menerapkan,
diet makanan yang mengandung resiko
hipertensi
- TD 169/95 mmhg
- N: 95x/menit
- Respirasi 24x/menit
- Suhu 36 c
- Pasien terlihat ketakutan saat
melakukan tensi
- Pengetahuan yang dimiliki keluarga
tentang masalah dan resiko
penyakitnya masih minim
- Keluarga mengunakan obat penurun
darah tinggi setiap hari
-

43
- Ds : keluarga (Ny.M) tidak
mengetahui bagaimana cara untuk
menghindari hipertensi
- Keluarga mengatakan takut saat
melakukan pengecekan tensi darahnya
- Keluarga mengatakan terasa kaku di
leher
- Do : saat melakukan tensi kepada
keluarga pasien merasa cemas dengan
masalah tensinya yang akan selalu
tinggi
- Keluarga tidak mengetahui penyebap
penyakit hipertensi
- Tn.S terlihat mengalami sulit
berbicara dan terasa kaku saat ingin
berbicara karena adanya riwayat strok

44
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama klien : keluarga Tn.S Tanggal pengkajian : 20-02-2021
No reg :Rt,002/ Rw,001 dusun sentagi dalam Diagnosa medis : HIPERTENSI

No. Tanggal Dx. Tujuan & Kriteria Intervensi


Keperawa Hasil
tan

45
1 20-02-2021 Defisit Tujuan :Setelah dilakukan kunjugan 2x45 menit Edukasi kesehatan
pengetahuan masalah dapat teratasi
tentang hipertensi Luaran utama : tingkat pengetahuan Defenisi :
Defenisi :
Mengajarkan pengelolaan faktor resiko penyakit dan
Kecukupan informasi kognitif yang berkaitan prilaku hidup bersih serta sehat.
dengan topik tertentu
Observasi
Ekspektasi :
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
Membaik menerima informasi
N Indikator 1 2 3 4 5 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
o meningkatkan dan menurunkan motifasi
Pasien dapat prilaku hidup bersih dan sehat
menyatakan definisi Terapeutik
dan menyebutkan
tentang Hipertensi 1. sediakan materi dan media pendidikan
Pasien dapat kesehatan
menyebutkan tanda dan 2. jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
gejala hipertensi kesepakatan
Pasien dapat 3. Berikan kesempatan untuk bertanya tentang
menyebutkan penyakit Hipertensi
pencegahan Hipertensi Edukasi

1. Jelaskan faktor resiko yang dapat


mempengaruhi kesehatan
2. Ajarkan prilaku hidup bersih dan sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat

2 22-02-2021 Manajemen Tujuan: setelah dilakukan kunjungan selama 1. Dukung koping keluarga

46
kesehatan 2x45 menit manajemen kesehatan keluarga Defenisi : memfasilitasi peningkatan nilai-
keluarga tidak meningkat nilai,minat dan tujuan dalam keluarga
efektif Observasi :
Luaran utama : manajemen kesehatan keluarga - identifikasi respon emosional terhadap kondisi
saat ini
Defenisi : kemampuan menangani masalah - Identifikasi pemahaman tentang keputusan
kesehatan keluarga secara optimal untuk keperawatan setelah pulang
memulihkan kondisi kesehatan angota keluarga - Identifikasi kesesuaian antara harapan
pasien ,keluarga, dan tenaga kesehatan
Ekspektasi : meningkat Terpeutik :
- Dengarkan masalah ,perasaan, dan pertanyaan
N Indikator 1 2 3 4 5 keluarga
o Edukasi :
1 Keluarga menjelaskan - informasikan kemajuan pasien atau keluarga
1. masalah kesehatan secara berkala
yang di alami - informasikan fasilitas perawatan kesehatan
2 Aktivitas keluarga yang tersedia
mengatasi masalah
kesehatan dengan tepat
3 Tindakan untuk
mengurangi resiko

47
48
49
DAFTAR PUSTAKA

Harmoko. (2012 ). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori Pada Praktik
asuhan keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media.

Suharto, (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan


Transkurtural. Jakarta : EGC

Suprajitno, (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Friedman, M. M. (1988). Keperawatan Keluarga:Teori dan Praktek Edisi 3.


Jakarta : EGC.

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika.

Setiadi. (2008). Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha


Ilmu.

50

Anda mungkin juga menyukai