KEPERAWATAN KELUARGA
Disusun oleh
Nim : AOA0180855
MALANG
2021
1
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
ketergantungan.
Menurut Sutanto (2012) yang dikutip dari Bailon dan Maglaya (1997)
keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga,
saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan
inti terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
2. Struktur keluarga
2
Menurut Setiadi (2008), Struktur keluarga menggambarkan bagaimana
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
suami
e. Keluarga kawin
3
Friedman, Bowden, & Jones (2003) dalam Harmoko (2012) membagi
sesuatu yang melingkar dua arah dalam keluarga, misalnya pada saat istri
marah pada suami, maka suami akan mengklarifikasi kepada istri apa yang
Nilai merupakan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal apakah baik atau
manusia, berasal dari nilai budaya terkait. Norma mengarah kepada nilai
4
pengetahuan. Nilai memberikan makna kehidupan dan meningkatkan harga
diri (Susanto, 2012, dikutip dari Delaune, 2002). Nilai merupakan suatu
sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan
berubah kearah positif. Tipe struktur kekuatan dalam keluarga antara lain:
3. Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis
5
anak dengan gizi yang seimbang, memelihara dan merawat
b. Fungsi psikologis
c. Fungsi sosialisasi
perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak. Meneruskan nilai-nilai
budaya
d. Fungsi ekonomi
hari tua .
e. Fungsi pendidikan
6
4. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
7
Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.
keluarga.
5. Peran Keluarga
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
1995). Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun
8
yang sehat, untuk kelangsungan hidup anggota keluarga, serta tetap
6. Kemampuan Keluarga
(Craven, 2006)
9
a. Sumber stressor keluarga (Stimulus)
mode adaptasi yang paling positif sebagai hasil dari penggunaan strategi
b. Koping Keluarga
koping keluarga bisa internal yaitu dari anggota keluarga sendiri dan
10
pengkambinghitaman dan penggunaan ancaman. Penyangkalan masalah
otoritariansme.
sosial
30 bulan :
11
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun
sangat sibuk :
12
1) Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
anggota keluarga
otonominya
keluarga
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
13
tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada
anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
masa tua
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
1) Mempertahankan kesehatan
14
2) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman,
15
B. Konsep Dasar Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi peningkatan
tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013; Ferri, 2017).
hipertensi merupakan tanda klinis ketidak-seimbangan hemodinamik suatu
sistem kardiovaskular, penyebab kejadian yang disebabkan oleh beberapa
faktor / multi faktor sehingga tidak bisa terdiagnosis dengan hanya satu faktor
tunggal (Setiati, 2015),
2. Klasifikasi
Menurut American Heart Association (2017) dalam Hypertension
Highlights 2017 : Guideline For The Pevention, Detection, Evaluation and
Management Of High Blood Pressure In Adults, menentukan batasan tekanan
darah yang berbeda dari sebelumnya. Klasifikasi tekanan darah pada orang
dewasa dijelaskan seperti tabel 1 berikut:
16
Hipertensi sering turun temurun dalam suatu keluarga, hal
ini menunjukkan bahwa faktor genetik memegang peranan penting
pada patogenesis hipertensi primer. Banyak faktor genetik yang
mempengaruhi keseimbangan natrium, tetapi juga
didokumentasikan adanya mutasi-mutasi genetik yang mengubah
ekskresi kallikrein urin, pelepasan oksida nitrat, ekskresi
aldosteron, steroid adrenal, dan angiotensinogen.
2) hipertensi Sekunder
Sisanya <10% penderita merupakan hipertensi sekunder
yang disebabkan dari penyakit komorbid atau obat tertentu Pada
kebanyakan kasus, disfungsi ginjal akibat penyakit ginjal kronis
atau penyakit penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder
yang paling sering Obat-obat tertentu, baik secara langsung
maupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat
hipertensi dengan kenaikan tekanan darah. penyebab identitas
dapat diidentifikasi, maka bayi yang diperiksa atau mengoreksi
kondisi komorbid yang menyertainya sudah merupakan tahap
pertama dalam penanganan hipertensi skunder.
Komunitas Nasional Bersama tentang Pencegahan,
Deteksi, Evaluasi dan Pengobatan Pencegahan Darah Tinggi7
(JNC-7), WHO dan European Society of Hipertension
mendefinisikan hipertensi sebagai kondisi dimana tekanan darah
sistolik seseorang lebih dari 140 mmHg atau tekanan darah
diastoliknya lebih dari 90 mmHg. Klasifikasi tekanan darah oleh
JNC 7 untuk pasien dewasa (umur ≥ 18 tahun) dibagi menjadi 4
kategoti yang didasarkan pada rerata pengukuran dua tekanan
darah atau lebih pada dua atau lebih.
Tabel 2.2 Klasifikasi tekanan darah siastolik ≥140 mmHg dan atau
diastolik ≥ 90 mmHg ( INASH,2019 )
KATEGORI TDS TDD
Optimal <120 mmhg Dan <80 mmHg
Normal 120-129mmhg Dan atau 80-84 mmHg
Normal tinggi 130-139 Dan atau 85-89 mmHg
17
mmhg
Hipertensi derajat 1 140-159 Dan atau 90-99 mmHg
mmhg
Hipertensi derajat 2 160-179 Dan atau 100-109 mmHg
mmhg
Hipertensi derajat 3 ≥180 mmhg Dan atau ≥110 mmHg
Hipertensi sistolik ≥140 mmhg Dan <90 mmHg
terisolasi
3. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan
menurut (Aspiani, 2014) :
a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial Hipertensi primer atau
hipertensi esensial disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak
diketahui penyebabnya. Faktor yang memengaruhi yaitu :
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan
hipertensi, beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.
Faktor genetik ini tidak dapat dikendalikan, jika memiliki
riwayat keluarga yang memliki tekanan darah tinggi.
2) Jenis kelamin dan usia
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause
beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Jika usia
bertambah maka tekanan darah meningkat faktor ini tidak
dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki lebih tinggi
dari pada perempuan.
3) Diet
Konsumsi diet tinggi garam secara langsung berhubungan
dengan
berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikan oleh
penderita dengan mengurangi konsumsinya, jika garam yang
dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk mengolah
garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada yang
18
seharusnya didalam tubuh. Banyaknya cairan yang tertahan
menyebabkan peningkatan pada volume darah. Beban ekstra
yang dibawa oleh pembuluh darah inilah yang menyebabkan
pembuluh darah bekerja ekstra yakni adanya peningkatan
tekanan darah didalam dinding pembuluh darah dan
menyebabkan tekanan darah meningkat.
4) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan
dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB
ideal) dikaitkan dengan berkembangnya peningkatan tekanan
darah atau hipertensi.
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan
pola hidup sehat dengan menghindari faktor pemicu hipertensi
yaitu merokok, dengan merokok berkaitan dengan jumlah
rokok yang dihisap dalam waktu sehari dan dapat
menghabiskan berapa putung rokok dan lama merokok
berpengaruh dengan tekanan darah pasien. Konsumsi alkohol
yang sering, atau berlebihan dan terus menerus dapat
meningkatkan tekanan darah pasien sebaiknya jika memiliki
tekanan darah tinggi pasien diminta untuk menghindari alkohol
agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan pelihara gaya
hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa
terjadi
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas.salah satu
contoh:
Hipertensi sekunder adalah hipertensi vaskular rena, yang
terjadi akibat stenosi arteri renalis Kelainan ini dapat bersifat
kongenital atau akibat aterosklerosis.stenosis arteri renalis
menurunkan aliran darah ke ginjalsehingga terjadi pengaktifan
baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasn renin, dan
19
pembentukan angiostenin II. Angiostenin II secara langsung
meningkatkan tekanan darahdan secara tidak langsung
meningkatkan sintesis andosteron danreabsorbsi natrium. Apabila
dapat dilakukan perbaikan pada stenosis,atau apabila ginjal yang
terkena diangkat,tekanan darah akan kembalike normal
4. Epidemiologi
Menurut data Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014,
Hipertensi dengan komplikasi (5,3%) merupakan penyebab kematian nomor 5
(lima) pada semua umur. Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
kesehatan menyebutkan bahwa biaya pelayanan Hipertensi mengalami
peningkatan setiap tahun yaitu pada tahun 2016 sebesar 2,8 Triliun rupiah,
tahun 2017 dan tahun 2018 sebesar 3 Triliun.
Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di
Kalimantan Selatan (44,1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%).
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54
tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%)
5. Patofisiologi
Menurut (Aspiani,2015)
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi terletak dipusat
vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre-ganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor.
20
Pasien dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi .Pada saat
bersamaan ketika sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga akan terangsang, yang
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
menyekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal
menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokontriktor pembuluh darah.
Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,
sehingga menyebabkan pelepasan renin.
Renin yang diproduksi oleh ginjal ketika aliran darah ke ginjal menurun, akan
merangsang terbentuknya angiotensin I, yang akan berubah menjadi
angiotensin II. Angiotensin II akan meningkatkan tekanan darah dengan
mengakibatkan kontraksi langsung pada arteriol. Secara tidak langung juga
akan merangsang pelepasan aldosteron oleh korteks adrenal yang
menyebabkan retensi natrium dan air dalam ginjal. Respon tersebut
meningkatkan volume cairan ekstraseluler, yang pada gilirannya
meningkatkan aliran darah yang kembali ke jantung, sehingga meningkatkan
volume sekuncup dan curah jantung. Semua faktor tersebut cenderung akan
menyebabkan terjadinya hipertensi (Muttaqin, 2014).
Pathway
Elastisitas
Kebiasaan jarang
berolahraga konsumsi
Arterosklerosis makanan yang
menimbulkan hipertensi
21
Hipertensi Kurang sumber informasi
Perubahan struktur
Vasokontriksi
Sinkop
Nyeri Penurunan Fatique Nyeri Resiko
akut Resiko perfusi curah dada ketidaksta
serebral tidak jantung bilan
efektif tekanan
darah
Intoleransi
aktifitas
(Wilkinson,2012).
22
6. Faktor Resiko Hipertensi
Menurut Fauzi (2014), jika saat ini seseorang sedang perawatan
penyakit Hipertensi dan pada saat diperiksa tekanan darah seseorang
tersebut dalam keadaan normal, hal itu tidak menutup kemungkinan tetap
memiliki resiko besar mengalami Hipertensi kembali. Lakukan terus
kontrol dengan Dokter dan menjaga kesehatan agar tekanan darah tetap
dalam keadaan terkontrol. Hipertensi memiliki beberapa faktor resiko,
diantaranya yaitu :
a. Tidak dapat diubah:
1) Keturunan, faktor ini tidak bisa diubah. Jika di dalam keluarga pada
orang tua atau saudara memiliki tekanan darah tinggi maka dugaan
Hipertensi menjadi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah
tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik dibandingkan
kembar tidak identik. Selain itu pada sebuah penelitian menunjukkan
bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah
tinggi.
2) Usia, faktor ini tidak bisa diubah. Semakin bertambahnya usia
semakin besar pula resiko untuk menderita tekanan darah tinggi. Hal
ini juga berhubungan dengan regulasi hormon yang berbeda
b. Dapat diubah:
1) Konsumsi garam, terlalu banyak garam (sodium) dapat menyebabkan
tubuh menahan cairan yang meningkatkan tekanan darah
2) Kolesterol, Kandungan lemak yang berlebihan dalam darah
menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah,
sehingga pembuluh darah menyempit, pada akhirnya akan
mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi.
3) Kafein, Kandungan kafein terbukti meningkatkan tekanan darah.
Setiap cangkir kopi mengandung 75-200 mg kafein, yang berpotensi
meningkatkan tekanan darah 5-10 mmHg.
4) Alkohol, alkohol dapat merusak jantung dan juga pembuluh darah. Ini
akan menyebabkan tekanan darah meningkat.
23
5) Obesitas, Orang dengan berat badan diatas 30% berat badan ideal,
memiliki peluang lebih besar terkena hipertensi
6) Kurang olahraga, Kurang olahraga dan kurang gerak dapat
menyebabkan tekanan darah meningkat. Olahraga teratur dapat
menurunkan tekanan darah tinggi namun tidak dianjurkan olahraga
berat
7) Stress dan kondisi emosi yang tidak stabil seperti cemas, yang
cenderung meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu. Jika
stress telah berlalu maka tekanan darah akan kembali normal
8) Kebiasaan merokok, Nikotin dalam rokok dapat merangsang pelepasan
katekolamin, katekolamin yang meningkat dapat mengakibatkan
iritabilitas miokardial, peningkatan denyut jantung, serta menyebabkan
vasokonstriksi yang kemudian meningkatkan tekanan darah
9) Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen) melalui mekanisme
renin-aldosteron-mediate volume expansion, Penghentian penggunan
kontrasepsi hormonal, dapat mengembalikan tekanan darah menjadi
normal kembali. Walaupun hipertensi umum terjadi pada orang
dewasa, tapi anakanak juga berisiko terjadinya hipertensi. Untuk
beberapa anak, hipertensi disebabkan oleh masalah pada jantung dan
hati. Namun, bagi sebagian anak-anak bahwa kebiasaan gaya hidup
yang buruk, seperti diet yang tidak sehat dan kurangnya olahraga,
berkonstribusi pada terjadinya hipertensi (Fauzi, 2014).
24
8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien hipertensi yaitu Menurut
Aspiani (2015),
a. Stroke, dapat terjadi akibat hemoragik akibat tekanan darah tinggi di
otak, atau akibat dari embolus yang terlepas dari pembuluh darah di
samping otak yang terpajan darah tinggi.
b. Infark miokard, dapat terjadi keberlanjutan arteri koroner yang
arterosklerotik tidak dapat menjamin oksigen yang cukup ke
miokardium atau kawasan terbentuk thrombus yang menghambat
aliran darah melewati pembuluh darah
c. Gagal ginjal, dapat terjadi kerusakan kerusakan akibat-akibat tekanan
darah tinggi pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan glomerulus yang
rusak, aliran darah ke nefron akan terganggu dan dapat berlanjut
menjadi hipoksik dan kematian
d. Ensefalopati (kerusakan otak), dapat terjadi terutama pada hipertensi
maligna (Hipertensi yang sangat meningkat cepat dan berbahaya).
Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan
peningkatan tekanan kapiler dan cairan ke ruang interstisial di seluruh
susunan saraf pusat. Neuron yang berada di sekitarnya kolaps dan
terjadi koma serta kematian.
e. Kejang, dapat terjadi pada wanita preeklamsia. Bayi yang lahir
mungkin yang memiliki berat lahir kecil akibat perfusi plasenta yang
tidak adekuat, kemudian dapat mengalami kejang selama atau sebelum
proses persalinan
C. Konsep Pengetahuan
1. Defenisi pengetahuan
25
Defenisi pengetahuan merupakan hasil dari tahu,dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengendiraan terjadi melalui panca indera manusia yaitu,indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang ( Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan di bagi menjadi dua jenis yaitu: pengetahuan implisit
dan eksplisit.
1) Implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk
pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak nyata seperti
keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan imprisit
seringkali berisi kebiasaan maupun kebudayaan yang bahkan dapat
tidak disadadri.
2) Eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan dalam wujud
nyata (Budiman & Riyanto, 2013)
2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan,yaitu:
1) Tahu adalah kemampuan mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya maupun mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan
(Notoatmodjo, 2007).
2) Memahami: Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan materi
tersebut secara benar (Budiman & Riyanto, 2013).
3) Aplikasi: Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (Budiman &
Riyanto, 2013). Aplikasi dapat juga diartikan sebagai penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip.
26
Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-
perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus
pemecahan masalah (problem solving) dalam pemecahan masalah
kesehatan dari kasus yang diberikan (Notoatmodjo,2007).”
4) Analisis: Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi
atau objek dalam komponen–komponen, tetapi masih di dalam suatu
strukur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain (Budiman &
Riyanto, 2013).
5) Sintesis: Sintesis dengan kata lain adalah suatu kemampuan untuk
menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, dan
menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada
(Notoatmodjo,2007)
6) Evaluasi: Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, (Budiman &
Riyanto, 2013).
3. Cara Memperoleh Pengetahuan
a. Kuno
1) Cara coba-coba (trail eror)
Cara ini dipakai sebelum adanya kebudayaan bahkan mungkin
sebelum adanya peradapan yang dilakukan dengan mengunakan
dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil maka akan dicoba kemungkinan yang dapat memecahkan
masalah tersebut
2) Cara kekuasaan atau otoriter
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin masyarakat
yang baik formal maupun informal, perinsipnya adalah orang yang
menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang punya
otoritas tanpa berlebih dahulu menguji atau membuktikan
kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris ataupun penalaran
sendiri.
3) Berdasarkan pengalaman pribadi
27
Dengan mengulang pengetahuan kembali yang pernah diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang pernah dihadapi di masa
lalu.
4) Melalui jalan pikir
Dalam mempeoleh kebenaran pikiran manusia mengunakan jalan
pikiran baik melalui enduksi maupun dedukasi, apabila proses
pembuatan kesimpulan itu melalui melalui pernyataan-pernyataan
khusus pada umunnya yang dinamkan induksi, sedangkan dedukasi
adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum
kepada yang khusus
b. Cara modern
Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih popular
dengan metodologi penelitian cara ini mula mula dikembangkan oleh
Francis Bacon (1516-1626) kemudian dikembangkan oleh Deobold Van
Dallien, akhirnya lahir suatu cara penelitian dewasa ini dikenal dengan
metodologi penelitian ilmiah.
4. Cara Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto (2010) pengukuran pengetahuan dilakukan
dengan wawancara angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan
diukur dari subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang
ingin diukur dan disesuaikan dengan tingkatnya. Jenis pertanyaan yang
dapat digunakan pengukuran pengetahuan secara umun dibagi menjadi 2
jenis yaitu:
a. Pertanyaan subjektif
Pengunaan pertanyaan subjektif dengan jenis pertanyaan esay digunakan
dengan penilaian yang melibatkan faktor subjektif dari peneliti, sehinga
hasil nilai akan berbeda dari setiap penilai dari waktu ke waktu
b. Pertanyaan objektif
Jenis pertanyaan objektif seperti pilihan ganda (nultiple choise)betul
salah pertanyaan dapat dinilai secara pasti oleh penilai.
Pengukuran tingkat pengetahuan dapat dikategorikan menjadi tiga
yaitu:
28
1. pengetahuan baik bila menjawab 76-100% dengan benar dari total
pertanyaan
2. Pengetahuan cukup bila menjawab 56-76% dengan benar dari total
pertanyaan
Pengetahuan kurang bila menjawab <56% dari total jawaban
D. Konsep asuhan keperawatan keluarga
a. Identifikasi data
1. Nama kepala keluarga : Tn. S
2. Alamat
Jl. Sebalo sentagi dalam
3. Komposisi keluarga
N JENIS TEMPAT,
N HUBUNGAN PEKERJAA PENDIDIKAN
O A KELA TANGGAL N
M MIN LAHIR
A
1 TN.S L KEPALA KELUARGA PONTIANAK,12- WIRASWAST SLTA/SEDERAJAT
07-1975 A
2 TN.M P ISTRI SENTAGI,04-11- MENGURUS SLTA/SEDERAJAT
1982 RUMAH
TANGA
3 AN.B P ANAK BENGKAYANG,04 PELAJAR/M BELUM TAMAT
-04-2004 AHASISWA SD SEDERAJAT
4 AN.G L ANAK BENGKAYANG,04 PELAJAR/M BELUMTAMAT
-06-2009 AHASISWA SD SEDERAJAT
4. Genogram
Keterangan : perempuan
: laki-laki
29
: sakit
: meningal
…………. : satu rumah
5. Tipe bentuk keluarga
tipe keluarga klien adalah keluarga inti di dalam keluarga permasalahan,
dengan tipe tersebut karena meskipun dirumah hanya keluarga inti namun
sering kali angota keluarga berkumpul dengan orang tuanya dan
saudaranya dan kerabat lainnya pun berdekatan
Keluarga berasal dari suku dayak dan suku Madura .Latar belakang etnis
keluarga adalah etnis dayak dan Madura
6. Latar belakang budaya (etnis)
6.1 latar belakang etnis keluarga (suami dan istri)
30
6.2 kegiatan-kegiatan keagamaan social budaya
31
9. aktivitas rekreasi atau waktu luang :
keluarga mengatakan tidak pernah mengisi waktu luang dengan rekreasi di
tempat liburan di luar kota maupun di dalam kota
DATA LINGKUNGAN
R.T
KAMAR DAPUR
32
kondisi rumah layak huni hanya ventilasi tidak adekuat karena di
lingkungan rumah berdampingan dengan rumah saudaranya
33
Daerah keluarga berada di perdesaan dan tidak jauh di daerah
perkotaan
b. Tipe lingkungan tempat tingal ( hunian,industrian, campuran
hunian, dan industry kecil agraris) :
hunian
14.2 Bagaimana karakteristik demografis dari linghkungan dan
komonitas ?
Demografis dilingkungan mareka terlihat rukun dan bersosial saling
menghormati dan saling membantu satu sama lain
14.3 Sebutkan kelas social karakteristik etnis penghuni :
Bergotong royong disaat ada masalah di sekeliling lingkungan
mengalami musibah membantu di saat ada acara di desa
14.4 Pelayanan kesehatan dan social apa saja yang ada dalam
lingkungan dan komonitas?
a. Fasilitas ekonomi(warung,took,apotik,pasar) :
Warung
b. Fasilitas kesehatan :
Faskes mandiri
c. Lembaga pelayanan kesehatan
( kesejahteraan,konseling,pekerjaan) :
14.5 Sebutkan dan jelaskan lembaga pendidikan yang ada :
SD,SMP,SMA
14.6 Fasilitas rekreasi yang dimiliki daerah :
Tidak ada
14.7 Transportasi umum untuk akses ke pelayanan kesehatan dan
fasilitas social (jarak,kecocokan,jam,dll) jelaskan :
Transportasi umum mobil,sepeda motor, jarak dari fasilitas kesehatan
berjarak sekitar 2 km
15. Mobilitas geografis keluarga
b. Sudah berapa lama keluarga tingal di daerah ini apakah sering
berpindah tempat :
34
Keluarga sudah lama tingal di daerah tersebut dari kecil sampai
sekarang
16. Hubungan keluarga dengan fasilitas-fasilitas dalam komonitas
16.1 Pengunaan fasilitas pelayanan kesehatan sebutkan tempat
pelayanan kesehatan dan sejauh mana mareka mengunakan pelayanan
dan fasilitas :
Keluarga mengunakan fasilitas terdekat yang ada di desa seperti
faskes mandiri bidan praktek mandiri
16.2 Pembiayaan kesehatan (JPS,JPKM,DANA SEHAT
LSM,SENDIRI) :
Sendiri
17. System pendukung atau jaringan social keluarga :
a. formal
Tn.S berperan sebagai kepala keluarga ayah serta sebagai suami
sementara diluar peran sebagai pekerja juru parkir kendaraan sepeda
motor di pasar, juga berperan sebagai warga dalam masyarakat .
Ny.M berperan sebagai istri dari suami dan anak anak dan mengatur
kehidupan rumah tanga berperan di luar sebagai pembantu ibu
rumah tanga bekerja dengan tetanga dan juga sebagai di dalam
masyarakat berperan sebagai PKK dan An.B dan A.n.G berperan
sebagai anak dan bersekolah di sekoalah dasar
b. Informal
Terdapat peran-peran informal dalam keluarga dimana angota
keluarga sebagai bagian dari masyarakat dan di dalam rumah
berperan sebagai ayah dan ibu dari anak- anak
STRUKTUR KELUARGA
18. Pola-pola komunikasi apakah komunikasi berjalan efektif? Jelaskan :
Pola komunikasi keluarga berjalan efektif dan saling
19. Struktur kekuasaan
19.1 Bagaimana keluarga membuat keputusan ? jelaskan :
Didalam keluarga keputusan berada di pihak istri ( Tn.M ) melalui
musyawarah dengan pihak keluarga lainya, pengunaan keuangan
35
keluarga ditentukan bersama-sama dengan suami sementara anak-anak
karena masih kecil tidak ikut menentukan
20 Struktur peran
20.1 Sebutkan posisi dan peran formal setiap angota keluarga jelaskan
adakah konflik peran dalam keluarga :
Tn.S berperan sebagai suami dan Ny.M berperan sebagai Istri dan
An.B sebagai anak yang tidak lagi bersekolah dan An.G sebagai anak
nomor 2 yang masi duduk di bangku kelas 3 SD
20.2 Adakah peran-peran informal dalam keluarga :
Tidak ada
20.3 Bagaimana masalah masalah kesehatan mempengaruhi peran
keluarga : Ny.M sudah 2 tahun mengalami riwayat Hipertensi sampai
saat ini
FUNGSI KELUARGA
21 Fungsi efektip
21.1 Apakah angota keluarga merasakan kebutuhan individu-individu lain
dalam keluarga :
Tidak
21.2 Apakah setiap angotakeluarga memiliki orang yang dipercaya dalam
keluarga untuk memenuhi kebutuhan fisikologisnya ?
Tidak ada
21.3 Apakah kebutuhan,keinginan,perbedaan dihormati oleh angota
keluarga yang lain ?
Iya
21.4 Apakah dalam keluarga ada rasa saling menghormati satu sama lain ?
iya
21.5 Apakah keluarga sensitif terhadap persoalan persoalan setiap
individu ?
Iya
21.6 Sejauh mana angota keluarga memberikan perhatian satu sama lain ?
21.7 Apakah mareka saling mendukung satu sama lain :
Iya
36
21.8 Apakah ada perasaan akrab dan intim diantara lingkungan hubungan
keluarga ?
Tidak
21.9 Apakah menunjukan rasa kasih sayang satu sama yang lain ?
Iya
22 Fungsi sosialisasi
22.1 Adakah otonomi setiap keluarga :
22.2 Adakah saling ketergantunagn dalam keluarga :
Tidak
22.3 Siapa yang menerima tangung jawab peran membesarkan anak dan
fungsi sosialisasi :
NY.m sebagai istri yang bertangung jawab
22.4 Apakah fungsi ini di pikul bersama :
Tergantung dari suami jika ada pekerjaan
22.5 Jika demikian bagaimana hal ini di atur :
Terkadang keluarga bekerja seadaanya dan hanya bisa melakukan apa
yang bisa mareka lakukan dalam pekerjaan
22.6 Adakah faktor social budaya yang mempengaruhi pola-pola
membesarkan anak ?
Ada
22.7 Apakah keluarga saat ini mempunyai masalah/resiko dalam mengasuh
anak?
NY.M mengasuh anak tetanga
22.8 Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak untuk
bermain ( cocok dengan tahap perkembangan anak ) :
Iya di lingkungan rumah ada tempat untuk anak anak keluarga bermain
seperti halaman bermain kalereng
22.9 Apakah ada peralatan / permainan anak-anak yang cocok dengan
usia :
Iya ada seperti bermain mobil mobilan
23 Fungsi perawatan kesehatan
37
23.1 Keyakinan nilai dan prilaku keluarga :
Mengkonsumsi obat di warung dan di bidan praktek mandiri
23.2 Definisi keluarag tentang sehat /sakit dan tingkat pengetahuan mareka:
Keluarga kurang memahami masalah kesehatan yang seharusnya mareka
menghindari terutama masalah die makanan yang beresiko hipertensi
23.3 Dapatkah keluarga melaporkan dan mengobservasikan gejala-gejala
dan perubahan penting pada angota yang sakit?
Iya
23.4 Apa sumber informasi kesehatan dari angota keluarga ?
Kerabat terdekat atau saudara
23.5 Bagaimana pengetahuan tentang kesehatan diteruskan kepada angota
keluarga ?
Masih kurang efektif
23.6 Kelarga mengetahui penyakit yang sedang diderita bnamun keluarga
masih menagngap kecil dan tidak beresiko?
Iya keluarga mengangap penyakit yang sedang dideritanya kecil dan tidak
beresiko
23.7 Masalah masalah apa yang saat ini diidentifikasi oleh keluarga?
Sebutkan :
Hipertensi
23.8 Keluarga tidak tahu
23.9 Apakah keluarga mengetahui tentang makanan yang bergizi?
Tidak keluarga tidak memahami tentang makanan yang bergiji dan yang
beresiko terhadap penyakit nya
23.10 Apakah diet keluarga memadai( catatan riwayat pola-pola makan
keluarga untuk tiga hari)?
Tidak
Keluaraga tidak mematuhi diet masalah pola makan seperti makannan
berpotensi tingi kolestrol dan hipertensi
23.11 Siapa yang bertangung jawab terhadap perencanaan belanja dan
penyiapan makanan?
NY.M (istri)
38
23.12 Bagaimana makanan disiapkan? Apakah kebanyakan
digoreng,direbus,dipangang,dimasak dengan microvave, atau disajikan
mentah?
Digoreng dan direbus dan santan
23.13 Jenis makanan yang dikonsumsi keluarga setiap hari ?
Bervariasi dan tidak mengenal resiko
23.14 Apakah makanan di simpan pada tempat yang benar?
Iya di simpan dan di tutup dengan tudung saji
23.15 Sebutkan jadwal makan keluarga ( utama dan selingan )?
Tidak tentu
23.16 Kebiasaan tidur dan istirahat :
Tidak tentu
23.17 Apakah kesulitan tidur pada keluarga ?
Iya saat merasa pusing dikepala
23.18 Dimana angota keluarga tidur ?
Di ruangan kamar tidur
23.19 Apakah keluarga menyadari bahwa rekreasi dan olahraga secara aktif
sangat dibutuhkan untuk kesehatan ( menyadari/tidak) ?
Tidak
23.20 Jenis-jenis rekreasi dan aktifitas fisik apa yang angota keluarga
lakukan secara regular?
Tidak pernah
23.21 Apakah kegiatan ini diikuti angota keluarga atau hanya angota
tertentu ?
Tidak pernah
23.22 Kebiasaan pengunaan obat dalam keluarga apakah ada kebiasaan
pengunaan alkohol,tembakau,kopi,cola,atau teh (kafein dan teobromin
adalah stimulant) yang dilakukan oleh keluarga ?
Iya kelyarga ada yang meroko dan sering mengkonsumsi kopi dan teh
23.23 Peran keluarga dalam praktek keperawatan mandiri apa yang keluarga
lakukan untuk memperbaiki status kesehatan?
Mengkonsumsi obat
39
23.24 Apa yang keluarga lakukan untuk mencegah sakit penyakit? Jelaskan
Keluarga menyediakan obat yang sesuai keserinagn sakit penyakit yang
pernah di alaminya
23.25 Siapa yang mengambil keputusan dalam bidang kesehatan dalam
keluarga ?
Istri
23.26 Apakah keluarga mengetahui cara perawatan pada keluarga yang
sakit ?
Tidak
23.27 Praktik lingkungan apakah saat ini keluarga terpapar polusi udara air
dan lingkungan ?
Tidak
23.28 Bagaimana pendekatan keluarga tentang kondisi sehat ?
Keluarga mendatangi faskes mandiri terdekat
23.29 Kapan pemeriksaan kesehatan terakhir dilakukan ?
1 bulan yang lalu
23.30 Riwayat kesehatan keluarga :
40
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 1 2/2x1=1 Dari sebagian angota keluarga ada yang sudah mengalami stroke ringan
Mudah:2
Sebagian:1
Tidak dapat:0
3. Potensial masalah untuk dicegah 2 2/3x2=1,3 Kemungkinan potensi untuk dapat di ubah keluarga karena sudah ada upaya untuk
Tinggi:3 pengobatan namum belum optimal
Cukup: 2
Rendah:1
41
2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 1 Dari sebagian angota keluarga ada yang sudah mengalami stroke ringan dan selalu
Mudah:2 mengabaikan masalah kesehatannya dan selalu mengkonsumsi kopi dan roko
Sebagian:1
Tidak dapat:0
3. Potensial masalah untuk dicegah 2 Kemungkinan potensi untuk dapat di ubah keluarga karena sudah ada upaya untuk
Tinggi:3 pengobatan namum belum optimal
Cukup: 2
Rendah:1
4. Menonjolnya masalah Segera:2 2 Masalah gejala hipertensi sudah 2 tahun
Tidak perlu segera:1 Tn.M mengatakan sering menkonsumsi kopi dan makanan tingi garam dan sering
stress dan banyak beban pikiran
Tidak dirasakan:0
Total Skor
ANALISA DATA
42
Data Fokus Masalah Keperawatan Etiologi
Ds : Ny.M mengatakan sering mengalami Defisit pengetahuan tentang suatu Ketidak mampuan keluarga mengenali masalah suatu penyakit
pusing dikepala terasa kaku di leher dan cepat penyakit yang diderita
emosi saat mendengarkan kebisingan
43
- Ds : keluarga (Ny.M) tidak
mengetahui bagaimana cara untuk
menghindari hipertensi
- Keluarga mengatakan takut saat
melakukan pengecekan tensi darahnya
- Keluarga mengatakan terasa kaku di
leher
- Do : saat melakukan tensi kepada
keluarga pasien merasa cemas dengan
masalah tensinya yang akan selalu
tinggi
- Keluarga tidak mengetahui penyebap
penyakit hipertensi
- Tn.S terlihat mengalami sulit
berbicara dan terasa kaku saat ingin
berbicara karena adanya riwayat strok
44
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama klien : keluarga Tn.S Tanggal pengkajian : 20-02-2021
No reg :Rt,002/ Rw,001 dusun sentagi dalam Diagnosa medis : HIPERTENSI
45
1 20-02-2021 Defisit Tujuan :Setelah dilakukan kunjugan 2x45 menit Edukasi kesehatan
pengetahuan masalah dapat teratasi
tentang hipertensi Luaran utama : tingkat pengetahuan Defenisi :
Defenisi :
Mengajarkan pengelolaan faktor resiko penyakit dan
Kecukupan informasi kognitif yang berkaitan prilaku hidup bersih serta sehat.
dengan topik tertentu
Observasi
Ekspektasi :
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
Membaik menerima informasi
N Indikator 1 2 3 4 5 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
o meningkatkan dan menurunkan motifasi
Pasien dapat prilaku hidup bersih dan sehat
menyatakan definisi Terapeutik
dan menyebutkan
tentang Hipertensi 1. sediakan materi dan media pendidikan
Pasien dapat kesehatan
menyebutkan tanda dan 2. jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
gejala hipertensi kesepakatan
Pasien dapat 3. Berikan kesempatan untuk bertanya tentang
menyebutkan penyakit Hipertensi
pencegahan Hipertensi Edukasi
2 22-02-2021 Manajemen Tujuan: setelah dilakukan kunjungan selama 1. Dukung koping keluarga
46
kesehatan 2x45 menit manajemen kesehatan keluarga Defenisi : memfasilitasi peningkatan nilai-
keluarga tidak meningkat nilai,minat dan tujuan dalam keluarga
efektif Observasi :
Luaran utama : manajemen kesehatan keluarga - identifikasi respon emosional terhadap kondisi
saat ini
Defenisi : kemampuan menangani masalah - Identifikasi pemahaman tentang keputusan
kesehatan keluarga secara optimal untuk keperawatan setelah pulang
memulihkan kondisi kesehatan angota keluarga - Identifikasi kesesuaian antara harapan
pasien ,keluarga, dan tenaga kesehatan
Ekspektasi : meningkat Terpeutik :
- Dengarkan masalah ,perasaan, dan pertanyaan
N Indikator 1 2 3 4 5 keluarga
o Edukasi :
1 Keluarga menjelaskan - informasikan kemajuan pasien atau keluarga
1. masalah kesehatan secara berkala
yang di alami - informasikan fasilitas perawatan kesehatan
2 Aktivitas keluarga yang tersedia
mengatasi masalah
kesehatan dengan tepat
3 Tindakan untuk
mengurangi resiko
47
48
49
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori Pada Praktik
asuhan keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media.
50