Anda di halaman 1dari 5

Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Berdasarkan data CIA
World Factbook, luas total wilayah Indonesia adalah seluas ±5.180.053 km2.
Jumlah pulau di Indonesia adalah sebanyak ±17.508 pulau dengan lima pulau
terbesar yaitu Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Jika
dihitung, panjang pesisir pantai Indonesia adalah 54.716 km. Hampir 60% dari
luas total Indonesia merupakan lautan, dimana sisanya berupa daratan dan
perairan darat (danau, sungai, rawa, dsb). Dengan kondisi geografis seperti yang
telah disebutkan diatas, maka perairan memegang peranan penting dalam
kehidupan masyarakat Indonesia.

Perairan Indonesia juga memegang peranan penting dalam kehidupan dunia. Hal
ini disebabkan oleh letak Indonesia yang sangat strategis dalam jalur perdagangan
global. Kepulauan Indonesia terletak diantara dua benua dan dua samudera. Yang
pertama, Indonesia terletak diantara Benua Asia daratan (China, India, dll) dan
Benua Australia. Yang kedua, Indonesia terletak diantara Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik yang merupakan jalur pelayaran utama bagi kapal-kapal dari
arah barat (Eropa) ke timur (Asia) maupun sebaliknya. Kapal-kapal peti kemas
yang datang, berlayar dari Eropa melewati Selat Malaka dan kemudian menuju
Singapura. Selain jalur tersebut, beberapa kapal besar yang tidak dapat melewati
Selat Malaka menggunakan jalur lain di perairan Indonesia seperti Selat Sunda
dan Selat Bali.

Sayangnya walaupun letak Indonesia sangat strategis, pelabuhan yang ada di


Indonesia saat ini yang melayani kapal-kapal pelayaran asing masih tergolong
sangat sedikit. Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Belawan di Sumatera Utara,
Palembang di Sumatera Selatan, dan Tanjung Perak di Surabaya hanyalah
segelintir pelabuhan di Indonesia yang melayani pelayaran kapal-kapal asing.
Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta memang dijadikan hub yang melayani kapal-
kapal asing dan domestik. Namun dalam skala regional ASEAN, pelabuhan-

1
pelabuhan utama di Indonesia khususnya Tanjung Priok kalah bersaing dengan
pelabuhan-pelabuhan regional lainnya di ASEAN seperti pelabuhan Singapura
dan Port Klang di Malaysia.

Sumber: Patunru, dkk. (2011)


Gambar I.1. Pelabuhan Indonesia dan negara lain disekitar perairan Indonesia

Kurangnya minat kapal-kapal asing untuk singgah di pelabuhan-pelabuhan utama


Indonesia khususnya Tanjung Priok dapat disebabkan oleh beberapa parameter.
Parameter-parameter tersebut berujung pada tingkat kinerja dan pelayanan suatu
pelabuhan. Beberapa parameter diantaranya adalah kedalaman draft, jumlah
dermaga yang tersedia, jumlah crane dan alat-alat berat lainnya, luas lahan
terminal, tingkat sumber daya manusia (SDM), dsb. Salah satu parameter yang
dijadikan acuan utama dalam suatu pelabuhan adalah import container dwelling
time. Secara sederhana, import container dwelling time dapat di artikan sebagai
waktu yang diperlukan sejak peti kemas impor mulai diangkat dari kapal sampai
peti kemas tersebut keluar dari pintu pelabuhan. Import container dwelling time

2
memegang peranan penting karena berhubungan dengan lama waktu yang harus
dilalui oleh peti kemas saat masih berada di dalam terminal untuk menunggu
proses dokumen, pembayaran, dan pemeriksaan Bea Cukai selesai.

Dalam operasionalnya, pelabuhan peti kemas di Tanjung Priok terdiri dari


beberapa operator-operator terminal seperti operator Terminal Koja, operator
Jakarta International Container Terminal (JICT), dsb. yang dibawahi oleh otoritas
pelabuhan. Operator-operator terminal tersebut bertugas untuk melakukan
kegiatan operasional di kawasan terminal peti kemasnya masing-masing. Sebagai
salah satu operator di pelabuhan peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta
International Container Terminal (JICT) bertugas untuk melayani kegiatan
bongkar muat kapal peti kemas dan memfasilitasi pemeriksaan peti kemas oleh
Bea Cukai. Lamanya waktu dwell time tidak hanya merugikan importir saja tapi
juga merugikan operator terminal itu sendiri. Berbagai dampaknya antara lain
adalah penumpukan peti kemas sehingga mengurangi kapasitas terminal, tidak ada
lahan yang tersedia untuk penumpukan sehingga harus dipindahkan keluar lahan
Jakarta International Container Terminal (JICT), mengantrinya kapal-kapal untuk
bersandar membongkar muatan peti kemasnya, dan menimbulkan efek domino
lainnya.

Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan diatas, didapat suatu rumusan masalah
yaitu bagaimana upaya yang harus dilakukan agar import container dwelling time
di Pelabuhan Peti Kemas Jakarta International Container Terminal (JICT)
Tanjung Priok dapat dikurangi.

I.2 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengevaluasi import container dwelling time di Pelabuhan Peti Kemas
Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok
2. Mengevaluasi import container dwelling time untuk masing-masing jalur
barang yaitu jalur merah, kuning, hijau, MITA Non-Prioritas, dan MITA
Prioritas.

3
I.3 Ruang Lingkup Kajian
Untuk menjawab rumusan masalah diatas, aspek yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah:
1. Operator pelabuhan yang dikaji adalah Jakarta International Container
Terminal (JICT)
2. Volume kontainer impor per bulan yang dikaji adalah volume impor Bulan
Januari-Februari 2012 di Pelabuhan Peti Kemas Jakarta International
Container Terminal (JICT)
3. Analisis dwell time yang dilakukan tidak termasuk untuk peti kemas yang
dipindahkan ke tempat penimbunan lain (overbrengen)

I.4 Sistematika Pembahasan


Penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi enam bab utama yaitu
pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, penyajian data, analisis
data, dan kesimpulan. Sistematika pembahasan dalam laporan ini adalah:
1. Bab I Pendahuluan
Hal-hal yang dibahas pada bab ini meliputi latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup kajian, dan sistematika
pembahasan.

2. Bab II Tinjauan Pustaka


Hal-hal yang dibahas pada bab ini meliputi penjelasan umum dan aspek-
aspek yang akan dikaji dengan menggunakan berbagai literatur sebagai
sumber. Hal-hal yang dibahas meliputi pembahasan umum mengenai sarana
dan prasarana transportasi laut, pengertian dan fungsi pelabuhan, pelabuhan
peti kemas, gambaran umum Pelabuhan Peti Kemas Jakarta International
Container Terminal (JICT) Tanjung Priok, kegiatan/aktivitas dan pihak-pihak
yang terlibat dalam suatu kegiatan ekspor-impor barang di Pelabuhan Peti
Kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok, dan
pengertian import container dwelling time dalam proses impor barang di
Pelabuhan Peti Kemas Jakarta International Container Terminal (JICT)
Tanjung Priok.

4
3. Bab III Metodologi Penelitian
Hal-hal yang dibahas pada bab ini meliputi penjelasan mengenai alur pikir,
metode penelitian, tahapan pelaksanaan analisis, dan berbagai macam
kegiatan-kegiatan yang dilakukan terkait pembuatan laporan ini.

4. Bab IV Penyajian Data


Hal-hal yang dibahas pada bab ini meliputi penyajian data yang didapatkan,
yaitu data peti kemas Bulan Januari-Februari 2012 di Pelabuhan Peti Kemas
Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok yang meliputi
nomor kode peti kemas, waktu unloading peti kemas, waktu pemeriksaan
dokumen, waktu pemeriksaan fisik oleh Bea Cukai, sampai waktu peti kemas
keluar dari pintu pelabuhan. Selain itu dijelaskan juga mengenai proses untuk
mendapatkan data yang telah dikompilasi untuk digunakan dalam analisis.

5. Bab V Analisis Data


Hal-hal yang dibahas pada bab ini meliputi proses dan hasil analisis terhadap
data yang telah dikompilasi untuk perhitungan import container dwelling time
di Pelabuhan Peti Kemas Jakarta International Container Terminal (JICT)
Tanjung Priok. Analisis dilakukan berdasarkan tiap-tiap komponen (pre-
clearance, customs clearance, dan post-clearance), hasil perhitungan
dibandingkan dengan pelabuhan di negara-negara lain. Kemudian dihitung
dwell time dan analisis sebaran distribusi import container dwelling time
untuk masing-masing jalur barang yaitu jalur hijau, kuning, merah, MITA
Prioritas, dan MITA Non-Prioritas. Terakhir dapat ditarik kesimpulan dan
rekomendasi yang dapat diajukan dalam rangka mengurangi import container
dwelling time di Pelabuhan Peti Kemas Jakarta International Container
Terminal (JICT) Tanjung Priok.

6. Bab VI Kesimpulan
Hal-hal yang dibahas pada bab ini meliputi kesimpulan dan saran dari
penyusunan laporan ini.

Anda mungkin juga menyukai