Anda di halaman 1dari 7

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

Kelas A
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen :

Hartati M. Pakpahan, S.T., M.T.

Disusun Oleh :

Muhammad Rizal Nurfawansa

(13119043)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN TRANSPORTASI


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN LOGISTIK INDONESIA
2020
Tugas Metodologi Penelitian
Research Problem
Permasalahan sistem transportasi massal di kota bandung yang kurang baik
Problem Statement
Kota bandung menjadi arus lalu lintas yang padat, membuat terjadinya kemacet di
berbagai titik kota, permasalahan transportasi inilah yang kemudian menjadi permasalahan
penting yang harus ditangani oleh Pemerintah. Oleh karena itu diperlukan solutif dari
pemerintah daerah dan masyarakat kota.

Latar Belakang (mencakup research problem dan statement problem)


Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu
tempat ke tempat lain. Dalam transportasi ada dua unsur yang terpenting yaitu
pemindahan/pergerakan dan secara fisik mengubah tempat dari barang (komoditi) dan
penumpang ke tempat [CITATION Placeholder1 \l 1033 ] . Transportasi mempunyai peran
penting dalam proses pembangunan, baik dalam pembangunan daerah maupun dalam
menunjang pembangunan ekonomi. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan
masalah yang selalu dihadapi oleh negara-negara yang telah maju maupun negara-negara
yang sedang berkembang seperti Indonesia. Permasalahan transportasi yang sudah ada
sejak dulu (sejak tahun1960-an) tingkat kualitas yang jauh lebih parah dan kuantitas yang
lebih besar (Ofyar Z. Tamin, 1997)
Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
disebutkan bahwa lalu lintas dan angkutan jalan sebagai bagian dari sistem transportasi
nasional harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas dan angkutan jalan dalam rangka
mendukung pembangunan ekonomi dan pembangunan wilayah. Akan tetapi sistem
transportasi di Indonesia masih ada permasalahan, baik itu transportasi darat, laut dan
udara. Permasalahan yang utama pada transportasi darat yaitu kemacetan. Kemacetan lalu
lintas adalah situasi dimana arus lalu lintas melebihi kapasitas jalan tersebut yang
mengakibatkan kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau melebihi 0 km/jam
sehingga menyebabkan terjadinya antrian kendaraan [ CITATION MKJ97 \l 1033 ].
Permasalahan kemacetan menjadi ikon utama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya
dan Bandung.
Kota Bandung sebagai salah satu wilayah metropolitan di Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan RTRW Nasional di Provinsi Jawa Barat ditetapkan terdapat 2 (dua) Pusat
Kegiatan Nasional dan 7 (tujuh) Pusat Kegiatan Wilayah. Salah satu yang ditetapkan
sebagai Pusat Kegiatan Nasional di Jawa Barat adalah Kawasan Metropolitan Bandung,
dimana di dalamnya termasuk juga wilayah Kota Bandung. Profil Kota Bandung sebagai
kota metropolitan dapat dilihat dari beberapa kriteria antara lain dari segi geografis,
demografis, dan sosial ekonomi masyarakat Kota Bandung sebagaimana dapat
diidentifitasi dari data Bandung dalam Angka 2009 (Yudiantarti Safitri & Rosita Novi
Andari, 2011)
Kota bandung sendiri salah satu kota dengan arus lalu lintas yang cukup padat.
Pertumbuhan penduduk yang cukup banyak membuat membengkaknya kemacetan di kota
bandung. Hampir semua titik tertentu di kota bandung macet. Menurut penelitian
sebelumnya (Yudiantarti Safitri & Rosita Novi Andari, 2011) Berdasarkan hasil jajak
pendapat yang dilakukan harian Pikiran Rakyat tentang penanganan permasalahan di Kota
Bandung sebagaimana dapat dilihat pada gambar 1, menunjukkan bahwa permasalahan
transportasi menjadi prioritas penting yang harus ditangani oleh pemerintah, seperti
penertiban angkot (31%), perbaikan sarana jalan (28%), penertiban trotoar (6%) dan
penertiban parkir (5%). Permasalahan transportasi inilah yang kemudian menjadi
permasalahan penting yang harus diprioritaskan oleh Pemerintah Kota Bandung saat ini.
Terlebih lagi adanya rencana pemerintah tahun 2011 ini menetapkan kebijakan tentang
pengurangan subsidi BBM untuk kendaraan pribadi akan membawa dampak lain yang
semakin kompleks lagi terhadap permasalahan transportasi. Oleh karena itu, diperlukan
suatu upaya solutif dan keterlibatan semua pihak baik, pemerintah daerah, swasta, maupun
masyarakat untuk mengatasi permasalahan transportasi di Kota Bandung. Dibutuhkan
perencanaan matang dan evaluasi berkesinambungan dari sistem transportasi yang sudah
ada untuk mengetahui apakah sistem yang ada sudah cukup efektif dan efisien, dan
perbaikan apa saja yang sekiranya diperlukan. Dalam hal ini perlu dikembangkan suatu
sistem transportasi kota yang berorientasi pada pelayanan publik yaitu sistem transportasi
kota yang lebih baik, aman, nyaman, efektif dan efisien sesuai harapan masyarakat.
Lalu lintas serta angkutan jalan bagaikan bagian dari sistem transportasi yang harus
dikembangkan kemampuan serta perannya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan,
ketertiban, serta kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan dalam rangka menunjang
pembangunan ekonomi serta pembangunan daerah. Akan tetapi sampai dikala ini, kasus
transportasi di daerah perkotaan masihlah sangat kompleks dan belum tertangani secara
terencana serta berkepanjangan. Oleh sebab itu, butuh dikaji lebih lanjut lagi dalam
mengenai sistem transportasi massal di Kota Bandung.

Rumusan Masalah
 Bagaimana penataan sistem transportasi massal di kota Bandung.
 Bagaimana implementasi pemerintah kota Bandung dalam sistem transportasi massal.
 Bagaimana solusi dalam permasalahan sistem transportasi massal di kota Bandung.

Tujuan Penelitian
 Untuk mengetahui sistem transportasi massal di kota Bandung
 Untuk mengetahui implementasi pemerintah kota Bandung dalam sistem transportasi
massal.
 Untuk mengetahui solusi dalam permasalahan sistem transportasi massal di kota
Bandung.

Batasan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi batasan masalah adalah

1. Penelitian dilakukan di rumah karena sedang pandemi


2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil pencarian di internet dan
jurnal yang sudah ada
3. Hanya membahas Sistem Transportasi Massal di Kota Bandung

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk menganalisis penataan sistem transportasi massal di kota Bandung
2. Untuk menganalisis pada permasalahan transportasi di kota Bandung

Landasan Teori
Sistem Transportasi
Sistem transportasi merupakan hal yang penting untuk dimiliki oleh suatu kota, terutama
kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak penduduk. Sistem transportasi juga
merupakan hal yang krusial dalam menentukan keefektifan suatu kota. Pergerakan penduduk
dan aktivitas ekonomi yang menggerakan kota sangat bergantung pada sistem transportasi
tersebut. Menurut Nasution (2004), Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan
manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari
tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan, kemana kegiatan
pengangkutan diakhiri. Dalam hubungan ini terlihat bahwa unsur pengangkutan meliputi:

a. Ada muatan yang diangkut.

b. Tersedia kendaraan sebagai alat angkutannya.

c. Ada jalan yang dapat dilalui.

d. Ada terminal asal dan terminal tujuan.

e. Sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakkan kegiatan
transportasi tersebut.

Manfaat transportasi dapat dilihat dari berbagai segi kehidupan masyarakat, antara lain:

1. Transportasi menyebabkan pelayanan kepada masyarakat dapat dikembangkan atau


diperluas dengan lebih merata pada setiap bagian wilayah suatu Negara.

2. Transportasi membuat kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat berjalan dengan
baik dan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dengan cepat dan mudah.

3. Transportasi melancarkan arus barang dan mobilitas manusia dan juga membantu
tercapainya pengalokasian sumber-sumber ekonomi secara optimal.

6 Jenis moda transportasi yang biasanya digunakan dalam melakukan distribusi barang
dapat dibedakan menjadi lima kelompok seperti angkutan kereta api, angkutan bermotor dan
jalan raya, angkutan laut, angkutan udara, dan angkutan pipa. Disamping lima jenis moda
transportasi diatas, terdapat pula berbagai gabungan alat angkutan yang terbentuk melalui
penggunaan peti kemas. Perbedaan karakteristik antara kelima moda transportasi ini terutama
terlihat dalam kapasitas, kecepatan, biaya pembangunannya, biaya operasi dan adaptasinya
terhadap jenis-jenis muatan yang diangkut. Dalam memilih moda transportasi untuk suatu
jenis produk tertentu lazimnya pengirim mempertimbangkan tujuan kriteria, yaitu:

1. Kecepatan waktu pengantaran dari rumah ke rumah atau dari gedung ke gedung.

2. Frekuensi pengiriman terjadwal.

3. Keandalan dalam memenuhi jadwal pada waktunya.

4. Kemampuan menangani angkutan dari berbagai barang.

5. Banyaknya tempat singgah atau bongkar muat.


6. Biaya per ton-kilometer.

7. Jaminan atas kerusakan atau kehilangan barang.

Masalah Transportasi

Permasalahan transportasi menurut Tamin (1997:5) tidak hanya terbatas pada terbatasnya
prasarana transportasi yang ada, namun sudah merambah kepada aspek-aspek lainnya, seperti
pendapatan rendah, urbanisasi yang cepat, terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas
dan kuantitas data yang berkaitan dengan transportasi, kualitas sumber daya manusia, disiplin
yang rendah, dan lemahnya perencanaan dan pengendalian, sehingga aspek-aspek tersebut
memperparah masalah transportasi. Menurut Sukarto (2006) penyelesaian masalah
transportasi di perkotaan merupakan interaksi antara transpor, tata guna lahan (land use),
populasi penduduk dan kegiatan ekonomi di suatu wilayah perkotaan. Sehingga transportasi
sangat berhubungan dengan adanya pembangkitan ekonomi di suatu daerah perkotaan guna
memacu perekonomian setempat, penciptaan lapangan kerja, dan untuk mengerakan kembali
suatu daerah. Di dalam mengatasi permasalahan transportasi, Sukarto (2006) mengungkapkan
bahwa untuk pemilihan moda transportasi pada dasarnya ditentukan dengan
mempertimbangkan salah satu persyaratan pokok, yaitu pemindahan barang dan manusia
dilakukan dalam jumlah terbesar dan jarak yang terkecil. Dalam hal ini transportasi massal
merupakan pilihan yang lebih baik dibandingkan transportasi individual. Kajian bidang
transportasi memiliki perbedaan dengan kajian bidang lain, karena kajian transportasi cukup
luas dan beragam serta memiliki kaitan dengan bidang-bidang lainnya. transportasi
memberikan peran yang sangat penting bagi pembangunan nasional secara keseluruhan,
bahkan sebagai aspek penting dalam kerangka ketahanan nasional. Pemecahan masalah
transportasi tidaklah serumit kompleksitas, hal ini seperti yang disampaikan oleh Wells
(1975), karena menurutnya di dalam pemecahan transportasi dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Membangun prasarana transportasi dengan dimensi yang lebih besar sehingga kapasitasnya
sesuai dengan atau melebihi kebutuhan; 2. Mengurangi tuntutan akan pergerakan dengan
mengurangi jumlah armada yang menggunakan jalur transportasi; dan 3. Menggabungkan
poin pertama dan kedua di atas, yaitu menggunakan prasarana transportasi yang ada secara
optimum, membangun prasarana transportasi tambahan, dan sekaligus melakukan
pengawasan dan pengendalian sejauh mungkin atas meningkatnya kebutuhan akan
pergerakan.
Metodologi penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam kajian ini merupakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif dijadikan sebagai pendekatan utama digunakan sebab dapat
menciptakan deskripsi atas suatu kondisi secara obyektif lewat serangkaian langkah- langkah
pengumpulan informasi, pengelolaan informasi serta analisisnya dengan menggunakan
bermacam sumber yang relevan. penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah dimana peneliti sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi. Lokus penelitian dalam kajian adalah Kota Bandung karena memiliki
karakteristik perkotaan, dan bisa disebut juga sebagai Kota metropolitan. Teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis untuk mendapatkan data sesuai
dengan kebutuhan penelitian. Data yang dibutuhkan dalam kajian ini meliputi data primer
dan data sekunder baik berupa data kuantitatif maupun data kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai