Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhammad Rizal Nurfawansa

Npm : 13119043
Kelas :A
Matkul : Manajemen Proyek Transportasi

TUGAS RESUME APERTI TALK SERIES VI


(Strategi Kolaborasi antara Perguruan Tinggi dan Pelaku Bisnis untuk
menghasilkan SDM Logistik Nasional yang Siap Pakai di Era Industri 4.0)
Narasumber :
Erwin Raza, S.E, M.M.
Di bidang industri penggunaan teknologi digital menghasilkan atau melahirkan yang namanya
logistik. Industry 4.0 tidak hanya mengubah banyak bidang pertama tetapi mengubah di
kehidupan kita sehari-hari. Digital Mindset: Bukan hanya sekedar kemampuan menggunakan
teknologi digital. Tetapi, suatu kumpulan sikap dan perilaku yang memungkinkan orang dan
organisasi untuk memasukkan elemen teknologi ke dalam aktivitas sehari-hari dan menyaring
nilai-nilai dari teknologi digital tersebut.
Digital skills yang dibutuhkan
• Peranan Okupasi logistik terus berkembang guna memenuhi tuntutan pelanggan yang
cenderung berubah, dan mendukung pertumbuhan perusahaan.
• Peningkatan keterampilan tenaga kerja menjadi kunci agar perusahaan mampu memanfaatkan
potensi teknologi digital, tetap kompetitif dan relevan.
Ada beberapa bidang transformasi digital. Yang pertama adalah mengubah bisnis perusahaan
melalui model-model inovasi yang tidak ada dipasaran. Bisnis dalam logistik kemudian
penyediaan infrastruktur transportasi dan penyediaan jasa logistik tentunya dengan lembaga
keuangan tidak hanya berbicara mengenai pergerakan barang tetapi juga arus informasi dan
terintegrasi yang terkoneksi. Kalau kita ingin mengembangkan system logistik nasional adalah
dengan Pengembang 6 key driver secara terintegrasi dan kolaboratif tentunya di mulai dengan
komoditas utama, infrastruktur transportasi, pelaku dan penyedia jasa logistik, teknologi
informasi dan komunikasi, manajemen SDM. Pemerintah juga harus mengembangkan
infrastruktur transportasi dan logistik.
Strategi pengembangan kompetensi sdm di sektor logistik
1. Bangun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang Logistik
2. Kembangkan Pendidikan Formal Program Studi Logistik S1- S3 di Perguran Tinggi, baik
negeri maupun swasta.
3. Kembangkan Pendidikan Vokasi baik oleh pemerintah daerah maupun oleh swasta.
4. Dukungan kepada Asosiasi terkait untuk kembangan Training dan Sertifikasi di bidang
Logistik dan SCM;
5. Tingkatkan Kolaborasi antara PemerintahAkademisi, Pengusaha, Asosiasi untuk
kembangkan kompetensi SDM logistik nasional.
6. Kerjasama dengan Lembaga pendidikan dan profesi Logistik Internasional
2019 Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 94 Tahun 2019 tanggal 21 Mei 2019 tentang
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Pengangkutan dan
Pergudangan, dengan 5 okupasi dengan 46 Unit Kompetensi Warehouse Operator (14 Unit);
Logistics Administrator Officer (9 Unit); Warehouse Supervisor (5 Unit); Freight Forwarding-
Distribusi (7 Unit); Supply Chain Manager (11 Unit)
2020 Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 170 Tahun 2020 tanggal 9 April tentang
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Pengangkutan dan
Pergudangan, dengan 8 (delapan) okupasi dengan 20 Unit Kompetensi sebagai tambahan dari 5
(lima) standar okupasi yang telah ada standar kompetensi kerja nasional indonesia (skkni) sektor
logistik 2019 2020 senior purchasing officer (10); purchasing manager (9); pickup and delivery
driver (12); junior warehouse operator (10); freight handler (11); materials handling equipment
operator (12); logistics data entry officer (11); motorcycle courier(11).
Yang selanjutnya tentang penataan ekosistem logistik nasional. NLE: adalah Platform yang
memfasilitasi kolaborasi sistem informasi antar Instansi Pemerintah dan Swasta untuk
simplifikasi dan sinkronisasi arus informasi dan dokumentasi dalam kegiatan ekspor/impor di
pelabuhan dan kegiatan perdagangan/distribusi barang dalam negeri.
Prof. Dr. Ir. Senator Nur Bahagia
Tantangan yang akan di hadapi lulusan perguruan tinggi di masa depan itu cukup berat akan ada
persaingan bukan hanya sesame manusia tetapi kita harus bersaing dengan mesin.
Memperkirakan aka nada 400 sampai 800 juta orang yang akan kehilangan pekerjaan digantikan
oleh mesin hingga 2020 sampai 2030 nanti. Jadi kembali lagi mahasiswa individu yang usia
produktif harus dibekali dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memadai. Issue
kedepan yang perlu disikapi dengan bijaksana dan profesional adalah terkaiy dengan teknologi,
lingkungan dan agama. Persingan telah bergeser dari semula antar produk kearah antar
perusahaan dan sekarang antar jaringan, untuk memenangkannya diperlukan profesionalisme
yang berbasis kompetensi dan perubahan paradigma. Modal SDA tidak cukup untuk
memenangkan persaingan bahkan negara maju hanya bermodalkan profesionalisme dapat
menguasai dunia. Membangun profesionalisme tidak cukup hanya dari sisi pengetahuan dan
ketrampilan saja tapi yang tidak kalah penting juga dari sisi sikap. Selain standar internasional,
SKKNI merupakan acuan utama dalam membagun kompetensi nasional dan dapat dijadikan
barrier to entry dalam menghadapi globalisasi. Kolaborasi antara kademisi, bisnis dan korporasi
merupakan keharusan
Hariadi S.T, M.Sc.
Industri 4.0 mengacu pada konvergensi dan penerapan Sembilan
1. Advanced Robotics
2. Additive Manufacturing
3. Augmented Reality
4. Simulation
5. Horizontal/Vertical integration
6. Industrial internet
7. Cloud
8. Cybersecurity
9. Bigdata and analytics
Perilaku pembeli online berkembang lebih cepat daripada kemampuan logistik beradaptasi.
Ekspektasi pelanggan ecommerce terhadap layanan antar berubah sangat cepat, didorong oleh
tren menuju “click & collect” dan next day delivery. Untuk memenuhi harapan baru ini, e-tailer
perlu menemukan solusi baru di setiap tahap, mulai dari peramalan permintaan, hingga
manajemen inventaris, pergudangan, integrasi teknologi, distribusi, layanan antar cepat adalah
kunci penting untuk kesuksesan e-commerce, dan argumen kuat untuk solusi logistik terbaik. Era
2000an adalah era e-commerce di mana terdapat efullfilment center dan pengantaran akhir ke:
Rumah (dooring), Jaringan Pick up (dititpkan di toko kelontong, toko bunga, minimarket, dll),
Toko-toko, Termasuk adanya retrun logistics, Era e-commerce juga melibatkan jaringan parcel/
Postal (CEP) dan pengelolaan antaran rumah (home delivery) dan reverse/ return (barang
kembali). Manajemen Rantai Pasokan di Era Digital, ada 2 era digital yaitu tradisional & digital
Tradisional : Last mile sampai ke toko, Lebih murah dari biaya transportasi dan pergudangan,
Lebih mahal dari biaya toko, Lebih murah di biaya system, Lebih sedikit data. Digital : Last mile
sampai ke pelanggan akhir, Lebih mahal di biaya pengiriman, Lebih murah dari biaya toko,
Lebih mahal di biaya system, Mengelola data dengan volume besar, pemanfaatan artificial
intelligence, dll. Proyeksi nilai pasar e-commerce Indonesia 2020, Proyeksi nilai pasar E-
commerce Indonesia pada tahun 2022 antara Rp 774-914T McKensey & Company, 2019,
sedangkan Nelson Indonesia lebih moderat dalam memprediksi nilai pasar E-Commerce di
Indoneisa, yaitu kurang lebih sebesar Rp 704T pada tahun 2025. Nilai pasar ecommerce ini
terbesar dibandingkan negara lainnya di ASEAN. Tahun 2020 ini pertumbuhan pasar e-
commerce sebesar 43,5% dari tahun sebelumnya dengan nilai pasar mencapai US$ 26,9 milyar
katadata.com, 2019. Dengan kurs US$ 1 sama dengan Rp 14.043,40 per tanggal 27 Februari
2020 artinya perdagangan melalui elektronik mencapai nilai kurang lebih Rp 378 Triliun.
Sasaran yang ingin dicapai adalah tersedianya SDM logistik profesional baik pada tingkat
operasional dan manajerial yang sesuai dengan kebutuhan nasional. Perlunya klasifikasi dan
penjejangan profesi logistik, serta pendirian lembaga pendidikan logistik baik melalui jalur
akademik, jalur vokasi, maupun jalur profesi. Terkait dengan pendidikan profesi logistik,
asosiasi terkait dengan logistik (seperti: ALI, ALFI, dan lain-lain) perlu bekerjasama dengan
Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan lembaga pendidikan lainnya untuk membentuk
badan akreditasi profesi logistik dan lembaga assesor yang mendidik dan mengeluarkan sertifikat
profesi. Logistics 4.0 menghubungkan produksi dengan konsumsi menggunakan AI dan
digitalisasi rantai pasokan. Smart supply chain membentuk dasar Logistik 4.0. Rantai pasokan
4.0 terdiri dari elemen-elemen seperti transportasi cerdas, otomatis, loading otomatis cerdas
(menggunakan teknologi RFID), "kontainer" cerdas, penyimpanan otomatis cerdas sebagaimana
digambarkan dalam UNITY Industry 4.0 Roadmap: Logistics. HC Competency for Logistics 4.0
Ahmad, Nurazwa, et. al, 2019. Industry 4.0 Implications on Human Capital: A Review. Unsur
kritis dalam human capital yaitu pendidikan, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan
merupakan substansi inti dalam penilaian human capital. Pekerja saat ini tidak selalu kekurangan
keterampilan tetapi tempat kerja baru membutuhkan keterampilan yang tidak mereka miliki
meskipun disepakati bahwa manufaktur cerdas tidak hanya akan menghapus pekerjaan tetapi
juga untuk menciptakan peluang baru Peluang baru ini kemungkinan besar akan menuntut
pekerja yang berketerampilan tinggi, inovatif dan dinamis dengan preferensi karyawan dengan
kompetensi TI tinggi yang memiliki pemahaman yang baik tentang praktik, teknik dan
pemrograman keterampilan. World Economic Forum 2016 di Davos mengungkapkan bahwa 7
juta karyawan yang sebagian besar bekerja kantoran klasik, tidak akan ada lagi karena Industri
4.0 akan menghilangkan model bisnis yang ada dan seluruh perusahaan. Namun, pada saat yang
sama, revolusi akan menciptakan 2 juta pekerjaan baru terutama di bidang ilmu komputer,
matematika, elektronik dan teknologi informasi. Industry 4.0 termasuk di dalam logistics 4.0
memberikan kesempatan untuk menemukan kembali pekerjaan dan lebih memperhatikan
pengembangan keterampilan karyawan. Metode holistik untuk mengelola sumber daya manusia
untuk Industri 4.0 mencantumkan empat kompetensi karyawan yang dibutuhkan yaitu
kompetensi teknis, metodologis, sosial dan pribadi Karyawan yang terjebak dalam pekerjaan
manual dan klerikal kemungkinan akan diberhentikan jika mereka gagal melengkapi diri dengan
keterampilan yang diperlukan untuk berjuang untuk pekerjaan baru. Oleh karena itu, perlu
diperkenalkan konsep baru yang fleksibel dalam pelatihan keterampilan dengan kurikulum yang
siap untuk masa depan. Industri sedang bergerak menuju masyarakat yang lebih cerdas, lebih
kompleks, dan lebih otomatis. Human capital akan tetap menjadi pengolah informasi utama,
pemecah masalah, pemantau peralatan, dan pembuat keputusan yang membutuhkan tuntutan
kognitif dan tugas mental yang lebih tinggi untuk mengontrol proses yang berkembang dari
sistem kognitif yang sederhana (dengan mekanisasi) menjadi rumit dan kompleks (dengan
komputerisasi), dan bahkan emosional (dengan semi/ otomatisasi penuh). Logistics 4.0 baru
adalah salah satu faktor signifikan yang memengaruhi human capital, permintaan dan pasokan
keterampilan, struktur pekerjaan, dan pemindahan pekerjaan.
Dr. Nofrisel, SE, MM, CSLP, ESLog
Menjelaskan tentang Format Kolaborasi Lembaga Pendidikan Dan Industri : Sebuah Pemikiran
Pragmatis Dan Taktis.
Evolusi Konsep LOGISTICS & SCM :
1960s Fragmentation : Demand Forecasting, Purchasing, Requirement Planning, Manufacturing,
Warehousing, Materials Handling, Packaging, Inventory, Distribution Planning, Order
Processing, Tranportations, Customer Service.
1980s Consolidation : Material Management, Warehousing, Material Handling, Packaging,
Physical Distribution
1990s Functional Integration : Logistics, Information Technology, Marketing, Strategic Planning
2000s Value Capture : Supply Chan Management
SCM : Level Individual
Saat Anda minum secangkir kopi, Anda adalah
menyelesaikan tautan terakhir secara global
rantai kegiatan yang membuat cangkir itu
kopi mungkin ... Tindakan sederhana itu
Mengirimkan kopi Anda menghubungkan Anda
petani petani di Kolombia dan
Indonesia, kepada buruh pelabuhan di Sao Paulo
dan Mombasa, New Orleans dan San
Francisco, dan banyak lainnya di
antara".
(Talbot, 2004)
SCM : level Organisasi : Supplier, Factory, Distribuitor, Retail
Memahami KURIR Vs LOGISTIK Ibaratkan IKAN, Kurir adalah IKAN TERI, sedangkan
Logistik adalah IKAN CAKALANG.
KONSEP DASAR : Operations and Supply Chain Processes
Operations : Proses manufaktur dan layanan yang digunakan untuk mengubah sumber daya
menjadi produk. Supply chain : Proses yang memindahkan informasi dan material dari ked an
dari perusahaan
Tantangan Teknis Sektor Logistik (industry point of views) : Generalis Vs Spesialis,
Segmented, Fragmented dan Keahlian Khusus, Ritel (C2C & B2C) Vs Korporasi (B2B dan
G2G), Membangun kapabilitas dan kompetensi SDM melalui pelatihan yang tidak pernah
berakhir, Kolaborasi dan kemitraan, Model bisnis baru Vs preferensi pelanggan. Bagaimana
lembaga pendidikan mengambil posisi melihat : Logistik sebagai sektor industri yang unik,
Logistik dengan tantangan yang sangat variatif terkait pembentukan skill dan kompetensi,
Masyarakat Indonesia yang “masih belum mapan” dalam memahami peran logistik – Perlunya
pembangunan paradigma dan karakter masyarakat logistik Indonesia, Inilah arah kolaborasi,
karena industri dan lembaga pendidikan (seharusnya) bisa saling mengisi, Sekaligus merubah
paradigm dan perilaku. Logistik adalah bisnis praktis – kombinasi knowledge & experience.
Logistik memerlukan standarisasi – domestik maupun internasional. Logistik adalah unik. Salah
satu key success pendukung logistik adalah kapabilitas dan kompetensi SDM. Beberapa program
pelatihan lainnya yang diselenggarakan ALI antara lain : Demand Planning and Forecasting,
Costing for Standard Logistics, Tips Terbaik dalam Pengelolaan Gudang, Principles of Supply
Chain Management, Sales Management in Forwarding, Sales and Operation Planning,

Anda mungkin juga menyukai