Anda di halaman 1dari 58

1.

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

Mempelajari Pokok pokok pikiran UU & Pert


K3 :
• Visi
• Misi
• Strategi
• Program
• Kegiatan
• Tugas & Tanggung jawab
2. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Memahami
• Latar belakang, Tujuan dan sasaran
• Ruang Lingkup
• Kondisi yang ingin dicapai dan Strategi
Penerapan
• Tugas, wewenang dan tanggung-jawab
• Pembinaan dan Pengawasannya
• Pedoman Pelaksanaan
SAFETY
“ACCIDENT PREVENTION”
(Hazards Control)
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Ilmu pengetahuan secara


sistematik, teknik manajerial,
untuk mengidentifikasi potensi
bahaya, mengevaluasi dan
mengendalikan risiko akibat
kecelakaan dan atau kejadian
berbahaya dalam siklus pekerjaan
atau proyek sampai pada tingkat
yang dapat diterima

“ACCIDENT PREVENTION”
untuk menjamin dan
meningkatkan
Goals keamanan total dalam
setiap
Aktifitas, Kegiatan atau
Stop Pekerjaan
Accident

• Life Safety
Target • Property Safety
• Environmental safety
Sejarah UU Keselamatan Kerja
1910 – 1947 – 1970

Veiligheidsreglement. Stbl Van Nederlandsch Indie No 406 Tahun 1910.


Veiligheidsreglement. Stbl Van Nederlandsch Indie No 406 Tahun 1910.
diberlakukan di Indonesia oleh DE GOUVERNEUR-GENERAAL VAN NEDERLANDSCH
diubah dengan : Stbl 1917 nr 212, 1917 nr 497 jo 645, 1919 nr 245, 1925 nr 120,
1926 nr 527, 1930 nr 39, 1931 nr 168 dan masa RI. 1947 nr 208.
Sejarah UU Keselamatan Kerja
→ → 1970 →

12 Januari 1970

Undang undang No 1 tahun 1970 tentang keselamatan Kerja,


Mencabut : Veiligheidsreglement. Stbl Van Nederlandsch Indie No 406
Tahun 1910.
Perbedaan
VR 1910 vs UU 1/1970
• Ruang lingkup :
Tempat kerja

• Ruang lingkup : • Sifat : Preventive

UU No 1 Th 1970
Pabrik dan bengkel (Pembinaan &
• Sifat : Repressive Koordinatif)
VR 1910
• Sentralisasi
kebijakan
• Desentralisasi
operasional
Pokok Pokok Pikiran
UNDANG UNDANG No 1 Th 1970
PRINSIP K3 :
a. Melindungi keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaan;
b. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja;
c. Menjamin proses produksi aman dan effisien.

SASARAN K3 :
untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas
Nasional

STRATEGI IMPLEMENTASI K3 :
d. Diadakan segala daya upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja;

PROGRAM PENGEMBANGAN K3 :
e. Norma K3 dikembangkan sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat (ERA
GLOBAL), industri, teknik dan teknologi (sumber bahaya semakin beragam dan
komplek)
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja

TUJUAN (considerants)
Memberikan perlindungan atas keselamatan
Tenaga kerja
Orang lain
Sumber-sumber produksi → agar dapat dipakai
secara aman dan efisien, guna mewujudkan
Produktifitas
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 1970
TENTANG
KESELAMATAN KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.
Menimbang :
Mengingat :

Dengan pertsetujuan Dewan Perwakilan Rakyat

MEMUTUSKAN
Menetapkan : 1. Mencabut VR 1910
2. Memberlakukan UU No 1 Th 1970
Menimbang :
a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan dan; meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional
b. bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja
perlu terjamin pula keselamatannya;
c. bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan
dipergunakan secara aman dan effisien;
d. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya
upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja;
e. bahwa pembinaan norma-norma itu pelru diwujudkan
dalam Undang-undang yang memuat ketentuan-ketentuan
umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat, industri, teknik dan teknologi.
RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam
segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di
dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan
hukum Republik Indonesia;

Kritria Tempat kerja terdapat 3 unsur pokok


1. Adanya kegiatan usaha
2. Adanya orang yang bekerja
3. Terdapat sumber bahaya
Kegiatan Usaha
• Motif
• Ekonomi maupun
• Sosial
• Status
• BUMN, BUMD
• Perusahaan Swasta Nasional maupun
• Asing).
• Di semua sektor
Pasal 2 (2)
(2) Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam
tempat kerja di mana :
a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat,
perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat
menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut,
atau disimpan bahan atau barang yang: dapat meledak, mudah
terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
c. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk
bangunan pengairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan
sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.
Pasal 2 (2)
d. dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan,
pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya,
peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan;
e. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan: emas, perak,
logam atau bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral
lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar
perairan;
f. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di
darat, melalui terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun di
udara;
g. dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu,
dermaga, dok, stasiun atau gudang;
h. dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di
dalam air;
Pasal 2 (2)
i. dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau
perairan;
j. dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang tinggi
atau rendah;
k. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah,
kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok,
hanyut atau terpelanting;
l. dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang;
m. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api,
asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau
getaran;
n. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;
Pasal 2 (2)
o. dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio,
radar, televisi, atau telepon;
p. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan
atau riset (penelitian) yang menggunakan alat teknis;
q. dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-
bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air;
r. diputar film, pertunjukan sandiwara atau diselenggarakan
rekreasi lainnya yang memakai peralatan, instalasi listrik atau
mekanik.
Penjelasan Pasal 2 (Ruang lingkup)

Dalam ayat ini diperinci sumber bahya (Hazards)


yang dikenal dewasa ini yang bertalian dengan:
1. Keadaan mesin-mesin, pesawat-pesawat,
alat-alat kerja serta peralatan lainnya,
bahanbahan dan sebagainya.
2. Lingkungan;
3. Sifat pekerjaan; Lingkungan

4. Cara kerja; Bahan

5. Proses produksi. Tenaga


Proses
Sifat Kerja
pekerjaan

Peralatan
Cara Kerja
BAB III
BAB III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA

Pasal 3
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat
keselamatan kerja untuk :

18 macam kondisi K3 yang diharapkan (a s/d r)

- Pengendalian teknis, medis,


- Penyediaan sarana dan sumberdaya
- Ergonomi dan lingkungan kerja yang serasi
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk :
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan
getaran;
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja
baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya; (Ergonomi)
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi.

(2) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah


perincian seperti tersebut dalam ayat (1) sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik
dan teknologi serta pendapatan-pendapatan baru di
kemudian hari.
Pasal 4
UU No 1 1970
(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan,
pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan,
barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung
dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
•bahan,
Syarat K3 •barang,
•aparat produksi dan
•produk teknis
Pasal 4
UU No 1 1970
(2) Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip
teknis ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan
yang disusun secara teratur, jelas dan praktis
yang mencakup bidang konstruksi, bahan,
pengolahan dan pembuatan, perlengkapan alat-
alat perlindungan, pengujian dan pengesahan,
pengepakan atau pembungkusan, pemberian
tanda-tanda pengenal atas bahan, barang,
produk teknis dan aparat produk guna menjamin
keselamatan barang-barang itu sendiri,
keselamatan tenaga kerja yang melakukannya
dan keselamatan umum.
Barang-barang yang mengandung
POTENSI BAHAYA harus dikendalikan
untuk keselamatan :
- Barang itu sendiri
- Tenaga kerja
- Umum

Barang-barang atau Produk teknik


harus LULUS UJI KESELAMATAN
Pasal 4
UU No 1 1970
(3) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti
tersebut dalam ayat (1) dan (2); dengan peraturan perundangan
ditetapkan siapa yang berkewajiban memenuhi dan mentaati
syarat-syarat keselamatan tersebut.
Undang – Undang Tujuan K3:
N0 1 Th 1970 • Menjamin keselamatan tenaga
Keselamatan Kerja kerja maupun orang lain
(keselamatan umum)
• Menjamin sumber produksi aman
Tempat Kerja dan efisien
• Menjamin proses produksi lancar
Unsur : & Produktif
1. Kegiatan Usaha
2. Tenaga kerja
Ps 4(2)
3. Sumber bahaya
Memenuhi
kriteria Aman
bagi Keselamatan
• Umum
• Lingkungan
PENGUSAHA • Produk ybs.
Pengurus
Pekerja
Termasuk produk dari
Pola penerapan K3 terhadap produk teknik Luar Negeri
Psl 4

Pemeriksaan/
Pemeriksaan/
perhitungan
pengujian Test
teknis
Berkala

-Pemasangan - Pemakaian
-Pembuatan - Peredaran
Perencanaan
-dll - Pengangkutan

Pengesahan Pengesahan
gambar rencana Pemakaian
BAB IV
PENGAWASAN
Pasal 5

Undang undang No 1 tahun 1970


(1) Direktur melakukan pelaksanaan umum
terhadap Undang-undang ini, sedangkan para
Keselamatan Kerja pegawai pengawas dan ahli keselamatan
kerja ditugaskan menjalankan pengawasan
langsung terhadap ditaatinya Undang-undang
ini dan membantu pelaksanaannya.

(2) Wewenang dan kewajiban direktur, pegawai


pengawas dan ahli keselamatan kerja dalam
melaksanakan Undang-undang ini diatur
dengan peraturan perundangan.
PENGAWASAN K3
Pasal 1 (5)
UU 1 tahun 1970 Pegawai Pengawasan adalah pegawai teknis
berkeahlian khusus dari Depnaker yang ditunjuk oleh
Dasar Hukum

Menteri Tenaga Kerja

Pasal 1 (6)
“Ahli Keselamatan Kerja” ialah tenaga teknis
berkeahlian khusus dari luar Depnaker yang ditunjuk
oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi
ditaatinya Undang-undang ini
PENGAWASAN K3 ?

P D C A
Plan Do Check Action

Management Review
Pengawasan dalam prinsip manajemen:
adalah kegiatan Monitoring dan Evaluasi, guna
menilai kesesuaian Pelaksanaan kegiatan
dibandingkan dengan Rencana tujuan yang
ingin dicapai
UNDANG UNDANG
NO 1 TH 1970
KESELAMATAN KERJA

Tugas dan Fungsi Pengawas


• Polisionel
• Advis teknis

Dimaksudkan untuk mencegah atau


memperbaiki kesalahan, penyimpangan,
ketidaksesuaian, pelanggaran dan lainnya
yang tidak sesuai dengan yang telah
ditentukan
PENERAPAN

1. Mengidentifikasi bahaya NORMA


&STANDAR

• Memeriksa,
•ZAT • Meneliti,
Pengawas
•ENERGI • Menghitung,
/Ahli K3
•PROSES • Mengukur SAFE
• Menguji
• Menganalisis,
DANGER

2. Menilai Risiko
3. Kendalikan
Pasal 5

(1)Direktur sebagai pelaksana umum


(2)Wewenang dan kewajiban :

Undang undang No 1 tahun 1970


– direktur (Kepmen No.
79/Men/1977)

Keselamatan Kerja – Peg. Pengawas (Permen No.


03/Men/1978 dan Permen No.
03/Men/1984)

– Ahli K3 (Permen No. 03/Men/1978


dan Permen No. 4/Men/1992)
KELEMBAGAAN Menteri

Direktur

Peg. Dokter
Ahli K3 P2K3
Pengawas Prsh

Luar Poliklinik Tempat


Disnaker
Disnaker PJK3 Kerja

Pemerintah Swasta

Industri PJK3
GUBERNUR

Menteri
Ketenagakerjaan
BUPATI /
Dirien Binwasnaker dan WALI KOTA
K3

Direktur PNK3 UNIT


PENGA
Peg Pengawas KK WASAN KK

Ahli K3 + Dokter
K3
Tanggung Pengusaha
Jawab
PEKERJA
BERSAMA
Pasal 5

(1) Direktur sebagai pelaksana umum


(2) Wewenang dan kewajiban :
– direktur (Kepmen No. 79/Men/1977)
Undang undang No 1 tahun 1970 – Peg. Pengawas (Permen No. 03/Men/1978 dan
Keselamatan Kerja Permen No. 03/Men/1984)
– Ahli K3 (Permen No. 03/Men/1978 dan Permen
No. 4/Men/1992)

Pasal 6 Panitia banding (belum di atur)

Pasal 7 Retribusi

Pasal 8
(1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan TK
(2) Berkala → (permen No. 02/Men/1980 dan Permen No.
03/Men/1983)
Pasal 6
Ketentuan banding bagi yang tidak memerima
keputusan direktur
No 1 tahun 1970
Undang undang

Pasal 7
Pengusaha membayar retribusi yang diatur oleh
peraturan perundangan
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 9 Pembinaan

1. Menjelaskan dan menunjukkan pada tenaga kerja baru :


Kondisi dan bahaya di tempat kerja
Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan
Menyediakan APD
Menjelaskan cara dan sikap bekerja aman
2. Mempekerjakan setelah yakin memahami K3
3. Melakukan pembinaan
pencegahan kecelakaan
pemberantasan kebakaran
peningkatan K3
pemberiaan PK3
4. Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3
Pasal 10
(1) Menteri Tenaga Kerja berwenang membertuk
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja guna memperkembangkan kerja sama,
saling pengertian dan partisipasi efektif dari
pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam
tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas
dan kewajiban bersama dibidang keselamatan
dankesehatan kerja, dalam rangka melancarkan
usaha berproduksi.
(2) Susunan Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, tugas dan lain-lainnya ditetapkan
oleh Menteri Tenaga Kerja.
Penjelasan Pasal 10
Ayat (1)
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja bertugas memberi pertimbangan dan dapat
membantu pelaksanaan usaha pencegahan
kecelakaan dalam perusahaan yang bersangkutan
serta dapat memberikan dan penerangan efektif
pada para pekerja yang bersangkutan.
Ayat (2)
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja merupakan suatu Badan yang terdiri dari
unsur-unsur penerima kerja, pemberi kerja dan
Pemerintah (tripartite).
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Susunan P2K3
Diatur dan tetapkan oleh Menteri
Peraturan pelaksana Permen No.
04/Men/1987
Ketua : Manajemen
Sekretaris : AK3
Anggota : (Bipartite)
Dilantik : Disnaker

Fungsi
Wadah kerjasama peningkatan bidang
K3 TRIPARTITE
2003 UU No.13/2003 → SMK3 (PP 50 2012)
1996 SMK3 PerMen. 05/1996

1995 Fihak III PJK3 PerMen.04/1995


1992 AHLI K3 PerMen. 02/1992
1988 PJIT Uap KepMen. 1261/1988
(Pengawasan Terpadu)
1987 P2K3 PerMen. 04/1987
1970 UU No. 1 Th 1970 Perluasan ruang lingkup dan
perubahan pola penerapannya
Dari polisionil menjadi
1969 pembinaan
Veiligheidsreglement
1947 tahun 1910
(Stbl. No. 406)
1945 Direct Inspection K3 MANDIRI
1910
Pasal 11
(1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam
tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja.
(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh pegawai
termaksud dalam ayat (1) diatur dengan peraturan perundangan.

• Tata cara Pelaporan diatur oleh Peraturan


Perundangan Permen No. 03/Men/1998
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
Pasal 12
• Kewajiban pekerja • Hak pekerja
a. Memberikan keterangan yang d. Meminta pada Pengurus agar
benar bila diminta oleh dilaksanakan semua syarat-
pegawai pengawas dan atau syarat K3yang diwajibkan;
ahli keselamatan kerja; e. Menyatakan keberatan kerja
b. Memakai alat perlindungan diri pada pekerjaan dimana syarat
yang diwajibkan; K3 serta alat-alat perlindungan
diri yang diwajibkan diragukan
c. Memenuhi dan mentaati
olehnya kecuali dalam hal-hal
semua syarat-syarat
khusus ditentukan lain oleh
keselamatan dan kesehatan
pegawai pengawas dalam
kerja yang diwajibkan;
batas-batas yang masih dapat
dipertanggung jawabkan.
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 13
Perlindungan terhadap orang lain

Barang siapa akan memasuki


sesuatu tempat kerja, diwajibkan
mentaati semua petunjuk
keselamatan kerja dan memakai
alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan.
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 14

Pengurus diwajibkan:
a. secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja
yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan
kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini
dan semua peraturan pelaksanaannya yang
berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan,
pada tempattempat yang mudah dilihat dan
terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas
atau ahli keselamatan kerja;
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 14

Pengurus diwajibkan:
a.
b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya,
semua gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya,
pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau
ahli keselamatan kerja.
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 14

Pengurus diwajibkan:
a.
b.
c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat
perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja
yang berada dibawah pimpinannya dan menyediakan
bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang
diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau
ahli-ahli keselamatan kerja.
Pasal 15 – Ketentuan Penutup

Undang undang No 1 tahun 1970


1. Pelaksanaan ketentuan pasal-pasal di atur lebih
lanjut dengan peraturan perundangan
Keselamatan Kerja
2. Ancaman pidana atas pelanggaran :
1. Maksimum 3 bulan kurungan atau
2. Denda maksimum Rp. 100.000
3. Tindak pindana tersebut adalah pelanggaran
UU 1/1970
Tentang
Keselamatan Kerja

Pasal 15
Sangsi pelanggaran:

pidana hukuman kurungan


selama-lamanya 3 bulan atau
denda setinggi-tingginya Rp.
100.000,-
Pasal 16
Kewajiban pengusaha memenuhi ketentuan

Undang undang No 1 tahun 1970


undang-undang ini paling lama setahun (12
Januari 1970)
Keselamatan Kerja
Pasal 17
Aturan peralihan untuk memenuhi keselamatan
kerja → VR 1910 tetap berlaku selama tidak
bertentangan
Undang undang No 1 tahun 1970
Pasal 18
Undang-undang ini disebut "UNDANG-

Keselamatan Kerja
UNDANG KESELAMATAN KERJA" dan mulai
berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya
setiap orang dapat mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Undang-undang
ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai