Anda di halaman 1dari 13

2|Page Author, Judul……………………………………

MENGEMBANGKAN POTENSI ANAK DENGAN PENDIDIKAN ISLAM

Lusiyanti
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ; Jalan Gajayana No.
50 Dinoyo, kec. Lowokwaru, kota Malang, Jawa Timur, 65144, 0341-551354 / 0341-572533
www.uin-malang.ac.id / info uin-malang.ac.id
e-mail: lusiyanti.bawean@gmail.com

DOI:
Abstract. Persoalan pokok manusia adalah sifat pembawaan yang dimiliki manusia
sejak lahir yang dikenal dengan potensi. potensi adalah fitrah yang harus
dikembangkan dalam kehidupan yang nyata. Dalam mengembangkan potensi anak
orang tua harus mempunyai cara atau strategi yang bertujuan untuk mencapai
pengembangan potensi tersebut. Pengembangkan Potensi anak dapat dilakukan
melalui pendidikan islam. dalam islam terdapat beberapa hal yang mampu untuk
mengembangkan potensi anak salah satunya dilakukan dengan mengikuti kegiatan
kajian ala madrasah dan pesantren. Karena dalam kegiatan tersebut cara pendekatan
belajar madrasah dan pesantren itu berbeda. Dalam pengembangan potensi juga
mempunyai faktor didalamnya.
The fundamental issue of human beings is the innate nature of human beings since
birth known as potency. Potential is a common thing that must be developed in real life.
In developing the potential of parents must have a way or strategy that aims to achieve
the development of such potential. Developing a child's potential can be done through
Islamic education. In Islam there are some things that are able to develop the potential
of children one of them is done by attending the study activities of Madrasah and
Pesantren. Because in these activities, the approach to learning Madrasah and Pesantren
is different. In developing potential also has a factor in it
Keywords. Pengembangan potensi, potensi anak, potensi dengan pendidikan islam,
orang tua.

Received : Approved :
Reviesed : Published :

Vol. X No. X Bulan Tahun


Madrasah homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/madrasah/index
MADRASAH
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar
p ISSN: 1979-5599 | e ISSN: 2502-194X Page |3

Copyright © Madrasah Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. All Right Reserved.
This is an open access article under the CC BY-NC-ND license
(http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/).
Correspondence Address: madrasah@uin-malang.ac.id

A. PENDAHULUAN.
1. Isi Pendahuluan (Bold, Kapitalisasi, 12 pt).
Anak merupakan titipan allah kepada setiap orang tua. Dan orang tua
memiliki tugas dalam pendidikan, kasih sayang, maupun pengembangan anak
dalam meraih cita-cita. orang tua juga memiliki tujuan agar anaknya menjadi
orang yang bermanfaat terhadap orang yang ada disekitarnya. Anak adalah
masa depan orang tua. Banyak orang yang mengatakan bahwa anak adalah
dambaan atau harapan orang tua. Orang tua bukan hanya semata-mata
mengasuh tetapi orang tua juga harus memberikan pendidikan terhadap anak
baik dalam pendidikan potensi maupun spiritual. Dalam mengembangkan
pendidikan potensi orang tua juga harus menggali potensi sejak anak masih dini.
Karena anak dalam masa usia dini dapat merangsang dengan cepat dan otaknya
tumbuh pesat dan siap diisi berbagai informasi ataupun pengalaman. Jika anak
sejak kecil sudah dilatih untuk mengembangkan potensinya maka kelak anak
tersebut akan mudah dalam memahami segala aspek, mengembangkan potensi
anak sejak kecil itu sangat penting karena banyak yang mengatakan bahwa
terbentuknya potensi anak sejak mereka masih dini dapat mempermudah proses
belajarnya kelak jika dia sudah dewasa. Keberhasilan pendidikan anak
tergantung dengan orang tua dalam memahaminya. Pendidikan spiritual adalah
kemampuan hati nurani dalam menempatkan segala sesuatu
Pendidikan islam merupakan proses untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi. pengembangan potensi dapat dilakukan
dengan kegiatan belajar, pendidikan mampu menjadi acuan dalam kehidupan.
sesorang dapat dipandang berbeda dengan agamanya. Pendidikan sangat
berusaha menampakan islam adalah a terpenuhnya kasih sayang orang tua
dapat membangun semangat anak dalam memperdalam pendidikan. karena
kesuksesan anak tergantung dengan didikan orang tua adalah salah satu bentuk
dapat membanggakan orang tua. Ketika orang tua melihat anaknya yang
sukses.
Potensi adalah

C. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan metode kualitatif pustaka. Kualitatif adalah


metode yang hasilnya melalui proses dari beberapa pengalaman dan membutuhkan

Vol. X No. X Bulan Tahun


Madrasah homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/madrasah/index
4|Page Author, Judul……………………………………
teori sebagai pendukung. Maksudnya disini motedenya harus dengan pengalaman
terlebih dahulu agar kita dapat mengetahui lebih luas apa yang akan kita bahas dalam
sebuah artikel. Membutuhkan teori agar kita tidak dianggap mengada-mengada
dengan adanya teori kita dapat membuktikan kalau artikel tersebut bersifat ada.
Metode kualitatif bersifat subjektif agar kita lebih mendalam memahami apa yang akan
kita bahas dalam artikel tersebut. Sedangakan pustaka adalah buku atau refresensi
yang kita dapat untuk menjadikan sebuah acuan dalam mengetahui informasi.
Jadi metode kualitatif pustaka adalah hasil yang melalui proses pengalaman yang
menggunakan rujukan atau buku untuk lebih jelas.bersifat deskriptif. Metode ini
menggunakan analisis dengan melalui sebuah sumber atau acuan dalam sebuah artikel.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGERTIAN POTENSI
Manusia sebagai makhluk ciptaan , yang sudah dilengkapi dengan potensi
untuk mengembangkan dirinya. (Jalaluddin, 2003:331). Dengan adanya potensi kita
dapat mengembangkan diri kita karena potensi itu ada sejak kita dilahirkan dan
terbentuknya sebuah potensi itu tergantung orang tua yang akan membawah
anaknya untuk mengembangkan sebuah potensi tersebut, jika orang tua mampu
membuat potensi anak dengan baik maka anak tersebut akan berkembang menjadi
anak yang mempunyai potensi yang tinggi dan mampu menyelesaikan masalah
dengan sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia mempunyai berbagai potensi
dalam kegiatan pendidikan dan strategi pembelajaran. Agar dalam proses
pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan lancar, dengan adanya strategi
pembelajaran seorang guru tidak terlalu bingung untuk melancarkan suatu
pembelaaran karena sebelum itu mereka sudah mempunyai persiapan yang cukup
matang agar seorang siswa dapat menangkap pelajarannya dengan baik. Tanpa
pengetahuan yang luas anak tidak dapat mengembnagkan potensinya dan akan
menyebabkan kegagalan dalam merancang sebuah strategi pembelajaran.

1
Jalaluddin, 2003:33

Vol. X No. X Bulan Tahun


Madrasah homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/madrasah/index
MADRASAH
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar
p ISSN: 1979-5599 | e ISSN: 2502-194X Page |5

Pengembangan potensi anak perspektif pendidikan islam artinya kemampuan


yang terpendam untuk dikembangkan, maksudnya anak tidak dapat
mengembangkan potensinya karena tidak diberikan kesempatan untuk
mengembangkannya karena anak tersebut sangat membutuhkan bimbingan dalam
mengembangkan potensinya masing-masing sebagai orang tua seharusnya paham
keunggulan apa yang ada dalam diri anaknya tersebut sehingga keunggulan tersebut
tidak terpendam dan dapat dikembangkan.[kartono dan gulo, 2000;364]
Dalam etimologi islam, potensi disebut dengan fitra yang berarti ciptaan atau sifat
pembawaan, yang mana anak sejak lahir sudah membawanya. Potensi adalah
kemampuan anak yang sudah ada pada dirinya massing-masing yang akan menjadi
kekuatan dan dimanfaatkan dalam kehidupan yang nyata, yang akan membawa
anak dalam kesuksesan dunianya. Karena dengan potensi yang tinggi kita dapat
mengatur jalan yang akan kita tempuh. (Chaplin, 2009:3782).
JENIS-JENIS POTENSI
Potensi diri manusia secara utuh adalah keseluruhan badan atau tubuh manusia
sebagai sistem yang sempurnah dan paling sempurnah dibandingnya ciptaan allah
yang lainnya. karena manusia adalah makhluk yang diberikan akal, kecerdasan
dalam memikir beda dengan yang lainnya. manusia diberikan akal untuk berpikir
dalam berbuat sesuatu, manusia mampu belajar dengan sempurnah karena manusia
mempunyai akal untuk berpikir mampu beriman karena mampu berpikir kalo yang
dirinya diciptakan oleh yang maha kuasa. Baharuddin & Makin, 2011:263).
Menurut jalaluddin manusia mempunyai empat potensi utama yang
dianugrahkan allah kepadanya, yakni; a) hidayat al-gharizziyat (potensi naluriah)
maksudnya manusia mampu berpikir dengan nalurinya sendiri mampu
menganalisis sebuah benda tanpa dengan bantuan orang lain atau dengan buku –
buku mereka mampu memberikan pendapat dengan cara pandang mereka masing-
masing. b) hidayat al-aqliyyat (potensi akal) mereka mampu berpikir dengan akal
sehat masing-masing dalam mengemukakan sebuah pendapat mereka masih
menggunakan akalnya masih berpikir apa yang akan tejadi berikutnya, c) hidayat

2
Chaplin, 2009:378
3
Baharuddin & Makin, 2011:26

Vol. X No. X Bulan Tahun


Madrasah homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/madrasah/index
6|Page Author, Judul……………………………………
ad-diniyyah (potensi keagamaan) maksudnya mereka mengacu kepada al-quran atau
hadist dalam mengutarakan pendapat mereka, mereka masing menyetarakan atau
menyamakan dalam al-quran karena al-quran merupakan sumber utama dalam
kehidupan. d)hidayat al – hassiyat (potensi inderawi) mereka menggunakan
penglihatan dalam berpendapat mereka hanya dengan cara melihat mereka mampu
untuk berpendapat entah itu menurutnya benar atupun salah karena mereka hanya
berpacu dengan pandangan mereka saja.
Dorongan ini merupakan dorongan primer yang berfungsi untuk memelihara
keutuhan dan kelanjutan manusia. Dalam dorongan ini kita dianjurkan untuk
menjaga keutuhan dalam hidup kita karena jika kita membiarkannya hidup kita
tidak akan tahu akan mengarah kepada kesuksesan atau kegagalan. Jika mengalami
kegagalan kita tidak dapat melanjutkan kehidupan dan akan menjadi sebuah beban
bagi dirinya. Jika sudah menjadi beban maka anka tersebut susah untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dan bentuk dorongan tersebut berupa
amarah hawa nafsu.
Keempat potensi ini terangkum pada potensi dasar manusia.adapun komponen-
komponen dasar ini bersifat dinamis yang meliputi bakat. Bakat merupakan
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai suatu keberhasilan
pada masa yang akan datang . karena dengan bakat dapat mengembangkan potensi
yang dimilikinya dengan kapasitas masing-masing. dan bakat itu dalah kemampuan
yanngdimiliki secara individu tanpa bergantung kepada orang lain.
Nafsu manusia terdiri dari nafsu malakiyah yang cendrung kearah perbuatan yang
mulia, yang menirukan perilaku malaikat , dan nafsu bahimiyah cenderung kearah
perbuatan yang rendah sebagaimana nafsu binatang. Karakter atau tabiat manusia
merupakan kemampuan yang dibawahnya sejak lahir. Karakter ini berkaitan dengan
tingkah laku, moral seseorang. dan karakter terbentuk dengan sendirinya, bukan
dari pengaruh orang lain. Karena sangat erat hubungannya dengan kepribadian
seseorang . oleh karena itu keduanya mempunyai ciri-ciri yang hamper sama.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POTENSI


Proses pendidikan adalah fitrah atau potensi, sebab pendidikan pada hakikatnya
merupakan aktivitas dan usaha manusia untuk membina dan mengembangkan
potensi-potensi pribadinya agar berkembang seoptimal mungkin. Dalam

Vol. X No. X Bulan Tahun


Madrasah homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/madrasah/index
MADRASAH
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar
p ISSN: 1979-5599 | e ISSN: 2502-194X Page |7

perkembangan individu, ada bebrapa kekuatan atau faktor yang turut berperan
dalam menentukan bagaimana perkembangan tersebut. Dalam bab ini akan
diuraikan tentang faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan individu yang
berhubungan dengan perkembangan potensi yang dimilikinya.
Dalam bab ini akann diuraikan tentang faktor-faktor yang berperan dalam
perkembangan individu yang berhubungan dengan potensi yang dimilikinya.
Faktor pertama, dalam terminology para psikolog, dikenal dengan potensi bawaan
(heredity). Faktor kedua, dinamakan lingkungan (environment). Heredity atau faktor
bawaan ialah potensi-potensi yang aktif dan pasif, yang akan terus berkembang
hingga mencapai perwujudannya. Potensi pada anak bermacam-macam tentu saja
tidak aapat direalisasikan atau tidak begitu saja dapat menyatakan diri dalam
perwujudannya. Untuk dapat diwujudkan sehingga kelihatan dengan nyata,
potensi-potensi tersebut harus mengalami perkembangan serta membuthkan laihan-
latihan, juga tiap potensi mempunyai masa kematanangan masing-masing. Sifat-sifat
bawaan tersebut tidak semuanya dapat 4berkembang atau menunjukkan diri dalam
perwujudannya. Ada pula sifat-sifat yang terpendam , talent tersembuyi.
selalu dapat memberikan kesuksesan, kebaikan, kebehagiaan dan keberuntungan
dalam hidup, baik di dunia maupun di akhirat nanti.
. Jadi tetap tinggal sebagai kemungkinan saja, yang tidak dapat mewujudkan diri
(Purwanto, 2006:215). b. Faktor Lingkungan (Environment) Lingkungan ialah segala
sesuatu yang ada di luar diri anak yang memberikan pengaruh terhadap
perkembangan kemampuan. Dalam arti yang luas, lingkungan mencakup iklim dan
geografis, tempat tinggal, adat istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam. Ia adalah
seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, atau hal-hal yang
mempunyai hubungan dengan manusia. Sejauh manakah seseorang berhubungan
dengan lingkungannya, sejauh itu pula terbuka peluang masuknya pengaruh
pendidikan kepadanya. Tetapi keadaankeadaan itu tidak selamanya bernilai
pendidikan, artinya mempunyai nilai positif bagi perkembangan seseorang, karena
bisa saja justru merusaak perkembangannya (Daradjat, 2011:64). Pengaruh faktor

4
Azwar, 2008;64
5
Purwanto, 2006:21

Vol. X No. X Bulan Tahun


Madrasah homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/madrasah/index
8|Page Author, Judul……………………………………
lingkungan terhadap individu sangatlah besar. Proses yang paling berpengaruh
ialah proses belajar (learning) yang menyebabkan perbedaan prilaku individu satu
dengan yang lainnya (Azwar, 2008:75). Maka disini dituntut adanya peranan sentral
dari para pendidik dalam membentuk suatu lingkungan belajar yang bersuasana
tenang dan menggairahkan sehingga memungkinkan keterbukaan hati anak untuk
menerima pengaruh didikan tersebut (Daradjat, 2011, 64). Demikianlah jika kita
bandingkan antara pembawaan (heredity) dan lingkungan dalam hal pengaruhnya
terhadap perkembangan potensi manusia, dapat kita katakan bahwa sifat-sifat atau
kemampuan seseorang adalah hasil interaksi antara pembawaan dan lingkungan.
Jadi interaksi keduanya itulah yang yang menentukan bagaimana perkembangan
potensi-potensi manusia (purwanto, 2006:29). Faktor pembawaan dan lingkungan
sangat berpengaruh terhadap potensi yang ada pada manusia khususnya pada
potensi fitrah (keberagamaan)
Pengembangan Potensi Anak Perspektif Pendidikan Islam | Akhirin | 
sebagaimana hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah sebagai
berikut “Abdan Menceritakan kepada kami (dengan berkata) Abdullah
memberitahukan kepada kami (yang berasal) dari al-Zukhri (yang menyatakan) Abu
salamah bin Abd al-Rahman memberitahukan kepadaku bahwa Abu Hurairah, ra.
Berkata : Rasulullah SAW bersabda “setiap anak lahir (dalam keadaan) Fitrah, kedua
orang tuanya (memiliki andil dalam) menjadikan anak beragama Yahudi, Nasrani,
atau bahkan beragama Majusi. sebagaimana binatang ternak memperanakkan seekor
binatang (yang sempurna Anggota tubuhnya). Apakah anda melihat anak binatang
itu ada yang cacat (putus telinganya atau anggota tubuhnya yang lain) kemudian
beliau membaca, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptkan menurut
manusia fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang
lurus” (HR Bukhari) (Al-Asqalani, 2008:568).
Atas dasar hadits Nabi di atas, maka kita dapat memperoleh petuntuk bahwa fitrah
yang dibawa sejak lahir ternyata dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Fitrah tanpa
memperdulikan kondisi-kondisi sekitar, tidak dapat berkembang ia mungkin akan
mengalami modifikasi atau berubah drastis jika sajalingkungan tidak favorable bagi
perkembangan dirinya.
PENDIDIKAN ISLAM Pengertian Pendidikan Islam Istilah pendidikan adalah
terjemahan dari bahasa Yunani paedagogie yang berarti “pendidikan” dan

Vol. X No. X Bulan Tahun


Madrasah homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/madrasah/index
MADRASAH
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar
p ISSN: 1979-5599 | e ISSN: 2502-194X Page |9

“pergaulan dengan anak-anak”. Sementara itu, orang yang tugasnya membimbing


atau mendidik dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri
Jurnal Tarbawi Vol. 12. No. 2. Juli - Desember 2015 | 215
Pengembangan Potensi Anak Perspektif Pendidikan Islam
sendiri disebut paedagogos. Istilah paedagogos berasal dari kata paedos (anak) dan
agoge (saya membimbing, memimpin) (Sahrani dkk., 2008:126). Abdurrahman an-
Nahlawi menyatakan bahwa ia menggunakan kata tarbiyah untuk arti pendidikan.
Dalam kaitan ini ia mengatakan, jika merujuk pada kamus bahasa arab, kita akan
menemukan tiga akar kata untuk istilah tarbiyah. Pertama, raba yarbu yang artinya
tambah dan berkembang. Kedua, rabiya yarba yang berarti tumbuh dan
berkembang. Ketiga, rabba yarubbu yang berarti memperbaiki, mengurusi
kepentingan, mengatur, menjaga, dan memperhatikan (An-Nahlawi, 1995:20).
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 mendefinisikan pendidikan
sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan Negara (Pidarta, 2007:11). Jadi pekerjaan mendidik mencakup banyak
hal, yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan manusia. Mulai dari
perkembangan fisik, kesehatan, ketrampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial,
sampai kepada perkembangan iman, semuanya ditangani oleh pendidik. Berarti
mendidik bermaksud membuat manusia menjadi lebih sempurna, membuat
manusia meningkatkan hidupnya dari kehidupan alamiah menjadi berbudaya
(Pidarta, 2007:2). Sedangkan kata Islam yang dipergunakan menjadi nama dari ajaran
Allah yang menunjukkan esensi dan isi ajaran tersebut (Hawi, 2014:3). Secara
etimologi, kata Islam berasal dari bahasa arab, dari kata dasar salima yang berarti
selamat, tunduk, dan berserah. Sementara kata Islam merupakan kata jadi (masdar)
dari aslama, yuslimu, islaman, yang berarti kepatuhan, ketundukan, dan berserah.
Penggunaan kata aslama menunjukkan mutlaknya dilakukan proses untuk meraih
keselamatan. Maksudnya, selamat yang diberikan kepada seseorang bukan dalam
6
Sahrani dkk., 2008:12

Vol. X No. X Bulan Tahun


Madrasah homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/madrasah/index
10 | P a g e Author, Judul……………………………………
bentuk pemberian tanpa kerja, by giving, tetapi untuk mendapatkan keselamatan
dibutuhkan proses dalam bentuk usaha dan kerja serius (Nasution, 2010:2). Jadi
dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani,
bertakwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari
Pengembanga7n Potensi Anak Perspektif Pendidikan Islam
sumber utamanya kita suci Al-Qur’an dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman (Ramayulis, 2005:21). Pendidikan
Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang mendapat banyak perhatian
dari para ilmuwan. Hal ini karena disamping peranannya yang amat strategis dalam
rangka meningkatkan sumber daya manusia, juga karena di dalam pendidikan Islam
terdapat berbagai masalah yang kompleks dan memerlukan penanganan segera. Bagi
mereka yang akan terjun ke dalam pendidikan Islam harus memiliki wawasan yang
cukup tentang pendidikan Islam dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan
sesuai tuntutan zaman (Nata, 1998:285).
Dasar Ideal Pendidikan Islam Ibarat bangunan, pendidikan Islam harus didirikan di
atas landasan atau fondasi yang kuat. Landasan atau dasar yang kuat berarti tidak
mudah rusak oleh pengaruh situasi dan kondisi tertentu yang bersifat destruktif.
Dengan landasan yang kuat akan menopang bangunan di atasnya sehingga memberi
suasana tenang bagi segenap komunitas yang ada di dalamnya. Dengan demikian,
pendidikan Islam harus didirikan di atas landasan yang kuat, agar komunitas
Muslim sebagai konsumennya merasakan adanya iklim edukatif yang kondusif bagi
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan humanistiknya, baik lahiriah terlebih yang
berbasis batiniah (Baharuddin & Makin, 2011:148). Fungsi landasan atau dasar ialah
memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus sebagai landasan
untuk berdirinya sesuatu. Dasar ideal pendidikan Islam identik dengan ajaran Islam
itu sendiri. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu Al-Qur’an dan Hadits
(Sahrani dkk., 2008:17). Kemudian dasar tadi dikembangkan dalam pemahaman
ulama’ dalam bentuk: a. Al-Qur’an Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup manusia, bagi yang
membacanya merupakan suatu ibadah dan mendapat pahala. Al-Qur’an merupakan
kitab suci terakhir dan untuk seluruh umat manusia, berisi petunjuk-petunjuk yang
7
Nasution 2010;2

Vol. X No. X Bulan Tahun


Madrasah homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/madrasah/index
MADRASAH
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar
p ISSN: 1979-5599 | e ISSN: 2502-194X P a g e | 11

bersifat universal, lengkap dan mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia


sepanjang masa (Athaillah, 2010:34). Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik
pertama, pada masa pertumbuhan awal Islam, telah menjadikan Al-Qur’an sebagai
dasar pendidikan
 | Akhirin | Pengembangan Potensi Anak Perspektif Pendidikan Islam
Islam di samping Sunnah beliau sendiri. Al-Qur’an merupakan petunjuk yang
lengkap dan juga merupakan pedoman bagi kehidupan manusia, yang meliputi
seluruh aspek8 kehidupan manusia yang bersifat universal. Al-Qur’an merupakan
sumber pendidikan yang lengkap berupa pendidikan sosial, akidah, akhlak, ibadah,
dan muamalah (Athaillah, 2010:20). b. Sunnah Dasar yang kedua selain Al-Qur’an
adalah Sunnah Rasulullah. Amalan yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW dalam
proses perubahan hidup sehari-hari menjadi sumber utama pendidikan Islam karena
Allah SWT menjadikan Muhammad sebagai teladan bagi umatnya. Sunnah ialah
segala perkataan, perbuatan dan taqrir Nabi Muhammad yang bersangkutan dengan
hukum (Ash-Shiddieqy, 2009:5). Sunnah merupakan sumber ajaran kedua sesudah
Al-Qur’an. Seperti Al-Qur’an, Sunnah juga berisi akidah dan syariah. Sunnah berisi
petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup manusia dan segala aspeknya,
untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertaqwa.
Untuk itu Rasulullah menjadi guru dan pendidik utama (Alim, 2011:22). c. Perkataan,
Perbuatan, dan Sikap Para Sahabat Pada masa Khulafaur Rasyidin sumber
pendidikan dalam Islam sudah mengalami perkembangan. Selain Al-Qur’an dan
Sunnah, juga perkataan, sikap, dan perbuatan para sahabat. Oleh karena itu, dalam
memahami Al-Qur’an dan Sunnah tidak bisa sembarangan. Kita harus
menggunakan pemahaman yang benar, yaitu pemahaman yang dimiliki oleh para
sahabat. Merekalah orang-orang yang paling paham tentang keduanya. Sebab,
mereka telah mendapat pengajaran langsung dari pendidik terbaik yang ada di atas
permukaan bumi ini, yaitu Rasulullah SAW. Melalui perantara merekalah, generasi
setelahnya hingga generasi kita sekarang ini dapat mengetahui dan mengerti Al-
Qur’an dan Sunnah (Alim, 2011:29). d. Ijtihad Salah satu sumber hukum Islam yang
valid adalah ijtihad. Secara bahasa ijtihad berasal dari kata jahada. Kata ini
8
Alim, 2011;29

Vol. X No. X Bulan Tahun


Madrasah homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/madrasah/index
12 | P a g e Author, Judul……………………………………
mempunyai arti kesanggupan (al-wus’), kekuatan (al-thaqah), dan berat (al-
masyaqqah). Sedangkan menurut istilah Abu Zahrah menyatakan bahwa ijtihad
ialah upaya seorang ahli fikih dengan kemampuannya dalam mewujudkan hukum-
hukum amaliah yang diambil dari
218 | Jurnal Tarbawi Vol. 12. No. 2. Juli - Desember 2015
Pengembangan Potensi Anak Perspektif Pendidikan Islam | Akhirin | 
dalil-dalil yang rinci. Ijtihad ini dilakukan untuk menetapkan hukum atau tuntunan
suatu perkara yang adakalanya tidak terdapat di dalam Al-Qur’an maupun Sunnah
(Hakim & Mubarok, 2012:29). Ijtihad adalah pengerahan segala kesanggupan
seorang faqih untuk memperoleh pengetahuan tentang hukum sesuatu melalui dalil
syara’. Dalam istilah inilah, ijtihad banyak dikenal dan digunakan, bahkan banyak
para fuqoha yang menegaskan bahwa ijtihad itu bisa dilakukan di bidang fikih. Al-
Qur’an dan Sunnah disebut dasar pokok, sedangkan sikap dan perbuatan para
sahabat serta ijtihad sebagai dasar tambahan. Dasar tambahan ini dapat dipakai
selama tidak bertantangan dengan dasar pokok.Oleh karena itu, ijtihad sangat
diperlukan dalam bidang pendidikan, terutama pendidikan Islam, karena ijtihad
merupakan dasar tambahan yang sangat penting dalam menetapkan hal-hal yang
berkaitan dengan masalah pendidikan Islam dan juga sebagai sarana utama dalam
membangun pranata kehidupan manusia (Hakim & Mubarok, 2012:33).
Tujuan Pendidikan Islam Dilihat dari segi tujuan Islam diturunkan tidak lain adalah
untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam, tujuan tersebut mengandung implikasi
bahwa Islam sebagai agama wahyu mengandung petunjuk dan peraturan yang
bersifat menyeluruh, meliputi kehidupan duniawi dan ukhrawi, lahiruyah dan
batiniyah, jasmaniah dan rohaniah (Muchsin & Wahid, 2009:43). Menurut
Abdurrahman An-Nahlawi, pendidikan harus memiliki tujuan yang sama dengan
tujuan penciptaan manusia. Konsepsi tentang alam semesta memperjelas tujuan
dasar keberadaan manusia di muka bumi ini, yaitu penghambaan, ketundukan
kepada Allah, dan kekhalifahannya di muka ini akan menjauhkan manusia dari
sikap eksploitasi alam. Yang ada hanya sikap memakmurkan alam semesta melalui
perwujudan ketaatan pada syariat Allah.
Pengembangan Potensi Anak Perspektif Pendidikan Islam
Jadi bagaimana pun, pendidikan Islam sarat dengan pengembangan nalar dan
penataan perilaku serta emosi manusia dengan landasan dinul Islam. Dengan

Vol. X No. X Bulan Tahun


Madrasah homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/madrasah/index
MADRASAH
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar
p ISSN: 1979-5599 | e ISSN: 2502-194X P a g e | 13

demikian, tujuan pendidikan Islam adalah merealisasikan penghambaan kepada


Allah dalam kehidupan manusia, baik secara individual maupun secara sosial (An-
Nahlawi, 1995:117). Sedangkan Moh. Athiya’ al-Abrasy menyatakan bahwa ada lima
tujuan pendidikan Islam, yaitu: a) Membantu pembentukan akhlak mulia; b)
Mempersiapkan untuk kehidupan dunia dan akhirat; c) Membentuk pribadi yang
utuh9, sehat jasmani dan rohani; d) Menumbuhkan ruh ilmiah, sehingga
memungkinkan murid mengkaji ilmu semata untuk ilmu itu sendiri, dan e)
Menyiapkan murid agar mempunyai profesi tertentu sehingga dapat melaksanakan
tugas dunia 10dengan baik, atau singkatnya persiapan untuk mencari rizki (Muchsin
& Wahid, 2009:43).
E. KESIMPULAN
Dalam mengembangkan potensi anak kita harus mengetahui terlebih dahulu
cara apa yang harus diberikan kepada anak tersebut, karena setiap anak dalam
menangkapan dalam pembelajaran berbeda-bead oleh karena itu pendidik harus
mempunyai strategi pembelajaran yang matang agar dalam proses pembelajaran itu
berjalan dengn lancar dan anak mammpu memperolehnya dengan maksimal. Orang
tua menjadi pendikakan utama bagi anak akan dibawah kemanah anak tersebut karena
perkembangan potensi anak akan dibentuk sejak kecil.

REFERENSI
Refrensi mengacu pada APA 6th Style Edition, lihat www.apastyle.org. Pastikan
bahwa setiap referensi yang dikutip di dalam naskah terdapat dalam referensi dan
sebaliknya. Hindari self-citations berlebihan dan kutipan publikasi yang berlebihan
dari satu sumber. Periksa setiap referensi terhadap sumber asli (nama penulis, volume,
masalah, tahun, DOI Number). Silakan gunakan Aplikasi Referensi Manager seperti
Zotero, EndNote, Mendeley, dll.

Reference list
Book
Jalaludin, (2003) pengembangan potensi, Jakarta
Chaplin (2009) potensi dalam pengembangn Lumby, J. (2001). Who cares? The changing
health care system. Sydney, Australia: Allen & Unwin.
9

10

Vol. X No. X Bulan Tahun


Madrasah homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/madrasah/index
14 | P a g e Author, Judul……………………………………
Book Chapter

Vol. X No. X Bulan Tahun


Madrasah homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/madrasah/index

Anda mungkin juga menyukai