Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TUGAS EKONOMI PERENCANAAN


(Implementasi perencanaan)

Dosen pengampuh : Dra. Hj Emi Salmah, M.Si.

OLEH :

KELOMPOK 11 :

1. AENAUL ISTIHARAH ( A1A018003 )

2. DENI RAMADANI ( A1A018029)

3. FIRDAUS HABIB RAHMAN ( A1A018041)


4. FITRIANI (A1A018044)

ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2019
ii
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ekonomi Perencanan ini
Alhamdulillah tepat pada waktunya.

Kami menyadari di dalam Makalah Ekonomi Perencanan ini jauh dari kata
sempurna. oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses pembuatan Makalah Ekonomi Perencanan ini. kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Dan juga semoga
Makalah Ekonomi Perencanan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada seluruh anggota kelompok yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT.
Senantiasa meridhai usaha kita. Amiin.

Mataram, 04 November 2019


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………3

o A. Latar Belakang …………………………………………......................................................3
o B. Rumusan Masalah …………………………….....................................................................3
o C. Tujuan Penulisan ……………………………………….......................................................3
o D. Manfaat Penulisan ……………………………………….................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………….4

o A. Implementasi Perencanaan
o B. kaitan perencanaan dengan belanja negara ………………………………........................... 4
o C. perencanaan adiministrasi pembangunan………………………..……………..................... 7
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………..…………..11
o A. Kesimpulan ………………………………………...............................................................11
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………….....12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan selalu berkaitan dengan belanja negara karena belanja negara


dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat dan
pelaksanan perimbangan keuangan antar pemerintah pusat dan daerah. Jadi
perencanan sangat diperlukan untuk mengefisiensikan biaya/anggaran yang akan
dikeluarkan pemerintah, karena sepperti yang kita ketahui Indonesia memiliki hutang
yang cukup besar jadi jika perencanan dalam anggaran belanja negara tidak
diefisiensikan maka akan menyebabkan hutang negara semakin bertambah. Oleh
karena itu diperlukan perencanan yang berkaitan dengan belanja negara dan
perencanaan administrasi pembangunan agar dapat membawa Indonesia lebih maju
lagi.

  Sebagai suatu rumah tangga, seperti halnya rumah tangga keluarga, Pemerintah (Rumah
Tangga Negara) sama-sama membutuhkan biaya untuk membiayai kegiatan-kegiatannya. Oleh
karena itu harus ada dana untuk membiayai atas kegiatan yang dilakukan. Pendapatan yang
dikumpulkan oleh suatu negara adalah dana yang akan dipergunakan untuk membiayai semua
kegiatan yang akan dan sedang dilaksanakan oleh negara tersebut sehingga tujuan utama negara
tercapai yaitu menciptakan masyarakat adil dan makmur. Untuk mencatat semua pendapatan dan
pembiayaan yang dilakukan oleh negara diperlukan adanya suatu daftar. Daftar terperinci
mengenai penerimaan dan pengeluaran suatu negara dalam jangka waktu tertentu itulah yang
dinamakan dengan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).

Selanjutnya administrasi pembangungan merupakan proses pengendalian usaha


(administrasi) oleh negara/pemerintah untuk merealisirkan pertumbuhan yang
direncanakan ke arah suatu keadaan yang dianggap lebih baik dan kemajuan di
dalam berbagai aspek kehidupan bangsa.

Reformasi yang bergulir sejak Mei 1998 telah mendorong perubahan pada hampir seluruh sendi
kehidupan bangsa Indonesia. Elemenelemen utama dalam reformasi tersebut, yaitu
demokratisasi, desentralisasi, dan pemerintahan yang bersih telah mendorong terciptanya tatanan
baru hubungan antara pemerintah, masyarakat madani, dan dunia usaha, hubungan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta penciptaan transparansi, akuntabilitas, dan
partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan pembangunan. Reformasi ini menuntut
perlunya pembaharuan dalam sistem perencanaan pembangunan dan pengelolaan keuangan
negara secara nasional. Untuk itu, pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat telah
merespons tuntutan perubahan ini dengan menetapkan UndangUndang No. 25 tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang telah dijabarkan lebih lanjut ke dalam
Peraturan Pemerintah (PP) No. 39 dan No. 40 tahun 2006. Sistem perencanaan ini diharapkan
dapat mengoordinasikan seluruh upaya pembangunan yang dilaksanakan oleh berbagai pelaku
pembangunan sehingga menghasilkan sinergi yang optimal dalam mewujudkan tujuan dan cita-
cita bangsa Indonesia. Pertanyaan yang muncul setelah reformasi tahun 1998, terutama dengan
3
adanya liberalisasi perdagangan dan globalisasi pasar, apakah bangsa Indonesia masih
memerlukan perencanaan pembangunan? Bukankah proses perubahan sosial dan upaya
peningkatan kesejahteraan bangsa dapat diserahkan saja kepada mekanisme pasar? Fakta
menunjukkan bahwa di negara-negara maju dan penganut mekanisme pasar sekalipun, peranan
dan intervensi pemerintah masih tetap ada dan dibutuhkan untuk kepentingan publik melalui
kebijakan-kebijakan makro dan mikro ekonomi, antara lain melalui kebijakan-kebijakan fiskal
dan moneter, dan peran regulatori lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian implementasi perencanaan?


2. Apa pengertian belanja Negara?
3. Jenis jenis belanja Negara?
4. Apa kaitan perencanaan dengan belanja negara?
5. Apa pengertian perencanan administrasi pembangunan?
6. Ruang lingkup administrasi pembangunan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui kaitan perencanan dengan belanja negara


2. Untuk mengetahui maksud dari perencanan administrasi pembangunan
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis belanja Negara.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Implementasi Perencanaan

1. Pengertian Implementasi
Implementasi merupakan suatu penerapan atau tindakan yang tidak terpisahkan dari
kebijakan, rencana, ataupun program rencana yang telah ditetapkan. Semuanya harus bersinergi
sehingga dapat diimplementasikan secara baik. Tidak hanya oleh pemerintah sebagai pembuat
kebijakan, tetapi juga menjadi tanggung jawab bagi seluruh elemen, baik yang secara langsung
berkaitan dengan penyusunan rencana maupun pihak-pihak yang memiliki pengaruh besar
terhadap keberhasilan implementasi program-program yang ada. Hal terpenting dalam
implementasi adalah tujuan yang dapat dipahami dan dimonitor secara baik

2. Tujuan implementasi
 Tujuan utama implementasi adalah untuk melaksanakan rencana yang telah disusun
dengan cermat, baik oleh individu maupun kelompok.
 Untuk menguji serta mendokumentasikan suatu prosedur dalam penerapan rencana atau
kebijakan.
 Untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai di dalam perencanaan atau
kebijakan yang telah dirancang.
 Untuk mengetahui kemampuan masyarakat dalam menerapkan suatu kebijakan atau
rencana sesuai dengan yang diharapkan.
 Untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu kebijakan atau rencana yang telah
dirancang demi perbaikan atau peningkatan mutu.

3. Pengertian perencanaan

Perencanaan pada dasarnya merupakan cara, teknik, atau metode untuk mencapai
tujuan yang diinginkan secara tepat, terarah, dan efisien dengan sumber daya yang
tersedia.

Lawton dan Rose (Riyadi, Deddy Supriadi Bratakusumah, 2004: 1) menyatakan


bahwa planning can be seen as a process whereby aims, factual evidence and
assumption are translated by a process of logical argument into approriate policies
which are intended to achieve aims. (Perencanaan dapat dilihat sebagai suatu proses
yang di dalamnya terdapat tujuan, bukti faktual, dan asumsi yang diterjemahkan

5
sebagai proses argumen logis dalam penerapan kebijaksanaan yang dimaksudkan
untuk mencapai tujuan).

Definisi yang dikemukakan oleh ahli manajemen Harold Koontz dan Cyrill O Donnel,
sebagaimana dikutip oleh Malayu S.P. (Riyadi, Deddy Supriadi Baratakusumah, 2004: 2), bahwa
planning is the function of manager which involves the selection from alternatives of objectives,
policies, procedures, and programes. (Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang
berhubungan dengan pemilihan beberapa tujuan, kebijaksanaan, prosedur, dan program dari
beberapa alternatif yang ada).

George R. Terry (Riyadi Deddy Supriadi Bratakusumah, 2004: 2) menyatakan planning is the
selecting and relating of facts and the making and using of assumption regarding the future in the
visualization and formulation of proposed activities believed necessary to achieve desired result.
(Perencanaan adalah upaya untuk memilih dan menghubungkan fakta-fakta serta membuat dan
menggunakan asumsi mengenai masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan
merumuskan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan).

Jawaharlal Nehru (Riyadi, 2004: 2) mendefinisikan, planning is the exercise of intelligence to


deal with facts and situation as they are and find a way to solve problem. (Perencanaan
merupakan penetapan inteligensia untuk mengolah fakta-fakta dan situasi apa adanya dan
menemukan suatu cara untuk memecahkan masalah).

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan terkandung
beberapa hal pokok sebagai unsur-unsur dalam perencanaan, meliputi sebagai berikut.

1) Asumsi yang didasarkan pada fakta. Ini berarti bahwa perencanaan seharusnya disusun
berdasarkan pada asumsi yang didukung dengan fakta atau dengan bukti yang ada. Hal ini
menjadi penting karena hasil perencanaan merupakan dasar bagi pelaksanaan suatu kegiatan atau
aktivitas.

2) Alternatif atau pilihan sebagai dasar penentuan kegiatan yang akan dilakukan. Ini berarti
bahwa dalam penyusunan rencana perlu memperhatikan berbagai alternatif/pilihan sesuai dengan
kegiatan yang akan dilaksanakan.

3) Tujuan yang ingin dicapai. Perencanaan merupakan alat/sarana untuk mencapai tujuan melalui
pelaksanaan kegiatan.

4) Bersifat memprediksi sebagai langkah untuk mengantisipasi kemungkinan yang dapat


memengaruhi pelaksanaan perencanaan.

5) Kebijaksanaan sebagai hasil keputusan yang harus dilaksanakan.

Dalam kalimat yang lebih sederhana, perencanaan adalah alat atau cara untuk mencapai tujuan
yang lebih baik secara lebih efisien dan efektif.

6
Menurut Zulkarnain Djamin, dalam kajian akademik Bappeda Provinsi Lampung (2008), ada
beberapa alasan mengapa diperlukan suatu perencanaan, yaitu sebagai berikut.

1) Pedoman (pengarahan) bagi pelaksana kegiatan-kegiatan yang ditujukan pada pencapaian


tujuan pembangunan.

2) Perkiraan (forecasting) terhadap hal-hal yang akan terjadi dalam masa pelaksanaan yang akan
dilalui, baik perkiraan mengenai potensi atau prospek perkembangan maupun mengenai
hambatan dan risiko yang mungkin dihadapi.

3) Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang
terbaik dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan atau kombinasi cara yang terbaik.

4) Perencanaan yang baik dapat dilakukan dengan penyusunan skala prioritas dan pemilihan
urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran, ataupun kegiatannya.

5) Perencanaan dapat digunakan sebagai alat pengukur untuk mengadakan pengawasan atau
evaluasi.

Jadi, implementasi perencanaan merupakan suatu penerapan atas rencana yang telah dibuat untuk
mencapai tujuan.

B. Kaitan perencanaan dengan belanja Negara

1. Pengertian belanja negara

Belanja Negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai


pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja negara dipergunakan untuk keperluan
penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan
antara pemerintah pusat dan daerah. Belanja negara sangat berperan penting dalam
usaha mencapai kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu sudah seharusnya rakyat
mengawasi belanja negara dalam penyelenggaraan tugas pemerintah agar dapat
digunakan secara optimal untuk melayani rakyat dalam usaha mewujudkan
masyarakat yang makmur dan sejahtera sesuai yang diamanatkan oleh UUD 1945.

2. Jenis jenis belanja negara

a. Belanja Pegawai

Pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk


uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah di dalam
maupun di luar negeri baik kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil dan pegawai
yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas

7
pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan
pembentukan modal.

b. Belanja Barang

Pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai
untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan
serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada
masyarakat dan belanja perjalanan. Belanja ini terdiri dari belanja barang dan jasa,
belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan dinas.

c. Belanja Modal

Pengeluaran anggaran yang digunakan, dalam rangka memperoleh atau


menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode
akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya
yang ditetapkan pemerintah. Aset Tetap tersebut dipergunakan untuk operasional
kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja bukan untuk dijual.

d. Pembayaran Bunga Utang

Pengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga (interest) yang dilakukan atas


kewajiban penggunaan pokok utang (principal outstanding) baik utang dalam
maupun luar negeri yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau
jangka panjang. Jenis belanja ini khusus digunakan dalam kegiatan dari Bagian
Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan.

e. Subsidi

8
Pengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikan pemerintah kepada
perusahaan negara, lembaga pemerintah atau pihak ketiga lainnya yang
memproduksi, menjual, mengekspor atau mengimpor barang dan jasa untuk
memenuhi hajat hidup orang banyak agar harga jualnya dapat dijangkau masyarkat.
Belanja ini antara lain digunakan untuk penyaluran subsidi kepada masyarakat
melalui BUMN/BUMD dan pemsahaan swasta.

f. Hibah

Pengeluaranpemerintah berupa transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa,


bersifat tidak wajib yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan tidak
mengikat serta tidak terus menerus kepada pemerintahan negara lain, pemerintah
daerah, masyarakat dan organisasi kemayarakatan serta organisasi intemasional.

g. Bantuan Sosial

Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi
dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosial dapat langsung diberikan
kepada anggota masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk didalamnya
bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan.
Pengeluaran ini dalam bentuk uang/ barang atau jasa kepada masyarakat yang
bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, bersifat tidak terus menerus
dan selektif.

h. Belanja Lain-lain

Pengeluaran/belanja pemerintah pusat yang sifat pengeluarannya tidak dapat


diklasifikasikan ke dalam pos-pos pengeluaran diatas.Pengeluaran ini bersifat tidak
biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana
sosial dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan kewenangan pemerintah.

9
i. Belanja Daerah (Transfer Ke Daerah)

Bagian belanja pemerintah pusat berupa pembagian dana APBN kepada


pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang besarnya
berdasarkan perhitungan-perhitungan berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan
dengan Undang-undang dan peraturan-peraturan. Belanja daerah terbagi atas dua
kelompok besar yaitu Dana Perimbangan, merupakan Pengeluaran/alokasi anggaran
untuk pemerintah daerah berupa dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana
alokasi khusus yang ditujukan untuk keperluan pemerintah daerah, dan Dana
Otonomi Khusus dan Penyesuaian, merupakan Pengeluaran/alokasi anggaran untuk
pemerintah daerah berupa dana otonomi khusus dan dana penyesuaian yang
ditujukan untuk keperluan pemerintah daerah.

Mekanisme belanja pemerintah pusat diatur dan ditetapkan oleh Kementerian


Keuangan, sedangkan belanja daerah mengikuti mekanisme yang ditetapkan oleh
masing-masing pemerintah daerah.

3. Kaitan perencanaan dengan belanja negara

Perencanaan berkaitan dengan belanja negara karena setiap proyek/ setiap


pembelanjaan yang akan dilakukan oleh suatu negara harus direncanakan terlebih
dahulu. Jadi keterkaitan perencanaan dengan belanja negara harus sesuai dengan
RAB (Rancangan anggaran belanja) agar anggaran untuk belanja negara menjadi
efisien namun tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat ketidak sinkronan dalam
perencanaan dengan belanja negara karena adanya kecenderungan penyesuaian
penyesuaian terhadap kondisi sosial ekonomi.

Contohnya : pembangunan icon kota di Bundaran Jempong.

A. Perencanaan administrasi pembangunan

1. pengertian administrasi pembangunan

Administrasi pembangunan merupakan proses pengendalian usaha


(administrasi) oleh negara/pemerintah untuk merealisirkan pertumbuhan yang

10
direncanakan ke arah suatu keadaan yang dianggap lebih baik dan kemajuan di
dalam berbagai aspek kehidupan bangsa.

2. Ruang lingkup administrasi pembangunan

Administrasi Pembangunan menggunakan dua fungsi yaitu Pembangunan


Administrasi dan Administrasi Pembangunan. Kedua fungsi tersebut saling
melengkapi untuk menghasilkan suatu kebijakan. Partisipasi masyarakat diperlukan
agar kebijakan tersebut bisa berhasil dan tercapailah perubahan ke arah modernisasi,
pembangunan bangsa dan pembangunan sosial.

Dari sudut praktik, administrasi pembangunan merangkum dua kegiatan besar


dalam satu pengertian, yakni administrasi dan pembangunan. Dengan demikian,
administrasi pembangunan memiliki nilai-nilai yang dikandung dalam administrasi
dan pembangunan dengan paradigma yang sejalan.

Saat menelaah administrasi pembangunan, ada dua hal mendasar yang perlu
dibedakan, yaitu admnistrasi bagi pembangunan dan pembangunan administrasi.

a. Administrasi bagi pembangunan

Administrasi bagi pembangunan adalah administrasi dari dan bagi


pembangunan, dimana biasanya menggunakan pendekatan manajemen, karena
bersangkutan dengan manajemen pembangunan. Dalam hal ini, manajemen
pembangunan tersebut meliputi:

 Perencanaan pembangunan

Perencanaan pembangunan diperlukan karena kebutuhan pembangunan lebih


besar daripada sumber yang tersedia. Dengan demikian, perencanaan pembangunan
sangat penting untuk mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan visi
pembangunan.

Adapun dalam perencanaan memiliki beberpa unsur, antara lain:

 Tujuan akhir yang dikehendaki,

 Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya,

11
 Jangka waktu,

 Masalah-masalah yang dihadapi,

 Modal atau sumber daya yang akan digunakan,

 kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya,

 orang,organisasi, atau badan pelaksananya, dan

 mekanisme pemantauan,evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya.

 Pengerahan Sumber daya

Pengerahan sumber daya diartikan sebagai upaya untuk memobilisasi sumberdaya


yang diperlukan untuk menunjang tujuan oraganisasi.

 Penganggaran

b. Pembangunan administrasi

Dalam kerangka pembaharuan administrasi sebagai lanjutan dari pembangunan


administrasi, adalah perubahan sikap birokrasi dengan unsur:

 Birokrasi harus dapat membangun partisipasi rakyat.

 Birokrasi hendaknya tidak cenderung berorientasi kepada yang kuat, tetapi harus lebih
kepada yang lemah dan kurang berdaya.

 Peran birokrasi harus bergeser dari mengendalikan menjadi mengarahkan, dan dari
memberi menjadi memberdayakan.

 Mengembangkan keterbukaan dan kebertanggungjawaban.

 Pembangunan merupakan proses.

 Pembangunan dilakukan secara berkelanjutan.

 Terdiri dari tahap-tahap yg di satu pihak bersifat independen akan tetapi di pihak lain
bersifat tanpa akhir (never-ending)

 Pembangunan merupakan upaya yg secara sadar ditetapkan sebagai sesuatu untuk


dilaksanakan.

12
 Pembangunan dilakukan secara terencana (Mengambil keputusan saat ini untuk waktu
yang akan datang).

 Rencana pembangunan mengandung makna perubahan dan pertumbuhan.

Pertumbuhan: peningkatan kemampuan suatu negara bangga untuk


berkembang dan tidak sekadar mampu mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan,
dan eksistensinya.

Perubahan: suatu negara harus bersikap antisipatif dan proaktif dalam


menghadapi tuntutan situasi yang berbeda dari waktu ke waktu.

 Pembangunan mengarah kepada modernitas.

Modernitas: cara hidup yang baru dan lebih baik daripada sebelumnya.

 Cara berpikir yang rasional dan sistem budaya yang kuat tetapi fleksibel.

 Tidak identik dengan “westernisasi”

Modernitas tsb melalui berbagai kegiatan pembangunan yang


multidimensional (Mencakup seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara yang
mengejawantah dalam bidang poleksosbudhankam).

Semua hal di atas ditujukan kepada usaha pembinaan bangsa sehingga negara bangsa
yang bersangkutan sejajar dengan bangsa lain.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perencanan berkaitan dengan belanja negara karena setiap proyek/ kegiatan


yang akan dilaksanakan negara harus direncanakan terlebih dahulu agar anggaran
yang dikeluarkan pemerintah menjadi efisien dan untuk menminimalisir risiko yang
akan diterima pemerintah selama pelaksanaan kegiatan/ belanja negara.

Perencanaan administrasi pembanngunan merupakan proses pengendalian


usaha (administrasi) oleh negara/pemerintah untuk merealisasikan pertumbuhan yang
direncanakan ke arah suatu keadaan yang dianggap lebih baik dan kemajuan di
dalam berbagai aspek kehidupan bangsa.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://bppk.kemenkeu.go.id/id/berita-manado/24846-perencanan-penganggaran-dan-
hubungan-dengan-keuangan-negara
https:guruakuntansi.co.id/administrasi-pembangunan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Administrasi_Pembangunan
Buku “Administrasi pembangunan : Teori dan Praktik “ Dr. Sahya Anggara, M.Si. dan Ii
Sumantri, M.Ag.

15

Anda mungkin juga menyukai